Share

Halmae Gwishin

"Fei~ah, apa menurutmu kita bisa mempercayai Yuram palsu itu?"

Lee Gon menghampiri Ling Fei yang sedang memandangi Lembah Air terjun suci, dengan mata tajamnya dan dengan kedua tangannya yang melingkar ke belakang tubuhnya.

"Bagaimana pun dia itu tetap Yuram Gon~ah. Saudara kita dan merupakan reinkarnasi Yuram di masa depan. Aku tak mengerti apa maksud kedatangannya ke dunia kita dan menghilangkan jiwa Yuram di masa kini. Tapi, ku pikir ada sesuatu hal yang ingin ditunjukan semesta kepada kita. Apalagi, ini ada keterkaitannya dengan Haneunim Uju."

Ling Fei memang merasa ada sesuatu hal yang aneh dengan kedatangan Yuram dari masa depan ke masa kini. Menurutnya, ini memang ada keterkaitannya dengan tatto yang dimilikinya. Apalagi, sebelum jiwa Yuram menghilang, mereka mempunyai misi khusus untuk mendapatkan kembali batu merah suci yang hilang 1000 tahun lalu, yang tengah menjadi perburuan para gumiho.

"Seperti yang di katakan Yuram sebelum kejadian dia sempat tak sadarkan diri selama 3 hari. Kitab Han Ling Gon memang ada yang hilang beberapa lembar. Dan, menurutnya itu adalah hal yang penting. Kita harus tetap mencari lembaran yang hilang itu, Fei~ah."

Kali ini Lee Gon terlihat bersemangat sekali untuk mencari lembaran kitab Han Ling Gon yang hilang. Berbeda dari hari-hari sebelumnya. Ia selalu tampak malas dan begitu tak bersemangat untuk mencari lembaran kitab Han Ling Gon yang hilang.

"Sttt!!" Ling Fei menaruh telunjuknya di dekat mulutnya, pertanda Lee Gon untuk diam tak bersuara.

"Ada apa, Ling Fei?" Lee Gon setengah berbisik dan mengikuti ke mana arah mata Ling Fei menatap.

"Halmae Gwishin di sini," katanya yang kali ini bersiap-siap untuk mengeluarkan pedang Cahaya miliknya.

"Hebat, ternyata kau bisa juga mengetahui keberadaanku dengan cepat."

Halmae Gwishin atau bisa dibilang sebagai hantu nenek tua adalah salah satu roh yang senang mendekati para manusia atau sesama hantu lainnya, dengan berkata bahwa dia bisa meramal masa depan dengan cara menjilati tangan mereka dengan lidahnya. Roh hantu nenek tua itu tiba-tiba saja datang menghampiri Lee Gon dan juga Ling Fei, dengan diikuti kabut putih yang menyelimutinya.

"Untuk apa kau ke sini?" Ling Fei menatap hantu nenek tua itu dengan mata elangnya yang tajam.

"Serahkan Yeongwan padaku sekarang juga!" Hantu nenek tua itu menatap Ling Fei penuh dendam, dengan amarah yang begitu membara.

"Tidak akan pernah!" Ling Fei memantapkan keputusannya hingga membuat Halmae Gwishin itu semakin tersulut api emosi.

"Perempuan jahanam!!"

Halmae Gwishin yang terbakar api amarah langsung menyerang Ling Fei dengan berlari cepat bagaikan seekor harimau. Ia berusaha untuk menyakar kepala Ling Fei, namun usahanya gagal karena Ling Fei berhasil menjauh dari serangannya dengan cepat.

Kegagalannya itu membuat Halmae Gwishin tersebut memanjat pohon dengan begitu cepat, kemudian melompat ke arah kepala Ling Fei, serta berusaha untuk mencekiknya. Melihat hal tersebut, Lee Gon langsung berlari ke arah hantu nenek tua itu dengan menarik kerah pakaiannya, kemudian melemparnya begitu jauh.

"Fei~ah, kau tak apa-apa?" tanya Lee Gon tampak cemas.

"Dia mau mencekik leherku." Ling Fei memegang lehernya, dengan beberapa kali terbatuk akibat cekikan maut hantu nenek tua itu.

