Rainhard tersenyum penuh arti, "Namamu Nayra bukan? Aku mendengar pria tua yang mungkin adalah ayahmu itu memanggilmu tadi. Oh iya, apa kau wanita yang dikirim oleh ayahku agar bisa menikahimu? Jika iya, maka aku berhak dong, melakukan apapun yang aku mau terhadapmu!" Rainhard lagi-lagi menyentuh dagu Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya.
"Berani sekali kamu menyentuh wajahku. Dasar pria tidak sopan!" bentak Nayra kemudian menghindar dari Rainhard.
"Tidak sopan? Beraninya kamu membentakku kemudian mengataiku! Apa kamu tahu, bagaimana aku mengatasi seseorang yang menentang kemauanku? Bahkan semua orang di rumah ini, tidak ada yang berani terhadapku!" balas Rainhard kesal.
Rainhard melangkah maju dan menatap tajam Nayra Membuat Nayra menjadi ketakutan dengan sepasang mata berwarna ungu gelap itu terlihat indah namun menyeramkan.
Semakin Rainhard melangkah mendekat, semakin Nayra melangkah mundur secara perlahan.
"A-apa yang kamu lakukan? Menjauh dariku!" tegas Nayra gugup dan mulai diselimuti rasa takut.
Hingga punggung Nayra telah menabrak dinding, membuatnya tidak bisa menghindar dari Rainhard. Sedangkan Rainhard mengambil kesempatan dalam kesempitan, manghalangi Nayra untuk kabur.
"Mau lari ke mana?" tanya Rainhard tersenyum.
"Kamu sangat tidak sopan. Menjauhlah dariku! Dasar Pria Brengs ...."
Belum sempat Nayra melanjutkan perkataannya, Rainhard malah menerobos menyatukan bibirnya di bibir Nayra. Yah, Rainhard asal Meng-kiss bibir Nayra dengan santai.
Nayra terkejut saat bibir lembut Rainhard terasa dibibir mungilnya. Hingga Nayra merasakan perlahan Rainhard mencecap bibir Nayra penuh kelembutan dan membuat Nayra hampir tenggelam dalam kenikmatan. Namun, Nayra dengan cepat mendorong Rainhard menjauh darinya.
"Dasar Pria mesum!" teriak Nayra mengatai Rainhard dengan tamparan yang mendarat di wajah Rainhard.
Kelakuan kasar Rainhard yang asal menerobos menikmati bibir Nayra membuat Nayra mengingat kejadian kemarin malam . Malam di mana keperawanannya terenggut paksa oleh pria asing yang tidak ia kenal sama sekali. Nayra merasa sedikit trauma, namun ia berusaha menahan diri karna bagaimanapun juga dia harus menjadi menantu di rumah Grissham dan menjadi istri Rainhard. Sanggupkah Nayra menghadapi sikap Rainhard yang seenaknya dan sok penguasa? Bisakah dia menjadi istri yang baik dan penurut sesuai kemauan Rainhard?
Rainhard menyentuh pipinya yang telah terkena tamparan Nayra. Dia mulai emosi dengan kelakuan Nayra yang tidak penurut, padahal dia suka wanita yang penurut.
"Aku kecewa, ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Padahal aku suka wanita yang penurut, tapi sepertinya kau cukup keras kepala. Mau aku beritahu sebuah permainan? Akan aku buat kau jatuh cinta padaku!" ucap Rainhard tersenyum sinis namun matanya menatap rendah Nayra.
"Mencintaimu? Heh, bagaimana bisa aku mencintai seorang pria yang menjadikan wanita sebagai alat bisnis?" tanya Nayra membalas tatapan mata Rainhard.
"Pphhtt ... Hahaha! Perkataanmu lucu sekali. Jika kau tidak suka dijadikan alat, lalu kenapa kau menerima tawaran pernikahan itu? Kau cukup menolaknya jika tidak menginginkannya! Aku tidak pernah memaksamu untuk menerima pernikahan itu, tapi sebelum menolak kau harus memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu!" ucap Rainhard terkekeh karna merasa lucu dengan perkataan Nayra.
"Baiklah! Jika kamu menginginkannya, aku akan membatalkan pernikahan itu sekarang juga. Lagi pula, kau tidak menarik sama sekali!" Lanjut Rainhard tersenyum sinis dan menatap Nayra dengan tatapan merendahkan.
