Share

Bab 6

" Apa benar seperti itu," sahut Katy, melihat penampilan maskulin Prince Hector rasanya tidak mungkin, sama seperti kejadian kemarin saat Katy kepergok mengintip Prince Hector bermesraan dengan Megan. Tapi siapa tahu kelanjutan dari atraksi yang mereka lakukan dikamar, bukankah dirinya sendiri lari tunggang langgang setelah ketahuan.

" Sudahlah itu masalah Prince Hector sendiri tidak ada hubungannya dengan kita," kata Katy berdiri membetulkan rambutnya yang sedikit berantakan tertiup angin.

" Ngomong-ngomong masih ada lagi yang ingin aku sampaikan kekamu. Prince Hector menganggap dirimu mata duitan,"

" Apa..? Kenapa dia berpikir seperti itu ," tanya Katy heran.

" Karena kamu mematok harga yang tinggi bila menginginkan jasamu sebagai penari dan kamu orangnya pilih-pilih. Jika kamu tidak menyukai orang yang menyewa dirimu maka kamu tidak segan-segan menolaknya dan ada peraturan diawal jika ditolak mereka tidak boleh marah atau menuntut," senyum Dorothy mengembang membentuk seringai rubah licik tapi manis.

********

Di istana Blue Safir tempat kediaman Prince Hector, pria itu duduk dimeja kerjanya memeriksa laporan dari Tobias asisten pengawal pertama yang merupakan tangan kanannya. Disamping itu ada Wade asisten pengawal kedua. Mereka berdua adalah orang kepercayaan Prince Hector.

Prince Hector oleh ayahnya diberi jabatan sebagai kepala keamanan yang membawahi semua prajurit kerajaan. Jabatan itu diberikan kepadanya karena dia sebagai anak tertua yang menguasai ilmu keamanan negara sekaligus piawai berdiplomasi. Dari ketiga putra mahkota Prince Hector paling tangguh dibanding kedua adiknya.

Raja Herald memiliki 3 putra dari permaisuri dan 1 putri dari selir. Sebagai anak tertua bakat pemimpin sudah tampak dalam dirinya, itu bisa dilihat dari cara bermain dengan kedua adiknya dan disekolahnya.

Saat bersekolah disekolah khusus untuk anak pejabat kerajaan serta bangsawan, Prince Hector selalu menonjol dan paling pintar diantara teman seusia dirinya.

Sifat Prince Hector adalah tidak banyak bicara, selalu serius dalam menimba pelajaran plus mendapatakn nilai paling tinggi dikelasnya kecuali satu pelajaran yang nilainya rendah yaitu Filsafat. Entah kenapa setiap kali mengikuti pelajaran itu bawaannya mengantuk terus. Padahal menurut ayahnya Filsafat adala ilmu pengetahuan yang paling tinggi derajatnya dibanding ilmu lainnya. Dia adalah dasar dari segala ilmu pengetahuan tapi dia masih belum mengetahui hubungannya.

Selama bersekolah dia hanya punya 2 orang teman yaitu Tobias dan Wade yang sengaja dibiayai oleh Raja Herald untuk bersekolah disana yang saat ini menjadi pengawal setia Prince Hector.

Kedua orang itu adalah anak yatim piatu yang diadopsi oleh Raja Herald sejak kecil dan menjadikannya teman bermain Prince Hector di istana. Raja Herald berharap dengan menjadikan Tobias dan Wade menjadi teman sejak kecil kelak setelah dewasa mereka akan dijadikan pengawal pribadi Hector dan tentu saja mereka akan loyal terhadapnya karena merasa berhutang budi pada ayah Prince Hector.

Wajah tampan, mata tajam, bibir tipis yang jarang tersenyum serta otak pintar membuat iri murid laki-laki disekolah dan menjadikan gadis-gadis tergila-gila akan ketampanan wajahnya. Namun Prince Hector tidak pernah menanggapi keinginan mereka. Sikapnya acuh tak acuh serta dingin menjadikan banyak gadis patah hati dibuatnya.

Seperti waktu Prince Hector berjalan masuk kepintu gerbang sekolah dengan dikawal Tobias dan Wade, gadis-gadis disekolah itu menjerit histeris melihat ketampanan putra mahkota, 2 pengawalnya juga tampan. Mereka berusaha mendekati Hector namun putra mahkota sama sekali tidak tertarik. Sikapnya seperti biasa acuh tak acuh.

