Share

Bab 7

Author: Dewi Mutia
last update Last Updated: 2023-04-14 11:06:33

"Perlu bantuan?" Ivy menawarkan diri untuk membantu Jonathan yang tengah sibuk memakai dasinya.

"Kita cuma berdua di sini. Kamu nggak perlu pura-pura menjadi istri yang baik."

Ivy tulus ingin membantu Jonathan, tapi Jonathan malah menanggapi negatif maksud baiknya, mengira dirinya hanya pura-pura baik.

"Aku serius mau bantuin. Bukan karena pura-pura. Tapi kalau kamu nya nggak suka, ya udah." Ivy memilih meninggalkan Jonathan yang masih ada di kamar ganti. Ia menunggu suaminya di luar untuk turun sarapan bersama di bawah.

Menit berikutnya, Jonathan keluar dan Ivy yang duduk di sofa, berdiri menghampiri Jonathan.

Dengan tersenyum, Ivy merangkul lengan Jonathan. Jonathan langsung menatapnya dengan tajam.

"Kenapa melihatku seperti mau makan orang begitu? Apa karena kamu nggak suka aku rangkul begini? Bukannya kamu bilang, aku harus menunjukan di depan keluargamu hubungan mesra kita? Jadi istri soleha di depan mereka."

Jonathan yang tadinya tak sadar dengan perjanjian mereka, akhirnya menghela nafas pelan, mencoba untuk tetap tenang menghadapi sikap Ivy. Karena jujur, Jonathan tidak terbiasa dan tidak suka disentuh oleh wanita lain selain Tavisa, kekasihnya.

Jonathan membiarkan Ivy merangkulnya. Ia pun berjalan keluar bersama Ivy, menuruni tangga sembari Ivy merangkulnya layaknya pasangan harmonis. Mereka langsung datang ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarga besarnya. Di sana, ada pamannya, Tuan Gandi Graham-adik mendiang ayahnya. Ibu kandungnya, Nyonya Selfia. Adik perempuannya, Salena. Adik sepupunya, Steven, adik tirinya, Cakra dan terakhir Nyonya Rukmana atau Amma Graham, sang nenek yang paling punya kuasa di rumah itu.

Ivy yang menghampiri mereka, sedikit kaget melihat keluarga besar Jonathan di sana.

"Keluargamu banyak juga," bisik Ivy.

Jonathan hanya melirik datar pada Ivy. Kemudian duduk bersama keluarganya. Ivy ikut suaminya. Wanita cantik berambut sebahu itu, membungkuk hormat di depan mereka semua. "Selamat pagi semuanya!"

Untuk menunjukkan sikapnya sebagai menantu yang baik, Ivy harus menyapa mereka dengan sopan dan hormat. Meski sebenarnya tidak menjadi menantu mereka, Ivy juga harus bersikap sopan pada mereka.

Nyonya Rukmana membalas dengan mengangguk tersenyum. "Duduklah!" titahnya kemudian.

Meski Nyonya Rukmana pernah menjodohkan cucunya dengan wanita pilihannya tapi ia tetap merestui wanita pilihan Jonathan. Baginya yang penting Jonathan menikah. Berbeda dengan Nyonya Selfia yang melirik tajam pada Ivy karena tak suka.

"Terima kasih Nenek!" Ivy menarik kursi di samping Jonathan. Namun tiba-tiba saja Aneska datang dan merebut kursinya. Ivy mau membalas Aneska dengan menarik kembali kursinya tapi Ivy tak mau menunjukkan sikap arogannya di depan semua keluarga Jonathan. Akhirnya Ivy memilih duduk di sebelah Aneska, tapi ia sempat melirik tajam Aneska. 'Lain kali aku nggak akan mengalah padamu Nona,' batin Ivy.

Aneska yang senang duduk di sebelah Jonathan, membantu Jonathan mengambil nasi ke piring pria itu.

"Hanya cantik, tapi tidak bisa melayani suami dengan baik, untuk apa? Hanya jadi benalu di keluarga ini." Tiba-tiba saja, Nyonya Selfia menyahut tapi wanita paruh baya itu tak memandang siapapun. Beliau bicara sambil asyik menikmati makanannya.

Meski begitu, Ivy tahu siapa yang dimaksud Nyonya Selfia. Dengan sikap anggunnya, Ivy berdiri dari tempatnya lalu mendatangi suaminya. Di sana, ia mengambil lauk yang diberikan Aneska ke piring Jonathan lalu meletakkan lauk itu ke piring Aneska.

