Share

15. Gangguan di Pasar

Anggar Sukolaga dan Aninda Maya berjalan menuntun kudanya di antara kios-kios para pedagang pasar Gampartiga. Pasar itu memiliki jalan pembelah yang lebar, sehingga orang berkuda pun bisa leluasa berburu belanjaan.

Beruntungnya para pedagang di pasar itu, pengunjung pasar selalu ramai dari pagi hingga sore. Pagi adalah puncak ramainya.

Saat itu masih siang menuju sore. Sambil berjalan, Anggar Sukolaga memandang ke berbagai arah pasar. Pandangannya jauh-jauh, seperti mencari sesuatu yang tertentu, bukan bermaksud berbelanja. Sementara Aninda memerhatikan berbagai dagangan yang digelar, barang-barang yang tidak ada tersedia di rumah.

Anggar Sukolaga akhirnya melihat apa yang dicarinya, yaitu ikatan kain merah di tiang sebuah saung sederhana di ujung sudut pasar. Posisi saung itu agak tinggi karena dibangun di atas tanah yang lebih tinggi dari tanah pasar yang rata.

“Aninda, Ayah ingin menemui teman Ayah di saung sudut pasar sana,” kata Anggar Sukolaga kepada putri cantiknya. Keterangan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status