Demi diterima menjadi murid sekte Mata Pedang seseorang tentu haruslah melewati latihan ketat. Seluruh Pemuda di setiap Prefektur Kekaisaran yang telah memurnikan tubuh berjuang sangat keras untuk mempersiapkan ujian tahap awal masuk sekte. Dan mereka yang berhasil menjadi yang terbaik di ujian tahap awal nanti, akan mengikuti ujian utama langsung di sekte Mata Pedang.
Ada banyak ketertinggalan yang Il-Pyo harus hapus darinya dengan pemuda lain karena belum juga memulai kultivasi. Hal ini membuat Zhou Ye sedikit pusing dengan waktu yang semakin sedikit.Purple Eye miliknya memang dapat memastikan ada hal menarik di dalam diri Il-Pyo seperti yang dimaksudkan pria berjubah hitam. Namun, Zhou Ye tidak memiliki cara untuk membangkitkan kemampuan tersembunyi pemuda tersebut.Zhou Ye harus memulai perjalanan kembali ke ibu kota Kekaisaran dan menanyakan solusi kasus tubuh Il-Pyo pada ayahnya. Juga, pada siapapun yang berkemungkinan tahu jika ayahnya tidak dapat membantu. Intinya secepatnya dia harus mencari cara agar Il-Pyo dapat memulai kultivasi.Zhou Ye cukup lama menunggu Wei Heng dan Il-Pyo kembali dari membeli pakaian sebelum akhirnya mereka berdua datang. Tampilan Il-Pyo kini dapat dinikmati ke titik tertingginya ketimbang saat dia memakai pakaian lusuh. Ini membuat Zhou Ye sedikit tersenyum puas.“Kalian lama sekali. Cepat naik!” suruh Zhou Ye."Malam ini juga kita akan pergi?" tanya Il-Pyo ragu-ragu saat akan menaiki kereta kuda."Aku tidak mempunyai banyak waktu dan harus kembali ke sekte Mata Pedang. Dalam beberapa bulan ini kau harus menjadi kuat setelah berlatih di keluarga Zhou. Kemudian jadilah murid Sekte Mata pedang agar lebih banyak waktu bersamaku. Sekali lagi aku tanyakan, apa kau ragu?" Zhou Ye memastikan."Untuk menjadi kuat tentu aku sama sekali tidak pernah ragu. Aku hanya berat meninggalkan kota ini."Sebenarnya penghinaan lebih banyak Il-Pyo terima daripada hal baik di kota Quan. Namun fakta bahwa dia tumbuh dan berkembang selama 15 tahun di kota tersebut, bukanlah hal yang tidak dapat menghasilkan perasaan apa-apa."Baguslah ... ayo naik! Kalau saja kau berubah pikiran. Jangan harap memiliki nyawa setelah mencuri ciuman pertamaku!" ancam Zhou Ye menutup pintu kereta kuda bersama Qiwu.Il-Pyo menatap keramaian kota Quan untuk terakhir kali. Dia kemudian naik dan duduk di samping Wei Heng yang bertugas sebagai kusir. Kemudian kuda menarik mereka menuju pintu keluar kota. Il-Pyo berjanji suatu saat nanti dia akan kembali ketika sudah kuat nanti.Kediaman keluarga Zhou terletak di tengah ibu Kota Kekaisaran. Sebelumnya Zhou Ye serta dua pengawalnya memerlukan waktu 6 hari perjalanan untuk sampai ke kota Quan. Tetapi sekarang mereka kembali lebih cepat dua hari dari itu, menghemat lebih banyak perbekalan dan waktu.Il-Pyo merasakan tekanan yang kuat ketika memasuki halaman kediaman. Di sana berbaris sekelompok pemuda yang sedang melakukan ragam gerak yang sama secara berulang-ulang. Di depan mereka, pria tua memegang kendali dengan perkataannya.Tak heran keluarga Zhou menghasilkan begitu banyak generasi kuat. Mereka memiliki disiplin