แชร์

1452. Part 16

ผู้เขียน: KSATRIA PENGEMBARA
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-11-21 01:01:19

Baraka berbisik kepada Teratai Kipas, tapi agak terkejut melihat Teratai Kipas ada di bawah pohon, bagai menyembunyikan diri di sana. Baraka terpaksa mendekatinya, memandangi wajah cemas si gadis cantik itu.

"Teratai.., kenapa kau? Takut menghadapi mereka?"

"Tid... tidak. Aku tidak takut."

"Mengapa kau gelisah dan sedikit pucat?"

"Hmm... anu... terus terang saja, prajurit yang memegang tombak berujung pedang itu mirip sekali dengan bekas kekasihku. Aku tak mau melihatnya. Kau saja yang berhadapan dengan mereka."

Baraka tersenyum geli. "Hatimu terlalu lembut untuk sebuah kenangan lama, Teratai Kipas. Tapi... baiklah akan kuhadapi sendiri. Hmmm... o, ya... bukankah Nyai Guru Betari Ayu menyebut-nyebut gua yang dipakai untuk bertapa seorang raja?"

"Hmm... iya, benar. Di dalam gua itulah Telur Dewa berada."

"Tapi mereka melarang kita ke sana! Apakah aku harus menerjang larangan itu? Menurutmu bagaimana, Teratai Kipas?"

"Menurutku y

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Pendekar Kera Sakti   1463. Part 5

    Lalu terbayang kembali wajah si Maling Sakti di benak Baraka. Teratai Kipas pernah dibuatnya hampir mati gara-gara melawan sosok pendek berwajah lugu tapi ternyata berilmu tinggi itu. Lebih lekat lagi bayangan si Maling Sakti setelah Jelita Bule berkata, "Dia tidak bisa dibunuh, karena berulang kali pedangku menebas dadanya, namun ternyata ia kebal senjata. Kekuatan tenaga dalamnya sangat besar.""Tentu saja, karena dia telah menelan Batu Sembur Getih!" sahut Teratai Kipas."Maling Sakti bisa menjadi orang berbahaya sekali," kata Baraka bagai menggumam pada diri sendiri. Tapi setelah itu ia memandang Teratai Kipas dan menyambung ucapannya, "Selain dia menjadi kebal serta bertenaga dalam ganda karena menelan Batu Sembur Getih, dia juga bersenjata Golok Setan. Ini sangat berbahaya bagi orang lain. Pasti sikapnya akan semena-mena terhadap siapa saja!""Kalau begitu, kita cari dia untuk kita tumbangkan!" kata Jelita Bule."Pada dasarnya memang begitu, tapi ba

  • Pendekar Kera Sakti   1462. Part 4

    Baraka dan Jelita Bule pandangi Teratai Kipas dengan masing-masing dahi berkerut. Tapi sebelum Teratai Kipas bicara, tiba-tiba mereka mendengar suara tanpa rupa yang berkata; "Nasibmu sama dengan nasibku, Nona!"Sekali lagi mereka terkejut. Tapi Pendekar Kera Sakti yang cerdas itu cepat menghapal suara tersebut, sehingga ia berseru, "Bancak Doya...! Kaukah yang bicara itu!""Benar, Pendekar Muda! Aku Bancak Doya!""Bukankah kematianmu telah kusempurnakan?""Belum, Pendekar Muda! Kesaktianmu hanya dapat melenyapkan bayanganku. Tapi suaranya masih bisa kau dengar, bukan? Berarti kematianku belum sempurna, Pendekar Muda!""Baraka, siapakah orang yang bicara tanpa rupa itu?" tanya Jelita Bule.Pendekar Kera Sakti belum sempat menjelaskan sudah terdengar suara Bancak Doya yang agaknya bicara pada Pesona Indah, "Nona jubah biru, apakah kau melihatku saat ini?""Tid... tidak...!""Nanti kau akan melihatku kalau kau sudah berbentuk bay

