Ivy dan Jonathan sudah keluar dari rumah. Keduanya kini berada di mobil yang dikendarai oleh Danny.
"Ke mana kita akan pergi?" tanya Ivy yang tak tahu ke mana Jonathan akan membawanya."Besok malam kamu harus menemaniku ke pesta. Jadi hari ini kita akan ke butik untuk mencoba gaun untukmu. Setelah itu, aku akan mengantarmu ke lokasi syuting," jelas Jonathan datar."Lokasi syuting?" Kening Ivy mengerut bingung melihat Jonathan.Jonathan mengulurkan tangannya ke depan kantong kursi belakang yang diduduki Danny. Ia mengambil naskah yang ia simpan di sana. Lalu, naskah itu ia sodorkan pada Ivy. "Ini naskah film untukmu!"Ivy mengambilnya tapi ia masih bingung maksud Jonathan memberikannya naskah film. "Kenapa kamu kasih naskah film? Untuk apa?""Aku sudah janji padamu untuk membuatmu masuk ke dunia entertainment, dan membantumu menjadi artis terkenal seperti yang kamu inginkan."Ivy tidak terlalu fokus mendengarkan Jonathan bicara. Ia malah fokus membaca naskah yang diberikan Jonathan. Ivy mengerutkan keningnya, tak senang dengan peran yang tidak sesuai permintaannya. Lalu, ia menoleh ke Jonathan yang duduk di sebelah kanannya. "Aku dapat peran utama kedua? Kenapa bukan peran utama Putri Terakhir? Bukannya aku bilang, ingin jadi artis terkenal? Aku juga bilang ingin balas dendam pada saudara tiriku yang mengambil peran yang harusnya jadi milikku.""Untuk menjadi terkenal, tidak selamanya harus mendapatkan peran utama. Tunjukkan saja bakatmu dan kemampuan aktingmu dengan baik di depan semua orang. Dan masalah balas dendammu itu, tidak perlu pakai cara murahan.""Lalu harus bagaimana membalas mereka?" tanya Ivy penasaran.Jonathan malah mendekatkan wajahnya ke wajah Ivy yang membuat Ivy kaget tapi Ivy tidak menghindar. Ia yang kaget dengan Jonathan hanya menatap suaminya itu dengan mata terbuka lebar.Ivy mengira Jonathan akan menciumnya tapi ternyata pria itu menggerakkan kepalanya ke telinga Ivy."Ternyata kamu wanita yang polos. Tidak mengerti apapun," bisik Jonathan dengan senyum smirk mengejek Ivy yang menurutnya bodoh.Ivy menggerakkan kepalanya ke samping, menghindari Jonathan yang masih mendekatkan wajahnya."Apa maksudmu?" tanyanya sembari menatap Jonathan.Jonathan kembali duduk bersandar di sana menatap Ivy datar. "Dengarkan aku dengan baik! Untuk balas dendam, tidak perlu dengan cara yang membuatmu dipandang rendah oleh orang lain. Kamu balas dendam dengan cara yang anggun dan bermartabat Ivy. Pertama, kau harus membuat semua orang berada di pihakmu dan mengagumimu dengan bakatmu. Bukankah itu cara yang lebih bagus dan tentunya sangat menguntungkanmu."Deg!Ide Jonathan membuat Ivy kagum dengan pria itu. Bahkan Ivy merasa Jonathan hari ini sangat tampan dan gagah dari kemarin. Sungguh ia tak menyangka jika pria itu sangat serius memikirkan ide untuk membalas dendam pada orang-orang itu."Terima Kasih! Kamu sangat baik karena bersedia membantuku!" kata Ivy tersenyum.Jonathan tersenyum miring. "Kamu pikir, aku membantumu karena ingin terlihat baik di depanmu. Aku melakukannya sesuai perjanjian kita. Jangan salah paham dengan maksudku!"Ivy sungguh melupakan mengenai perjanjiannya. Ternyata ia salah sudah kagum pada Jonathan. Pria itu ternyata memang dingin sedingin es."Aku tidak salah paham. Aku selalu ingat dengan perjanjian kita. Aku berterima kasih untuk menghargaimu sebagai pihak pertama." Ivy pun tak mau Jonathan salah mengartikan ucapan terima kasihnya hingga ia segera menjelaskan maksudnya tadi.Mobil sampai di sebuah butik ternama di Kota Jakarta. Mereka berdua berjalan sama-sama, masuk ke dalam, dan Danny hanya mengikuti dari belakang. Di dalam, mereka langsung disambut pemilik butik dan mereka dibawa ke sebuah ruangan VIP, di mana hanya ada mereka saja.Jonathan langsung duduk di sofa, menyilangkan