Share

Part 3

Rendi menatap remeh pada Miana yang terlihat begitu yakin menerima syarat darinya. Padahal, sudah jelas kalau wanita itu bersalah.

"Kamu terlihat sangat yakin menerima syarat dariku. Entah untuk apa kamu melakukannya, tetapi aku sama sekali tidak peduli. Untuk membuktikan bahwa dirimu tidak bersalah semuanya akan percuma. Aku sudah terlanjur kecewa padamu." 

Miana menggeleng menatap penuh keberanian pada Rendi. Padahal, sebenarnya dia merasakan sakit yang teramat sangat di dalam hati. Pria yang dia cintai ternyata memiliki sifat dan watak menghakimi orang tanpa mau memberikan kesempatan.

"Aku ingin kita membuat sebuah perjanjian sebagai ganti atas kekecewaan yang sudah aku dapatkan atas perbuatanku di belakangku." Perkataan Rendi langsung menusuk ke dalam hati Miana.

'Aku harus kuat demi membuatnya menderita lebih sakit daripada yang aku rasakan saat ini. Aku harus menatapnya penuh keyakinan untuk membuktikan kalau aku sama sekali tidak keberatan dengan perjanjian yang dia berikan,' batin Miana menguatkan dirinya sendiri. 

"Aku mengizinkanmu menumpang hidup di rumahku. Meski statusmu masih istriku, tetapi aku tidak akan pernah memberikanmu nafkah lahir dan batin. Kamu penuhi semua kebutuhanmu sendiri dan aku akan mengurus diriku sendiri," kata Rendi mulai memberikan persyaratan yang terlintas di pikirannya.

"Aku tidak masalah kita tinggal satu atap, tetapi jangan lupakan kalau itu hanya status saja. Kalau suatu saat aku akan menikah lagi, kamu harus menerimanya. Meski pada akhirnya tanpa izin darimu pun, aku tetap akan menikah lagi dengan wanita lain," papar Rendi menjelaskan panjang lebar mengenai kehidupan mereka ke depannya.

Miana memejamkan mata dengan erat merasakan sakit yang teramat sangat dari setiap kata-kata yang Rendi keluarkan. Miana mencoba menasehati dirinya sendiri untuk tetap bersabar demi sebuah keberhasilan yang besar. 

'Ini semua hanyalah permulaan. Permainan inti akan dimulai setelah ini,' kata Miana menguatkan hati dan menahan air mata yang sejak tadi terus mendesak ingin keluar setelah mendengar persyaratan dari Rendi.

"Bagaimana? Kamu sanggup dengan persyaratan yang aku berikan?"

"Kamu bersedia membuat perjanjian seperti yang aku katakan tadi?" tanya Rendi menganggap remeh seperti Miana akan menolak semua itu. 

"Aku menerima semua persyaratan yang kamu berikan. Perjanjian ini kita mulai dari sekarang dan aku mengurus diriku sendiri," tegas Miana.

"Sejak lama aku sudah menjadi yatim piatu. Jadi, bukan sesuatu yang sulit bagiku untuk hidup sendiri karena aku sudah terbiasa seperti sebelumnya. Hidup sendirian dan menafkahi diriku sendiri bukan hal yang akan membuatku kesulitan," jawab Miana mantap menyetujui.

"Ah, jangan lupakan kalau mulai malam ini kita tidak akan pernah tidur satu kamar, apalagi satu ranjang denganmu."

"Dan kamu juga jangan pernah bermimpi untuk meminta sentuhan dariku karena hal itu akan sangat mustahil kamu dapatkan. Aku tidak mungkin menyentuh wanita yang sudah pernah disentuh pria lain," tambah Rendi mengingatkan Miana seolah dirinya ini memang kotor dan tak layak.

Miana terpaksa menerima semua persyaratan itu karena dia sangat yakin kalau sebelumnya tidak pernah sekalipun berhubungan badan dengan pria manapun. Meski di dalma video itu terpampang nyat wajahnya yang sedang bermain panas.

Kali ini Miana memilih bertahan demi membuktikan kalau dia tidak bersalah. Wanita itu bertekad akan membuat Rendi menyesali keputusan itu. 

"Seharusnya kamu yang berbangga mendapatkan keperawananku, Mas, tetapi justru kamu mengambil keputusan yang merugikan dirimu sendiri," ujar Miana mencoba membuat Rendi sadar kalau keputusan itu akan membuatnya menyesal. 

"Aku tidak akan pernah menyesal, Miana. Perkataanmu yang seperti itu karena ingin menjebakku pada dirimu yang sudah tidak suci lagi. Aku jadi berpikir kalau sebenarnya kamu sudah hamil lebih dulu bersama pria lain dan menjadikan kata-kata manismu sebagai alasan agar aku menumpahkan benihku ke dalam rahimmu."

