Nayra kemudian berjalan disamping Rainhard tanpa mengatakan apapun. Hingga Rainhard angkat bicara, "Menjadi istriku bukanlah hal yang mudah! Apa kau bersedia melakukan kewajibanmu sebagai istri?" tanya Rainhard menoleh melihat Nayra.
"Aku bersedia!" jawab Nayra menoleh melihat Rainhard.
Rainhard menghentikan langkahnya, "Kamu yakin ... bisa menjalani tugasmu?" tanya Rainhard serius.
"Saya yakin!" jawab Nayra ikut menghentikan langkahnya.
Mereka berdua bertatapan. Rainhard menatap Nayra dengan tatapan penuh arti sedangkan Nayra hanya bisa waspada, karna Rainhard pasti merencanakan sesuatu yang sulit dimengerti.
"Jangan membuatku menunggu nanti malam. Aku tidak sabar menikmatimu!" ucap Rainhard tersenyum sinis.
Nayra hanya terdiam menatap wajah bertopeng Rainhard. Meski yang Nayra tahu kalau wajah Rainhard hancur, namun topeng itu sungguh tidak membuat penampilan Rainhard menjadi buruk, malahan dia tampak sangat tampan.
Hingga, Rainhard menyadarkan lamunan Nayra, "Bagaimana kalau kita melakukannya sekarang di sini?" tanya Rainhard dengan tangan menyentuh dagu Nayra.
Nayra menghindari Rainhard dan berusaha mencari alasan, "Se-semua orang pasti sedang me-menunggu kita!" ucap Nayra gugup.
Rainhard tersenyum, "Kau sangat polos! Apa kau belum melakukannya sebelumnya?" tanya Rainhard dengan tangan nakalnya yang menyentuh paha Nayra.
Nayra mendorong Raindhard sekuat tenaga. Dia berusaha menolak permintaan Rainhard yang seolah akan menyentuhnya sekarang.
"Kata anda, nanti malam! Jadi, jangan sekarang!" ucap Nayra menegaskan.
'Oh God, aku bahkan tidak percaya akan mengatakan ini. Seolah aku sedang menawarkan diri! Tapi, jika aku tidak menenangkannya sekarang, maka dia akan melakukan apapun yang ia inginkan dan itu tidak boleh terjadi!' batin Nayra.
Rainhard tersenyum, "Baiklah!" ucapnya menyentuh lembut bibir Nayra dengan tatapan ingin memiliki.
Hingga Rayhan datang dan menyapa mereka, "Tuan, maaf mengganggu anda. Tapi semua orang telah menunggu kedatangan anda dan Nona!" ucap Rainhard menunduk sopan.
Melihat kedatangan Rayhan membuat Nayra langsung mendorong Rainhard yang dari tadi menggodanya.
Nayra melangkah dengan cepat meninggalkan Rainhard. Saat melewati Rayhan, dia melihat mata Rayhan yang sesekali menatap lembut kepadanya.
Yah, Nayra terpanah melihat wajah polos Rayhan. Mata indah itu memberi kesejukan di dalam hati Nayra. Tanpa sengaja degup jantung Nayra berdetak dengan cepat.
'Siapa pria ini? Dia memanggil Rain dengan sebutan Tuan!' batin Nayra bertanya-tanya.
Nayra menggeleng dengan cepat, 'Tidak! Aku tidak boleh sedikitpun lengah. Pasti pria ini juga sama dengan Rain, menjadikan seorang wanita sebagai alat bisnis!' batin Nayra.
Sedangkan Rainhard menatap Nayra dengan tatapan tidak suka karna Nayra yang mendahuluinya berjalan. Namun, Rayhan dengan cepat angkat bicara karna dia tahu kalau mood Rainhard sedang tidak baik.
"Mari Tuan!" ucap Rayhan sopan.
Rainhard berjalan dengan Rayhan disampingnya. Mata Rayhan menatap Nayra yang berjalan membelakanginya. Punggung kecil itu membuat Rainhard sangat tidak sabar menyantap Nayra.
"Ray, pesan beberapa baju yang pas dengan wanita itu. Jangan lupa juga memesan beberapa baju tidur kimono untuknya. Malam ini ... aku akan menikmatinya!" ucap Rainhard dengan senyum penuh kemenangan.
Rayhan sedikit terkejut, dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Padahal, dia juga merasa tertarik dengan wanita yang bernama Nayra itu. Wanita yang akan dinikahi oleh Tuannya sendiri.
Hingga Rayhan angkat bicara untuk mengalihkan pemikiran Rainhard.
"Tuan, mengenai wanita yang anda suruh saya selidiki ... saya belum menemukan petunjuk apapun. Wanita itu tidak bisa di temukan!" ucap Rayhan lirih.
