Share

Bab 4 Rumah Lucas

Author: Nuvola
last update Last Updated: 2025-05-26 18:36:20

Di dapur yang terletak di lantai empat, Kiara dan Lucas sedang menikmati spaghetti buatan Kiara. Cahaya remang-remang dari lampu dapur menciptakan suasana hangat dan nyaman di antara mereka. Kiara sesekali mencuri pandang ke arah Lucas yang dengan lancar menyantap spaghetti tanpa kesulitan. Keterampilannya dalam menavigasi makanan di piringnya hampir tidak terlihat seperti ia memiliki kekurangan penglihatan.

Suasana hening menyelimuti mereka, hanya suara garpu dan sendok yang sesekali terdengar. Tiba-tiba, suasana tenang itu terganggu oleh langkah kaki seseorang yang mendekat.

"Sepertinya kalian sedang menikmati makan malam yang romantis," ucap Kevin dengan menatap lekat ke arah Kiara.

Kehadiran Kevin yang tiba-tiba jelas membuat situasi menjadi tegang, suara garpu ditangan Lucas berhenti sejenak.

“Untuk apa kamu kesini?” tanya Lucas dengan nada tegas, meski dia tidak bisa melihat.

“Aku hanya ingin menyapa Kakak ipar, karena tadi mungkin aku kurang sopan kepadanya,” jelas Kevin yang diakhiri dengan mengedipkan matanya ke arah Kiara. Kiara segera mengalihkan pandangannya dia seketika merasa takut dengan kehadiran Kevin karena pria itu sangat tidak sopan.

“Apa kamu lupa dengan peraturan?”

“Jangan terlalu keraslah Kak, kita ini keluarga. Apa salahnya aku datang?” ucap Kevin yang melangkah semakin mendekat ke arah Kiara.

Ingin sekali Kiara pergi dari sana, namun dia tentunya tak bisa meninggalkan Lucas begitu saja.

“Peraturan tetap peraturan, segera pergi dari sini!” tegas Lucas dengan suara lantang membuat Kevin menghentikan langkahnya.

“Baiklah aku akan pergi, lagipula aku hanya menyapa kakak ipar bukan untuk mencari keributan,” ucap Kevin.

Tapi sebelum dia melangkah pergi, Kevin dengan kurang ajarnya menyentuh tangan Kiara membuat gadis itu segera menepisnya dan tanpa sengaja menjatuhkan garpu yang ada di tangannya.

“Apa kamu baik-baik saja Kiara?” tanya Lucas membuat Kevin segera melangkah pergi dari sana.

“I-ya aku tidak apa-apa, hanya tidak sengaja menjatuhkan garpu,” jawab Kiara mencoba terdengar tenang meski jantungnya berdebar.

“Aku sudah selesai. Apa kamu sudah selesai makan?”

“Sudah, aku akan mencuci piring terlebih dahulu,” ucap Kiara yang bangkit dari duduknya.

“Tak perlu, biarkan maid yang melakukannya nanti. Ayo kita ke kamar,” ajak Lucas yang bangkit dari duduknya.

Kiara tanpa membantah langsung mengikuti perkataan Lucas, ketakutan akan Kevin membuat Kiara merasa tidak aman berada di luar kamar. Takut jika Kevin kembali, Kiara bisa melihat jika Kevin adalah pria mesum yang tidak sopan dan berbahaya. Tak ingin hal buruk terjadi pada dirinya maka Kiara segera menuju ke kamar bersama dengan Lucas.

Saat akan masuk ke dalam kamar, Kiara bisa melihat jika Kevin masih berdiri di depan lift dengan sorot mata yang tidak bisa Kiara artikan. Namun hal itu benar-benar membuat Kiara takut hingga dia tanpa sadar menutup pintu dengan kencang hingga menimbulkan suara nyaring.

“Kiara?”

“Maaf, aku tanpa sengaja menutup pintu terlalu keras,” ucap Kiara yang kemudian segera mengunci pintunya.