"Maaf Nona! Suamiku nggak boleh makan nasi kalau pagi begini. Dia cuma boleh makan sayuran aja. Lebih baik kamu yang memakannya." Walau kata-katanya menyinggung Aneska tapi Ivy tetap tersenyum ramah melihat Aneska.

Jonathan tidak terbiasa makan sayuran sup jika pagi-pagi. Apalagi jika ada wortelnya. Pria itu hanya makan roti tawar saja. Ia pun melirik tajam ke Ivy. Namun karena harus menunjukkan keharmonisan hubungannya dengan Ivy di depan keluarga agar mereka semua percaya tentang pernikahannya, terutama sang nenek hingga Jonathan terpaksa menerima makanan pemberian Ivy.

"Terima kasih sayang!" Bahkan Jonathan tersenyum manis pada Ivy yang berdiri di sebelahnya.

Ivy kaget melihat sikap romantis Jonathan. Yang sesaat lalu di kamar memarahinya dengan arogan dan menatapnya dengan dingin, kini pria itu malah tersenyum. Namun detik berikutnya Ivy sadar bahwa suami diatas kertasnya itu hanya berpura-pura.

"Sama-sama sayang!" Untuk mendukung keharmonisan mereka, Ivy ikut memanggil mesra Jonathan lalu duduk di tempatnya.

Aneska hanya diam saja tapi tampak jelas diwajahnya yang tak senang melihat keromantisan kedua pengantin baru itu. Bibirnya cemberut, bahkan Aneska tak punya nafsu makan dan hanya mengaduk-ngaduk makanan di piringnya.

Sementara Nyonya Selfia heran melihat anaknyaakan sayur. "Jo, tumben kamu mau makan sayuran. Itu kan bukan kebiasaan kamu di pagi hari?"

Ivy kaget mendengar ucapan Nyonya Selfia. 'Gawat, aku nggak mikirin itu sebelum bertindak.'

Jonathan malah tampak biasa saja. "Aku makan Ma."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengantin Bayaran CEO Ternama   Bab 100

    “Selamat untuk Nona Ivy! Penerima penghargaan pemeran utama terbaik di drama Putri Terakhir dan penghargaan untuk artis pendatang baru.”Sudah dua tahun berlalu sejak kejadian mengerikan menimpa Ivy. Dia koma selama setahun dan baru pulih setahun belakangan ini. Dia kembali ke dunia hiburan enam bulan lalu untuk menyelesaikan drama yang tertunda karena dirinya.Dua tahun lalu ketika dia berbaring koma, Jonathan melakukan konfrensi pers dan menjelaskan pada semua orang bahwa Ivy adalah istrinya. Jadi semua orang yang dulu menghujatnya, kembali memujanya seperti dewi. Oleh sebab itu, Ivy tidak merasa tertekan ketika kembali ke dunia hiburan. Dia langsung mendapat dukungan dari banyak orang.Hari ini, Ivy mendapat penghargaan karena kerja kerasnya selama ini. Ada Jonathan yang menemaninya datang ke acara penghargaan itu. Namun Ivy merasa sedikit sedih karena saudari tirinya, Naomi tidak hadir dalam acara ini. Padahal Naomi sangat mendambakannya. Meski tidak akur dengan Naomi tapi Ivy tet

  • Pengantin Bayaran CEO Ternama   Bab 99

    Jonathan sedang duduk di samping ranjang rumah sakit di mana Ivy berbaring koma. Sudah dua hari sejak Ivy masuk rumah sakit. Tidak ada tanda-tanda bahwa Ivy akan sadar kembali. Bahkan masker oksigen masih menempel menutupi hidung dan mulut Ivy. Serta ada monitor tanda vital untuk memantau perkembangan Ivy di Ruang ICU. Kondisinya memang kritis hingga membutuhkan perawatan mendalam.Selama dua hari ini, Jonathan dan keluarganya bergantian menjaga Ivy. Termasuk Nyonya Selfia yang merasa kasihan melihat kondisi Ivy. Wanita paruh baya itu sering menemani ibu mertuanya yang bergantian dengan Jonathan untuk menjaga Ivy. Jonathan tidak bisa menemani Ivy selama dua puluh empat jam meski dia ingin terus berada di sisi Ivy untuk bisa melihat langsung Ivy sadar. Dia disibukkan dengan penyelidikan kecelakaan yang dialami Ivy karena dia yakin bahwa ada orang yang sengaja membunuh Ivy meski mobil yang ditemukan di tempat kejadian, dibeli atas nama Ivy.“Ivy, kau harus bangun dan menatapku langsung.

