MasukBip... Bip... Bip....
Suara mesin monitor detak jantung terdengar lembut di ruangan rawat. Jenn perlahan membuka matanya. Cahaya putih lampu rumah sakit menyilaukan pandangannya yang masih terasa agak buram. Tubuhnya sangat lemah, tenggorokannya kering. Begitu kesadarannya mulai kembali, ia melihat sosok yang duduk di sisi ranjang dengan ekspresi khawatir, dia adalah Valerie, wajahnya penuh kekhawatiran, menggenggam tangan putrinya erat-erat. Di sisi lain, Thomas berdiri dengan ekspresi yang tegang. Sedikit lebih jauh di pojok ruangan, Maria berdiri diam, menunduk, tidak berani ikut campur urusan mereka bertiga. Jenn mencoba berbicara, suaranya serak.bagai orang yang baru bangun tidur nyenyak. “Ayah, Ibu, di mana… Javier?” Tidak ada jawaban. Valerie hanya menatapnya tanpa ada keberanian, matanya berkaca-kaca, bibirPada pemeriksaan lanjutan itu, suasana ruang dokter terasa lebih ringan dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Javier duduk tegak, tidak lagi tampak tegang seperti saat awal menjalani terapi, sementara Jenn duduk di sampingnya, jemarinya menggenggam tangan Javier dengan tenang dan berharap itu dapat menguatkan. Dokter membuka berkas hasil evaluasi paling baru, meninjau catatan demi catatan lalu mengangguk dengan puas. “Tuan Javier,” ucapnya dengan senyum profesional, “perkembangan Anda sangat signifikan. Respons kognitif membaik, konsentrasi stabil, dan gejala pascatrauma juga jauh berkurang dari prediksi awal.” Jenn tampak menahan napas, menunggu dengan berdebar kalimat berikutnya. “Namun,” lanjut dokter sambil menutup berkas, “meski kondisi Anda sudah jauh lebih baik, saya tetap menyarankan untuk melakukan kontrol rutin minimal enam bulan sekali. Ini penting untuk memastikan tidak ada regresi atau masalah baru yang akan muncul.”
Sejak hari itu, semuanya benar-benar berubah. Javier kembali mengambil alih perusahaan seperti sebelumnya, bersama Ken. Langkahnya tegas, tatapannya dingin, wibawanya muncul kembali seakan empat tahun terakhir tak pernah menggerogoti dirinya. Di bawah kepemimpinan Javier, perusahaan perlahan kembali stabil, bahkan orang-orang yang sebelumnya meremehkan Jenn kini tertunduk tanpa suara saat Javier berada di ruangan CEO. Sementara itu… tugas Jenn jadi berubah total. “Sayang, mulai hari ini,” Javier pernah berkata sambil merapikan rambut Jenn, “pekerjaan wajib mu hanya satu saja, memanjakan diri sendiri.” Jenn tertawa waktu itu, mengira Javier hanya sedang bercanda. Tapi ternyata tidak sama sekali. Setiap pagi, Javier selalu mengirim pesan sebelum berangkat, “Ingat pesan ku. Hari ini dan seterusnya kau harus senang. Tidak boleh stres.” “Kalau kau pergi keluar rumah, aku ingin foto buktinya. Biar
Jack akhirnya tertidur pulas di pangkuan Javier setelah bermain sepanjang sore. Tubuh kecil itu naik turun perlahan seiring napasnya yang tenang. Javier mengusap rambut Jack pelan-pelan dan lembut, memastikan anak itu benar-benar nyaman sebelum ia mengalihkan pandangannya kepada Jenn. Jenn duduk sedikit lebih dekat, mengelus lengan Javier. “Apa yang ingin kau bicarakan? Kelihatannya sangat serius saat kau bicara,” tanyanya lembut. Javier terdiam. Ia menelan napas, pandangannya jatuh ke wajah Jack sebelum akhirnya kembali kepada Jenn. Ada sebuah keraguan, bahkan rasa takut, di mata pria itu. “Sayang…” ucapnya akhirnya, suaranya rendah dan berat. “Aku sudah memikirkannya sejak kejadian di kantor tadi. Keadaanmu… sudah sangat berbahaya untuk keselamatan mu.” Jenn mengerutkan dahi. “Maksudmu bagaimana?” “Ada banyak oknum, banyak pihak yang punya kepentingan kotor saat ini. Mereka tidak hanya
Javier terkekeh geli melihat mata Jenn membulat penuh kekesalan. “Oke oke, Sayang. Kau cuma mau bilang kalau aku ingin memijat mu sebentar. Tapi... sepertinya kau berpikir lain, ya?” Mendengar itu, Jenn pun terperangah tak percaya. “Jangan bohong! Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, hah?!”Javier menanggapi semua itu dengan tawa renyah. Setelah itu, mereka pun memutuskan untuk pergi ke ruang pertemuan guna mengakhiri konflik secara tuntas untuk hari ini. Beberapa saat kemudian, di ruangan itu. “Urusan kantor sudah selesai untuk hari ini jangan dibuat rusuh lagi,” ucap Javier akhirnya, suaranya tenang namun berat seperti palu godam. Ia menoleh kepada Jenn, yang berdiri di sisinya, masih terlihat gugup meskipun kini sudah mengenakan pakaian yang lebih rapi. Javier meraih tangannya dengan lembut. “Kita pulang sekarang,” katanya singkat. Jenn mengangguk kecil, memandang Javier yang begitu tegas begitu berbeda dari beberapa hari terakhir, dan hatinya mencelos oleh ra
Javier mencium bibir Jenn. Ciuman yang begitu hangat perlahan menjadi panas. Kerinduan yang terlalu besar, seperti bendungan jebol yang sulit untuk ditahan lagi. Sosok Javier yang dulu telah kembali, Javier yang tidak akan mungkin menahan diri untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan pada Jenn. Sejenak Javier menghentikan ciuman bibirnya, menatap Jenn dengan sorot mata yang begitu dalam. “Sayang, aku sangat merindukan mu...” Jenn hanya bisa terdiam. Entah kenapa mulutnya seperti terkunci, dia hanya ingin memeluk pria itu terus. Meski begitu, Javier juga bisa merasakan kerinduan yang sama, yang Jenn rasakan. “Sayang...” Javier kembali mencium bibir Jenn. Tubuh Jenn reflek mundur, Javier mengangkat tubuh kurus itu hingga duduk di meja kerjanya. Tangannya juga sudah menyingkirkan barang yang mengganggu. Semakin dalam ciuman itu, maka semakin sulit bagi Javier
Setelah memberi peringatan keras, Javier tidak memberi kesempatan siapa pun untuk berbicara lagi. Ia mengangkat tangan, memberi isyarat pada Ken untuk mengambil dokumen di tangannya. Ken segera maju dan mengambil, meletakkan map tebal di atas meja rapat. “Ini,” ujar Javier dengan suara datar namun penuh tekanan, “adalah seluruh bukti yang membantah setiap tuduhan yang kalian lemparkan kepada istri dan asisten sekretaris kepercayaan ku.” Beberapa direktur menelan ludah, sementara yang lain tampak mulai panik. Javier memilih untuk membuka map itu, mengeluarkan beberapa lembar dokumen, rekaman, serta laporan investigasi. “Ini yang pertama…” Ia menekan tombol remote, menampilkan rekaman CCTV serta data lokasi ponsel di layar besar. “Istriku dan Ken tidak pernah berada di lokasi yang sama seperti yang diberitakan dalam rumor hubungan gelap itu.” Ia menunjuk timestamp rekaman. “S