Tak ada lagi respon dari Lucas karena pria itu memilih langsung naik ke atas tempat tidur. Sedangkan Kiara memilih masuk ke dalam kamar mandi, dia berdiri di depan wastafel. Kiara menyalakan keran hingga terdengar aliran air yang menenangkan. Dia menatap wajahnya dari pantulan cermin, wajah Kiara tampak pucat.

Kiara mengatur nafas, berusaha menenangkan diri. Dia mengusap wajahnya dengan air dingin, berharap bisa menghilangkan rasa takut yang menyelimutinya. Setelah beberapa saat, Kiara keluar dari kamar mandi dan dia melihat Lucas yang telah terlelap di atas tempat tidur membuat Kiara segera melangkah ke tempat tidur.

Kiara naik ke tempat tidur dia menarik selimut untuk menutup tubuh Lucas. Meski baru mengenal Lucas tapi entah mengapa Kiara merasa nyaman dan aman saat berada didekat pria itu, walaupun Kiara tahu Lucas yang tidak bisa melihat dan tak bisa sepenuhnya melindungi dirinya. Tapi, kehadiran Lucas membuat Kiara merasa terlindungi.

***

Lucas keluar dari mobil dengan gerakan lambat dan hati-hati. Kiara terlihat bingung ketika dia melangkah keluar dari mobil, menatap luas pekarangan yang dipenuhi bunga-bunga indah dan jalur setapak yang mengarah ke rumah.

“Selamat datang Tuan Lucas, Nyonya Kiara,” sapa seorang wanita dengan menundukkan kepalanya.

“Rina, bawa istri saya masuk,” perintah Lucas dengan wajah datar.

“Baik Tuan,” jawab Rina. “Mari Nyonya saya akan antar Anda ke kamar,” sambung Rina membuat Kiara menatap ke arah Lucas.

Meskipun tak bisa melihat namun Lucas seakan tahu jika Kiara tengah menatapnya. “Aku harus ke kantor, jika kamu membutuhkan sesuatu mintalah ke Rina dia maid di rumah ini,” jelas Lucas membuat Kiara mengangguk.

Kiara tampak salut dengan Lucas, meskipun dia tunanetra tapi pria itu tetap bekerja. Kekurangan dalam dirinya seakan tidak menghalangi Lucas untuk melakukan apapun. Bahkan Kevin tak bisa menggeser posisi Lucas sebagai CEO, itulah yang sempat Kiara dengar di rumah keluarga Alisher.

“Ma-s, hari ini boleh tidak aku kembali bekerja?”

“Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan, aku tidak akan mengekangmu.”

“Terimakasih, Mas.” Kiara tersenyum dan merasa lega mendengar ucapan Lucas.

Bobby membukakan pintu untuk Lucas. Kiara menatap mobil Lucas yang melaju keluar dari pekarangan rumah.

“Ayo masuk,” ucap Rina yang terdengar ketus di telinga Kiara. Kiara pun tampak terkejut, namun dia berusaha berpikir positif.

Setelah mengangguk maka dia segera mengikuti di belakang Rina, langkahnya gugup dan tak menentu. Dia memperhatikan setiap detail rumah itu, dari jendela besar yang menghadap taman hingga lampu gantung yang mewah di foyer.

Saat mereka memasuki ruang tamu, Kiara merasa ruang itu terasa hangat dan nyaman, berbeda dengan rumah keluarga Alisher yang sebelum selalu membuat dia resah dan khawatir.

“Apa Anda mau makan?” tanya Rina.

“Tidak, saya tadi baru makan,” jawab Kiara dengan tersenyum.

“Oh baguslah,” lirih Rina yang masih bisa didengar oleh Kiara membuat Kiara langsung menoleh ke arah Rina. Tapi maid itu terlihat biasa saja, seakan tidak ada yang salah.

Mungkin aku salah dengar! Batin Kiara

“Hm Mbak Rina, apa keluarga Mas Lucas sering datang kemari?” tanya Kiara dengan ragu.

“Tidak. Tuan Lucas juga tidak suka jika ada yang berkunjung kemari,” jelas Rina membuat Kiara terlihat lega. Tak bisa Kiara pungkiri jika dia memang tidak nyaman dengan keluarga Lucas.