  • Pengantin Bayaran CEO Ternama   Bab 98

    Ivy sedang istirahat di kamarnya dan tiba-tiba ponselnya berdering. Panggilan itu dari Tavisa. Ivy segera mengangkatnya karena penasaran pada Tavisa yang tiba-tiba menghubunginya. Padahal, mereka belum pernah saling menyapa dengan benar. "Hal penting apa yang ingin dikatakan Tavisa sampai mengajakku bertemu? Apa dia berpikir aku akan menggagalkan pernikahan nya dengan Jonathan?" Ivy bicara sendiri dengan penuh rasa penasaran setelah dia dan Tavisa baru selesai bicara. Tavisa tak banyak basa-basi ketika bicara dengan Ivy. Dia langsung meminta Ivy ke sebuah cafe yang dekat dari Kediaman Graham untuk bertemu dengan alasan bahwa dia ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting."Sepertinya aku memang harus bicara berdua dengan Tavisa untuk menjelaskan padanya bahwa aku tidak punya niat jahat padanya. Perceraianku dengan Jonathan tetap dilakukan meski aku mengandung anaknya." Ivy merasa iba pada Tavisa yang pasti sedih dan sakit hati gara-gara kekasihnya malah menghamili wanita lain. Dia

  • Pengantin Bayaran CEO Ternama   Bab 97

    Tavisa marah ketika tahu bahwa Ivy sudah kembali lagi ke Kediaman Graham. Dia mendatangi Jonathan di kantor untuk mengatakan langsung pada Jonathan tentang masalah itu.Perempuan itu berjalan masuk melewati meja resepsionis dengan angkuhnya. Dia tak menoleh sekalipun dan hanya menatap lurus ke depan dengan raut wajah angkuhnya itu."Nona, Nona! Tunggu sebentar!" seru seorang pegawai resepsionis yang berusaha menghentikan Tavisa. Bahkan dia keluar dari meja resepsionis dan berlari menghampiri Tavisa yang kini berdiri di depan lift khusus untuk para atasan tertinggi di perusahaan itu.Tavisa yang sudah menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang melihat sang pegawai itu. "Ada apa?" tanyanya kemudian."Anda ingin ke mana?" tanya si pegawai resepsionis dengan sikapnya yang tetap sopan."Saya mau bertemu dengan tunangan saya." Ekspresi Tavisa tampak tidak senang karena pegawai itu menghalangi jalannya, bahkan bertanya padanya seolah pegawai itu tidak tahu siapa dirinya. Padahal dulu dia s

  • Pengantin Bayaran CEO Ternama   Bab 96

    Ivy terpaksa ikut pulang bersama Nyonya Rukmana meski dia merasa malu pada semua orang di rumah itu. Terutama pada Jonathan dan kekasihnya karena kembali lagi tinggal di Kediaman Graham, padahal dia bukan siapa-siapa selain wanita bayaran.Keduanya kini berada di mobil yang dikendarai supir pribadi Nyonya Rukmana. Ivy hanya diam menatap jalanan di depan. Nyonya Rukmana menoleh dan penasaran dengan diamnya Ivy. Itu bukanlah sifat cucu menantunya jika sedang bersama dengannya. Ivy akan selalu mencari topik pembicaraan jika bersamanya dan suasananya pun akan langsung berubah ceria. Tidak seperti sekarang ini. Sepi dan Ivy tak mengatakan apapun sejak naik ke mobil atau memang itu adalah sifat asli cucu menantunya dan selama ini, Ivy hanya menunjukkan kepura-puraan. Namun, Nyonya Rukmana tidak melihat dimata Ivy yang pura-pura padanya. Tidak seperti ketika berhadapan dengan Aneska dan Tavisa. Keduanya tersenyum serta lembut jika bicara padanya tapi dia bisa merasakan bahwa mereka hanya pur

  • Pengantin Bayaran CEO Ternama   Bab 95

    Meski Ivy menerima kehamilannya itu tapi dia tetap merasa sedih karena karir artis yang menjadi impiannya sejak dulu, terancam hancur. Orang-orang menganggapnya wanita simpanan yang hamil di luar nikah. Beberapa iklan yang bekerja sama dengannya, membatalkan kerja sama mereka. Jika saja drama Putri Terakhir yang dibintanginya saat ini, bukan dari perusahaan agensi milik Jonathan, mungkin pihak agensi sudah memutus kerja sama dengannya. Dia masih tetap menjadi artis dari SN Entertainment namun drama yang dibintanginya itu, ikut berdampak buruk karena berita kehamilannya. Banyak yang memintanya untuk berhenti. Ivy pun tidak bisa melakukan apapun selain pasrah menerima nasibnya itu.“Edy, berapa banyak kerugian perusahaan karena berita ini?” tanya Ivy yang duduk di sofa ruang tengah.Edy berdiri di depan Ivy. Pria itu baru saja tiba dan mengatakan pada Ivy bahwa adegan Putri Terakhir sementara dihentikan. Akan dilanjutkan jika situasi sudah membaik. Berita kehamilan Ivy sungguh mengheboh

