Share

Bab 147

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-09-24 21:01:25

Setelah masalah dirasa semakin menjadi, malam itu juga Javier mengadakan rapat darurat dengan Ken dan beberapa orang kepercayaannya. Ruang kerjanya dipenuhi aura tegang, layar besar di depannya menampilkan data-data investor, pergerakan saham, hingga rekaman serangan Ludrent.

“Kita tidak akan hanya menutup lubang. Kita harus segera menyerang balik,” tegas Javier, suaranya dingin tapi penuh kepastian. “Cari celah di bisnis luar negeri mereka. Aku tahu Ludrent menaruh banyak uang di perdagangan minyak dan logistik pelabuhan. Aku ingin itu runtuh, mulai dari hari besok.”

Ken mengangguk mantap. “Baik, Tuan. Saya akan menggerakkan tim infiltrasi finansial. Kalau kita tekan dari jalur itu, Thomas Ludrent akan kehilangan pijakan kuatnya.”

Javier menyeringai tipis, tatapannya seperti singa yang siap memangsa. “Thomas pikir bisa mengancamku dengan api kecil? Dia lupa, aku lahir di dalam api yang lebih besar. Kali ini aku akan menunjukkan siapa yang sebenarnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Javier So Sweet banget... ^^
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 161

    Sore itu, setelah pulang kantor, Thomas berjalan cepat menuju kamar Jenn. Segera ia mengetuk pintu kamar itu. Tok tok!Jenn yang sedang melamun itu pun segera membuka pintu. Ia mematung sejenak, menatap Thomas yang masih berdiri di ambang pintu dengan senyum hangat yang begitu tulus. Ia sedikit bingung harus bereaksi bagaimana. Hatinya campur aduk antara canggung, tersentuh, dan ragu untuk bereaksi lebih.Thomas mengangkat boks berukuran sedang di tangannya. “Ayah bawakan plum cake untukmu.”Jenn memaksakan senyumnya. Ia langsung menerima cake itu. “Terima kasih, Ayah.”Jenn sudah akan menutup pintu, tapi Thomas tidak kunjung menyingkir membuat Jenn bingung. “Apa ada lagi yang ingin Ayah katakan?” tanya Jenn. Thomas tersenyum. “Ayah ingin masuk. Menyuapi kue itu sendiri untukmu.”Jenn pun mengernyitkan keningnya. “Hah...?”“Boleh kan?” tanya Thomas lembut, seakan sedang menunggu restu dari seorang pu

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 160

    Malam itu, apartemen Javier terasa sunyi. Lampu redup di ruang tamu hanya menambah rasa hampa yang sudah menjerat hatinya. Ia duduk di sofa, tubuhnya lemah karena beberapa hari terakhir hampir tidak pernah tidur. Pagi tadi saja, ia sempat pingsan membuat Ken memaksa Javier pulang agar setidaknya bisa beristirahat walaupun cuma sebentar. Namun, istirahat itu terasa mustahil. Setiap kali memejamkan mata, Javier selalu saja teringat wajah Jenn… caranya tersenyum, suara lembutnya, bahkan aroma tubuhnya saat tidur di pelukannya. Semua itu membuatnya semakin tidak bisa lelap. Ia mendesah berat, lalu memandang ke arah meja kerja. Entah mengapa, hatinya mendesak untuk mengambil laptop yang tergeletak di meja. Dengan gerakan yang terasa malas tapi gelisah, ia membuka laptop itu. Begitu layar menyala, pandangannya menangkap notifikasi email baru di inbox. Seketika napasnya tercekat. Jari-jarinya bergetar saat mengklik pesan itu. Layar menampilk