  • Pendekar Kera Sakti   1461. Part 3

    Sedangkan Malaikat Miskin sendiri belum berhasil melacak kepergian Baraka si Pendekar Kera Sakti itu, karena ia salah arah. Ia pergi ke arah barat, sedangkan Baraka dan Teratai Kipas ke utara. Biar sampai buntung semua jari kakinya tidak akan ketemu jika salah satu tidak membelok arah yang sama.Pendekar Kera Sakti bukan malah bertemu dengan Malaikat Miskin, melainkan justru bertemu dengan gadis berambut pirang. Jubahnya warna merah jambu transparan, hingga terbayang jelas bagian di balik jubah itu. Pakaian dalamnya hanya menutup bagian dada yang terpenting saja, juga bagian lain yang terpenting. Kain kuning yang menutup bagian terpenting itu hanya seukuran setelapak tangan saja, sisanya tali melingkari tubuh sebagai pengikat kain kuning. Gadis berambut pirang panjang dan bertubuh elok menantang selera itu tak lain adalah Jelita Bule, anak buah Ratu Rangsang Madu yang pernah diutus untuk mencari Baraka pada saat sang Ratu terkena 'Racun Bulan Madu' dari Nyai Sunti Rahim.

  • Pendekar Kera Sakti   1460. Part 2

    Sumbaruni diam berpikir, ia masih ingat di mana letak Perguruan Tongkat Sakti yang diketuai oleh Malaikat Miskin itu. Ketika ia berubah menjadi bocah, ia pernah disandera di perguruan itu, sehingga ia masih ingat jalan menuju tempat tersebut. Hal yang dipikirkan Sumbaruni adalah: “Haruskah ia ikut terlibat dalam perburuan pusaka Golok Setan itu"Menunggu jawaban dari Sumbaruni tak kunjung tiba, Resi Pakar Pantun berkata, "Celana kolor bersulam benang paku. Digondol anjing dibuat jamu. Tak ada ruginya kau menolongku. Hadiah besar kan kuberikan padamu."Sungging senyum tipis berkesan sinis mekar di bibir manis Sumbaruni. Ia tak begitu tertarik dengan janji sang Resi. Tetapi ia penasaran dan ingin tahu bentuk hadiah yang akan diberikan padanya."Apa hadiah yang akan kau berikan padaku? Aku ingin tahu."Resi Pakar Pantun menjawab, "Kunikahkan kau dengan pelayanku yang ganteng ini; Kadal Ginting!""Ah, Jangan begitu, Eyang...!" Kadal Ginting bersu

  • Pendekar Kera Sakti   1459. Golok Setan

    NAPAS Sumbaruni terengah-engah. Bukan karena lelah berlari menyusul Pendekar Kera Sakti, tapi karena diburu oleh kecemburuan yang membuatnya terpaksa menahan napas, menahan kemarahan sendiri. Ia berhenti pada satu ketinggian tebing. Dari atas tebing landai itu ia dapat memandang ke bawah, mencari kemungkinan kelebatannya si pendekar tampan itu. Tapi yang dicari tidak kelihatan selintas bayangannya pun."Mungkinkah mereka sudah sampai ke Istana Majageni? Apakah Teratai Kipas juga mampu imbangi gerak lari cepatnya Pendekar Kera Sakti? Hmm... menurut teropong batinku, Teratai Kipas tidak mampu imbangi kecepatan Baraka. Aku sendiri sering tertinggal jika mengikuti gerak larinya yang edan itu!" pikir Sumbaruni sambil menatap ke sana-sini.Kejap berikut wanita yang masih tampak muda dan cantik itu terperanjat oleh suara langkah kaki yang berhenti di belakangnya, ia buru-buru palingkan wajah sambil siap-siap lepaskan pukulan jarak jauhnya. Tapi niat melepaskan pukulan jarak j

  • Pendekar Kera Sakti   1458. Part 22

    Suara itu sangat jelas didengar oleh telinga mereka. Tapi mereka bingung mencari suara tersebut. Siapa yang bicara, dari mana arahnya, masih belum jelas. Baraka hanya pandangi Teratai Kipas dan berkata pelan, "Apakah aku tidak salah dengar?""Aku sendiri mendengar suara orang minta tolong padamu. Tapi di mana orangnya? Akan kuperiksa di kerimbunan pohon sebelah sana...!"Baru saja Teratai Kipas hendak bergerak tiba-tiba suara itu terdengar lagi, kali ini arahnya justru berlawanan dengan arah yang hendak dituju oleh Teratai Kipas."Aku di sini, Pendekar Muda. Tolonglah aku...!"Pendekar Kera Sakti celingak-celinguk mencari sumber suara. Tak ada manusia di sekeliling mereka. Yang ada hanya gugusan batu-batu pantai, ada yang tingginya sampai sebatas dada manusia dewasa, ada yang hanya setinggi mata kaki saja. Baraka penasaran hingga melompat ke atas batu yang agak tinggi.Wuuut...!Jleeg...! Dari ketinggian itu ia memandang sekeliling men

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status