Share

Kakak Sepupu Seraina

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-06-06 17:14:11

Petang itu, matahari Zurich tenggelam perlahan di balik deretan pepohonan maple yang mengitari taman belakang mansion utama keluarga Von Rotchschild. Langit memerah lembut, menciptakan kanvas senja yang sempurna sebagai latar momen yang tak akan terlupakan.

Di bawah tenda semi-transparan dengan lampu-lampu gantung yang bergoyang ditiup angin musim semi, para tamu undangan mulai berdatangan. Busana formal bernuansa gelap dan gold mendominasi, membaur dengan irama musik klasik yang mengalun dari quartet biola di sudut taman.

Zanitha berdiri anggun di sisi kiri panggung utama, mengenakan gaun berpotongan empire berwarna champagne dengan selendang emas tipis di pundaknya. Perut buncitnya menonjol lembut di balik kain lembut yang membalut tubuhnya, namun sorot matanya tetap tajam, penuh kendali dalam kehangatan.

Ananta berjalan menyusuri lorong tengah taman, mengenakan setelan jas hitam eksklusif dengan dasi berwarna hijau zamrud. Di sebelahnya, Seraina tampak menawan dalam balutan gaun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Sebuah Harapan Baru

    Malam itu, lampu kristal yang menggantung di langit-langit ruang makan utama Mansion Von Rotchschild menyala terang. Cahaya keemasan menyapu meja makan panjang yang sudah tertata rapi dengan peralatan porselen antik dan hidangan khas Eropa musim semi. Aroma sup truffle dan daging panggang memenuhi udara, bercampur dengan wangi mawar putih dari vas-vas kristal yang tersebar di sepanjang meja.Suasana sedikit berbeda malam itu.Bukan karena menunya berubah. Bukan pula karena daftar tamu yang lebih panjang. Tapi karena ada satu kursi tambahan di meja itu—kursi di samping Rafael, yang untuk pertama kalinya diduduki oleh Nayla.Perempuan itu tampak sederhana seperti biasa. Rambutnya disanggul rapi, gaun maternity biru muda membalut tubuhnya yang tengah mengandung. Wajahnya tampak tenang, tapi di balik tatapan lembut itu, siapa pun bisa menangkap rasa gugup yang ia sembunyikan rapat-rapat.Di sisi kanan meja duduk Sebastian, dengan ekspresi kaku dan tak banyak bi

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Membangun Dari Puing

    Acara lamaran Seraina akhirnya usai. Malam menggantung sempurna di langit Zurich, dan gemerlap lampu taman belakang mansion Von Rotchschild mulai meredup satu per satu seiring kepergian keluarga besar Thakur. Para tamu penting sudah berpamitan, meninggalkan halaman yang kini hanya dipenuhi anggota inti keluarga besar Von Rotchschild.Di sudut taman, Rafael berdiri mematung bersama Nayla yang mengenakan gaun anggun berwarna dusty lilac. Meski sederhana, kehadirannya tidak bisa disangkal—ada ketenangan dan kelembutan dalam caranya menunduk sopan, berdiri sedikit di belakang Rafael. Wanita itu terlihat gugup, tapi wajahnya tetap tenang. Ia tahu malam ini akan menjadi ujian pertamanya.Rafael menarik napas panjang, menatap seluruh anggota keluarga yang tersisa di sana—Sebastian, Ananta dan Zanitha, Amelie-ibunya, Seraina, serta Luca. Wajah mereka menatap Rafael dengan berbagai macam ekspresi. Campuran rasa ingin tahu, canggung, bahkan penolakan yang belum diucapkan.“Ada yang ingin aku

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Kakak Sepupu Seraina

    Petang itu, matahari Zurich tenggelam perlahan di balik deretan pepohonan maple yang mengitari taman belakang mansion utama keluarga Von Rotchschild. Langit memerah lembut, menciptakan kanvas senja yang sempurna sebagai latar momen yang tak akan terlupakan.Di bawah tenda semi-transparan dengan lampu-lampu gantung yang bergoyang ditiup angin musim semi, para tamu undangan mulai berdatangan. Busana formal bernuansa gelap dan gold mendominasi, membaur dengan irama musik klasik yang mengalun dari quartet biola di sudut taman.Zanitha berdiri anggun di sisi kiri panggung utama, mengenakan gaun berpotongan empire berwarna champagne dengan selendang emas tipis di pundaknya. Perut buncitnya menonjol lembut di balik kain lembut yang membalut tubuhnya, namun sorot matanya tetap tajam, penuh kendali dalam kehangatan.Ananta berjalan menyusuri lorong tengah taman, mengenakan setelan jas hitam eksklusif dengan dasi berwarna hijau zamrud. Di sebelahnya, Seraina tampak menawan dalam balutan gaun