latihan yang tinggi dan guru yang kompeten. Menduduki satu dari 6 eksistensi keluarga paling berpengaruh di Kekaisaran memang layak untuk mereka."Apa yang kalian lihat? Cepat lanjutkan gerakan yang kuperintahkan!" seru tetua pertama keluarga Zhou ketika anak muridnya terpana akan kecantikan Zhou Ye yang baru saja datang. Dengan takut mereka segera melanjutkan gerakan latihan.Menghiraukan tatapan kekaguman jenius muda padanya, Zhou Ye langsung memberi hormat. Wei Heng, Qiwu, dan Il-Pyo melakukan hal yang sama."Salam tetua pertama!" sapa Zhou Ye.Tetua pertama menelisik pandang pada pemuda di belakang mereka. Wajah baru yang belum pernah dia lihat sebelumnya.“Kukira kalian tidak akan cepat kembali. Kali ini siapa yang kamu bawa?” tanya tetua pertama penasaran. Sebab dia tidak merasakan hal yang istimewa seperti orang yang biasanya Zhou Ye bawa.Zhou Ye menegakkan badan dan sadar tidak dapat meminta waktu lebih banyak karena tetua pertama sedang sibuk. Jadi, setelah memperkenalkan Il-Pyo secara sederhana, Zhou Ye segera bergegas mencari ayahnya, Patriark keluarga Zhou.***Dia, Zhou Xun, tersenyum masam ketika putrinya memberitahu orang yang ia pilih sebagai calon suami adalah Il-Pyo. Dia sudah secara cermat memeriksa tubuh pemuda tersebut namun tidak ada tanda-tanda Qi. Itu lebih buruk daripada memilih seseorang yang hanya memiliki sedikit bakat. Zhou Xun khawatir putrinya telah salah mengambil keputusan."Anakku ... bisakah kau lebih mempertimbangkannya lagi?" pinta Zhou Xun."Ayah tahu aku punya mata yang istimewa, kan? Aku melihat bakat tidak terbatas darinya. Dan ayah juga sudah berjanji pada ibu kalau urusan pernikahan aku sendiri yang menentukannya," jawab Zhou Ye kembali mengingatkan.Sebenarnya, sulit bagi Zhou Ye untuk mengubah kepercayaannya terhadap Il-Pyo setelah menggunakan kemampuan matanya. Dia sangat yakin kalau Il-Pyo suatu saat nanti akan berdiri di puncak dunia. Dan lagi, sesuatu yang berharga sudah dicuri pemuda tersebut darinya. Pembatalan kesepakatan dengan pemuda tersebut tidaklah tepat.Zhou Xun menarik napas lalu membuangnya. Dia memang sudah berjanji pada istrinya untuk membiarkan anak mereka memilih suami tanpa campur tangan siapapun, termasuk dirinya sendiri. Akan tetapi tetap saja sebagai ayah dia takut Zhou Ye salah dalam memilih."Melihat dari bakatnya, Ayah kurang yakin. Akan menimbulkan banyak pertentangan keluarga kalau orang seperti dia yang kau pilih.”"Ayah jangan khawatir, kalau Il-Pyo tidak berkembang seperti yang aku harapkan. Tentu saja tidak akan ada pernikahan yang akan terjadi. Kesepakatanku dengannya juga begitu," jelas Zhou Ye.Perasaan lega memeluk lebih banyak ruang di hati Zhou Xun saat mendengar itu. Kemudian dia berkata, "Ayah tidak menemukan ada yang aneh pada tubuhnya. Apa yang sebenarnya sudah kau lihat?"