Share

Suruh Memecat

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-06-02 09:25:31

“Ma-maaf, Tuan, saya—” 

“Dia tidak sopan masuk kamar Papa sembarangan. Pecat saja dia!” 

Ellen tiba-tiba muncul dari kamar ganti dan langsung menginterupsi.

Emma dan Ethan menoleh bersamaan. 

Ellen berdiri sambil melipat kedua tangan di depan dada, bahkan bibirnya sekarang mengerucut panjang.

“Dia baru pertama kali bekerja, kenapa harus dipecat?”

Emma langsung menoleh pada Ethan saat mendengar ucapan pria itu.

Ellen semakin kesal, bahkan kedua pipinya sampai menggembung besar.

“Aku tidak suka. Aku tidak mau pengasuh, aku maunya Mama!” jawab Ellen menunjukkan rasa tak sukanya.

Ekspresi wajah Ethan berubah. Dia paham maksud ucapan Ellen. Mantan istrinya itu masih terus mendoktrin Ellen untuk membujuk Ethan agar mau rujuk.

“Hanya pengasuh yang akan menjaga Ellen, Mama tidak akan pernah menjaga Ellen lagi,” ucap Ethan dengan nada tegas.

Ethan menoleh Emma yang hanya diam, lalu dia kembali menatap pada Ellen.

“Keluarlah, ada yang perlu Papa bicarakan dengan Kakak Emma,” perintah Ethan.

Ellen mengurai kedua tangan dari depan dada dengan kasar, lalu menghentakkan kaki di lantai, kemudian segera keluar dari kamar Ethan.

Kedua tangan Emma gemetar karena berada di kamar hanya berdua dengan Ethan. Dia sampai meremat jemarinya untuk menyamarkan kegugupannya.

“Ap-apa yang mau Anda bicarakan, Tuan?” tanya Emma gugup.

Ethan kembali memandang ke arah Emma. Dia tak langsung bicara, tapi lebih dulu mengambil kimono di sandara sofa untuk menutupi tubuhnya.

“Temperamen Ellen memang sangat buruk, jadi sebagai pengasuhnya, kamu harus lebih bersabar,” ucap Ethan mulai bicara tanpa menatap ke arah Emma.

“Saya mengerti, Tuan.” Emma mengangguk.

Ethan memandang Emma yang terus menunduk, lalu kembali bicara.

“Mamanya masih terobsesi agar kami menjadi keluarga utuh lagi, karena itu dia terus mendekati Ellen agar bisa mendoktrinnya,” ujar Ethan menjelaskan. “Jadi mulai sekarang, kamu harus menghindarkan Ellen dari ibunya. Jika memang tak bisa, pastikan Ellen tidak hanya berdua dengan ibunya.”

Ethan bicara dengan tatapan menajam.

“Kamu mengerti?” tanya Ethan kemudian.

“Mengerti, Tuan.”

“Kuharap kamu bisa lebih baik dari pengasuh Ellen sebelumnya,” ucap Ethan sambil memutar tumitnya. “Sekarang pergilah.” 

Emma mengangguk.

Saat dia melangkah, Ethan kembali memanggil.

“Tunggu.”

Emma membalikkan badan. Dia sangat terkejut saat menyadari kalau Ethan sudah berada sangat dekat dengannya.

Ia meneguk ludah kasar dengan tubuh gemetar. Emma panik saat melihat tatapan Ethan yang begitu intens. 

Apa Ethan menyadari kalau dia adalah wanita semalam?

Emma menepis pikiran yang berkutat di kepala dan berdoa di dalam hati.

“Apa kamu yakin kalau kita tidak pernah bertemu?” tanya Ethan memastikan sekali lagi.

“Be-belum, Tuan.” Emma menggeleng dengan panik.

Ethan menaikkan satu sudut alis, merasa tak asing dengan wajah Emma.

Pria itu mencondongkan tubuhnya ke arah Emma lalu mencium aroma parfum pengasuh putrinya itu.

Emma tidak berani bergerak saat jarak Ethan begitu dekat dengannya, bahkan dia sampai menahan napas.

Setelah itu, Ethan memundurkan kepala lagi, matanya menyipit tapi masih terlihat ketajaman sorot matanya.

“Keluarlah dan lakukan tugasmu,” ucap Ethan, “Ingat, jauhkan Ellen dari ibunya.” 

“Ba-baik, Tuan.” Emma mengangguk, lalu segera pergi meninggalkan kamar Ethan.

Ethan memandang ke arah Emma pergi sampai wanita itu menghilang dari pandangan. Ia diam sejenak, lalu segera pergi ke kamar ganti untuk bersiap-siap ke kantor.

Sementara itu, Emma pergi ke kamar Ellen. Karena tak melihatnya di mana pun, Emma akhirnya mengecek di kamar mandi. 

Saat baru membuka pintu, Emma dibuat terkejut karena terkena guyuran air.

Ellen tertawa keras melihat Emma kini basah kuyup.

“Aku nggak mau dimandikan kamu, sana pergi!” perintah Ellen lalu menyemprotkan air ke wajah Emma.