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 159

    “Di kediaman Ludrent. Maaf karena ayah tidak bisa mengatakan alamat lengkapnya untuk berjaga-jaga. Yang pasti, kau sedang tidak berada di negara yang sebelumnya kau tinggali,” jawab Thomas.Setelah mendengar jawaban itu, Jenn segera masuk ke kamar dan menutup pintu perlahan. Langkahnya terasa berat, seakan ada beban yang menekan dadanya. Ia berjalan menuju jendela besar yang menghadap taman luas, lalu berhenti di sana. Tangannya mengepal kuat-kuat, rahangnya mengeras. Baru sekarang ia benar-benar menyadari kenyataan pahit itu, ia bahkan sudah tidak berada di negaranya sendiri. Thomas diam-diam telah membawanya jauh ke luar negeri, jauh dari segala yang familiar, termasuk dengan Javier. Perasaan kecewa dan dikhianati merambati hatinya. Bagaimana dia akan memulai rencananya? Ia menunduk, menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan gejolak emosi. Tapi setelah beberapa saat, Jenn memejamkan mata dan berkata lirih pada dirinya sendiri, “Kecewa sep

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 158

    Pagi itu suasana ruang makan keluarga Ludrent terasa begitu kaku. Jenn baru saja menuruni anak tangga ketika matanya langsung menangkap sosok Thomas yang berdiri di bawah tangga, menatapnya sambil tersenyum dengan sorot yang hangat. “Selamat pagi, Jenn,” sapanya lembut, nada suaranya penuh perhatian yang jelas-jelas tulus dari hati seorang ayah. “Ayah baru saja ingin memanggilmu. Mari, bergabunglah bersama kami di meja makan. Sarapan sudah siap.” Jenn sedikit tertegun, tidak terbiasa dengan sapaan yang begitu ramah darinya. Ia hanya bisa mengangguk kecil, melangkah perlahan ke arah meja makan yang besar dan mewah itu. Namun sebelum ia bisa duduk, Sofia yang duduk anggun di kursi ujung meja menghela napas keras, suaranya sengaja dibuat terdengar saat bergumam. “Thomas,” ucap Sofia sambil menegakkan punggungnya. “Kau tidak perlu berlebihan memperlakukan Jennifer. Masih banyak pelayan di rumah ini yang bisa membangunkannya. Kau tidak harus menunggu di b

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 157

    Di sisi lain, kediaman utama Ludrent Klorn. Maria masuk ke kamar dengan langkah tenang sambil membawa nampan makan malam. Aroma sup hangat tercium, tapi Jenn hanya duduk diam di kursi dekat jendela, memandang keluar tanpa menoleh sedikit pun pada si pengantar makanan itu. “Ini makan malammu, Jenn,” ucap Maria dengan suara lembut, terlalu lembut bahkan, hingga Jenn merasakan ada sesuatu yang janggal. “Makanlah, kau harus segera memulihkan kesehatan mu.” Jenn melirik sekilas, lalu kembali menatap langit gelap di luar jendela. Ia tidak berniat membalas basa-basi itu. Senyum yang mengembang di bibir Maria terasa dipaksakan, terlalu manis untuk disebut tulus. Bahkan, ia bisa merasakan sesuatu yang membuatnya harus waspada. Maria meletakkan nampan itu di meja, lalu duduk di kursi seberang. “Ayah bilang kau harus makan yang cukup, apalagi sekarang kau dalam keadaan…” ia berhenti sejenak, seolah hendak mengingatkan tentang kehamilan Jenn, tapi

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 156

    Pintu ruang tamu dibuka tanpa ketukan. Javier melangkah masuk dengan langkah pasti nampak begitu wajahnya dingin, mata menyala seperti bara api yang tengah berkobar. Di sofa, Nyonya Besar belum sempat bangkit ketika ia sudah berdiri persis di depannya. Suasana mendadak hening, semua pelayan yang berada di ruang itu menegang. Dengan sebuah lirikan cari Nyonya besar, para pelayan pun mulai melangkah mundur dan meninggalkan tempat itu. “Sudah cukup bersantainya.” Suara Javier rendah tapi memaksa, membuat udara seolah ikut menegangkan. Ia tidak mendekat dulu, hanya menatap lurus ke wajah wanita yang selama ini menjadi ratu di rumahnya Javier sendiri. Nyonya Besar menegakkan tubuhnya, bibirnya membentuk senyum kecil yang dipaksakan. “Javier, kenapa lagi sekarang ini? Kau selalu saja menunjukkan ekspresi begitu. Apa maksudmu datang setelah sekian lama dan masih saja tanpa sopan-santun? Kau tahu ini rumah keluarga yang seharusnya—”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status