Share

Bab 5 Menyelamatkan Selina

Ethan langsung berlari ke arah sumber suara, dia segera mengetuk pintu kamar itu cepat untuk memastikan apa yang sebenarnya tengah terjadi.

“Selina, kenapa?” tanya Ethan panik.

“Pak Ethan tolong saya!” teriak Selina dari dalam kamar.

“Tapi kamu –“

“Saya belum sempat ganti baju, Pak. Cepat tolongin saya, Pak!” Selina masih saja berteriak dari dalam kamar itu.

Tanpa membuang waktu, Ethan langsung mendobrak pintu kamar karena terkunci. Butuh beberapa kali dobrakan baru pintu kamar itu berhasil terbuka. Nafas Ethan terlihat terengah-engah tak beraturan, tapi nyatanya kini dia tidak melihat ada hal genting yang terjadi. Yang ada hanyalah Selina kini tengah berdiri di atas kasur dengan ketakutan.

“Hal bodoh apa lagi yang kamu lakukan, Selina?” tanya Ethan dengan geramnya, jangan bilang kali ini Selina mengerjainya seperti tadi lagi.

Ethan bertekat, sekali lagi Selina mengerjainya dia tidak akan pernah percaya dengan perempuan itu lagi. Padahal, dia tadi berusaha untuk memaafkan tindakan Selina yang keterlaluan, tapi sekarang wanita itu malah mengulanginya lagi.

“Saya benar-benar gak bercanda, Pak, saya takut sama kucing,” tutur Selina lirih sembari menunjuk ke arah lantai.

Ethan mengikuti arah pandang Selina, memang ada seekor kucing di lantai, namun kucing itu merupakan peliharaan Lukas dan Lily. Entah bagaimana kucingnya bisa masuk ke dalam kamar tamu. Ethan pun kembali menatap ke arah Selina, tubuh perempuan itu tampak bergetar hebat dengan wajah ketakutan. Sepertinya Selina memang tidak berbohong, buktinya saja wajahnya kini tampak pucat pasi.

Ethan menghela nafas beratnya, dia langsung membopong kucing peliharaanya itu keluar dari kamar demi kenyamanan Selina. Dia memasukan kucing itu ke dalam kandangnya tak lupa memberikan makan pula.

Sedangkan Selina, kini dia pun sudah selesai berganti baju dan berjalan keluar kamar menuju ruang tamu seperti apa perintah Ethan tadi. Untung saja tadi Ethan berbaik hati menyingkirkan kucing itu darinya, jika tidak mungkin Selina akan mengompol.

“Duduk, Selina,” perintah Ethan saat melihat Selina sudah datang.

Selina mengangguk, dia mendudukan dirinya di sofa yang berharapan dengan Ethan. Sesekali Selina melirik ke arah Ethan yang kini tengah dikerubungi kedua anaknya. Dengan anak perempuannya yang tengah berada di pangkuan Ethan dan anak laki-lakinya yang duduk di samping Ethan. 

“Perkenalkan kedua anak saya, mereka kembar. Ini Lukas anak pertama saya dan ini Lily anak kedua saya. Mulai besok, kamu bisa menjadi pengasuh mereka berdua, sekarang kamu bisa pulang dan mengambil baju-bajumu.” Ethan memperkenalkan kedua anaknya.

Selina mengerutkan keningnya bingung, bukan karena perkenalan yang Ethan lakukan, tapi soal pria itu yang menyuruhnya untuk mengambil baju-baju miliknya.

“Begini, sebagai pengasuh kedua anak saya maka kamu akan tinggal di rumah ini. Kamu akan mendapatkan libur satu kali dalam satu minggu dan itu ada di hari Sabtu. Kamu harus membantu kedua anak saya untuk siap-siap pergi ke sekolah, membacakan dongeng mereka ketika hendak tidur dan pekerjaan selayaknya pengasuh pada umumnya,” jelas Ethan, sepertinya dia menangkap kebingungan dari wajah Selina.

“Tapi, bagaimana dengan kuliah saya nantinya, Pak?” tanya Selina, dia berharap Ethan memiliki solusi yang baik untuknya.

“Itu urusan kamu, bukankah saya sudah mengatakannya sejak awal jika kamu fokus saja belajar dan tidak perlu untuk ikut sayembara ini? Jika kamu tidak mampu melakukannya, maka mundurlah dari sayembara ini,” balas Ethan dengan senyum smirknya.

Ethan yakin hari ini juga Selina pasti akan mengundurkan diri dari sayembara ini, terlihat jelas dari raut wajah Selina yang tampak tidak setuju dengan perkataannya tadi.

“Baiklah, saya menyetujui,” putus Selina dengan penuh percaya diri.

Ethan tertegun, dia salah perkiraan ternyata, namun hal itu tidak menjadi masalah besar untuk Ethan. Mengingat tadi Selina sudah melihat bagaimana pengasuh Lily dan Lukas yang mengundurkan diri karena kenakalan kedua anaknya. 