"Serahkan Yeongwan padaku sekarang juga!!" teriak hantu nenek tua itu yang mulai menyerang kembali Lee Gon dan juga Ling Fei.

Begitu hendak menerkam Lee Gon dan juga Ling Fei, tiba-tiba saja sekelebat cahaya rembulan bulan sabit menerangi mereka semua, hingga sangat menyilaukan mata siapapun yang melihatnya.

"Apa itu?" teriak Lee Gon dengan mata yang menyipit karena cahayanya benar-benar begitu terang dan menyilaukan matanya.

"Han Yuram?" seru Ling Fei begitu mendapati sosok Han Yuram yang terbang di atas langit san,a seraya memegang pedang Hayeongsan miliknya.

"Dia kembali?" Lee Gon tampak tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

Han Yuram langsung terbang ke arah Halmae Gwishin dan menghunuskan pedang Hayeongsan miliknya ke arah hati Halmae Gwishin, hingga membuat Halmae Gwishin itu berubah menjadi serpihan abu, hanya dalam hitungan beberapa detik.

"Kau kembali, Yuram~ah?" tanya Lee Gon begitu melihat Han Yuram berhasil mengalahkan Halmae Gwishin hanya dengan sekali serangannya.

"Aku tidak tahu dan tidak mengerti. Tiba-tiba saja energi yang aku rasakan dalam tubuhku sangat kuat, begitu aku selesai membaca kitab Han Ling Gon yang kalian berikan padaku. Rasanya, tubuhku seperti terbakar api. Dan, tiba-tiba saja aku merasakan kekuatanku bertambah banyak dan radarku mengatakan bahwa kalian dalam bahaya," katanya menjelaskan dan merasakan hal yang aneh telah terjadi kepadanya.

"Apa kau masih tetap Choi Bai Lu dan bukan Han Yuram?" tanya Lee Gon kembali begitu mendengar jawaban Yuram barusan.

Bai Lu menganggukkan kepalanya. Begitu selesai membunuh Halmae Gwishin, pedang Hayeongsan milik Han Yuram pun hilang, dan raib begitu saja dari tangannya.

"Bagaimana bisa kau tetap Choi Bai Lu, sementara kau bisa memegang pedang Hayeongsan dan memanggil pedangnya. Ini sangat aneh sekali!" Lee Gon mengernyitkan keningnya bingung.

"Apa keputusanmu, Bai Lu? Apa kau akan menerima takdirmu sebagai Han Yuram di sini dan kembali menjalankan kewajiban kita untuk mencari batu merah suci itu? Atau sebaliknya?" tanya Ling Fei yang kali ini menatap wajah Bai Lu begitu dekat, dan mengabaikan pertanyaan Lee Gon.

"Aku tidak tahu. Tapi, aku akan menerima takdirku, dan mulai hari ini aku akan hidup sebagai Han Yuram. Aku juga akan mencari tahu alasan kenapa aku bisa melintasi waktu, dan kembali ke Dinasti Joseon di masa lalu. Aku juga akan mencari tahu lebih dalam tentang diriku yang sebenarnya."

Bai Lu telah memantapkan keputusannya. Dan, kali ini ia terlihat bersungguh-sungguh dengan keputusan yang ia pilih. Karena dengan begitu, mulai ke depannya ia akan menjadi sosok Han Yuram, meski dengan jiwa Choi Bai Lu di tahun 2024.

Karena untuk kembali menjadi Choi Bai Lu di tahun 2024 tidak akan bisa ia jalani. Karena ia juga tidak bisa kembali ke masanya. Dan, mungkin saja ia belum bisa kembali, sebab ia harus menjalankan tugasnya di masa lalu yang tertunda.

"Bagus. Mulai hari ini, kau akan menjadi Han Yuram. Dan, kau akan menjalankan misi berbaya bersama kami berdua, untuk mencari batu merah suci dan memusnahkan para gumiho yang berusaha mengambil apa yang tidak seharusnya menjadi milik mereka."

Ling Fei dan Bai Lu saling beradu pandang. Sementara Lee Gon tersenyum puas dengan keputusan yang diambil Bai Lu kali ini. Dari arah yang begitu jauh, tampak sesosok Gumiho berenergi kuat menatap ke arah Ling Fei, Bai Lu dan Lee Gon dengan mata iblisnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status