Share

Tambatan Hati Indra

Indra berdiri dan melemparkan ponselnya ke sofa. Nafasnya tersengal-sengal. Terlebih lagi, dia berbohong pada Ibunya. Ada hal yang mengganjal di hatinya namun dia tak sanggup mengungkapkannya. Dengan pikiran yang masih melayang-layang di kepalanya tentang bagaimana cara terbaik untuk membalas perlakuan Pakdenya kepada Ibunya dan rasa bersalah atas kebohongannya, Indra meraih handuk dan mandi.

Mandi ternyata tidak membuat pikirannya tenang. Pikiran itu semakin menjadi-jadi. Dia berencana ke perpustakaan hari ini sebelum kuliah pada awalnya. Namun, karena kejadian ini tadi, dia menjadi tidak yakin apakah ke perpustakaan adalah ide yang bagus.

Kepalang tanggung, dia akhirnya jadi pergi ke perpustakaan. Ternyata yang membuat dia tidak bisa berpikir jernih bukan masalah Ibuknya tadi, namun temannya sekelas, Izzy.

“Mas.” suara yang kencang dan kenes ditambah dengan tepukan di bahu Indra berhasil membuat Indra hampir melompat dari duduknya.

“Sudah lama disini?”

“Kamu itu, hampir saja mem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status