"Aku tidak mau tahu. Cari tahu siapa wanita itu! Aku merasa bersalah dengannya karna telah merebut malam pertamanya dengan cara yang kasar!" jawab Rainhard.
"Tapi ...."
Belum sempat Rayhan melanjutkan perkataannya, Rainhard langsung memotong.
"Jika kamu tidak mampu ... kamu bisa cuti selama beberapa hari dari pekerjaanmu!" ucap Rainhard dengan nada kesal.
Yah, Rainhard paling benci kalau keinginannya tidak terpenuhi jadi dia merasa kesal sendiri.
"Maaf, Tuan. Saya akan mencari wanita itu sampai ketemu!" tegas Rayhan menunduk.
....
Kini Rainhard dan Rayhan tiba di ruang keluarga dan ternyata Nayra mendahului mereka sampai.
"Rain, duduklah!" pinta Grissham lirih.
Rainhard duduk tepat di dekat Nayra yang telah duduk dari tadi. Nayra sempat kurang nyaman, namun dia berusaha untuk baik-baik saja.
"Ada apa? Masih belum puas? Aku cukup bersabar menerima pernikahan yang tidak menguntungkan bagiku ini. Jadi, apa lagi yang ingin kau lakukan?" tanya Rainhard kesal.
Grissham menghela napas berusaha untuk menenangkan diri karna cara bicara Rainhard membuatnya sedikit kesal.
"Rain, kau sudah besar. Jadi ... aku tidak perlu menegur sikapmu. Bisakah di depan calon istrimu kamu bersikap sopan sedikit!" ucap Grissham kesal.
"Pppfffhhhtttt," Rainhard malah tidak bisa menahan tawa dan semakin mempermalukan Grissham.
"Rain terkasih, bisakah kamu sopan sedikit!" tegas Kyung-Mi angkat bicara.
Nayra tekejut saat seorang wanita yang bersuara lembut seperti Kyung-Mi ternyata bisa mengeluarkan suara yang kesal.
Hingga Adam Axton angkat bicara dan menenangkan semuanya.
"Ah, tidak apa-apa. Kami sebagai keluarga sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan Nak Rain," ucap Adam penuh kemunafikan.
Nayra mulai menatap Rainhard dengan tangan mencubit paha Rainhard. Namun, Rainhard sama sekali tidak kesakitan.
"Aku sudah menyetujui perkataanmu, lalu kenapa kamu masih ingin membatalkan pernikahannya?" gumam Nayra bertanya tengan mrmperkuat cubitannya kepada Rainhard.
Rainhard mendekatkan bibirnya ke telinga Nayra dan membisik Nayra, "Aku tidak berkata ingin membatalkan pernikahannya. Mana mungkin aku menolak wanita seksi sepertimu?" Rainhard membisik Nayra, namun matanya tak berhenti menatap gundukan dua bola yang ada di dada Nayra.
Nayra yang sadar akan tatapan Rainhard membuatnya khawatir dan langsung menutupi dadanya menggunakan kedua tangannya.
"Hey, meski dadamu tak sebesar dada mantan-mantanku di luar sana. Tapi ... setidaknya ada sesuatu yang membuatku tertarik padamu!" Rainhard kembali membisik.
Nayra mulai kesal atas bisikan dan godaan dari iblis bertopeng di dekatnya hingga Kwang-Sun angkat bicara karna melihat ketidak nyamanan Nayra.
"Rain, jangan menakutinya. Jadi bersikap sopanlah sedikit!" ucap Kwang-Sun angkat bicara.
"Apa aku menakutimu?" tanya Rainhard dingin kepada Nayra namun matanya menatap tajam Kwang-Sun.
"Aku tidak merasa ditakuti, Tuan Kwang-Sun. Sebaiknya anda jangan ikut campur!" jawab Nayra menatap Kwang-Sun.
'Biarlah masalah ini aku yang tanggung. Lagi pula, sepertinya kedua kakak beradik ini terlihat tidak akur. Aku tidak ingin hanya karena aku ... hubungan mereka semakin buruk,' batin Nayra.
"Kamu dengar sendiri, 'kan! Dia tidak merasa ditakuti. Sepertinya kamu lupa kalau dia adalah calon istriku, itu berarti ... aku bisa melakukan apapun terhadapnya!" ucap Rainhard angkat bicara dengan senyum sinis di wajahnya.
Kwang-Sung mengalihkan pandangannya ke Nayra, "Maaf jika aku terlalu ikut campur," ucapnya lirih menatap Nayra penuh dengan ketulusan.
