Share

3: Kembali Mulung

Pukul 07.00 pagi…

“Jeglek…”

Pintu kamar bu Aura terbuka.

“Eh!? Kak Angel kemana nak?” Tanya bu Aura kepada Alfina.

“Loh, dari tadi malam kan, aku bersama ibu di kamar, ya mana ku tau…” Kata Alfina kepada bu Aura.

“Iya juga ya… Emm… Kemana dia ya…”

“Coba lihat ke luar bu, siapa tau kak Angel ada di luar…”

Kemudian, bu Aura bersama dengan Alfina berjalan keluar rumah.

“Loh, Angel… Kamu sudah bangun?” Kata bu Aura sembari berjalan menghampiri Angel yang tengah duduk di kursi kayu depan rumah bu Aura sembari memandangi pantai yang di terpa oleh ombak kecil.

“Eh, iya bu… Ibu dan Fina juga sudah bangun ternyata…”

“Emm… Iya nih, kamu sedang apa disini sendirian Ngel?” Kata bu Aura.

“Tidak ada bu, aku sedang duduk saja sembari memandangi pantai. Dan, tadi aku sudah memasak sedikit makanan menggunakan bahan-bahan masakan yang ada di dapur Ibu. Aku juga sudah sarapan duluan tadi, aku tidak tega untuk membangunkan Ibu dan juga Fina, hehe. Jadi, yasudah, duduk disini saja deh, sembari menunggu Ibu dan Fina bangun tidur.” Kata Angel.

“Loh, kamu sudah masak sarapan? Serius? Berarti kamu sudah bangun tidur sejak dari tadi dong?” Tanya bu Aura.

“Iya bu, hehe. Aku sudah terbangun dari pukul 05.30 pagi tadi, hehe. Dari pada bosan karena tidak melakukan apa-apa, yasudah, aku masak makanan saja. Itu bu, sarapan nya ada di dapur ya…”

Setelah Angel berkata seperti itu, sontak, bu Aura langsung bergegas pergi ke dapur bersama dengan Alfina untuk mengecek makanan yang sudah di masak oleh Angel.

Suapan pertama dari bu Aura…

‘Eh!? Masakan apa ini? Kok rasanya tidak asing di lidahku? Ini ikan yang ku beli di pasar kemarin kan? Dan, kok rasanya bisa senikmat ini?’ Kata bu Aura dalam hati sembari terus memandangi masakan Angel.

Kemudian, bu Aura langsung berlari keluar untuk menghampiri Angel sembari membawa sepiring ikan goreng saus lada hitam.

“Angel! Ini masakan apa!? Kok rasanya lezat sekali? Sepertinya, Ibu pernah makan masakan ini dulu, tapi… Kapan ya…” Tanya bu Aura kepada Angel.

“Hah!? Emm… Aku juga lupa nama masakannya bu, hehe. Tapi sepertinya, aku dulu pernah memakan masakan itu di… Dimana ya… Emm… Aku juga lupa bu, hahaha.” Kata Angel sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

“Ah, yasudah lah, yang jelas, makanan ini sangat lezat! Kamu sepertinya berbakat di bidang memasak ya Ngel, hahaha” Kata bu Aura sembari memakan ikan goreng itu.

“Ah, tidak bu, hahaha. Oh iya, setelah sarapan, ibu akan pergi kemana?”

“Ya biasa lah Ngel, mulung di tengah kota bersama dengan Alfina. Kenapa?”

“Aku ikut ya bu… Ya siapa tau, aku bisa membantu…” Kata Angel.

“Kamu yakin mau ikut mulung? Kamu tidak merasa malu?”

“Malu? Mengapa harus malu? Kan kita mulung barang bekas dengan memakai  baju dan celana kan?”

“Ya iya lah, tidak mungkin kita telanjang, hahaha”

“Nah, yasudah, kenapa harus malu bu? Kita juga tidak mencuri kok…”

“Hadehhh… Bukan begitu loh maksudnya Angel… Yaudah deh, kalau memang kamu mau ikut ya silahkan. Yasudah, Ibu mau siap-siap dulu ya…”

“Iya bu”

Setelah itu, bu Aura kembali ke dalam rumah, kemudian pergi ke dapur untuk membersihkan piring bekas makannya, dan kemudian mengganti pakaiannya. Setelah itu, ia keluar bersama dengan Alfina.

