Jeglek!
“Rachel!!!” teriak Angel, sambil menutup pintu mobilnya.
Mendengar itu, Rachel, yang tadi berdiri di tengah-tengah pembatas jalan bersama dengan teman-teman sebayanya, langsung menoleh kearah Angel. Tapi, sepertinya Rachel tidak begitu mengenali Angel.
Karena warna rambut Angel yang sudah berubah menjadi warna kuning kecoklatan, tampilan Angel berubah. Secara, sudah berapa lama, sejak terakhir kali, Rachel bertemu dengan Angel, di restaurant milik sepupunya Angel, Tom Tuesday Dinner.
Melihat Angel berjalan mendekat, bukannya malah menghampiri Angel, Rachel malah berlari bersama teman-temannya, meninggalkan Angel. Melihat itu, Angel langsung mengejar Rachel dan teman-temannya, sampai ke sebuah lorong sempit, dengan dinding pembatas di ujung lorongnya. Seketika, langkah Rachel dan teman-temannya terhenti.
“Rachel, mengapa kamu berlari? Kamu tidak mengenal kakak?” tanya Angel, sembari perlahan berjalan mendekati Rachel.
Sesampainya di rumah Rachel,“Ayo, kak, kita masuk. Mama sepertinya, sedang tidur di kamar.” kata Rachel, sambil menarik tangannya Angel.Angel menganggukkan kepalanya, lalu mengikuti Rachel, masuk ke dalam rumah. Lalu, baru saja beberapa langkah mereka masuk ke dalam rumah, tiba-tiba,Pyaaarrrr!!!“Eh? Suara apa itu!?” tanya Angel pada Rachel, dengan raut wajah yang panik.“Tidak tahu, kak! Sepertinya, suara itu berasal dari dapur.”“Ah, ayo kita lihat!”Tanpa berlama-lama, Angel berlari bersama Rachel menuju dapur. Dan,“Mama!?”“Nyonya Karin!?”Kata Angel dan Rachel, secara serentak.“Yahhh … Piringnya pecah, hehe …” kata Nyonya Karin.“Aduh, Mama … Mengapa Mama ada disini? Kan, aku sudah menyuruh Mama untuk istirahat di kamar.” kata Rachel, sambil membersihkan serpihan-serpihan pec
“Jadi begini, Ngel … Tadi kan, saya mengatakan, kalau CEO dari perusahaan saingan perusahaan saya, menawarkan pinjaman untuk perusahaan saya. Nah, ternyata, mereka membuat semacam surat perjanjian. Nah, karena pikiran saya pada saat itu sedang buyar, saya tidak sempat untuk membaca isi dari surat itu. Nah, ternyata, setelah saya menandatangani surat itu, ada point dari isi surat itu yang menyatakan, kalau pinjaman uangnya itu, berjumlah 30 milyar dolar. Dan, pada saat itu, perusahaan saya, mengalami penurunan pemasukan yang sangat drastis. Jadi, pinjaman uang itu akan diberikan, dan harus di kembalikan dalam 2 minggu ke depan. Tidak tahu bagaimana caranya. Lalu, ketika saya ingin membantah, surat yang sudah saya tanda tangani, langsung di tarik oleh seorang Bodyguard, yang berdiri di samping Robert. Yasudah, setelah itu, uang pinjamannya, masuk ke rekening perusahaan. Tapi anehnya, saya tidak merasa, pernah sekalipun menggunakan uang itu, selain untuk keperluan perusaha
Setelah makan bersama dengan Adik dan Ayahnya, Ronny pergi menuju sofa, kemudian, membaringkan tubuhnya, sambil bermain ponsel. Lalu,“Ronn, emm … Bagaimana dengan kakakmu? Sampai sekarang, masih belum dapat kabar juga?” tanya Ayah Ronny, sambil berjalan menuju sofa, di sebelah sofa Ronny, dan mendudukinya.“Emm … Masih belum, Ayah. Aku sudah berusaha, menghubungi kakak. Tapi, ponselnya tidak aktif. Tidak tahu kenapa. Perasaan, terakhir kali aku menghubungi kakak ketika kita masih di rumah sakit, masih bisa kok. Tapi tiba-tiba, percakapan kami terputus, Ayah. Mungkin, ada sesuatu yang terjadi pada kakak?” kata Ronny, sambil bermain ponsel, dan sesekali menoleh kearah Ayahnya.“Husss! Kamu ini! Kalau ngomong tuh dijaga!” bentak Ayahnya Ronny.“Ya, mau bagaimana lagi, Ayah? Tapi kan, hanya kemungkinan saja. Ya, semoga saja, kakak baik-baik saja.”“Emm … Yasudah, Ayah masuk ke
