“Hmm? Ck! Apaan sih, Sonia … aku masih ngantuk! Kamu duluan saja.”
Tiba-tiba, William terbangun dari tidurnya. Namun, bukannya langsung bangkit, dia malah membentak Sonia, lalu kembali tidur.
“Sayang, ayo kita sarapan dulu, makanannya sudah tiba itu … entar keburu dingin, lho … nanti setelah makan, kamu bisa kembali tidur lagi. Ayo dong, Sayang, perutku udah laper banget ini …,” kata Sonia yang masih berusaha mengajak William.
“Ck! Kalau kamu lapar, yah sudah sana duluan! Aku mau tidur dulu, kepalaku pusing banget ini, ah!” kesal William dengan mata terpejam sambil memiringkan tubuhnya membelakangi Sonia.Lagi-lagi, Sonia dibentak oleh William. Sikap William seakan berubah padanya. Namun, mendapatkan bentakan-bentakan itu, Sonia hanya diam dan masih berdiri sembari menatap kearah William. Pikirnya, wajar saja kalau William bersikap seperti itu padanya, karena mungkin
Tiba-tiba, saat Chelsea baru saja menghubungi Joe dan juga baru saja ingin mengatakan kalau si Angel tengah tak sadarkan diri, Angel seketika terbangun dan mengejutkan Chelsea. Merasa sangat terkejut, telapak tangan kanan Chelsea yang sedang bersantai, langsung seketika bergerak menghampiri wajah Angel. “Aduhh!”Berniat hanya untuk mengerjai Chelsea, tetapi justru malah mendapatkan pukulan keras dari Chelsea. Telapak tangan kanan Chelsea, secara spontan bergerak layaknya seperti sedang memukul serangga, tetapi yang menjadi serangganya adalah wajahnya Angel. “Ah, kamu ngga asik!” kata Angel, sambil mengangkat tubuhnya kembali duduk di tempat duduk supir dan sedikit mengelus-elus hidungnya yang sakit.Karena pukulan reflek yang cukup keras tepat mengarah ke wajahnya, hidung Angel yang pertama kali merasakan pukulan itu, sebelum kedua mata, pipi dan keningnya. “Eh, ma-maaf, Ngel &hel
“Tuan William? Ada apa dia menelfonku, ya?”Seketika langkah kaki Davin terhenti tepat di tengah-tengah pintu masuk Hotel. Dia menatap ke layar ponselnya dan melihat kalau William sedang menghubunginya saat itu. “Halo, Tuan, ada apa, ya?” “Kamu kemana saja? Kok lama sekali menjawab telfonnya?” “Ah, maaf, Tuan … tadi saya sedang mengemas barang-barang saya. Hari ini, saya akan pergi ke rumahnya Nona Angel, Tuan,” “Oh, hmm … kapan kamu ingin pergi ke rumahnya?” “Rencana, saya akan pergi ke rumah Nona Angel sekarang. Akan tetapi, kalau anda masih memerlukan saya, saya akan membatalkannya, Tuan,” “Oh, bagus lah, saya ingin kamu menemani Sonia pergi ke pantai. Saya tidak bisa menemaninya karena kepala saya sakit untuk sekarang ini. Hmm … mungkin karena terlalu banyak min
“Hmm, sepertinya tidak perlu deh. Saya …,” Ding … ding … ding … “Maaf, saya menjawab telfon dulu sebentar,” “Silahkan, Nona.”Petugas Keamanan menyarankan untuk memeriksa kamera pengawas, untuk melihat orang yang dimaksud oleh Sonia. Karena si petugas keamanan itu tak tahu siapa orang yang dimaksud oleh nya, begitu pun dengan dirinya. Petugas keamanan itu juga belum pernah bertemu dengan Sonia. “Halo, Sayang …,” “Sonia, kamu dimana? Temanku sudah dari tadi menunggumu di lobby Hotel,” “Hah? Lho, ini aku sudah berada di lobby Hotel, kok! Aku juga sudah lima menit tiba di lobby Hotel, tapi aku ngga melihatnya,” “Lho, bagaimana sih!? Temanku mengatakan, kalau kamu belum juga tiba di lobby. Sedangkan kamu mengatakan, kalau temanku tidak
Tap … tap … tap … “Hadeh … jadi, sudah berapa lama kalian saling menunggu?” tanya William, berjalan menghampiri Sonia dan seorang pria yang ternyata adalah Davin. “Eh, sejak kapan anda berada disini, Tuan? Anda kenal dengan Nona ini, Tuan, dan … Tuan Dav … ah, ternyata Davin yang anda maksud adalah beliau, Nona?” tanya si Petugas Keamanan, ikut bergabung dengan William, Sonia dan Davin. “Hmm?”Mendengar itu, William pun menggelengkan kepalanya dan menghela nafas. Dia tidak tahu harus berkata apa, karena pusing melihat kelakuan calon istrinya dan bawahan kakaknya itu. “Lho, ‘kan saya sudah bilang dari awal, tapi anda mengatakan kalau anda tidak pernah melihat orang dengan ciri-ciri yang saya sebutkan tadi. Saya juga sudah menyebutkan namanya, lho …,” sahut Sonia. “Hahaha &he