Nayra mulai terbuai dengan ketulusan yang diperlihatkan Kwang-Sun, apalagi ... wajah tampan Kwang-Sun membuatnya tergoda. Namun, Rainhard dengan cepat angkat bicara, "Hentikan tatapan matamu itu! Calon suamimu ada di sampingmu, bukan di depanmu!" ucap Rainhard menatap tajam Nayra yang keasikan menikmati ketampanan Kwang-Sun.
BERSAMBUNG ....
Nayra kemudian tersadar dan mulai salah tingkah, "Apa salahnya memandangi seseorang!" gumam Nayra kesal."Tentu saja salah! Sama halnya kau telah mempermalukanku." Rainhard menatap tajam Nayra."Ingat posisimu sekarang, ceroboh sedikit saja aku bisa membatalkan pernikahannya" bisik Rainhard memperingati Nayra.Nayra hanya diam dan patuh karna dia tidak ingin mencari masalah dengan Rainhard.....Beberapa saat kemudianTiba-tiba suasana menjadi tegang akibat dari keseriusan semua orang menanggapi sesuatu yang akan di bicarakan."Tentu anda sudah tahu kalau saya mengundang anda ke sini karna ingin membicarakan hari baik dari pernikahan Rain dengan Nayra. Kalau bisa, pernikahan harus diadakan secepatnya!" ucap Grissham kepada Adam.Kecuali Nayra dan Rainhard, semua orang mengangguk pertanda apa yang dikatakan Grissham adalah hal yang benar. Hingga, Rainhard angkat bicara membuat suasana semakin
Grissham terdiam sejenak dan menoleh melihat Kyung-Mi."Rain, Ayah melakukan ini demi kebaikanmu. Ayah terpaksa!" jawab Grissham dengan nada rendah."Demi kebaikanku? Apa aku tidak salah dengar? Mana ada seorang ayah memberi obat perangsang di minuman putranya sendiri!" Rainhard terkekeh dan menggelengkan kepala."Katakan, siapa wanita itu?" tanya Rainhard dingin tanpa ekspresi.Grissham menghela napas, "Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, yang jelas ... wanita yang kamu maksud itu, aku tidak tahu!" jawab Grissham.Rainhard mengernyitkan alis, "A-apa maksud Ayah? Jadi ... Ayah ingin bilang kalau Ayah tidak tahu tentang wanita yang aku tiduri?" tanya Rainhard mulai emosi."Aku benar-benar tidak tahu, Rain!" jawab Grissham.Kini Rainhard mengerti, yang memberi obat di minumannya bukanlah ayahnya, melainkan ibu tirinya--Kyung-Mi.Ayahnya hanya berusaha melindungi sang istri, makanya melemparkan kesalahan sang istri ke
Kini Nayra telah selesai memakai pakaian. Dia sengaja memilih dress panjang agar Rainhard tidak macam-macam dengannya nanti. Gaya berpakaiannya juga terlihat dewasa dengan dress panjang berleher V-neck dan tanpa lengan. Di depan cermin rias, Nayra menyisir rambut bergelombangnnya dan memberi sedikit aksesoris rambut agar terlihat lebih baik. Tak lupa memoleskan begitu banyak BB cream untuk mempertebal kulit wajahnya. Lipstiknya juga terlihat berlebihan dengan warna hitam karna jujur, Nayra ingin terlihat berlebihan di hadapan Rainhard.'Aku ingin lihat apakah dia masih akan tertarik padaku!' batin Nayra sengaja memperburuk dandanannya.Nayra mengukir alisnya memakai pensil alis dan membuatnya sedikit tebal karna Nayra yakin kalau Rainhard tidak akan tertarik dengannya.'Heh, rasain tuh! Aku akan berdandan menjadi orang terjelek sedunia agar kau tidak akan berani menghabiskan malam denganku!' batin Nayra bermain-main dengan dandanannya.
