Share

Kalut Tercabik Racun

Seorang pemuda berdiri di tengah lapangan tandus bekas persawahan. Jerami di sampingnya terbakar, mengeluarkan asap kuning kehijauan. Banyak yang menyebutnya Asap Kerling karena rasa sakit yang ditimbulkan.

Baju seragam warna merah Asoka tercabik-cabik asap, menyibak punggung putih pemuda itu. Celananya pun sama, robek di bagian lutut dan dekat tulang kering. Asoka tetap bertahan meski darah mengalir dari semua lubang tubuhnya.

Puncaknya saat gusi Asoka berlumuran cairan hijau. Rasanya sangat pahit sampai mengganggu konsentrasinya. Asoka segera tumbang di hitungan menit ke empat puluh.

Ki Mangun Tapari dan Empu Nara saling pandang heran. Jika Abah Suradira tahu akan hal ini, lencana giok akan diberikan cuma-cuma. Tapi keduanya punya rencana lain; ingin Asoka belajar dari tingkat rendah seperti murid-murid lainnya.

"Setyo Waringin, lupakan mereka semua. Luka mereka tidak separah pemuda ini." Ki Mangun Tapari membopong tubuh Asoka dibantu siluman katak mera

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status