Home / Rumah Tangga / Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku / Bab 76 ( Lebih Baik, Kita Bekerjasama)

Share

Bab 76 ( Lebih Baik, Kita Bekerjasama)

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2025-01-08 11:48:56

Saras berjalan pelan melintasi lobi Hotel, matahari sore memancarkan cahaya hangat melalui kaca besar. Ia tidak memperhatikan sekitarnya, pikirannya terpaut pada masalah keuangan dan kehamilannya. Langkahnya terhenti sejenak di depan lift, menunggu pintu terbuka.

Saat itu, seorang pria tampan berusia tiga puluhan keluar dari ruang konferensi. Matanya cokelat, rambutnya hitam dan terurus rapi. Ia mengenakan setelan bisnis yang elegan. Pria itu tidak sengaja menabrak Saras, membuatnya terkejut.

"Maaf, Nyonya," katanya dengan sopan, memegang lengan Saras untuk menyeimbangkannya.

Saras menatap wajahnya, terkejut. "Ricard! Apa yang kau lakukan?"

Ricard tersenyum, menunjukkan kesenangan. "Saras! Lama tidak bertemu.bagaimana kabarmu?"

Saras merasa tidak nyaman, mengingat keadaannya saat ini. "Aku... aku baik-baik saja," jawabnya singkat.

Ricard memperhatikan ekspresi Saras. "Ada yang salah? kenapa kau ada di hotel?”

Saras menggelengkan kepala, berusaha menyembunyikan perasaannya. "Tidak,saat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 136 ( Pengakuan Ibu)

    Liam dan Saras masih berdiri di ruang tamu yang hening, menikmati kehangatan dan keakraban antara mereka. Tiba-tiba, ponsel Liam berdering, memecahkan keheningan antara mereka.Liam menarik napas dalam-dalam dan menjawab panggilan itu. "Halo?"Suara Rosa terdengar di seberang telepon, sedikit lembut dan santai. "Liam, aku butuh kamu dan Saras datang ke rumah hari ini."Liam terkejut dengan permintaan Rosa, karena Rosa saat ini sedang fokus pada kesehatannya dan jarang meminta bantuan. "Ada apa, Ibu?semua baik-baik saja?"Rosa terdengar sedikit lelah, tapi tetap bersemangat. "Aku baik-baik saja, Liam. Aku hanya butuh kamu dan Saras datang ke rumahku. Aku tidak bisa menjelaskan lebih lanjut melalui telepon. Tolong, Liam."Liam menatap Saras, yang masih berada di pelukannya. "Baiklah,ibu. Kami akan datang.”Rosa tersenyum. "Baiklah, aku tunggu kedatangan kalian.”Liam mengangguk, meskipun Rosa tidak bisa melihatnya. "Baiklah, ibu.”Liam menutup telepon dan menatap Saras. “Ibu meminta ki

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 135 ( Ayah Janji, akan Kembali)

    Danuarta dan Saras kembali ke ruang tamu, di mana Liam dan Vinso sedang menunggu mereka berdua. Liam berdiri dari sofa dan menatap Saras dengan mata yang penuh perhatian, sementara Vinso hanya duduk diam dengan ekspresi yang tidak terbaca."Saras, kamu baik-baik saja?" Liam bertanya dengan suara yang lembut.Saras mengangguk, masih terlihat sedikit sedih. "Ya, aku baik-baik saja."Danuarta melangkah maju dan menatap Liam dengan mata yang tajam. "Liam, aku ingin tahu bagaimana kondisi rumah tangga kamu dan Saras. Pernikahan kalian terbilang kontrak dan tidak terikat dengan janji suci pernikahan, jadi aku ingin tahu bagaimana kalian berdua menjalani kehidupan bersama, terutama dengan kondisi Saras yang sekarang."Liam menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Kami berdua menjalani kehidupan bersama dengan baik, Danuarta. Saras tinggal di rumahku dan kami memiliki kehidupan yang cukup nyaman. Dan tentang kondisi Saras... aku akan menjaga dia dan anak kami dengan baik."Danuarta menata

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 134 ( Aku melakukannya, demi Keselamatanmu)