“Oke, waktumu hanya satu bulan, Selina,” ujar Ethan dengan senyum mengejek.

“Saya akan sebaik mungkin memenangkan sayembara ini, menjadi pengasuh Lily dan Lukas sekaligus menjadi pengasuh Bapak,” cletuk Selina dengan cengiran di bibinya.

Ethan menghela nafas, Selina sudah mulai lagi berusaha menggodanya dan menarik perhatiannya. Ethan mengambil segelas teh yang berada di meja dan menenggaknya hingga tandas, dia enggan meladeni perkataan aneh yang Selina layangkan.

“Saya yakin pasti dalam waktu satu bulan Lukas dan Lily akan patuh dan luluh kepada saya. Termasuk … mencairkan hati Bapak yang sudah membeku.” Selina melanjutkan ucapannya, membuat Ethan langsung tersedak dengan minumannya sendiri.

“Mustahil,” balas Ethan dengan wajah datarnya, dia juga tidak akan tertarik dengan Selina sampai kapanpun.

“Kita lihat saja, Pak.” Selina tersenyum tipis, seperti dia sudah menyusun rencana matang untuk membuat Ethan jatuh hati kepadanya.

Setelahnya, tidak ada percakapan apapun di antara mereka, hingga seorang wanita paruh baya yang merupakan asisten rumah tangga di sini datang dan membawakannya dia secangkir teh hangat. Selina agak lega, karena dia nantinya tidak tinggal berdua saja dengan Ethan di rumah ini. Tapi ada beberapa pekerja yang tinggal di rumah ini pula.

Selina tidak langsung pulang ke rumah, dia meminta waktu kepada Ethan untuk mengenal Lukas dan Lily lebih dulu sebelum dia bekerja besok pagi. Dan Ethan pun memberikan waktu untuk mereka saling mengenal. 

Lukas dan Lily membawanya ke halaman belakang rumah, Selina hanya mengikutinya saja. Tapi Selina agak was-was, karena kedua anak itu seperti penurut kepadanya, justru hal itu membuatnya jadi curiga ada yang kedua anak itu rencanakan. 

“Jadi, Kakak yang akan menjadi pengasuh kita berikutnya?” tanya Lukas kepadanya.

“Iya dan kalian berdua harus bekerjasama dengan kakak. Pokoknya kalian gak boleh nakal dan harus nurut semua kata-kata kakak. Nanti, kakak bakal kasih kalian berdua hadiah deh.” Selina mencoba melakukan negosiasi kepada anak kembar itu.

Terlihat Lukas dan Lily tampak saling memandang dan berpikir. Hal itu membuat Selina berharap-harap cemas, semoga saja anak kembar itu mau menerima tawaran yang dia berikan. 

“Kita gak tertarik, lagian Daddy selalu ngasih apa yang kita inginkan,” ujar Lily dengan sombongnya.

Selina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sebetulnya dia juga bingung bagaimana menjadi pengasuh kedua anak ini. Karena dia tidak memiliki pengalaman apapun, jika bukan karena sebuah misi Selina mungkin tidak akan mau mengikuti sayembara ini.

“Ya sudah, kita jadi teman saja bagaimana? Sahabat begitu?” Selina masih berusaha membujuk.

“Sayangnya kita udah punya banyak teman, tuh.” Kali ini yang berbicara adalah Lukas.

Sungguh, anak kembar Ethan memang benar-benar menyebalkan dan susah untuk dibodohi. Selina sampai lupa jika Ethan adalah pria yang pintar, pantas saja kepintaran pria itu menurun kepada kedua anaknya. 

Selina sedang berpikir, sampai tidak menyadari jika kedua anak kecil itu saling berbisik dan merencanakan balas dendam kepadanya. Saat Selina hendak bicara, dia tertegun melihat Lukas dan Lily tersenyum misterius kepadanya.

“Kalian mau ngapain?” tanya Selina takut-takut.

Detik berikutnya, Lukas dan Lily langsung mendorong-dorong tubuh Selina yang kecil hingga wanita itu terjun bebas ke dalam kolam renang karena tidak siap. Sialnya, Selina tidak bisa berenang dan ternyata kolam renang ini cukup dalam hingga membuatnya tenggelam.

“To-tolong ….” Rintih Selina dengan mata memerah dan nafas sesak.

Lukas dan Lily malah tertawa terpingkal-pingkal saat melihatnya tersiksa. Kedua anak itu malah berjoget ria dan meledek ke arahnya. Suara deburan air dan tawa melengking dari anak kembar itu ternyata memancing perhatian Ethan. Pria itu merasa perasaanya tidak enak, tepat saat dia datang dirinya langsung melotot tatkala melihat Selina tidak bisa berenang dan tenggelam.

“Oh, shit!!” Ethan lantas berlari kencang dan langsung menceburkan dirinya di dalam kolam renang untuk menyelamatkan Selina.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status