Dikala istirahat Prince Hector akan membawa buku bacaan dan pergi menjauh dari area sekolah. Dia ingin membaca tanpa mendengar suara berisik dari murid-murid sekolah.

Saat mencari tempat sepi dan duduk diatas pohon yang rindang yang menjadi kesenangannya seorang gadis muncul tanpa diketahui dari mana asalnya tepat berada dibawahnya. Penasaran dia memperhatikan gadis itu, apa yang akan dilakukan ditempat ini.

Gadis itu kira-kira berusia 7 tahun. Wajahnya menengok kekanan dan kekiri, setelah yakin tidak ada orang lain dia mulai menggerakkan tubuhnya. Gerakan tangannya begitu luwes seirama dengan tubuhnya yang lentur. Meskipun tanpa iringan musik bagi gadis itu angin yang berhembus adalah musik pengiringnya. Suara daun yang gemerisik adalah vokalnya.

Rambutnya berkibar tertiup angin dipadu dengan gerakan tariannya menjadikan gadis itu ibarat sebuah lukisan dikanvas yang dilukis oleh pelukis terkenal.

Prince Hector memperhatikan dari atas pohon dengan takjub tapi dia tidak terlalu jelas melihat raut wajah gadis itu. Dia hanya bisa menatapnya dari atas pohon sambil bertanya-tanya siapa gadis ini. Gerakan tariannya begitu indah meskipun tidak bisa dikatakan sempurna tapi gadis kecil ini mempunyai bakat yang luar biasa.

Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara yang memanggil namanya. Gadis itu juga mendengarnya, refleks dia menghentikan tariannya dan melarikan diri dari tempat itu.

Rupanya Tobias dan Wade yang mencarinya kemana-mana. Tidak biasanya Prince Hector ketempat ini tapi bukan berarti tidak pernah.

Prince Hector turun dari atas pohon, " Ada apa kamu memanggilku, "

" Kami mencari tuan kemana-mana takut terjadi apa-apa, bukankah tugas kami adalah mengawasi tuan, " Tobias berkata sambil terengah-engah karena habis berlari dan dibelakang diikuti oleh Wade.

" Apakah tuan tidak mengikuti pelajaran guru Tzen untuk kelas filsafat ?" tanya Wade dengan dahi dipenuhi butir-butir keringat.

" Tidak, aku paling malas mengikuti pelajaran itu, ngantuk...biar kali ini aku membolos,"

" Tapi tuan, ayahanda raja akan marah kalau tuan membolos lagi. Bukankah sudah 3x ini tuan tidak mengikuti pelajaran guru Tzen," Tobias berkata sambil gemetar mengingat kalau sampai raja tahu Prince Hector membolos maka mereka bertiga akan dihukum jemur berdiri dibawah terik matahari.

" Aku tidak perduli, " kata Prince Hector ngeloyor pergi.

Benar saja keesokan harinya Prince Hector dipanggil oleh ayahnya.

" Tahu kesalahanmu kenapa aku memanggilmu, " tanya raja Herald dengan mimik muka merah padam menahan murka.

" Tidak tahu ayah, apa kesalahanku," Prince Hector pura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud dengan perkataan ayahnya.

" Dasar bandel, masih saja tidak tahu kesalahannya. Kamu bertiga berdiri dilapangan istana sekarang," suara raja Herald menggelegar.

" Pengawal bawa mereka kelapangan,suruh lari 10 kali memutar lapangan setelah itu biarkan mereka berdiri sampai sore hari, " wajah Tobias dan Wade pucat pasi tetapi tidak dengan Prince Hector dengan santai dia keluar diikuti oleh pengawal istana.

Setelah menjalani hukuman Tobias dan Wade dipapah oleh pengawal istana, kakinya lemas dan tidak kuat lagi menyanggah tubuhnya namun Prince Hector tetap bisa berjalan seolah-olah dia mempunyai tenaga cadangan.

Tobias dan Wade mengutuk Prince Hector dalam hati atas apa yang dialami.

Sejak peristiwa itu Prince Hector tidak pernah membolos lagi, bukannya dia takut untuk dihukum jemur tapi dia memikirkan nasib kedua teman pengawalnya yang harus ikut menanggung kesalahannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status