Sesampainya di Apartemen milik Brandon.
“Tuan… Banyak sekali makanannya…” Kata Samuel sembari memandangi hidangan makan siang yang sudah tersedia di meja makan.
“Hahaha… Iya tuan, silahkan dinikmati tuan, keburu dingin loh, hehe” Kata William.
“I… Ini… Ini serius tuan?” Tanya Samuel.
“Serius dong… Silahkan di nikmati tuan… Atau, anda ingin makanan yang lain?”
“Ah, tidak tuan, ini saja sudah terlalu banyak, hehe”
Kemudian, Samuel langsung bergegas menyantap hidangan itu dengan lahap.
“T… Tuan… Mengapa anda memanggilnya dengan sebutan…”
“Astaga… Kan sudah saya bilang, kamu diam! Jangan banyak bertanya, kamu mau saya batalkan kontrak pembangunan tempat wisata itu?” Kata William memotong perkataan Brandon.
“Eh!? Ti… Ti… Ti… Tidak tuan, maaf
“Nona Angel!!!” Teriak Samuel memanggil Angel.Melihat itu, Angel langsung berlari memutari rumah bu Aura dan langsung pergi ke kota.Sontak, Samuel langsung berlari mengejar Angel yang sepertinya mencoba melarikan diri darinya dan William.“Tuan, nona Angel kabur tuh!” Kata Komandan Bradley.“Masuk ke mobil! Kita kejar dia!” Kata William kepada Komandan Bradley, seorang pasukan milliternya dan juga supir pribadinya Brandon sembari berlari dan masuk ke dalam mobil.Mendengar itu, sontak Komandan Bradley, seorang pasukannya dan juga supir pribadi Brandon langsung berlari mengikuti William dan masuk ke dalam mobil. Lalu, supir pribadinya Brandon langsung menginjak pedal gas mobil dan kemudian, memutar balikan arah mobilnya dan langsung mengejar Samuel dan juga Angel.“Angel! Berhenti! Hei!” Teriak Samuel memanggil Angel.Tapi, Angel mengabaikan Samuel dan terus berlari sejauh mungkin
Apartemen Brandon Corporation, 17:30 sore…William, Samuel, Komandan Bradley dan seorang pasukannya baru saja tiba di sebuah ruangan VIP yang ada di Apartemen milik Brandon. Lalu,“Tuan, dia sudah di dalam…” Kata seorang Bodyguard Brandon yang tengah berjaga di depan pintu sebuah ruangan VIP di Apartemen itu.“Ah, baiklah, terima kasih banyak.” Kata William.Kemudian, William dan Samuel masuk ke dalam ruangan itu, sedangkan Komandan Bradley dan seorang pasukannya berjaga di luar ruangan bersama dengan dua orang Bodyguard itu.Jeglek!“Selamat sore Ibu… Wah, kita bertemu lagi nih, hehe…” Kata William kepada bu Aura.“Tuan, mengapa anda membawa saya kesini? Apa salah saya tuan?” Tanya bu Aura.“Emm… Ibu tidak bersalah sih… Emm... Tapi, Ibu sudah membohongi saya tadi ketika saya bertanya kepada Ibu mengenai seorang gadis yang ada di fot
10 menit sebelum rumah bu Aura terbakar…‘Emm… Aneh banget. Kok bisa tiba-tiba mereka menjadi akur gitu ya? Padahal kan…’Belum sempat Angel menyelesaikan perkataannya dalam hati, tiba-tiba,Ciiittt…“Ayo semua, bakar rumah ini!!!” Kata Komandan Bradley.Sontak, para Bodyguard pribadinya Brandon yang kira-kira ada sekitar 10 orang itu langsung mengambil 10 jeriken bensin dari dalam mobil yang sebelumnya telah disiapkan oleh mereka. Kemudian, mereka langsung berlari ke rumah bu Aura dan langsung menyiramkan bensin-bensin itu ke seluruh rumah bu Aura.“Eh! Apa-apaan ini! Hei!” Bentak Angel kepada para Bodyguard yang tengah asik menyiramkan bensin-bensin itu ke rumah bu Aura.Tapi, para Bodyguard itu malah mengabaikan Angel dan terus menyiramkan bensin-bensin itu ke seluruh rumah.“Tuan, kami sudah menyiramkan bensin-besin ini ke seluruh rumah.” Kata seora