“Sebelumnya, saya minta maaf dan … tolong, anda jangan memberitahukan tentang pertanyaan saya ini kepada Tuan William ya, Nona,” pinta Davin pada Sonia. “Iya, memangnya kamu ingin bertanya tentang apa?” tanya Sonia. “Hmm, sebenarnya … anda siapa, Nona?”*** “Chel … Chelsea! Chelsea, tunggu hei! Tunggu ….” Tap … tap … tap …Chelsea berlari bersama dengan koper miliknya keluar dari rumah Angel menuju gerbang rumah. Melihat itu, Angel seketika panik dan langsung mengejarnya bersama dengan ketiga temannya yang lain, mengikuti dari belakang. Grabb …Sekitar lima meter lagi menuju gerbang, Angel pun berhasil mengejar Chelsea dan langsung menarik lengan kirinya. Sontak, Chelsea pun menghentikan langkahnya. “Hei, mengapa kamu berlari, hah!?&rdquo
“Saya? Lho, saya ‘kan sudah mengatakan padamu saat pertama kali kita bertemu di lobby Hotel malam itu. Saya adalah calon istrinya William, memangnya kenapa?”Langkah Sonia tiba-tiba terhenti setelah mendengar pertanyaan Davin, sembari mengerutkan keningnya. Dia merasa terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Davin, seolah-seolah seperti tengah mengintrogasinya. “Ah, maaf, Nona, saya lupa … wah, pasti anda beruntung sekali bisa mendapatkan seorang Pria yang sangat kaya seperti Tuan William … padahal, beliau sama sekali belum pernah memiliki pacar sebelumnya,” kata Davin, langsung merubah topic pembicaraan setelah melihat raut wajah Sonia. “Ya, dia juga sempat berbicara seperti itu pada saya. Dia sama sekali belum pernah memiliki pacar, atau bahkan calon istri,” kata Sonia, memalingkan wajah kearah pantai. “Hahaha … hmm, apakah saya boleh tahu,
“Ah, baik, saya mengerti … jadi, intinya Tuan William sama sekali belum pernah bercerita tentang siapa Nona Angel ini pada anda, Nona?”Sonia langsung menggelengkan kepalanya. Melihat itu, Davin pun terdiam sembari mengangguk pelan. Sontak, terlintas dipikirannya tentang William. Dia berpikir, mungkin William tak ingin Sonia mengetahui tentang Angel. Secara, Angel adalah mantan seorang pemulung. ‘Eh, tapi ‘kan … sekarang Nona Angel jauh lebih baik daripada saat dia masih menjadi seorang pemulung? Mengapa Tuan William tetap tidak ingin memberitahukan kepada Nona Sonia tentang Kakaknya sendiri?’ gumamnya dalam hati. “Nah, kamu ini ‘kan temannya William, pastinya kamu tahu siapa si Angel ini sebenarnya, iya ‘kan?” tanya Sonia.Davin langsung menoleh kearah Sonia. Terlihat, Davin tidak langsung menjawab pertanyaan dari Sonia, melainkan masih memikirkan tentang apa ya
Setelah selesai dengan si Parkir Valet itu, Davin pun langsung masuk ke dalam mobil dan langsung pergi meninggalkan Hotel. Beberapa saat kemudian, sampailah dia di perjalanan, berniat ingin pergi ke rumah Angel. “Hmm, hari ini adalah hari minggu. Nona Angel berada di rumah atau tidak, ya?”Hari itu adalah hari minggu pagi. Davin berpikir, kalau dia langsung menuju ke rumah Angel, takutnya tidak ada orang disana. Secara, Angel biasanya pergi tidak tahu kemana di hari libur dan teman-teman Angel pergi bekerja. Dia pun langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya dan langsung menghubungi Joe, “Halo, Joe,” “Halo, Vin, ada apa?” “Kamu sedang apa?” “Ah, saya sedang dalam perjalanan menuju W Mall. Tuan Michael meminta saya untuk menemuinya disana. Ada hal penting yang ingin dibahas. Kenapa?” &ldquo