    Saras berlari ke arah dapur, langkah kakinya yang cepat dan berat terdengar di lantai ubin yang dingin. Dia tidak peduli dengan apa pun selain melarikan diri dari rasa sakit dan kecewa yang memenuhi hatinya. Ketika dia memasuki dapur, dia langsung menuju ke arah wastafel dan membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap bisa menenangkan diri.Air yang mengalir di wajahnya seperti membantunya sadar kembali. Saras menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang. Dia menatap cermin di atas wastafel, melihat wajahnya yang merah dan mata yang berkaca-kaca karena tangisan.Saras mengambil beberapa tisu dari kotak yang ada di samping wastafel dan mengeringkan wajahnya. Dia kemudian mengambil segelas air dari kulkas dan meminumnya perlahan-lahan, mencoba menenangkan diri.Setelah beberapa saat, Saras merasa sedikit lebih tenang. Dia duduk di kursi yang ada di dapur, meletakkan tangan di atas meja dan menundukkan kepala. Dia mencoba memproses semua yang ba

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 133 ( Bertemu kembali, dengan Ayah...)

    Mobil hitam yang membawa Danuarta dan Vinso melaju dengan kecepatan stabil di jalan yang berliku-liku menuju rumah Liam. Ketika mereka tiba di depan gerbang, dua orang pria dengan postur tinggi dan berotot berdiri tegak, mata mereka tertuju pada mobil yang baru saja tiba."Siapa?" salah satu dari mereka bertanya dengan nada keras, tangan kanannya terlipat di dada sambil memandang ke arah mobil dengan curiga.Danuarta, yang duduk di kursi depan,menurunkan kaca jendela dan menatap pria di depannya dengan tenang. "Kami di sini untuk bertemu dengan Liam. Tolong beritahu dia bahwa Danuarta dan Vinso ada di sini," katanya dengan suara yang tegas namun sopan.Pria yang bertanya itu mengangguk singkat dan mengambil walkie-talkie dari saku celananya. "Lapor PakLiam, ada tamu di depan gerbang. Danuarta dan Vinso," lapornya dengan nada yang lebih profesional.Beberapa detik berlalu, dan suara Liam terdengar melalui walkie-talkie. "Izinkan mereka masuk," perintahnya dengan nada yang jelas dan ber

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 132 ( Berikan Aku Sebuah Alasan)

    Danuarta berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir di depan rumahnya, dengan langkah yang terlihat mantap dan percaya diri. Cahaya matahari sore yang memancar dari langit membuat bayangan Danuarta terlihat panjang dan gagah. Vinso, yang berdiri di sampingnya, mencoba untuk menghalangi keinginan Danuarta."Pak,saya mohon jangan lakukan ini," Vinso berkata, dengan suara yang terdengar khawatir. "anda tidak tahu apa yang akan terjadi jika anda mendatangi rumah Liam. Mungkin ada bahaya yang mengintai di sana."Namun, Danuarta tidak menghiraukan peringatan Vinso. ia sudah bersiap untuk ke rumah Liam, dan tidak ada yang bisa menghalangi keinginannya. ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya, dengan gerakan yang cepat dan percaya diri."Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi," Danuarta berkata, dengan suara yang mantap dan percaya diri."Aku tidak bisa hanya duduk dan menunggu. aku harus tahu kebenaran tentang Liam dan apa yang dia lakukan pada putriku. Karena surat perjanjian yang k

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 131 ( Pertengkaran)

    Mobil yang ditumpangi Saras dan Liam sudah sampai rumah, dan Viktor tidak ikut turun. ia hanya memandang ke arah Saras dan Liam dengan mata yang terlihat sedikit khawatir, sebelum memutuskan untuk tidak ikut turun. Viktor memutuskan untuk kembali ke Perusahaan.Saras dan Liam keluar dari mobil dan berjalan ke arah rumah. Mereka tidak berbicara apa-apa, dan hanya memandang ke arah depan dengan mata yang terlihat sedikit marah dan kecewa.Saat mereka memasuki rumah, Saras langsung memandang ke arah Liam dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Liam, kau telah berbohong padaku," Saras berkata, dengan suara yang terdengar sedikit keras. Ia tidak peduli jika anak buah Liam yang berjaga diluar mendengar percakapan mereka. "Saras, aku tidak tahu apa maksud ucapanmu," sahut Liam mencoba untuk tetap tenang.Saras memandang ke arah Liam dengan mata yang terlihat sedikit marah. "Kau telah berbohong padaku tentang ayah," Saras berkata, dengan suara yang terdengar lebih keras. "Tuduhan Ricard b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status