“Ngel, kamu tidak mengganti pakaianmu? Masak kamu mau mulung menggunakan pakaian tidur?” Tanya bu Aura.

“Loh, terus aku harus pakai apa dong bu?”

“Emm… Iya juga ya… Emm… Yasudah, sebentar ya, ibu ambilkan pakaian Ibu untuk mu.”

Kemudian, bu Aura kembali lagi ke dalam rumahnya untuk mengambil sepasang pakaian yang ada di lemarinya, dan kemudian kembali lagi menghampiri Angel.

“Nih Ngel, kamu bisa memakai ini.” Kata bu Aura sembari memberikan sepasang pakaian yang lumayan kusam kepada Angel.

Setelah menerima sepasang pakaian itu, Angel bergegas mengganti pakaiannya dan setelah itu, keluar untuk menemui bu Aura.

“Sudah ni bu, ayo berangkat.”

“Duh… Kamu ya Ngel, pakai pakaian apa saja, kok masih terlihat cantik ya? Ibu jadi iri padamu, hahaha.” Kata bu Aura kepada Angel.

“Ah Ibu bisa saja nih…”

“Hahaha, yasudah, ayo berangkat.”

Setelah semuanya siap, Angel, bu Aura bersama denga Alfina berjalan menuju kota yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya bu Aura.

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di kota.

“Nah Angel, mulai dari sini, kita pisah ya. Ibu dan Alfina berjalan sembari mengecek ke tempat pembuangan sampah di bagian kota sebelah kiri. Nah, kamu bisa mengecek ke bagian kota sebelah kanan. Nah, kalau sekiranya kamu lelah, kamu bisa kembali lagi kesini.” Kata bu Aura.

“Emm… Tapi bu, aku kan masih baru disini. Aku juga tidak begitu mengenal jalan yang ada di kota ini bu.” Kata Angel.

“Emm… Iya juga ya… Ah, tidak masalah Ngel, kota ini juga tidak terlalu besar kok. Kalau sekiranya kamu tersesat, tanyakan saja pada orang-orang yang kamu temui di sepanjang jalan. Tanyakan pada mereka, arah menuju pantai di sebelah mana. Nah, otomatis, nanti kamu diarahkan kesini. Kenapa? Karena, arah yang mengarah ke pantai itu hanyalah jalur ini saja. Nah, nanti kita bertemu disini, oke?”

Angel hanya menganggukkan kepala dan mengiyakan perkataan bu Aura. Setelah itu, bu Aura dan Alfina berjalan ke kota sebelah kiri meninggalkan Angel sendirian. Setelah itu, perjalanan Angel sebagai pemulung dimulai.

‘Emm… Mulung… Mulung itu apa sih? Emm… Kalau kata bu Aura sih, mulung itu seperti, mengumpulkan barang-barang bekas… Barang-barang bekas yang ada di tempat pembuangan sampah… Tapi, tempat pembuangan sampahnya dimana ya?’ Kata Angel dalam hati sembari berjalan perlahan-lahan di pinggir jalan.

Angel terus berjalan ke sekeliling kota sembari memandangi gedung-gedung yang sangat besar, tinggi dan mewah yang ada di hadapannya.

Kemudian, tampak dari kejauhan, Angel melihat seorang pria yang wajahnya lumayan tampan yang tengah berjalan sembari membawa karung dengan memakai pakaian yang sangat kusam. Lalu, Angel menghampiri pria itu,

“Emm… Pe… Permisi tuan… Anda pemulung juga?” Tanya Angel kepada pria itu.

“Hmm? Siapa? Aku?” Kata pria itu sembari menunjuk dirinya sendiri.

“Emm… Iya tuan, apakah anda seorang pemulung juga seperti saya?”

“Emm… Tidak tau deh, aku juga tidak ingat, mengapa aku bisa berada disini. Lalu, aku terus berjalan sampai suatu ketika, aku menemukan seseorang yang tengah berjalan sembari membawa karung seperti ini. Kemudian, aku bertanya kepadanya tentang tempat dan dimanakah ini. Lalu, dia menjawab, “Ini adalah sebuah negara bernama Bahama. Negara yang letaknya di sebelah barat Amerika Serikat”. Lalu, dia memberikanku sedikit roti untuk mengisi perutku yang terasa lapar. Lalu, aku bertanya kepadanya, bagaimana cara mendapatkan roti itu. Dia mengatakan, kalau aku ingin mendapatkan roti yang sudah ku makan tadi, aku harus bekerja. Nah, kemudian dia memberikanku karung ini untuk mengumpulkan barang bekas dan nantinya akan dijual kepada Agen yang ingin membeli barang bekas itu.” Kata pria itu.