“Oh ya Mbak, jam sepuluh saya akan pergi, dan saya akan pulang nanti jam tujuh malam. Kalau Mas Lucas cari saya, nanti Mbak bilang ya aku bekerja di Awan Cafe,” turut Kiara yang dibalas anggukan kepala oleh Rina. “Jam berapa biasanya Mas Lucas pulang, Mbak?” sambung Kiara.

“Bukankah Anda istri Tuan Lucas? Kenapa tidak tanya langsung kepadanya?” jawaban Rina membuat Kiara melongo.

“Hm maaf, aku bertanya untuk memastikan kebiasaan Mas Lucas,” jelas Kiara.

“Tuan Lucas itu CEO, seorang CEO pulang kerjanya tidak bisa diprediksi, CEO tidak sama seperti Anda yang hanya pelayan cafe.”

Deg!

Jantung Kiara seakan berhenti berdetak untuk beberapa saat mencoba mencerna ucapan Rina.

“Ini kamarnya,” ucap Rina tiba-tiba. “Saya permisi,” sambung Rina yang pergi begitu saja sebelum Kiara menjawab.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 58 Niat Buruk Anya

    Anya!Wanita itu berdiri angkuh dengan setelan branded dari ujung kepala hingga kaki. Rambutnya ditata sempurna, riasan wajahnya tanpa cela, dan tas di tangannya—yang harganya bisa membeli satu mobil—dijinjing seolah itu barang murah. Senyumnya tipis, namun sarat dengan kesombongan.Kiara terpaku. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Anya di tempat ini—terlebih dalam kondisi seperti sekarang, saat ia tengah berusaha berdamai dengan ketidaknyamanan dirinya sendiri.“Aku mau semua yang ada di gantungan ini,” ucap Anya dengan nada tinggi, sengaja memastikan suaranya terdengar oleh siapa pun di sekitar. Tangannya menunjuk sederet gaun dari koleksi terbaru yang baru saja dipajang.“Baik, Nona Anya,” jawab pegawai butik dengan senyum profesional, segera bergerak untuk menindaklanjuti permintaan berlebihan itu.Anya menoleh pada Kiara dan menyunggingkan senyum sinis. Tatapannya menyapu dari kepala hingga kaki Kiara, lalu berhenti di tangan gad

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 57 ...

    Widia membeku sejenak. Keterkejutan jelas terpancar di wajahnya, meskipun ia buru-buru menutupinya dengan tawa sinis yang terdengar lebih seperti upaya menyelamatkan muka. “Luc—Lucas... ibunya?” gumamnya, nyaris tak percaya. Sorot matanya bergetar saat menatap sosok anggun di hadapannya—wanita elegan yang kini berdiri dengan tenang namun penuh wibawa. Helen berdiri perlahan dari kursinya. Bahunya tegap, tatapannya tajam dan dingin, nyaris sejajar dengan tinggi Widia. Namun aura yang terpancar dari tubuhnya membuat Widia terlihat kecil. “Kalau kamu mau bicara buruk tentang Kiara, pastikan kamu siap berhadapan langsung dengan saya,” ucap Helen dingin, setiap katanya seperti pisau yang meluncur mulus namun menusuk dalam. “Saya tidak akan membiarkan satu orang pun menyentuh menantu saya—apalagi menghina harga dirinya di depan umum.” Widia terdiam. Nafasnya tersendat. Ia mundur satu langkah, mencoba menyelamatkan dirinya dari sorotan tajam yang kin

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 56 Gangguan dari Widia

    Kiara keluar dari kamar ketika jarum jam menunjuk pukul dua belas siang. Suasana hatinya kini jauh lebih tenang dibanding beberapa jam sebelumnya. Dia menuruni tangga dengan langkah pelan, matanya menelusuri sekeliling mencari sosok Bunda Helen. Saat kakinya menjejak lantai satu, pintu kamar di ujung lorong terbuka—dan tepat saat itu, Bunda Helen melangkah keluar. Wajah wanita paruh baya itu langsung tersenyum hangat saat melihat Kiara. “Pas sekali kamu sudah bangun,” ucap Bunda Helen lembut. “Ayo kita makan siang di luar, ya?” Kiara tertegun sejenak. Ada keraguan di matanya. Entah karena masih belum sepenuhnya pulih dari badai emosi yang ia alami, atau karena belum pernah keluar rumah berdua dengan Helen sebelumnya. Melihat keraguan itu, Bunda Helen melangkah lebih dekat dan menatap Kiara dengan penuh kasih. “Jangan ditolak, ya? Kita belum pernah punya waktu berdua seperti ini, Kiara. Anggap saja sebagai quality time i