Emma mencoba menghalau air yang menyembur ke arahnya. 

Meskipun sikap Ellen keterlaluan, tapi Emma berusaha untuk bersabar.

Emma mendekati gadis kecil itu, lalu mematikan kran selang air yang dipegangnya.

“Dasar menyebalkan! Kenapa kamu jadi pengasuh aku? Aku tidak mau punya pengasuh!” teriak Ellen.

Emma tersenyum, lalu berjongkok di depan Ellen.

Ellen terkejut melihat sikap Emma. Kenapa dia tidak marah?

“Tidak apa-apa kalau sekarang masih sebal dan tidak suka, tapi aku akan tetap menjaga Nona Ellen atas permintaan papanya Nona Ellen,” ucap Emma lalu mengusap wajahnya yang basah. 

Dia terus tersenyum lalu kembali bicara. “Nona Ellen tidak mau bikin Papa marah, kan? Jadi, Nona harus nurut dengan ucapan Kak Emma, ya.”

Ellen kesal. Dia menepis tangan Emma yang menyentuh lengannya.

“Tidak mau!” tolak Ellen lalu berlari meninggalkan Emma.

Namun, siapa sangka kaki Ellen tergelincir genangan air, yang membuatnya jatuh ke arah belakang.

Emma dengan sigap menopang tubuh Ellen, bahkan dia sampai jatuh dengan posisi Ellen berada di atas tubuhnya, sedangkan kedua sikunya membentur lantai dengan sangat keras.

“Akh!” Emma memekik merasakan sakit di sikunya.

Ellen terkejut karena hampir jatuh ke lantai. Dia buru-buru bangun dan melihat Emma meringis kesakitan. 

Ellen takut kalau Emma memarahinya.

Emma bangun dan melihat sikunya berdarah, lalu dia menatap Ellen yang panik.

“Nona Ellen tidak apa-apa, kan?” tanya Emma dengan suara lembut.

Ellen menatap Emma, lalu menggeleng kecil.

Emma tersenyum, tapi sedikit meringis.

“Sekarang Nona Ellen mandi biar bisa bersiap-siap ke sekolah, ya,” bujuk Emma lalu dia menyalakan air panas dan air dingin untuk mengisi bathtub.

Ellen melihat siku Emma yang terluka, tapi mengapa Emma tak memarahinya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Yang sabar ya Emma menghadapi Ellen yg sudah di doktrin Mamanya.
goodnovel comment avatar
Adeena
harus banyak sabar kamu Emma menghadapi Ellen
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Akhir

    Duduk di kursi belakang mobil ditemani Emma, Ethan hanya duduk diam sepanjang perjalanan mereka meninggalkan rumah.Emma menoleh pada Ethan yang hanya diam, menunggu sopir membawa mereka tiba di tujuan.“Apa kamu menyesali apa yang terjadi?” tanya Emma setelah hampir setengah perjalanan mereka lewati.“Tidak.”Jawaban singkat Ethan membuat Emma menatap cukup lama wajah suaminya sebelum kembali menatap ke depan lalu mengembuskan napas pelan.“Kita juga tidak tahu kalau akan seperti ini. Seperti katamu, jika Naomi lebih bisa mengontrol dirinya, tidak akan terjadi kejadian seperti ini. Dia yang memulainya.”Ethan akhirnya menoleh Emma, lalu dia berkata, “Aku tak menyesalkan apa pun, hanya saja bagaimana caraku menjawab nantinya saat Ellen bertanya di mana Naomi atau saat dia ingin bertemu dengannya?”Emma terdiam sejenak, lalu dia meraih telapak tangan Ethan dengan erat. “Kalau begitu, kita usahakan agar dia tak kekurangan kasih sayang sedikit pun, setelahnya dia takkan pernah bertanya ka

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Karma

    Sesaat sebelumnya.Naomi begitu emosi sampai memarahi pengacaranya sebelum pergi. Dia melangkah menuju area parkir sambil menghubungi Kelvin, tapi sayangnya pria itu tak menjawab panggilannya, bahkan menolak panggilan yang membuatnya begitu emosi.“Sialan!” umpat Naomi tak terkendali.Naomi berhenti di dekat mobilnya yang terparkir. Saat itu tatapannya tertuju pada Ethan yang berjalan sambil menggendong Emma menuju mobil Ethan.Amarah Naomi tak terbendung lagi. Dia begitu geram dan emosi karena Ethan mendapatkan segala-galanya sedangkan dia kehilangan semuanya.“Apa kamu pikir bisa bahagia begitu saja? Lihat saja, apa yang akan aku lakukan pada kalian.”Naomi segera masuk ke dalam mobil. Dia menyalakan mesin mobilnya lalu menyeringai lebar.Memasukkan persneling kemudian mulai memacu mobilnya ke arah Ethan dan Emma berada. Naomi melihat Ethan yang berdiri bersama Emma di samping mobil. Melihat senyum Emma, Naomi begitu muak hingga dia dengan nekat menginjak pedal gas dalam-dalam, mela