kakinya di sana sembari bersandar dengan ekspresi datarnya melihat Ivy dibawa masuk sang pemilik butik sekaligus desainer pakaian. Danny hanya berdiri tegak di samping Jonathan duduk."Saya harus coba ini semua?" tanya pada desainer yang menunjukkannya berbagai model gaun."Iya Nona. Ini gaun baru yang saya buat sesuai permintaan Tuan Jonathan. Nona bisa memiliki semuanya tapi nona hanya bisa memakai satu gaun untuk hari ini," jelas desainer itu.Belum mencobanya tapi Ivy sudah menghela nafas lelahnya. "Baiklah. Saya coba semuanya!"Meski repot tapi ia mengalah untuk Jonathan yang ribet.Gaun pertama sudah ia kenakan. Desainer itu membuka tirainya, menunjukkan Ivy yang berdiri dengan gaun ditubuhnya.Jonathan mengerutkan keningnya. Raut wajahnya, tampak tak senang. Tanpa mengatakan apapun, Jonathan mengibas-ngibas tangannya, menyuruh Ivy mengganti dengan gaun yang lain.Ivy tak mengeluh, ia menutup kembali tirainya dan mengganti dengan gaun lain. Menit demi menit berlalu, sudah ada lima gaun yang dicoba Ivy dan belum ada yang menarik mata Jonathan. Ivy sudah lelah tapi ia tetap sabar menghadapi Jonathan. Hingga gaun ke delapan, akhirnya Jonathan setuju Ivy memakai gaun berwarna biru dominan putih."Akhirnya!" Ivy lega karena kegiatan yang melelahkan itu berhenti."Sudah selesai. Cepat ganti bajumu. Aku akan mengantarmu ke lokasi syuting!" titah Jonathan dengan raut wajahnya yang tetap datar pada Ivy.Sekitar lima belas menit, akhirnya Ivy sampai di lokasi syutingnya. Ia pamit pada Jonathan lalu mendatangi semua Kru Film. Di sana ada Naomi. Naomi heran melihat kedatangan Ivy. Dengan rasa penasarannya, ia mendekati Ivy yang berjalan ke arah Sutradara Wong."Sedang apa kau di sini, Ivy?""Mulai hari ini, aku ikut syuting sebagai peran utama kedua."“Selamat untuk Nona Ivy! Penerima penghargaan pemeran utama terbaik di drama Putri Terakhir dan penghargaan untuk artis pendatang baru.”Sudah dua tahun berlalu sejak kejadian mengerikan menimpa Ivy. Dia koma selama setahun dan baru pulih setahun belakangan ini. Dia kembali ke dunia hiburan enam bulan lalu untuk menyelesaikan drama yang tertunda karena dirinya.Dua tahun lalu ketika dia berbaring koma, Jonathan melakukan konfrensi pers dan menjelaskan pada semua orang bahwa Ivy adalah istrinya. Jadi semua orang yang dulu menghujatnya, kembali memujanya seperti dewi. Oleh sebab itu, Ivy tidak merasa tertekan ketika kembali ke dunia hiburan. Dia langsung mendapat dukungan dari banyak orang.Hari ini, Ivy mendapat penghargaan karena kerja kerasnya selama ini. Ada Jonathan yang menemaninya datang ke acara penghargaan itu. Namun Ivy merasa sedikit sedih karena saudari tirinya, Naomi tidak hadir dalam acara ini. Padahal Naomi sangat mendambakannya. Meski tidak akur dengan Naomi tapi Ivy tet
Jonathan sedang duduk di samping ranjang rumah sakit di mana Ivy berbaring koma. Sudah dua hari sejak Ivy masuk rumah sakit. Tidak ada tanda-tanda bahwa Ivy akan sadar kembali. Bahkan masker oksigen masih menempel menutupi hidung dan mulut Ivy. Serta ada monitor tanda vital untuk memantau perkembangan Ivy di Ruang ICU. Kondisinya memang kritis hingga membutuhkan perawatan mendalam.Selama dua hari ini, Jonathan dan keluarganya bergantian menjaga Ivy. Termasuk Nyonya Selfia yang merasa kasihan melihat kondisi Ivy. Wanita paruh baya itu sering menemani ibu mertuanya yang bergantian dengan Jonathan untuk menjaga Ivy. Jonathan tidak bisa menemani Ivy selama dua puluh empat jam meski dia ingin terus berada di sisi Ivy untuk bisa melihat langsung Ivy sadar. Dia disibukkan dengan penyelidikan kecelakaan yang dialami Ivy karena dia yakin bahwa ada orang yang sengaja membunuh Ivy meski mobil yang ditemukan di tempat kejadian, dibeli atas nama Ivy.“Ivy, kau harus bangun dan menatapku langsung.