“Dapat aku rasakan Afinitas Leluhur Il-Pyo luar biasa kuat. Tetua dari sekte Mata Pedang sekalipun tidak pernah memberikan perasaan yang lebih kuat dari pada saat aku mencoba mengintip Afinitas Leluhurnya. Masalahnya adalah, ada sesuatu seperti asap hitam yang menghalangiku melihat lebih jauh. Sepertinya asap hitam itu juga yang menjegal bakatnya. Tapi aku yakin dengan perasaanku kalau Il-Pyo orang yang tepat.”Afinitas Leluhur merupakan warisan kemampuan berdasarkan keturunan. Memungkinkan seseorang untuk memperoleh kemampuan berdasarkan dukungan ikatan darah. Oleh sebab itu, Afinitas Leluhur erat kaitannya dengan bakat bawaan seseorang.Meski ada beberapa pengelompokan berbeda. Umumnya Afinitas leluhur terbagi menjadi 3 tipe. Yaitu Tipe Pembunuh, Tipe Elemental, dan Tipe Pertahanan.Tipe Pembunuh, adalah mereka yang memperoleh warisan teknik membunuh dari Afinitas leluhur mereka. Afinitas Leluhur yang mereka miliki bisa berupa senjata, keistimewaan racun, kecepatan, atau hal lain yang memungkinkan mereka membunuh lawan dengan efisien.Kemudian, Afinitas Leluhur yang menghasilkan teknik api, tanah, angin, petir maupun kegelapan dan cahaya, disebut Afinitas Leluhur tipe Elemental. Dalam hal ini, biasanya seseorang yang memiliki Afinitas Leluhur Tipe Elemental api lebih banyak memilih menjadi alkemis.Dan yang terakhir, Tipe Pertahanan, adalah Afinitas Leluhur yang menghasilkan teknik untuk bertahan. Termasuk namun tidak terbatas pada pelindung langsung seperti penghalang serangan. Tetapi juga memuat kemampuan membaca serangan dan dampak yang ditimbulkan.Contoh kasus Afinitas Leluhur tipe Pertahanan yang tidak langsung ini adalah Purple Eye milik Zhou Ye. kemampuan unik yang memungkinkan ia melihat Afinitas Leluhur siapapun tanpa terkecuali. Sangat berguna untuk menurunkan tingkatan bahaya ketika bertarung karena lebih dulu tahu akan kemampuan musuh.Walaupun Afinitas Leluhur erat hubungannya dengan bakat seseorang. Masihlah ada faktor penting lain untuk menentukan level kekuatan seorang petarung. Yakni, tingkatan kultivasi serta teknik Qi yang dipelajari seorang Kultivator itu sendiri.Sederhananya, Teknik Qi dapat diartikan sebagai teknik yang didapat dari berlatih. Entah itu memperolehnya dari seorang guru, melalui gulungan yang didapat, atau membuat teknik sendiri.Perlu diketahui juga, teknik Qi yang bisa dipelajari seseorang biasanya tergantung pada tingkat kultivasi. Tepatnya dimulai ketika seseorang sudah berada di ranah Pengungkit Teknik.Zhou Xun sangat mengkhawatirkan pilihan Zhou Ye yang jatuh pada Il-Pyo. Afinitas Leluhur pemuda tersebut tidak akan begitu berguna atau bahkan tidak berguna sama sekali selama pemuda tersebut belum memulai kultivasi. Itu pun kalau mata Zhou Ye dapat menangkap secara tepat apa yang dimiliki Il-Pyo.Seperti penjelasan Zhou Ye, ada asap hitam yang menghalangi Afinitas Leluhur Il-Pyo. hal itu memungkinkan ia melakukan kesalahan saat menilai. Namun, tidak ada yang bisa Zhou Xun lakukan selain menerima karena kesepakatan dengan istrinya yang telah lalu."Ayah akan membantumu. Tapi jangan beritahu pada siapapun kalau dia orang yang kau pilih. Generasi di klan kita tidak akan terima kau berteman dengannya, apalagi dia menjadi calon suamimu," pinta Zhou Xun memperingatkan."Baik, Ayah."Diskusi ayah anak itu diakhiri dengan saran Zhou Xun untuk menanyakan masalah Il-Pyo kepada tetua pertama. Namun begitu, tetua