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Masa Depan Baru

    Sore harinya ketika baru saja Ananta sampai di mansion dan sedang menyelesaikan sedikit pekerjaan sambil menunggu Zanitha mandi dan makan malam siap—Seraina datang dan masuk ke ruang kerjanya setelah dipersilahkan oleh Klaus.Ananta mendongak dari layar komputernya.“Ada apa?” tanya Ananta datar.Seraina duduk di kursi tepat di depan Ananta, masih mengenakan pakaian kerja, sepertinya gadis itu mampir sebelum pulang ke mansionnya. “Ananta … aku… mau bicara soal acara lamaranku,” katanya pelan.Ananta menjauhkan tangannya dari keyboard kemudian menyandarkan punggung, memfokuskan perhatian kepada Seraina. “Tentu. Bagaimana?”Seraina menatap meja. “Ayah … belum bisa hadir. Dia masih terlalu lemah. Aku tahu… sebagai putri satu-satunya, aku ingin beliau mendampingi. Tapi .…”“Kamu ingin aku yang mewakili beliau?”Seraina menatapnya penuh harap. “Boleh kah?”“Rafael pasti akan datang, kan?” Ananta tidak langsung menyetujui.“Aku tidak ingin dia banyak terlibat, skandalnya diung

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Semua Berubah

    Langit hari itu diselimuti awan kelabu saat ambulans berhenti di depan Helvion Medical Center, rumah sakit milik keluarga Von Rotchschild.Pintu belakang ambulans terbuka, memperlihatkan sosok Leonardo yang terbaring lemah di atas brankar. Tubuhnya kurus kering, kulitnya pucat dengan luka-luka yang belum sepenuhnya sembuh. Matanya terpejam, namun nafasnya masih teratur, menandakan bahwa ia masih bertahan.Amelie-istri Leonardo, berlari menghampiri dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.“Leonardo, sayang … ini aku.” Suara Amelie bergetar saat menggenggam tangan suaminya yang dingin.Seraina-putri mereka, berdiri di samping ibunya, menatap sang ayah dengan mata berkaca-kaca.Rafael tidak datang karena harus menyelesaikan banyak laporan yang terbengkalai semenjak dia tinggalkan.“Ayah akan baik-baik saja, Bu,” ucap Seraina, mencoba menenangkan ibunya meski hatinya sendiri diliputi kekhawatiran.Dokter dan perawat segera membawa Leonardo ke ruang perawatan intensif. Amelie

  • Pengantin Dari Sebuah Tragedi   Keluarga Yang Lengkap

    Langit sore menggantung kelabu saat mobil hitam berhenti di depan mansion bergaya klasik Eropa milik Winna. Pintu gerbang terbuka perlahan, memperlihatkan taman yang tertata rapi namun terasa dingin dan sepi. Dari dalam mobil, Nayla menarik napas panjang, mencoba menenangkan degup jantungnya yang tak beraturan.Ia melangkah keluar, mengenakan mantel krem yang membalut tubuh mungilnya. Wajahnya tampak tenang, namun matanya menyiratkan kegelisahan.Langkahnya mantap menuju pintu utama, diiringi suara ketukan hak sepatunya yang bergema di pelataran marmer.Pintu dibuka oleh seorang pelayan wanita paruh baya yang tampak terkejut melihat tamu tak diundang itu.“Selamat sore, saya Nayla. Apakah nyonya Winna ada di rumah?” tanya Nayla dengan suara lembut.Pelayan itu ragu sejenak, lalu mengangguk pelan. “Silakan masuk, Nyonya. Saya akan memberitahukan kedatangan Anda.”Nayla melangkah masuk ke dalam mansion yang megah namun terasa hampa. Ia duduk di ruang tamu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status