Share

Iblis Bertopeng

Nayra kemudian berjalan disamping Rainhard tanpa mengatakan apapun. Hingga Rainhard angkat bicara, "Menjadi istriku bukanlah hal yang mudah! Apa kau bersedia melakukan kewajibanmu sebagai istri?" tanya Rainhard menoleh melihat Nayra. 

"Aku bersedia!" jawab Nayra menoleh melihat Rainhard. 

Rainhard menghentikan langkahnya, "Kamu yakin ... bisa menjalani tugasmu?" tanya Rainhard serius. 

"Saya yakin!" jawab Nayra ikut menghentikan langkahnya. 

Mereka berdua bertatapan. Rainhard menatap Nayra dengan tatapan penuh arti sedangkan Nayra hanya bisa waspada, karna Rainhard pasti merencanakan sesuatu yang sulit dimengerti. 

"Jangan membuatku menunggu nanti malam. Aku tidak sabar menikmatimu!" ucap Rainhard tersenyum sinis. 

Nayra hanya terdiam menatap wajah bertopeng Rainhard. Meski yang Nayra tahu kalau wajah Rainhard hancur, namun topeng itu sungguh tidak membuat penampilan Rainhard menjadi buruk, malahan dia tampak sangat tampan. 

Hingga, Rainhard menyadarkan lamunan Nayra, "Bagaimana kalau kita melakukannya sekarang di sini?" tanya Rainhard dengan tangan menyentuh dagu Nayra. 

Nayra menghindari Rainhard dan berusaha mencari alasan, "Se-semua orang pasti sedang me-menunggu kita!" ucap Nayra gugup. 

Rainhard tersenyum, "Kau sangat polos! Apa kau belum melakukannya sebelumnya?" tanya Rainhard dengan tangan nakalnya yang menyentuh paha Nayra. 

Nayra mendorong Raindhard sekuat tenaga. Dia berusaha menolak permintaan Rainhard yang seolah akan menyentuhnya sekarang. 

"Kata anda, nanti malam! Jadi, jangan sekarang!" ucap Nayra menegaskan. 

'Oh God, aku bahkan tidak percaya akan mengatakan ini. Seolah aku sedang menawarkan diri! Tapi, jika aku tidak menenangkannya sekarang, maka dia akan melakukan apapun yang ia inginkan dan itu tidak boleh terjadi!' batin Nayra. 

Rainhard tersenyum, "Baiklah!" ucapnya menyentuh lembut bibir Nayra dengan tatapan ingin memiliki. 

Hingga Rayhan datang dan menyapa mereka, "Tuan, maaf mengganggu anda. Tapi semua orang telah menunggu kedatangan anda dan Nona!" ucap Rainhard menunduk sopan.

Melihat kedatangan Rayhan membuat Nayra langsung mendorong Rainhard yang dari tadi menggodanya. 

Nayra melangkah dengan cepat meninggalkan Rainhard. Saat melewati Rayhan, dia melihat mata Rayhan yang sesekali menatap lembut kepadanya. 

Yah, Nayra terpanah melihat wajah polos Rayhan. Mata indah itu memberi kesejukan di dalam hati Nayra. Tanpa sengaja degup jantung Nayra berdetak dengan cepat. 

'Siapa pria ini? Dia memanggil Rain dengan sebutan Tuan!' batin Nayra bertanya-tanya. 

Nayra menggeleng dengan cepat, 'Tidak! Aku tidak boleh sedikitpun lengah. Pasti pria ini juga sama dengan Rain, menjadikan seorang wanita sebagai alat bisnis!' batin Nayra. 

Sedangkan Rainhard menatap Nayra dengan tatapan tidak suka karna Nayra yang mendahuluinya berjalan. Namun, Rayhan dengan cepat angkat bicara karna dia tahu kalau mood Rainhard sedang tidak baik. 

"Mari Tuan!" ucap Rayhan sopan. 

Rainhard berjalan dengan Rayhan disampingnya. Mata Rayhan menatap Nayra yang berjalan membelakanginya. Punggung kecil itu membuat Rainhard sangat tidak sabar menyantap Nayra. 

"Ray, pesan beberapa baju yang pas dengan wanita itu. Jangan lupa juga memesan beberapa baju tidur kimono untuknya. Malam ini ... aku akan menikmatinya!" ucap Rainhard dengan senyum penuh kemenangan. 

Rayhan sedikit terkejut, dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Padahal, dia juga merasa tertarik dengan wanita yang bernama Nayra itu. Wanita yang akan dinikahi oleh Tuannya sendiri. 

Hingga Rayhan angkat bicara untuk mengalihkan pemikiran Rainhard. 

"Tuan, mengenai wanita yang anda suruh saya selidiki ... saya belum menemukan petunjuk apapun. Wanita itu tidak bisa di temukan!" ucap Rayhan lirih. 

"Aku tidak mau tahu. Cari tahu siapa wanita itu!  Aku merasa bersalah dengannya karna telah merebut malam pertamanya dengan cara yang kasar!" jawab Rainhard.