pertama masih sibuk dengan pekerjaannya melatih jenius keluarga yang akan mengikuti tahap awal perekrutan murid Sekte Mata Pedang beberapa bulan lagi. Tidak ada pilihan lain bagi Zhou Ye selain terlebih dahulu menunggu.Pola lingkaran Qi ungu raksasa terbentuk di langit. Untaian benang Qi berukuran besar keluar jatuh dari sana, seakan-akan kerangka langitlah yang sedang runtuh ke bumi. Tidak hanya satu, tapi bertumpuk-tumpuk lapisan jaring. Di saat yang sama Ling Cao melompat dari gagaknya. Teknik yang sudah diperkuatnya tersebut terbang cepat menuju di mana Zhou Xun berada. Tentu saja sebelum mencapai target, serangan tersebut terlebih dahulu harus menembus jaring yang dijatuhkan berlapis-lapis. Peraduan yang menghempas udara terjadi. "Tc, apa ini yang disebut sebagai teknik penjerat terkuat keluarga Zhou?" gumam Ling Cao sambil terus mengupayakan tekniknya mengalahkan teknik Zhou Xun. Jaring-Jaring Qi baru berjatuhan ketika ada lapisan jaring yang ditembus. Seiring dengan hal tersebut, energi Zhou Xun berkurang banyak. Pada dasarnya teknik 'Simpul Langit yang Mendalam' adalah teknik kebangaan keluarga Zhou. Teknik yang dikatakan memiliki atribut penjerat Qi terkuat. Atribut ini mengurangi e
Usai semua anggota keluarga Zhou pergi membantu ke garis depan peperangan. Di langit kediaman keluarga Ling kini tersisa Zhou Xun dan juga Ling Cao. Dominasi Aura yang terlepas dari keduanya berusaha saling menekan. "Baiklah, aku akan mencari seluruh keluarga Zhou setelah lebih dulu mengalahkanmu," ucap Ling Cao saat Zhou Xun sepenuhnya berhasil membuat suruh anggota keluarga Zhou lepas darinya."Pastikan itu tidak sebaliknya, karena di sini akulah yang akan membunuhmu. Kau harus ingat bahwa keluarga Zhou adalah keluarga nomor satu penopang Kekaisaran," jawab Zhou Xun sudah terlalu muak dengan permusuhan mereka. "Hutang pencegatan jenius keluargaku saat kembali dari Pesisir Pantai Putih juga akan kita selesaikan di sini."Sebagai patriark di keluarga masing-masing, belum pernah Zhou Xun dan Ling Cao bentrok secara langsung. Hari ini adalah pertama kalinya Afinitas Leluhur tipe Pembunuh terbaik akan ditentukan. Ling Cao dengan pemilik Afinitas Leluhur gagak putuh, atau Zhou Xun dengan
"Kau tidak apa-apa?" tanya Zhou Ye berjalan menghampiri Il-Pyo.Sebelum berhasil menyerang Nangong Yixin, Il-Pyo terlebih dahulu terkena tendangan berapi dan juga bola-bola api. Meski dia menggunakan Afinitas Leluhur untuk memperoleh pemulihan, dia tetaplah menerima serangan yang mengkhawatirkan."Tenang saja, ini tidak akan menjadi masalah," jawab Il-Pyo.Il-Pyo kembali merubah Afinitas Leluhur-nya menjadi tipe cahaya hijau. Digabung efek dua pil yang dia telan, pemulihan menjadi sangat cepat. Dia bangkit berdiri dan menghampiri tubuh Nangong Yixin yang tidak memiliki kesempatan melawan lagi."Ba-bagaimana kau bisa bangkit lagi setelah semua yang kulakukan? Aku dapat memastikan kau terkena penuh serangaku," ucap Nagong Yixin dengan tidak percaya.Sebuah pedang muncul di tangan Il-Pyo. "Selamat tinggal," pamitnya tanpa mau repot menjelaskan.Setelah Nangong Yixin benar-benar dikalahkan, Il-Pyo dan Zhou Ye memandang sekitar. Di mana-mana terjadi pertarungan. Berkat tidak adanya patria