Kini Nayra berada di dalam taxi yang akan menuju ke kediaman Rain. Dia sangat gugup namun keinginannya membalas dendam membuatnya mengurangi kegugupannya.Selang beberapa menit, akhirnya Nayra telah sampai di depan rumah Rainhard. Mata Nayra tidak berkedip sama sekali akibat melihat rumah yang sangkanya adalah istana itu. Di tempatnya berdiri, Nayra menganga melihat betapa besar dan megahnya rumah dari seorang pria yang akan menjadi suaminya itu."Wahh ... ini pasti bukan rumah, melainkan istana!" gumam Nayra.Perlahan Nayra mendekat namun di kedua sisi pintu terdapat dua seorang lelaki yang bertubuh besar membuat Nayra sedikit takut mendekat. Namun, terlihat kedua laki-laki itu berbisik."Dia pasti wanita yang dikatakan Tuan Rain," bisik salah satu bodyguard kepada temannya."Melihat penampilannya yang cantik--kamu benar, dia pasti adalah Nona Nayra," jawab bodyguard yang satunya.Salah satu bodyguard itu mulai
Nayra masih mematung dan menggenggam dressnya dengan sangat erat karna dirinya masih tidak rela karna sebelumnya dia merasa trauma karna pria asing telah merebut k3p3rawanannya. Hingga Rainhard kembali angkat bicara, "Mau kubantu melepaskannya?" tanya Rainhard kesal melihat Nayra."A-aku bisa sendiri!" jawab Nayra dengan cepat namun terdengar gugup.Nayra perlahan menarik dressnya dan memperlihatkan sebagian bahunya. Dia sangat gugup namun Rainhard yang kurang sabaran malah menarik kasar baju Nayra sehingga baju itu robek dan memperlihatkan baju dalaman Nayra. Nayra melangkah mundur dengan tangan yang menutupi bagian dadanya."Kenapa menghindariku?" tanya Rainhard kurang senang melihat tingkah Nayra.Nayra hanya diam tanpa menatap mata Rainhard. Dia sangat gugup dan ketakutan karna bayang-bayang pria yang merebut barang bergharganya membuatnya menjadi ketakutan."A-aku ... a-aku ... aku hanya--"Belum sempat Nayra melanju
"Apa motifmu sebenarnya? Apakah kau diperintahkan oleh ayahku untuk memastikan wajah buruk rupaku? Atau ... kau memiliki hubungan dengan Kwang-Sun? Aku tahu kalau Kwang-Sun selalu mencurigai wajah hancurku tapi aku tidak rela jika wanita yang akan aku nikahi adalah bekas dari kakak yang kusebut orang asing itu!" ucap Rainhard dengan nada rendah namun terdengar tegas dan kesal.Nayra menatap Rainhard dengan air mata yang tertahan. Dia merasa dialah wanita yang paling menderita di muka bumi ini yang harus melayani pria bertopeng dengan sikap dingin dan kejam."Aku ... aku tidak tahu apa yang kamu maksud!" jawab Nayra dengan nada serak."Baiklah. Entah itu pura-pura tidak tahu atau benar-benar tidak tahu, akhiri saja pembicaraannya. Aku tidak ingin malamku bersamamu terganggu dengan pembicaraan yang tidak penting!" balas Rainhard menatap Nayra dengan tatapan tanpa ekspresi."Lakukan sekarang juga!" pinta Rainhard dingin.Nayra
Rainhard tengah berdiri menikmati sebatang rok*k yang ada di sela jarinya. Matanya menatap ke atas, menikmati indahnya bintang yang ada di langit malam itu. Angin malam menyentuh lembut kulit Rainhard dan membuat rambut maskulin Rainhard sesekali bergoyang. Malam begitu dingin, namun Rainhard hanya dilapisi handuk.Sesekali Rainhard menoleh melihat Nayra yang sedang duduk memeluk lututnya dan menatap kearahnya. Seketika Rainhard mengukir senyum di bibirnya berusaha menenangkan kekhawatiran Nayra atas pemikirannya terhadap Rainhard."Bintang malam ini sangat banyak. Tidakkah kau tertarik untuk melihatnya?" tanya Rainhard memancing Nayra agar Nayra datang kepadanya.Nayra menoleh dan menggeleng, Aku tidak mungkin ke sana dengan selimut tebql ini. Kau telah merobek pakaianku!" jawab Nayra dingin.Rainhard mengembuskan napas, "Baiklah, kali ini aku akan membantumu!" ucap Rainhard berjalan mendekati lemari pakaiaaln untuk mengambil beberapa p
Nayra terdiam sejenak. "Jika aku menjadi bonekamu, kau akan seenaknya terhadapku. Apa kau bisa menjaga batasanmu?" tanya Nayra dingin. "Selagi kau tidak memancing emosiku, aku akan menahan diri terhadapmu. Tanggal pernikahan kita sudah ditetapkan, aku harap kamu tidak merusak semuanya!" jawab Rainhard memperingati Nayra. "Nay, jadilah wanita penurut. Aku janji akan menjagamu!" Rainhard mendekati bibir Nayra dan berniat untuk mencecapnya. Namun, Nayra menghindar dan memilih untuk memalingkan wajah. "Heh, akan menjagaku? Apa aku bisa mempercayai kata-katamu?" tanya Nayra merasa lucu dengan perkataan Rainhard. "Aku butuh surat perjanjian. Karna aku masih belum percaya kata-kata yang keluar d