"Setelah berhubungan denganku, kamu akan mengatakan kalau anak yang sedang kamu kandung adalah darah dagingku karena pria yang sudah menghamilimu tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan menjijikkan kalian. Benar begitu, bukan?" 

Miana tidak dapat mengatakan apapun lagi. Rendi sudah benar-benar keterlaluan dalam menghina dirinya. 

Tepat ketika Miana ingin membalas ucapan suaminya untuk membela diri ternyata pria itu sudah lebih dulu pergi dari sana sembari membanting pintu dengan sangat keras. Miana hanya menatap nanar pada kepergian Rendi yang menghilang di balik pintu.

"Kalau memang suatu saat nanti kamu akan menikah lagi dengan wanita lain, aku berjanji pada diriku sendiri akan membuatmu dan juga istri barumu berlutut di hadapanku."

"Walau aku tahu wanita lain sama sekali tidak bersalah atas kejadian ini, tapi aku akan membuat wanita manapun yang menikah denganmu menjadi menyesal setelah mengetahui sifat aslimu," gumam Miana berjanji pada dirinya sendiri sembari kedua tangannya mengepal kuat.

***

Pagi ini adalah hari pertama Miana menjadi istri Rendi. Dulu, Miana pernah bermimpi di hari pertama menjadi seorang istri, dia akan menyuguhkan masakan terbaiknya. Namun, kenyataan yang terjadi padanya saat ini sangat bertolak belakang dengan impian itu. 

Terlihat Rendi berjalan mendekati Miana. Dia menatap tajam padanya yang saat ini menyajikan makanan di atas meja.

 Miana mau masak seperti ini bukan untuk melayaninya sebagai suami, tetapi karena Miana memang ingin memasak banyak dan akan memakan semua untuk diri sendiri.

"Aku akan menikah dengan Siska besok pagi," kata Rendi memberitahu Miana. Sesuatu yang langsuny membuat wanita itu menatap tak percaya padanya. 

"Aku berkata seperti ini bukan karena meminta izin darimu, tapi aku ingin kamu tahu kalau aku bisa mendapatkan wanita yang lebih baik darimu. Wanita suci yang tidak akan menyerahkan dirinya pada pria di luaran sana selain suaminya sendiri," lanjut Rendi setelah tidak ada tanggapan dari Miana.

Hati Miana sangat perih mendengarnya. Baru kemarin mereka melaksanakan ijab qobul, tetapi Rendi sudah ingin memiliki istri baru besok pagi. 

"Aku tahu apa yang terjadi di antara kita tadi malam merupakan sesuatu yang sangat menyakitkan, tetapi apa sebegitu besarnya keinginanmu untuk berhubungan badan sampai harus menikah lagi dalam waktu yang begitu cepat, Mas?" tanya Miana dengan nada bergetar sembari berusaha menahan air mata yang hendak keluar. 

"Aku pria normal, Miana. Sejak lama aku ingin berhubungan badan denganmu, tetapi demi menutupi kotornya dirimu, kamu memintaku untuk melakukannya setelah kita menikah. Jadi, jangan salahkan kalau aku mendapatkan penggantimu untuk membuktikan kenormalanku."

Miana tersenyum remeh menatap Rendi. Sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Mengingat dia yang begitu menghargai Rendi sebagai seorang pria dan calon imamnya di masa depan.

"Kata-katamu sudah menunjukkan bagaimana kamu yang sebenarnya, Mas. Beruntung aku tidak memberikan keperawanan kepadamu meski cara yang aku dapatkan dengan kamu yang menghinaku seperti ini."

"Dari sini aku tahu kalau sebenarnya kamu ingin berhubungan badan terlebih dahulu demi membuktikan apakah kamu mendapatkan bekas pria lain atau tidak. Bisa jadi kalau wanita yang kamu aja berhubungan sebelum menikah adalah bekas pria lain, kamu akan meninggalkannya begitu saja, tetapi jika kamu mendapatkan perawan, hal itu juga tidak menjamin kamu akan menjalin hubungan dengan serius sampai ke jenjang pernikahan." 

Miana membalas perkataan Rendi dengan kata-kata yang terdengar tidak pantas untuk dikeluarkan, tetapi dia puas setelah melihat Rendi yang terkejut dengan kebenaran yang baru saja diucapkannya. Yah, apa yang Miana katakan adalah kebenaran mengenai sifat Rendi. 

"Aku tidak peduli apa yang kamu katakan, Miana. Yang paling penting aku akan menikahi Siska besok pagi. Meski acaranya hanya sederhana, tetapi semua itu cukup untuk wanita sempurna seperti dia daripada harus berpesta mewah meriah nyatanya wanita yang aku nikahi hanya seonggok sampah tak berguna," kata Rendi sembari berbalik badan pergi dari rumah sebelum Miana membalas perkataannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status