Percikan-percikan api berkobar di kulit Nangong Yixin. Tekanan pertarungan yang dirasakan Zhou Ye serta Il-Pyo dalam sekejap meningkatkan tajam. Sementara itu, ledakan dahsyat terus menggema di langit, menandakan pertarungan para elit keluarga juga mencapai puncaknya.Nangong Yixin menghilang meninggalkan bayangan samar. Sedetik setelahnya dia dengan tidak terduga muncul di samping Zhou Ye. Tendangan yang mengarah ke bagian belakang, gadis itu tanggulangi menggunakan untaian rantai Qi ungu. Namun, itu hanyalah serangan tipuan. Nangong Yixin menarik kakinya dan berputar untuk menyerang sisi kepala bagian samping dengan momentum tendangan ke dua."Kau melupakanku," ucap Il-Pyo menangkis serangan Nangong Yixin serta balas memukulnya mundur."Teknik Qi! Sembilan Mata Pedang!" Zhou Ye segera memanfaatkan celah untuk mengembalikan serangan.Nangong Yixin salto beberapa kali ke belakang guna mengambil jarak. Setelahnya, dia membuat segel tangan dan dengan seruan teknik Qi menciptakan gajah
"Keluarga Liu! Lancang sekali kalian membawa pasukan ke ibu kota. Tarik kembali pasukan kalian karena Kekaisaran tidak akan pernah mentolerir segala jenis pemberontakan!" Dari atas benteng ibu kota nan kokoh Putra Mahkota berteriak dengan lantang. Tepat di hadapannya, puluhan ribu pasukan dari prefektur Qilin telah siap dengan serangan mereka.Patrick keluarga Liu mendecih saat mendengar ancaman itu. Peringatan putra mahkota—Nilam Cheng Yen—malah dibalasnya dengan seruan melepas serangan. Panah serta tombak seketika menghujani ibu kota walaupun tampak sebuah formasi menahan semua dampak kerusakan.Ratusan ahli prefektur Qilin lanjut terbang ke atas. Baik teknik Qi ataupun Teknik Leluhur langsung mereka serukan dalam upaya menjebol pertahanan ibu kota. Tanpa menghancurkan formasi terlebih dahulu, mustahil ada serangan mereka yang akan berhasil.Tentu saja mereka yang ada di dalam benteng tidak tinggal diam. Semua pasukan mengangkat senjata dan balas menyerang. Dalam sekejap ibu kota d
Tidak ingin menjawab provokasi Il-Pyo hanya dengan kata-kata, sosok itu langsung menghilang dari tempatnya berdiri. Spontan saja tubuh Il-Pyo ikut berkedip kala melepas kecepatan ledakan kaki terbaiknya ke depan.BAAAAAANG!Di tengah jarak keduanya muncul dua bayangan dengan pukulan yang saling beradu. Dampaknya, hempasan udara yang cukup berfluktuasi menyebar ke segala arah. Pertentangan sengit terjadi beberapa saat selagi mereka berusaha saling mendominasi.Secara penilaian kasar kekuatan Il-Pyo meningkat karena kali ini ditambahkannya Benih Api. Namun, ranahnya yang masih jauh di bawah ranah lawannya membuat ia hanya mampu mengimbangi. Kesamaan kekuatan ini membuat mereka sama-sama terdorong pada akhir momentum pertemuan pukulan itu. Sesaat mendapatkan pijakan kembali, baik Il-Pyo ataupun sosok itu langsung memberikan serangan susulan. Mereka kembali berubah menjadi bayangan yang setiap jejaknya membuat tanah menjadi kehancuran."Sekarang mana yang lebih panas? Apimu atau apiku?"