Setelah percakapan Angel dengan Joe selesai, Angel melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya. Namun,Ciiitttt!!!Angel menghentikan mobilnya, di tepi jalan. Lalu, Angel menoleh kearah pria muda, yang tengah memeriksa tempat pembuangan sampah, di seberang jalan.“Eh? Itu … Kok, wajah pria itu, seperti tidak asing bagiku?” kata Angel, sambil menoleh kearah pria itu.Kemudian, tanpa basa-basi, Angel menoleh kearah belakang, untuk melihat, apakah ada kendaraan lain, yang tengah melintas. Setelah memastikan tidak ada kendaraan, Angel langsung menyeberangkan mobilnya, tepat di tepi jalan, di dekat pria itu.Jeglek!“Eh?” kata Ronny, dengan perasaan yang sedikit kaget, mendengar suara seseorang, menutup pintu mobil tepat di belakangnya.“Hei, kamu!” bentak Angel dari arah belakang Ronny.Mendengar itu, Ronny langsung menoleh kearah Angel, dengan raut wajah yang sedikit kebingungan, sembari be
Brem-brem …Jeglek!“Hai, Cass, Fan, Des …” kata Angel, menyapa Cassey, Fanny, dan Desya, yang tengah mengobrol di depan rumahnya Desya.“Habis darimana, Ngel? Kok, raut wajah kamu, kelihatan bahagia sekali?” tanya Cassey.“Ah, tidak ada, Cass. Tadi, aku habis berkeliling kota saja. Sekalian, sudah lama kan, mobilku tidak dibawa jalan-jalan. Entar, mobilnya Stress lagi, karena kelamaan di dalam garasi mobil, hahaha …” jawab Angel.“Memangnya, mobil bisa Stress ya, Ngel?” tanya Fanny dengan polosnya.“Lah? Ya, ngga lah, isshhh … Kamu, kok … Astaga …”“Loh? Kenapa, Cass? Memangnya salah, ya?”“Ngga tahu, ah! Kamu ini, issshhh …”“Hahaha … Yasudah, aku masuk dulu, ya …”Angel masuk kedalam rumahnya, meninggalkan Cassey dan Fanny, yang masih berdebat tentang mas
Hotel Mendez, 18:00 sore …Jeglek!“Selamat sore, tuan. Silahkan masuk, anda sudah di tunggu oleh tuan Joe, di ruangan VIP. Mari, saya akan mengantarkan anda, tuan …” kata seorang pria, yang bekerja di Hotel milik Angel.Samuel, yang baru saja keluar dair mobil, langsung mengikuti perkataan pria itu, dan mengikutinya. Kemudian, sesampainya di ruangan VIP,“Joe!” kata Samuel.“Ah, akhirnya kamu sampai juga, Sam …” kata Joe, sambil menuangkan segelas anggur, untuk Samuel.“Akhirnya? Woy! Kan, ketika di telfon tadi, kamu menyuruhku untuk datang ke Hotel, pukul 18:00 sore, kan?” tanya Samuel, sambil berjalan ke meja makan, yang sudah disiapkan oleh Joe.“Ah, benar, sih. Tapi, ini sudah lewat 2 menit, loh, hehe …”“Astaga … 2 menit doang, yaelah … Lagian nih, 2 menit itu, perjalananku dari bawah kesini. Sudah, tidak ada yang l
Jeglek!“Ah, selamat malam, tuan Robert. Wahh … Anda terlihat tampan sekali malam ini.” kata seorang pekerja Hotel, menyambut kedatangan Robert.“Emm … Kekasih saya, sudah tiba disini?” tanya Robert.“Belum, tuan. Sambil menunggu kekasih anda, mari, saya akan tunjukkan ruangan VIPnya, tuan. Anda bisa menunggu, sambil menikmati hidangan pembuka terlebih dahulu, tuan.”“Baik …”Kemudian, pekerja Hotel itu, memimpin jalan menuju ruangan VIP, yang telah disiapkan khusus untuk Robert.Dan ternyata, Robert pergi ke Hotel, tidak seorang diri. Robert tiba di Hotel, menggunakan Limousine hitam, dan, ada sekitar 10 orang Bodyguard berbadan kekar, keluar dari mobil, dan mengikuti kemanapun Robert pergi.Kemudian, sesampainya di ruangan VIP, Robert disambut oleh 5 pramusaji wanita, berpakaian yang sangat menggoda, mempersilahkan Robert untuk duduk. Kemudian, satu persatu pramusa
Robert merangkul Angel, kemudian, berjalan kembali ke meja makan, bersama dengan Angel. Para Bodyguard Robert, kembali ke tempat mereka masing-masing, dan kembali bertugas, menjaga ruangan VIP itu. Lalu,“Hehe … Sudah-sudah, dari pada kamu sedih seperti itu, lebih baik, kamu makan dulu, nih. Sejak kamu tiba disini, kamu sedikitpun, belum menyentuh makanan ini. Ayo, dimakan, dong …” kata Robert, sambil mengambil piring, dan meletakkan beberapa makanan di piringnya, dan kemudian, memakannya.“I-iya, tuan …” kata Angel, dengan perasaan sedikit gerogi pada Robert.‘Ih, apaan sih! Kok, aku jadi gerogi begini? Mana, tanganku gemetar, lagi! Takut? Yaelah, masak kamu harus takut sih, dengan si tua Bangka ini, Ngel?’ gumam Angel, sambil mengambil beberapa makanan, dan meletakkannya di piringnya, dan kemudian, memakannya perlahan-lahan.“Nah, gitu dong, dimakan … Kan, lebih nyaman dilihatnya, heh