Ivy sedang istirahat di kamarnya dan tiba-tiba ponselnya berdering. Panggilan itu dari Tavisa. Ivy segera mengangkatnya karena penasaran pada Tavisa yang tiba-tiba menghubunginya. Padahal, mereka belum pernah saling menyapa dengan benar. "Hal penting apa yang ingin dikatakan Tavisa sampai mengajakku bertemu? Apa dia berpikir aku akan menggagalkan pernikahan nya dengan Jonathan?" Ivy bicara sendiri dengan penuh rasa penasaran setelah dia dan Tavisa baru selesai bicara. Tavisa tak banyak basa-basi ketika bicara dengan Ivy. Dia langsung meminta Ivy ke sebuah cafe yang dekat dari Kediaman Graham untuk bertemu dengan alasan bahwa dia ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting."Sepertinya aku memang harus bicara berdua dengan Tavisa untuk menjelaskan padanya bahwa aku tidak punya niat jahat padanya. Perceraianku dengan Jonathan tetap dilakukan meski aku mengandung anaknya." Ivy merasa iba pada Tavisa yang pasti sedih dan sakit hati gara-gara kekasihnya malah menghamili wanita lain. Dia
Tavisa marah ketika tahu bahwa Ivy sudah kembali lagi ke Kediaman Graham. Dia mendatangi Jonathan di kantor untuk mengatakan langsung pada Jonathan tentang masalah itu.Perempuan itu berjalan masuk melewati meja resepsionis dengan angkuhnya. Dia tak menoleh sekalipun dan hanya menatap lurus ke depan dengan raut wajah angkuhnya itu."Nona, Nona! Tunggu sebentar!" seru seorang pegawai resepsionis yang berusaha menghentikan Tavisa. Bahkan dia keluar dari meja resepsionis dan berlari menghampiri Tavisa yang kini berdiri di depan lift khusus untuk para atasan tertinggi di perusahaan itu.Tavisa yang sudah menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang melihat sang pegawai itu. "Ada apa?" tanyanya kemudian."Anda ingin ke mana?" tanya si pegawai resepsionis dengan sikapnya yang tetap sopan."Saya mau bertemu dengan tunangan saya." Ekspresi Tavisa tampak tidak senang karena pegawai itu menghalangi jalannya, bahkan bertanya padanya seolah pegawai itu tidak tahu siapa dirinya. Padahal dulu dia s
Ivy terpaksa ikut pulang bersama Nyonya Rukmana meski dia merasa malu pada semua orang di rumah itu. Terutama pada Jonathan dan kekasihnya karena kembali lagi tinggal di Kediaman Graham, padahal dia bukan siapa-siapa selain wanita bayaran.Keduanya kini berada di mobil yang dikendarai supir pribadi Nyonya Rukmana. Ivy hanya diam menatap jalanan di depan. Nyonya Rukmana menoleh dan penasaran dengan diamnya Ivy. Itu bukanlah sifat cucu menantunya jika sedang bersama dengannya. Ivy akan selalu mencari topik pembicaraan jika bersamanya dan suasananya pun akan langsung berubah ceria. Tidak seperti sekarang ini. Sepi dan Ivy tak mengatakan apapun sejak naik ke mobil atau memang itu adalah sifat asli cucu menantunya dan selama ini, Ivy hanya menunjukkan kepura-puraan. Namun, Nyonya Rukmana tidak melihat dimata Ivy yang pura-pura padanya. Tidak seperti ketika berhadapan dengan Aneska dan Tavisa. Keduanya tersenyum serta lembut jika bicara padanya tapi dia bisa merasakan bahwa mereka hanya pur
