"Yao'er, biarkan Chen Xuan beristirahat untuk memulihkan energi spiritualnya, kamu juga masih harus menyelesaikan ujian evolusi terakhir tubuh manusia mu!" ujar Qin Feng. "Baik, Ayah!" sahut Qin Yao sembari membungkuk memberi hormat. "Xuan, setelah ujian evolusi terakhirku selesai, aku akan segera kembali menemanimu." kata Qin Yao, lembut. Tetapi Chen Xuan hanya tersenyum tipis tanpa berkata sepatah katapun. Kemudian Qin Feng bersama Qin Yao pun pergi meninggalkan Chen Xuan seorang diri di dalam kamar. Qin Yao terlahir dengan garis darah keturunan siluman ular tertinggi, klan ular tujuh warna. Walaupun ia juga mempunyai garis darah manusia dari ayahnya, tetapi garis darah keturunan klan siluman ular itu lebih pekat di dalam tubuhnya. Asal usul ibunya sangatlah tinggi, di mana ibunya merupakan seorang ratu ular dari klan siluman ular tujuh warna, membuat Qin Yao terlahir special, mewarisi pupil tiga kelopak bunga yang di mana itu adalah mata special yang sangat di takuti oleh par
"Aishhh, tidak perlu kamu pikirkan di mana ini, sebaiknya kamu kembali istirahat, dan cepat pulih seperti sediakala." ujar Qin Yao sembari merapihkan rambut hitam Chen Xuan yang berantakan. Sikap Qin Yao, mengingatkan ia terhadap mendiang ibunya yang selalu ramah, baik hati, dan juga selalu merapihkan rambut dan juga pakaiannya sebelum ia melakukan aktivitas apapun. Hingga Chen Xuan pun tak sadar bahwa air matanya telah menetes membasahi pipinya. "Kenapa kamu menangis, Xuan?" tanya Qin Yao dengan nadanya yang rendah dan lembut, ketika melihat air mata Chen Xuan mengalir di pipinya. Tetapi Chen Xuan tetap bungkam, memalingkan pandangannya menatap ke bawah, ia pun segera menghapus air matanya menggunakan punggung tangannya. Qin Yao menghela nafas panjangnya, "Hm, baiklah kalau kamu tidak mau bercerita. Oh ya, tunggu sebentar, ya! Aku akan memberi tahu ayah, kalau kamu sudah bangun!" kata Qin Yao. Nadanya begitu ramah dan lembut, segaris senyuman masih menggantung di bibirnya. Che
"Cepat bangun, Xuan!" kata Qin Yao, bersedih. Air matanya menumpuk di pelupuk matanya dan perlahan terjatuh membasahi pipinya. Selama satu minggu ini, Qin Yao senantiasa mengurus Chen Xuan dengan sepenuh hatinya. Chen Xuan benar-benar dalam keadaan koma. Energi spiritual di dalam tubuhnya terkuras habis, bahkan ia yang dalam keadaan tak sadarkan diri, membuatnya tidak dapat menelan pil obat dan juga makanan. Namun, Qin Yao tidak ragu, ia memasuk pil obat kedalam mulut Chen Xuan, kemudian ia memasukan seteguk air ke dalam mulutnya sendiri, tetapi bukan untuk ia minum sendiri, melainkan menyimpannya di dalam mulutnya, kemudian ia menggunakan mulutnya sendiri untuk menyalurkan air pada mulut Chen Xuan, membuat pil obat itu terdorong masuk di antara kerongkongan Chen Xuan yang kering. Bahkan begitu juga di saat Qin Yao memasukan beberapa sendok bubur. Dan selama satu Minggu, ia selalu melakukan hal itu berulang kali dengan tulus, penuh kasih sayang. Qin Feng, sebagai ayahnya sendir
"Bocah sialan!" ucap Hun Li dengan sangat marah. "Kau telah membunuh sepuluh pengikut setiaku, dan hari ini, kau telah mempermalukan aku di hadapan banyak orang, dendam berdarah ini ... akan aku balas seratus ribu kali lebih menyakitkan." ujar Hun Li. Tidak terima di permalukan oleh Chen Xuan yang hanya seorang Praktisi tingkatan ranah pemurnian tubuh, membuat Hun Li menyimpan dendam yang begitu besar. Walaupun pada dasarnya yang menghentikan perseteruan itu adalah Qin Feng, namun bagi Hun Li, sebab akibat itu terjadi karna Chen Xuan. Sejak saat itu, Hun Li pun telah bersumpah akan memburu Chen Xuan sampai kapanpun, selama Chen Xuan masih hidup, maka dendam Hun Li, tidak akan pernah terhapuskan. Di sisi lain, di sebuah jalan di tengah hutan. Chu Tian bersama anggota-anggota Sekte racun lainnya, hendak kembali ke Sekte Racun. Namun sepanjang perjalanan, bayangan Chen Xuan tak pernah lepas dari bayang-bayang yang terlintas di kepalanya. Mengingat Chen Xuan yang mempunyai elemen
"Qin Feng!" teriak Hun Li dengan suaranya yang lantang penuh kekesalan dan rasa amarah. Tetapi orang di luar Paviliun itu tiba-tiba tertawa lantang, "Ha haa!" lalu ia pun menghentikan teknik ruang dan waktunya, membuat semua orang kembali dapat bergerak. Whoosh! Hempasan udara yang begitu kuat, bahkan sekejap mata, sosok pemimpin yang disebut juga dengan sebutan Ketua Sekte Iblis Surgawi, telah berada di dalam Paviliun Bulan Darah, di tengah-tengah kekacauan yang terjadi. Qin Feng melayang di udara dengan penuh wibawa dan juga kharismanya sebagai salah satu manusia yang mempunyai gelar raja dunia, dengan tingkatan ranahnya yang telah mencapai kaisar tempur tahap puncak akhir, membuat semua orang yang berada di dalam ruangan Paviliun Bulan Darah pun membungkuk sebagai tanda hormatnya kepada Qin Feng. Bahkan Chu Tian, salah satu tetua Sekte Racun pun demikian membungkuk. "Ayah!" panggil Qin Yao, satu tangannya melambai kepada Qin Feng. Segera Qin Feng pun memalingkan pandanga
"Ho hoo— kau ... berani melawanku!" ujar Hun Li dengan senyum sinis nya yang masih menggantung. Namun Chen Xuan tak sedikitpun menunjukan rasa takut terhadap Hun Li. Melainkan ia berdiri dengan dada yang terangkat, kedua matanya terbuka lebar, bahkan energi spiritual elemen petir itu mulai menyelimuti tubuh Chen Xuan. Sehingga elemen petir biru itu perlahan berubah menjadi elemen petir hitam bercampur merah yang menakutkan. Melihat fluktuasi energi yang begitu kuat, membuat Hun Li menyadari bahwa bocah di depannya adalah seorang Praktisi ranah ekstrim. "Hm, pantas saja kau begitu berani menentangku! Tapi ... ranah ekstrim milikmu masih sangat lemah, dan selama ini, tidak ada yang mampu mengembangkan ranah ekstrim hingga tingkatan yang lebih tinggi!" ujar Hun Li, tenang. Namun Chen Xuan sama sekali tidak mengerti atas apa yang di katakan oleh Hun Li. Walaupun sebelumnya ia juga pernah mendengar akan Ketua Sekte Awan Biru, Hua Jin, yang juga berkata bahwa Chen Xuan adalah praktis