“Ah, berarti kita sama dong. Aku juga sedang bekerja untuk mengumpulkan barang bekas dan nantinya akan dijual juga. Kita barengan saja, lagian, aku masih baru disini, hehe” Kata Angel kepada pria itu.

“Oh, kamu masih baru? Emm… Sama dong, aku juga masih baru nih… Emm… Ngomong-ngomong, siapa nama kamu?”

“Aku Angel tuan… Usiaku baru sekitar 20 tahun… Kalau anda?”

“Aku? Ah, namaku Samuel… Samuel Roosevelt. Aku lupa dengan usiaku, hahaha. Yang jelas, aku masih muda.” Kata Samuel.

“Ah, begitu ya… Emm… Anda berasal dari negara mana kalau boleh tau?”

“Emm… Aku juga tidak tau… Kan tadi sudah ku katakan, aku tidak ingat mengapa aku bisa tiba-tiba berada disini. Dan, yang ku ingat hanyalah namaku saja.”

“Ah, yasudah, tidak perlu di bahas. Ayo kita berkeliling untuk mengumpulkan barang bekas.

Kemudian, setelah berkenalan, Angel dan Samuel berjalan berkeliling di tengah kota sembari mengumpulkan barang bekas.

“Tuan Samuel… Apakah anda tau, apa yang ada di dalam gedung-gedung mewah itu?” Tanya Angel sembari memeriksa tempat pembuangan sampah yang ada di depannya.

“Hah? Gedung mewah? Gedung itu apa sih?” Tanya Samuel kepada Angel.

“Itu loh, bangunan yang berdiri tegak yang ada di hadapan kita sekarang ini.” Kata Angel sembari menunjuk kearah sebuah apartemen mewah yang ada di depan mereka.

“Dengar ya, ada dua hal yang harus kamu tau… Yang pertama, namaku Samuel Roosevelt! Samuel Roosevelt ya, tidak ada tuannya. Jadi, kamu bisa memanggilku dengan nama depanku saja, yaitu Samuel. Paham? Nah, yang kedua, kepalaku sedang pusing untuk sekarang ini. Jadi, jangan tanyakan kepadaku tentang pertanyaan-pertanyaan aneh yang tidak ku ketahui. Aku masih baru disini, jadi tidak banyak yang ku ketahui mengenai tempat ini. Aku juga tidak tau ini dimana… Jadi tolong, simpan pertanyaanmu dalam hati sampai kamu bertemu seseorang yang memang orang asli di negara. Paham?” Kata Samuel kepada Angel dengan nada bicara yang sedikit keras.”

“Emm… Oke tuan…”

“Astaga… Samuel loh! Bukan tuan, astaga… Samuel, Sa-mu-el, Samuel! Paham?”

“Oke Samuel.”

“Nah, gitu dong. Yasudah, fokus saja mencari barang-barang bekas, tidak usah banyak tanya!” Kata Samuel.

Angel hanya diam saja sembari memeriksa ke segala tempat pembuangan sampah yang dia temui tanpa berkata sepatah katapun kepada Samuel.

“Hei Angel… Kok kamu diam aja? Hei… Angel…” Kata Samuel kepada Angel.

Lalu, Angel berhenti seketika. Kemudian, Angel menoleh kearah Samuel sembari berkata,

“Loh, bukannya tadi kamu menyuruhku untuk diam dan tidak bertanya apapun kepadamu?”

“Ya… Iya sih… Tapi kan… Hadehhh… Yaudah iya-iya, lanjutkan saja pekerjaanmu, dan, kalau kamu mau bertanya, yasudah, tanyakan saja!”

Angel hanya tersenyum tanpa menoleh kearah Samuel dan hanya fokus untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang ada di tempat pembuangan sampah.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yusri Ahmad Yusuf
Cerita yang seru
goodnovel comment avatar
Arjus Jhe
...............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status