Meski Ivy menerima kehamilannya itu tapi dia tetap merasa sedih karena karir artis yang menjadi impiannya sejak dulu, terancam hancur. Orang-orang menganggapnya wanita simpanan yang hamil di luar nikah. Beberapa iklan yang bekerja sama dengannya, membatalkan kerja sama mereka. Jika saja drama Putri Terakhir yang dibintanginya saat ini, bukan dari perusahaan agensi milik Jonathan, mungkin pihak agensi sudah memutus kerja sama dengannya. Dia masih tetap menjadi artis dari SN Entertainment namun drama yang dibintanginya itu, ikut berdampak buruk karena berita kehamilannya. Banyak yang memintanya untuk berhenti. Ivy pun tidak bisa melakukan apapun selain pasrah menerima nasibnya itu.“Edy, berapa banyak kerugian perusahaan karena berita ini?” tanya Ivy yang duduk di sofa ruang tengah.Edy berdiri di depan Ivy. Pria itu baru saja tiba dan mengatakan pada Ivy bahwa adegan Putri Terakhir sementara dihentikan. Akan dilanjutkan jika situasi sudah membaik. Berita kehamilan Ivy sungguh mengheboh
Nenek Rukmana baru saja diberitahu oleh asistennya tentang berita kehamilan Ivy. Dia tentu saja menganggap anak dalam kandungan Ivy adalah anak Jonathan. Karena itu, Nyonya Rukmana berencana untuk membawa Ivy meski dia masih benci dan kecewa pada Ivy. Dia harus mengabaikan kekecewaannya pada Ivy demi keturunan Graham."Aku harus membawa Ivy kembali ke rumah ini. Dia sedang mengandung keturunan keluarga ini. Jadi, dia wajib berada di rumah ini dan berhak mendapat sebagian harta warisanku." Nyonya Rukmana berbicara dengan asistennya yang diam di depannya tapi asisten itu tahu jelas keinginan Nyonya Rukmana saat ini."Apa saya bicara dengan pengacara keluarga untuk mengubah surat wasiat Anda, Nyonya?" tanya sang asisten memastikan."Kita bawa Ivy dulu ke rumah.""Baik." Asisten itu mengangguk kemudian mengikuti Nyonya Rukmana yang berjalan keluar dari kamarnya. Nyonya Rukmana dan asistennya kini menuruni tangga. Wanita berusia 69 tahun itu, melihat Tavisa dan Nyonya Selfia mengobrol di
"Aku tidak butuh perhatianmu. Jadi singkirkan tanganmu dariku." Ivy bicara dengan nada suara yang begitu tegas. Bahkan lirikan matanya pada Jonathan, tajam seolah pria yang duduk di sampingnya itu adalah musuhnya.Jonathan sama sekali tak tersinggung dengan ucapan Ivy tapi dia tetap menyingkirkan tangannya yang menyentuh kepala Ivy. "Ivy, aku sudah mendengar dari Danny tentang kehamilanmu …,""Aku tidak akan menggugurkan bayi ini dan juga tidak akan minta kamu untuk bertanggungjawab. Perceraian tetap kita lakukan sesuai rencana kita." Ivy mengira Jonathan memintanya untuk menggugurkan kandungannya. Karena itu, dia memotong ucapan Jonathan dengan keinginan kerasnya untuk mempertahankan janinnya."Aku tidak berencana untuk menyuruhmu mengugurkan bayi itu. Aku malah ingin kamu mempertahankannya karena anak itu tidak berdosa. Lagipula kita menikah sah, Ivy. Jadi tidak ada alasan untuk mengugurkan nya," jelas Jonathan dengan tegas."Lalu kenapa kau datang kemari?" tanya Ivy yang penasaran
Jonathan kini sampai di rumah Ivy. Namun di depan rumah istrinya itu, banyak wartawan hingga Jonathan hanya duduk di dalam mobil."Kita tidak bisa masuk karena banyak wartawan. Kalau kita turun dan menunjukkan diri, mereka pasti akan mencari tahu tentang hubungan Anda dengan Nyonya Ivy. Jadi apa yang harus kita lakukan Tuan?" sahut Danny dengan serius.Jonathan tidak segera menjawab Danny. Dia diam menatap semua wartawan itu. Danny menoleh ke belakang dan khawatir melihat tatapan tajam tuannya yang mengarah ke para wartawan itu."Apa sebaiknya kita kembali saja tuan? Kalau tuan ingin tahu mengenai kehamilan nyonya, sebaiknya kita utusa orang lain saja, tuan." Danny kembali menyahut untuk memberikan solusi pada Jonathan karena mengira tuannya itu bingung harus berbuat apa."Tidak. Aku tidak akan kembali. Kita sudah di sini. Jadi aku harus bertemu langsung dengan Ivy. Itu akan membuatku tenang.""Sekarang berita Nyonya Ivy hamil, diketahui banyak orang. Nama baik nyonya mungkin akan han