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 55 Hadirnya Lucas

    Mobil Andra melaju dengan kecepatan sedang, menyusuri jalanan yang mulai lengang. Di dalam kabin, suasana hening. Kiara hanya menatap ke luar jendela, pikirannya penuh oleh kejadian di kampus yang masih membekas. Namun, ketenangan itu tak bertahan lama. Tiba-tiba, sebuah mobil hitam berhenti mendadak tepat di depan mereka, memblokir jalan sepenuhnya. Andra spontan menginjak rem. “Apa-apaan ini?” gumam Andra kesal. Ia segera membuka pintu dan turun dari mobil, ekspresinya menunjukkan kekesalan dan kewaspadaan. Sementara itu, Kiara yang berada di dalam, memandangi mobil hitam itu dengan dada berdebar. Matanya membesar saat mengenali plat nomornya. Tak lama kemudian, pintu mobil hitam terbuka. Lucas keluar—tanpa tongkat, tanpa bantuan siapa pun. Posturnya tegap, matanya tajam menatap lurus ke arah mobil Andra. Sorot mata itu dingin… namun menyala oleh amarah yang ditahan di ambang batas. Langkah Lucas terhenti ketika Andra maju untuk menghadangnya. “Apa yang Anda lakukan?!” se

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   bab 54 Terbongkarnya Pengantin Pengganti

    “Jangan gila deh!” seru Kiara dengan wajah merah padam, lalu bergegas melangkah keluar dari kamar, menahan rasa malu dan kesal yang bercampur menjadi satu.“Sayang, mau ke mana?” tanya Lucas dari balik punggungnya, tapi Kiara tak menggubris. Ia terus berjalan, seolah ingin menjauh secepat mungkin dari pria yang baru saja menggoda habis-habisan dirinya. Lucas hanya menghela nafas pelan, namun tak lama kemudian senyum puas tersungging di wajahnya. Sorot matanya memancarkan rasa puas karena berhasil membuat istrinya salah tingkah.Sementara itu, Kiara menuruni tangga dengan langkah cepat. Ia mencari keberadaan Bunda Helen. Ia bertanya pada salah satu maid yang sedang membersihkan vas bunga.“Nyonya Besar ada di ruang keluarga, Nyonya,” jawab sang maid sopan.Tanpa membuang waktu, Kiara segera menuju ke ruang keluarga. Di sana, ia menemukan Helen yang tengah duduk santai sambil menikmati secangkir teh hangat, ditemani suara musik klasik lembut yang mengalun dari pengeras

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 53 Booking Kamu Seminggu Penuh!

    Sejak pulang dari kampus, pikiran Kiara terus dipenuhi oleh ucapan Anya. Ia berdiri di balkon kamarnya, memandang kosong ke langit senja yang mulai meredup. Cahaya jingga perlahan memudar di balik awan, menyisakan semburat kelabu yang mencerminkan kegelisahan hatinya. Angin sore menyapu rambutnya yang terurai, tapi tak mampu menyingkirkan beban di kepalanya. “Anya berselingkuh saat Lucas buta... Kalau dia tahu Lucas sudah bisa melihat, pasti dia ingin kembali ke sisi Lucas,” batin Kiara, napasnya berat tertahan di dada. Ia menggenggam erat pagar balkon, seolah mencoba meredam gemuruh di hatinya. “Tapi... memangnya aku pantas bersaing sama dia?” gumamnya lirih. Ada keraguan, ada ketakutan. Tanpa sadar, ia menghentakkan kakinya pelan, menyalurkan kekesalan yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Tiba-tiba, sepasang lengan kuat memeluknya dari belakang. Kiara terkejut, tubuhnya sempat menegang. Namun saat suara berat yang familiar me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status