Setelah itu, William dan Angel kembali ke Helokopter milik William, Komandan Bradley dan seorang pasukannya kembali ke Helikopter mereka dan pada akhirnya, William terpaksa mengajak Samuel ikut bersama ke Helikopternya dan mereka kembali ke WDC.“Mohon perhatian! Misi telah selesai! Untuk seluruh pasukan, diharapkan untuk segera kembali ke pantai. Sekian…” Kata Komandan Bradley kepada seluruh pasukannya melalui radio.Mendengar itu, seluruh pasukan milliter yang masih patroli di sekitar kota itu langsung memutar balikan arah Helikopter mereka dan langsung bergegas kembali ke pantai sesuai arahan Komandan Bradley.“William, sejak kapan kamu memiliki Helikopter?” Tanya Angel yang tengah duduk di samping William di kursi Co-Pilot.“Hah? Loh, kakak tidak tahu? Perasaan, Helikopter ini sudah lumayan lama loh di kantorku. Masak kakak tidak tahu?” Jawab William sembari mengendalikan Helikopter.“Loh, kamu p
“Mohon maaf om William, kalau seandainya kak Angel da nom Samuel telah tiada, jasad mereka dimana om?” Tanya Almero kepada William.“Hussss… Kamu ini apaan sih Almero! Kamu tidak boleh berkata seperti itu.” Jawab Desya.“Loh, apa aku salah bu? Kan aku hanya bertanya?” Kata Almero kepada Ibunya.“Tidak salah sih, tapi tidak seperti itu juga pertanyaanmu Almero… Semua orang yang ada disini sedang berduka. Masak kamu tega bertanya seperti itu?”“Iya-iya bu, maaf…”“Tidak… Almero tidak salah kok… Emm… Itu, jasad mereka berdua ada di Helikopter saya. Dan, rencananya, hari ini akan di adakan acara pemakamannya. Emm… Mau lihat dulu? Kalau mau, ayo, biar saya tunjukkan…” Kata William.“Hah!?”Semua orang yang ada disana terkejut mendengar perkataan William. Lalu, William berjalan menuju Helikopternya diik
“Sayang, bagaimana kondisi Fanny?” Tanya Chelsea kepada Joe yang baru saja tiba bersama dengan Desya, Jordi dan anak-anaknya.“Emm… Dokternya masih di dalam sayang. Ini kami sedang menunggu kabar dari dokternya.” Jawab Joe.Chelsea menganggukkan kepalanya perlahan sembari memandangi pintu masuk posko yang sengaja di tutup oleh dokter. Lalu, beberapa saat kemudian, Pintu posko kesehatan itu terbuka. Samuel yang dari tadi berjalan mondar-mandir dengan raut wajah yang sangat cemas, sontak langsung bergegas berlari menghampiri dokter yang baru saja keluar dari posko.“Dok! Bagaimana? Bagaimana dengan pacar saya Dok?” Tanya Samuel.“Tenang tuan, anda tidak perlu khawatir, pacar anda hanya syok. Dan sepertinya, kondisi tubuhnya sedikit melemah. Mungkin, akhir-akhir ini dia selalu telat makan, atau mungkin sama sekali tidak mengkonsumsi makanan?” Kata Dokter itu.“Iya Dok, memang akhir-akhir ini
Hotel Mendez, 20 Sept 2014, 07:00 Pagi.Ke-esokkan harinya, Angel, William dan Jordi kembali ke Hotel Mendez setelah berkonsultasi dengan teman Jordi yang merupakan seorang dokter spesialis saraf di salah satu rumah sakit yang cukup terkenal di WDC. Mereka memutuskan untuk menginap di hotel terdekat di sekitar rumah sakit itu untuk menginap satu malam dan kembali ke Hotel Mendez di pagi harinya.“Kak, ayo sarapan dulu…” Kata William kepada Angel.“Samuel kemana? Dan… Yang lain? Mereka tidak sarapan?” Tanya Angel.“Eh? Iya juga ya, ruang makannya juga masih sepi nih. Emm… Apa mungkin mereka masih di posko?” Jawab William.Lalu,“Selamat pagi tuan William, nona Angel…” Kata Desya yang baru saja tiba bersama anak-anaknya.“Loh, kalian dari mana sayang?” Tanya Jordi.“Dari kamar dong ayah…” Jawab Almero mewakili Desya.
“Emm… Black Card itu apa Will?” Tanya Angel yang dari tadi hanya diam sembari mendengarkan mereka berbicara.“Hah!?”Mendengar itu, mereka semua langsung menoleh kearah Angel.“Ngel? Kamu tidak tahu Black Card? Kartu credit yang biasa kamu gunakan untuk membayar itu loh…” Kata Chelsea.“Emm… Apa? Kapan?” Tanya Angel.“Ah, aku lupa, kamu tidak mengingatnya ya”Angel menggelengkan kepalanya kepada Chelsea.“Oh iya kak, dimana Black Card kakak? Ponsel kakak?” Tanya William.“Black Card? Black Card itu apaan sih Will, kok sepertinya berharga banget ya? Terus, sejak kapan aku memilikinya? Dan, ponsel? Sejak kapan aku punya ponsel?” Jawab Angel.“Loh! Serius kak? Jadi, Black Card kakak…”“Emm… Mungkin terjatuh bersama dengan ponsel dan dompetnya Angel ketika kami lompat ke laut untuk m