Share

Bagian 7

“Rena, jangan pergi Rena! Rena!” teriak Justin yang terbangun dari mimpinya. Dia terhenyak begitu saja di saat jam masih menunjukkan pukul 02 dini hari.

Di sampingnya, seorang wanita sudah duduk dengan tangan yang bersedekap dan menundukkan kepala lengkap dengan isak tangisnya. Dia Derina, wanita bermuka dua yang sudah berhasil merebut kebahagiaan Rena. Dia memang berhasil memiliki raga dari lelaki kesayangan Rena namun tidak dengan hatinya.

“Justin, apa tidak bisa kau mengkondisikan igauanmu itu? Dari semenjak kita menikah kau terus saja setiap malam mengigau memanggil nama Rena. Apa dia kurang sadis menyakiti perasaanmu sehingga kau tidak bisa melupakannya?” tukas Derina dengan kemarahan yang memuncak di kepala.

Justin menoleh cepat dan dia menatap sinis Derina. “Apa lagi yang kau harapkan dari pernikahan ini Derina? Tidak ada yang bisa diambil baiknya dari pernikahan ini! Kau hanyalah istri pengganti tidak lebih! Jadi jaga batasanmu!” tukasnya.

“Hemh, sekarang kau meremehkanku? Istri pengganti katamu? Bayangkan kalau tidak ada aku, akan seperti apa hancurnya martabat keluargamu. Jadi aku harap kau bisa menjaga alam bawah sadarmu! Berhenti menyebut namanya!” geram Derina dengan kemarahan yang benar-benar memenuhi relung dada.

Selalu, hubungan mereka selalu seperti itu. Bahkan sudah 2 bulan berlalu, sudah selama itu mereka menikah, namun masih ada sekat pemisah di atas tempat tidur mereka. Justin, dia memasang bantal guling supaya Derina tidak melewati batasannya.

Bila biasanya hal seperti ini dilakukan oleh wanita, maka kali ini Justin yang melakukannya sebab dia menikah dengan Derina juga atas desakan keluarga karena keadaan darurat yang Renata buat.

~~~*~~~

Sementara itu di pagi yang cerah di dalam sebuah apartemen, Rena dan Alex tengah berada dalam kecanggungan usai kedekatan mereka semalam. Mereka hanya saling diam setelah bersiap untuk kegiatan masing-masing.

“Nanti siang, aku rasa kita harus memeriksakan kandunganmu.” Alex tiba-tiba berbicara.

Rena yang sedang minum air putih itu pun menghentikan kegiatannya. Dia menatap Alex dengan mata membulat.

“Maksudnya aku periksa sendiri? Aku tidak enak meminta izin pada bos Rio.” Rena menjelaskan posisinya yang masih terlalu baru untuk sering meminta izin.

“Denganku, nanti aku yang akan mengantarmu ke Dokter. Ini sudah lumayan lama, tidak baik membiarkannya tumbuh di dalam sana tanpa vitamin yang bagus. Aku tidak ingin anakku kekurangan apapun,” ucap Alex yang entah mengapa membuat Renata tersentuh. Wanita itu merasa sangat diperhatikan.

“Tapi kau ‘kan sibuk.”

“Tidak, akan kusediakan waktu untuk kalian berdua. Kau juga jangan terlalu lelah bekerja. Jangan mau kalau disuruh angkat barang berat.” Alex mulai menunjukkan ke-posesifannya.

“Tidak begitu berat, hanya satu karton minuman kemasan.” Renata menjawabnya dengan jujur. Memang seperti itu kebiasaan Rio, dia paling gatal kalau melihat bawahan menganggur dan sering lupa bahwa Renata adalah istri atasan yang harus ia jaga.

“Berapa mili liter?” tanya Alex datar tanpa ekspresi di wajahnya dia terus mengunyah sarapannya.

“500ml.” Rena menjawabnya dengan ceria seolah dia memang sudah terbiasa mengangkatnya.

“Berapa botol isinya?” tanya Alex lagi.

“24 botol. Kenapa memangnya kau bertanya serinci ini?” tanya Renata lagi yang semakin bingung.

“Sial Rio! Jadi anak dan istriku disuruh mengangkat beban 12 liter? Gila, aku harus memberikan pelajaran pada anak buah sialan itu!” geram Alex dalam hatinya. Tangannya sudah mengepal namun Rena belum menyadarinya.

~~~**~~~

Setelah sarapan itu dan mereka berangkat bersama dengan Alex yang mengantarkan Rena ke restoran. Sebuah pemandangan aneh Rena saksikan di restoran. Dia melihat atasannya sedang memindahkan satu box minuman dari mobil ke dalam restoran sendirian.

“Oh, gila. Ke mana mereka semua pergi, kenapa bos Rio mengangkat semua kardus itu sendirian? Aku harus segera membantunya,” kata Rena yang bergegas melepaskan sabuk pengaman.

“Rena, kau sedang hamil. Biarlah itu menjadi urusannya,” cegah Alex dengan cepat.

“Tapi dia atasanku, apa sopan membiarkan dia mengangkat semua itu sendirian?” tanya Rena balik dan Alex justru tersenyum miring.

“Sopan-sopan saja, itu lebih baik daripada ada sesuatu yang terjadi pada anak dan istriku okay. Duduk di sini kita tonton dia, atau kau turun lalu masuk ke resto tanpa melihatnya. Silahkan pilih saja, sebagai istri kau harus patuh terhadap perintah baik suami bukan?” tutur Alex dengan menelengkan kepalanya.

“Baiklah,” jawab Renata yang kemudian masuk dan berpura-pura tidak melihat atasannya. Dia menyelinap melalui pintu samping.

Alex dari dalam mobil, dia menghubungi Rio. Satu kali menghubungi dan langsung diangkat oleh bawahannya itu.

“Bagaimana rasanya mengangkat kardus-kardus minuman itu Rio?” tanya Alex sambil menatap Rio sinis dari dalam mobil. Pandangan mereka saling bertemu.

Merinding tubuh Rio saat melihat wajah atasannya yang sesungguhnya itu. Dia bahkan sudah berkeringat sebesar jagung saat itu. Detak jantungnya seperti orang yang berlari estafet.

“Jangan minta bantuan siapapun kalau kau mau gajimu kubayar penuh bulan ini. seenaknya saja memerintah istri bos!” sembur Alex yang sudah sangat marah.

“A—ampun Bos, iya aku akan pindahkan ini semua sendiri.”

“Kalau kau berani bersikap tidak baik dan tidak ramah kepada istriku, maka akan kusuruh kau memindahkan kardus satu pabrik!” hardik Alex dengan emosi yang meledak-ledak.

“Ampun, iya ampun Bos!” Rio berlutut di depan mobil Alex dan Rena melihat itu dari dalam Resto.

~~~**~~~

“Kenapa bos Rio, kenapa dia berlutut ya?” gumam Renata setelah selesai berganti baju.

Hera, dia yang sudah tahu akan sebab awal terjadinya peristiwa itu pun memilih menyelamatkan diri dengan berkata, “Ah, mungkin kesemutan saja. Itu bukan berlutut,” tepisnya.

“Tapi di mataku itu terlihat seperti berlutut dan memohon ampun,” sanggah Rena dengan terus memperhatikan dan Hera merangkul pundak Rena lalu menggiringnya.

“Sudah, cepat selesaikan saja pekerjaanmu. Ada banyak barang juga yang harus kamu catat masa berlakunya di gudang Rena,” ucap Hera mengalihkan perhatian Rena.

“Jangan sampai dia tahu atau bos Alex bisa menyembelihku,” batin Hera was-was.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status