  • Pengantin Bayaran CEO Ternama   Bab 94

    Nenek Rukmana baru saja diberitahu oleh asistennya tentang berita kehamilan Ivy. Dia tentu saja menganggap anak dalam kandungan Ivy adalah anak Jonathan. Karena itu, Nyonya Rukmana berencana untuk membawa Ivy meski dia masih benci dan kecewa pada Ivy. Dia harus mengabaikan kekecewaannya pada Ivy demi keturunan Graham."Aku harus membawa Ivy kembali ke rumah ini. Dia sedang mengandung keturunan keluarga ini. Jadi, dia wajib berada di rumah ini dan berhak mendapat sebagian harta warisanku." Nyonya Rukmana berbicara dengan asistennya yang diam di depannya tapi asisten itu tahu jelas keinginan Nyonya Rukmana saat ini."Apa saya bicara dengan pengacara keluarga untuk mengubah surat wasiat Anda, Nyonya?" tanya sang asisten memastikan."Kita bawa Ivy dulu ke rumah.""Baik." Asisten itu mengangguk kemudian mengikuti Nyonya Rukmana yang berjalan keluar dari kamarnya. Nyonya Rukmana dan asistennya kini menuruni tangga. Wanita berusia 69 tahun itu, melihat Tavisa dan Nyonya Selfia mengobrol di

  • Pengantin Bayaran CEO Ternama   Bab 93

    "Aku tidak butuh perhatianmu. Jadi singkirkan tanganmu dariku." Ivy bicara dengan nada suara yang begitu tegas. Bahkan lirikan matanya pada Jonathan, tajam seolah pria yang duduk di sampingnya itu adalah musuhnya.Jonathan sama sekali tak tersinggung dengan ucapan Ivy tapi dia tetap menyingkirkan tangannya yang menyentuh kepala Ivy. "Ivy, aku sudah mendengar dari Danny tentang kehamilanmu …,""Aku tidak akan menggugurkan bayi ini dan juga tidak akan minta kamu untuk bertanggungjawab. Perceraian tetap kita lakukan sesuai rencana kita." Ivy mengira Jonathan memintanya untuk menggugurkan kandungannya. Karena itu, dia memotong ucapan Jonathan dengan keinginan kerasnya untuk mempertahankan janinnya."Aku tidak berencana untuk menyuruhmu mengugurkan bayi itu. Aku malah ingin kamu mempertahankannya karena anak itu tidak berdosa. Lagipula kita menikah sah, Ivy. Jadi tidak ada alasan untuk mengugurkan nya," jelas Jonathan dengan tegas."Lalu kenapa kau datang kemari?" tanya Ivy yang penasaran

  • Pengantin Bayaran CEO Ternama   Bab 92

    Jonathan kini sampai di rumah Ivy. Namun di depan rumah istrinya itu, banyak wartawan hingga Jonathan hanya duduk di dalam mobil."Kita tidak bisa masuk karena banyak wartawan. Kalau kita turun dan menunjukkan diri, mereka pasti akan mencari tahu tentang hubungan Anda dengan Nyonya Ivy. Jadi apa yang harus kita lakukan Tuan?" sahut Danny dengan serius.Jonathan tidak segera menjawab Danny. Dia diam menatap semua wartawan itu. Danny menoleh ke belakang dan khawatir melihat tatapan tajam tuannya yang mengarah ke para wartawan itu."Apa sebaiknya kita kembali saja tuan? Kalau tuan ingin tahu mengenai kehamilan nyonya, sebaiknya kita utusa orang lain saja, tuan." Danny kembali menyahut untuk memberikan solusi pada Jonathan karena mengira tuannya itu bingung harus berbuat apa."Tidak. Aku tidak akan kembali. Kita sudah di sini. Jadi aku harus bertemu langsung dengan Ivy. Itu akan membuatku tenang.""Sekarang berita Nyonya Ivy hamil, diketahui banyak orang. Nama baik nyonya mungkin akan han

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status