"Tapi ...."

Belum sempat Rayhan melanjutkan perkataannya, Rainhard langsung memotong. 

"Jika kamu tidak mampu ... kamu bisa cuti selama beberapa hari dari pekerjaanmu!" ucap Rainhard dengan nada kesal. 

Yah, Rainhard paling benci kalau keinginannya tidak terpenuhi jadi dia merasa kesal sendiri.

"Maaf, Tuan. Saya akan mencari wanita itu sampai ketemu!" tegas Rayhan menunduk. 

....

Kini Rainhard dan Rayhan tiba di ruang keluarga dan ternyata Nayra mendahului mereka sampai. 

"Rain, duduklah!" pinta Grissham lirih. 

Rainhard duduk tepat di dekat Nayra yang telah duduk dari tadi. Nayra sempat kurang nyaman, namun dia berusaha untuk baik-baik saja. 

"Ada apa? Masih belum puas? Aku cukup bersabar menerima pernikahan yang tidak menguntungkan bagiku ini. Jadi, apa lagi yang ingin kau lakukan?" tanya Rainhard kesal. 

Grissham menghela napas berusaha untuk menenangkan diri karna cara bicara Rainhard membuatnya sedikit kesal. 

"Rain, kau sudah besar. Jadi ... aku tidak perlu menegur sikapmu. Bisakah di depan calon istrimu kamu bersikap sopan sedikit!" ucap Grissham kesal. 

"Pppfffhhhtttt," Rainhard malah tidak bisa menahan tawa dan semakin mempermalukan Grissham. 

"Rain terkasih, bisakah kamu sopan sedikit!" tegas Kyung-Mi angkat bicara. 

Nayra tekejut saat seorang wanita yang bersuara lembut seperti Kyung-Mi ternyata bisa mengeluarkan suara yang kesal. 

Hingga Adam Axton angkat bicara dan menenangkan semuanya.

"Ah, tidak apa-apa. Kami sebagai keluarga sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan Nak Rain," ucap Adam penuh kemunafikan. 

Nayra mulai menatap Rainhard dengan tangan mencubit paha Rainhard. Namun, Rainhard sama sekali tidak kesakitan. 

"Aku sudah menyetujui perkataanmu, lalu kenapa kamu masih ingin membatalkan pernikahannya?" gumam Nayra bertanya tengan mrmperkuat cubitannya kepada Rainhard. 

Rainhard mendekatkan bibirnya ke telinga Nayra dan membisik Nayra, "Aku tidak berkata ingin membatalkan pernikahannya. Mana mungkin aku menolak wanita seksi sepertimu?" Rainhard membisik Nayra, namun matanya tak berhenti menatap gundukan dua bola yang ada di dada Nayra. 

Nayra yang sadar akan tatapan Rainhard membuatnya khawatir dan langsung menutupi dadanya menggunakan kedua tangannya. 

"Hey, meski dadamu tak sebesar dada mantan-mantanku di luar sana. Tapi ... setidaknya ada sesuatu yang membuatku tertarik padamu!" Rainhard kembali membisik. 

Nayra mulai kesal atas bisikan dan godaan dari iblis bertopeng di dekatnya hingga Kwang-Sun angkat bicara karna melihat ketidak nyamanan Nayra. 

"Rain, jangan menakutinya. Jadi bersikap sopanlah sedikit!" ucap Kwang-Sun angkat bicara. 

"Apa aku menakutimu?" tanya Rainhard dingin kepada Nayra namun matanya menatap tajam Kwang-Sun. 

"Aku tidak merasa ditakuti, Tuan Kwang-Sun. Sebaiknya anda jangan ikut campur!" jawab Nayra menatap Kwang-Sun.

'Biarlah masalah ini aku yang tanggung. Lagi pula, sepertinya kedua kakak beradik ini terlihat tidak akur. Aku tidak ingin hanya karena aku ... hubungan mereka semakin buruk,' batin Nayra.

"Kamu dengar sendiri, 'kan! Dia tidak merasa ditakuti. Sepertinya kamu lupa kalau dia adalah calon istriku, itu berarti ... aku bisa melakukan apapun terhadapnya!" ucap Rainhard angkat bicara dengan senyum sinis di wajahnya. 

Kwang-Sung mengalihkan pandangannya ke Nayra, "Maaf jika aku terlalu ikut campur," ucapnya lirih menatap Nayra penuh dengan ketulusan. 

Nayra mulai terbuai dengan ketulusan yang diperlihatkan Kwang-Sun, apalagi ... wajah tampan Kwang-Sun membuatnya tergoda. Namun, Rainhard dengan cepat angkat bicara, "Hentikan tatapan matamu itu! Calon suamimu ada di sampingmu, bukan di depanmu!" ucap Rainhard menatap tajam Nayra yang keasikan menikmati ketampanan Kwang-Sun. 

BERSAMBUNG .... 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status