Mendengar perkataan Rainhard membuat Nayra menjadi cemas. Padahal tujuannya kemari ingin menjadi istri dari Rainhard tapi kelakuannya sendiri yang menyebabkan Rainhard marah dan akan membatalkan pernikahannya.
'Nay, seharusnya kau tidak membuatnya emosi! Bagaimana ini? Jangan sampai dia membatalkan pernikahannya. Jika pernikahannya batal, maka kesempatanku untuk menghancurkan keluarga angkatku hanya menjadi angan tanpa terwujud! Aku harus menghentikan Pria bertopeng ini dan membujuknya agar tidak membatalkan pernikahannya!' batin Nayra mulai cemas.
Saat Rainhard ingin pergi, dengan cepat Nayra menghentikan langkahnya.
"Tidak seperti itu!" ucap Nayra dengan cepat.
Rainhard mengernyitkan alis karna kurang mengerti dengan perkataan Nayra.
"Apa?" tanya Rainhard menatap Nayra.
Nayra yang panik langsung mengenggam tangan Rainhard dan memohon, "Tolong jangan ambil hati dengan perkataan saya yang tadi!" ucap Nayra dengan nada yang menyesal.
Rainhard mulai mengerti dan semakin ingin mempermainkan Nayra.
"Bagaimana ini? Aku sudah terlanjur kecewa. Katakan padaku, atas dasar apa kau seenaknya mempermainkan pria sepertiku?" tanya Rainhard dengan senyum penuh arti.
"A-aku ...."
Belum sempat Nayra melanjutkan perkataannya, Rainhard langsung mendekatkan wajahnya kepada Nayra.
"Aku akan membatalkan pernikahannya sekarang juga!" tegas Rainhard menarik tangannya dari genggaman Nayra dengan kasar.
Rainhard berniat pergi ke ruang tamu untuk membatalkan pernikahannya dengan Nayra. Namun lagi-lagi Nayra memohon kepada Rainhard.
"Kumohon jangan! Jangan membatalkan pernikahannya!" ucap Nayra dengan nada rendah dan hanya menunduk.
Lagi-lagi Rainhard mendekati Nayra dengan senyum sinis di wajahnya. "Katakan! Apa yang akan aku dapatkan jika aku tidak membatalkan pernikahannya?" tanya Rainhard.
Dengan gugup Nayra menjawab, "A-apapun! Apapun yang anda perintahkan!" jawab Nayra tanpa berpikir panjang.
'Oh God, aku tidak menyangka akan mengatakan hal ini kepada iblis berwujud manusia ini!' batin Nayra menyesali perkataannya.
'Tapi, ini jalan satu-satunya untuk balas dendam kepada keluarga angkatku!' Lanjut Nayra meyakinkan dirinya kembali.
Rainhard memperbaiki pendengarannya baik-baik. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Nayra, "Apapun? Benarkah! Apa kau bisa memberikan tubuhmu ini padaku?" tanya Rainhard dengan senyum sinis.
Nayra sangat gugup, dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Bahkan suara napas Nayra terdengar tidak beraturan di telinga Rainhard.
Rainhard mengambil pulpen yang ada di kantung jasnya kemudian menuliskan alamat di telapak tangan Nayra.
"Ini adalah alamatku! Pikirkan baik-baik, jika kau ingin pernikahannya tidak dibatalkan maka temui aku dirumahku nanti malam. Aku memberimu waktu sampai jam 24.00 jika lewat dari itu ... besok aku akan membatalkan pernikahannya!" ucap Rainhard dingin.
Nayra hanya mengangguk menunggu Rainhard menyelesaikan tulisannya. Setelah menulis alamat di tangan Nayra, Rainhard membisik Nayra tepat di dekat telinga Nayra. Nayra bahkan merasakan napas Rainhard di bagian leher.
"Pastikan memakai baju yang cocok untuk malam kita!" bisik Rainhard tersenyum penuh arti.
Rainhard mulai berjalan sedangkan Nayra masih berdiri mematung karna masih memikirkan perkataan Rainhard yang terdengar kejam baginya.
'Bagaimana bisa ada manusia yang kejam seperti dia? Menganggap wanita hanyalah alat untuk dipermainkan!' batin Nayra merasa sedih.