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Hampir Saja

    Ethan langsung bernapas lega, bahkan matanya kini memanas karena menahan air mata yang sudah membendung luar biasa.Ethan menoleh pada Emma, tatapannya tak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang luar biasa.Ellen bukan anak kandungnya, tapi dia yang sudah menggendongnya, memberinya susu, sampai menidurkannya setiap malam. Dia menyayangi Ellen seperti menyayangi dirinya sendiri, kini semua terbayar lunas. Dia benar-benar bisa mendapatkan Ellen untuknya.Di pangkuan Emma, Ellen bingung dengan yang Hakim ucapkan lalu ibunya ucapkan. Dia mendongak menatap Emma dan melihat mata Emma berair.“Mama Emma nangis?” tanya Ellen, “terus kenapa Mama Naomi marah-marah?”Emma menggeleng. Dia memeluk erat Ellen lalu menciuminya karena ketakutan akan kehilangan Ellen tak terbukti.“Tidak apa-apa, Ellen. Mama Emma sedang sangat bahagia,” katanya.Ethan segera melangkah meninggalkan mejanya untuk menghampiri Emma dan Ellen.Sedangkan Naomi, dia begitu emosi karena hak asuh Ellen malah diberikan pada Ethan

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Keputusan Final

    Emma dan Ethan berada di ruang tunggu sampai persidangan kembali di lanjutkan.Di ruangan itu, Ethan terus memeluk erat Ellen dan tidak mau melepas walau hanya sesaat.“Papa, kenapa Nenek Hakim tadi tanya Ellen lebih sayang siapa? Memangnya kenapa kita di sini?” tanya Ellen dengan polosnya.Ethan tak mampu menjawab pertanyaan Ellen. Dia semakin memeluk sambil menyembunyikan wajah sedihnya agar tidak terlihat Ellen.Emma diam memandang Ethan, lalu dia mencoba bicara pada Ellen. “Tidak apa-apa. Nenek Hakim hanya mau tahu, jika disuruh memilih, Ellen mau memilih siapa.”Ellen diam mencerna maksud ucapan Emma, lalu membalas, “Tentu saja aku mau sama Papa dan Mama Emma.”Mendengar ucapan Ellen, Ethan semakin menitikkan air mata yang buru-buru disekanya.Emma tak bisa berbuat apa-apa, sekarang dia membayangkan bagaimana jadinya jika hak asuh jatuh ke tangan Naomi lalu Ellen tak bisa menerimanya. Ellen pasti akan sangat bingung.Setengah jam berlalu. Persidangan akan kembali dimulai dan seka

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Sidang Ricuh

    Emma mondar-mandir di kamarnya. Sesekali dia memandang ke luar jendela, menunggu Ethan pulang karena suaminya pergi tanpa pamit.Bahkan saat Emma mencoba menghubungi, Ethan sama sekali tak membalas panggilannya.“Pergi ke mana dia?” Emma meremas jemarinya, wajahnya begitu panik dan cemas.Tak lama kemudian, Emma melihat sebuah cahaya bergerak menembus kaca jendela kamar. Dia segera melongok ke bawah dan melihat mobil Ethan baru saja berhenti di dekat garasi.Memilih tetap menunggu di kamar, Emma berdiri di dekat pintu dengan waswas, apa penyebab suaminya pergi tak memberitahunya.Beberapa detik berlalu, pintu kamar terbuka dan tatapan Emma langsung tertuju pada Ethan. Seketika Emma melontarkan pertanyaan.“Kamu dari mana? Kenapa pergi tak memberiku kabar?”Melihat kecemasan di mata Emma, Ethan menutup pintu dengan rapat lalu melangkah menghampiri Emma. Begitu sampai di depan istrinya itu, Ethan berkata, “Aku baru saja menemui Naomi. Aku benar-benar tidak bisa diam saja melihat apa yan

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Bendera Perang

    Ethan masih memeluk erat Emma. Dia benar-benar tak menyangka akan hampir kehilangan Emma jika saja istrinya tak mau terbuka soal adu domba yang Naomi gaungkan, mungkin hubungan Ethan dan Emma akan berakhir.Dia sangat bersyukur karena Emma memiliki banyak kesabaran dan tak suka membuat keputusan gegabah.“Terima kasih kamu lebih memercayaiku, Emma. Aku benar-benar tidak akan tahu bagaimana jadinya kalau kamu terhasut dengan informasi itu. Jika kamu masih tidak yakin kalau aku bukan pelakunya, kamu bisa tanya Samuel atau pengacaraku.”Emma melepas pelukan lalu menatap pada Ethan yang tampak begitu sedih.“Jika memang kamu memberikan uang kompensasi untuk keluargaku, kenapa Bibi tidak pernah cerita? Dan kenapa dia tidak ingat kamu saat kalian bertemu?” tanya Emma dengan tatapan penasaran.“Bukan aku yang datang langsung menemui keluargamu. Aku meminta tolong pengacara tapi tetap menggunakan tandatanganku, aku memberikan kompensasi cukup banyak, karena itu aku sempat terkejut saat menget

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status