Hingga Rainhard angkat bicara dan menyadarkan lamunan Nayra, "Tunggu apa lagi! Jangan membuat orang-orang palsu itu menanyaiku jika tidak melihatmu disisiku!" ucap Rainhard tegas tanpa menoleh melihat Nayra.
Nayra kemudian berjalan disamping Rainhard tanpa mengatakan apapun. Hingga Rainhard angkat bicara, "Menjadi istriku bukanlah hal yang mudah! Apa kau bersedia melakukan kewajibanmu sebagai istri?" tanya Rainhard menoleh melihat Nayra.
"Aku bersedia!" jawab Nayra menoleh melihat Rainhard.
BERSAMBUNG ....
Hai dear, Makasih ya masih setia membaca novel "Pengantin CEO Bertopeng!" Kira-kira, bagaimana kelanjutannya yah.
See you in the next Chapter ....
Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p
"Ba-bagaimana wajahmu bisa hancur?" tanya Nayra sedikit ragu dengan pertanyaannya."Kau penasaran?" tanya Rainhard lirih.Nayra mengangguk pelan, dia sungguh penasaran tentang asal usul wajah hancur Rainhard.Rainhard mulai membaringkan dirinya di dekat Nayra, "Kau orang pertama yang berani bertanya tentang wajahku!" ucap Rainhard dingin.Rainhard menatap langit-langit kamar sembari menghela napas. Dia berpikir sejenak tentang mulai dari mana dia akan menjelaskannya kepada Nayra."10 tahun yang lalu tepat umurku 15 tahun. Aku dan ibuku akan pergi ke suatu tempat yang katanya ... ayahku menunggu disana. Di perjalanan kami, semua terasa seolah baik-baik saja dan tidak akan terjadi masalah. Ibuku bahkan memelukku di mobil, hingga supir yang ibuku percayai malah kehilangan kendali dalam mengendarai mobil. Awalnya aku menyalahkan supir itu tapi ternyata supir itu tidak bersalah sedikitpun karna yang salah adalah mobilnya. R
"Aku ingin melihat wajah aslimu!" pinta Nayra."Kau akan takut nanti setelah melihatnya!" jawab Rainhard tiba-tiba berekspresi dingin."Sehancur apa?" tanya Nayra merendahkan suaranya."Sehancur ... kau akan jijik melihatnya!" jawab Rainhard dingin.Nayra terdiam, sejujurnya dia ingin melihat wajah asli Rainhard namun Rainhard membuatnya seolah-olah wajahnya sangat hancur sehingga membuat Nayra sedikit takut."Apa kau sungguh ingin melihatnya?" tanya Rainhard.Nayra berpikir sejenak, 'Bagaimana jika wajahnya benar-benar sangat hancur hingga membuat orang jijik. Apakah aku masih bisa bersamanya? Nay, lebih baik kau persiapkan diri dulu sebelum melihat wajah asli Rainhard!' batin Nayra."Bisakah kau membukanya di hari pernikahan kita?" tanya Nayra lirih.'Aku ingin membuat hari itu sespesial mungkin agar itu akan menjadi kenangan terindah saat kita bersama. Rain, aku tahu betul kamu menikahiku tanpa
"Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Jika pipi seorang wanita memerah itu berarti karna blush-on. Itu hal biasa untuk seorang wanita!" Nayra dengan cepat mengambil blush-on dan memakainya di bagian pipi.Demi menyelamatkan reputasinya sebagai seorang wanita, Nayra menyembunyikan kebenaran bahwa dia tersipu akibat postur tubuh sempurna Rainhard.Rainhard berjalan mendekati Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya. Dia berdiri tepat dihadapan Nayra yang hanya menunduk berusaha untuk tidak melihat Rainhard."Liat aku!" pinta Rainhard."A-apa kau tidak melihat kalau aku sedang menpercantik diri!" jawab Nayra mencari alasan."Oh yah? Ternyata seorang wanita suka mempertebal make upnya yah!" Rainhard terkekeh.Mendengar tawa Rainhard membuat Nayra merasa kesal. Nayra berdiri dari duduknya, "Siapa yang bilang kalau make upku tebal. Aku membuatnya setipis mungkin!" ucap