Home / Fantasi / Pengendali Sistem Terkuat / 138. Berlatih tanding

Share

138. Berlatih tanding

Author: Rendi OP
last update Last Updated: 2023-03-10 14:34:29

"Tidak masalah kok Kak. Justru aku malah ingin melihat Kak Martis bertarung melawan Ayah." Sangat kebetulan sekali bagi Reka yang memang penasaran dengan kemampuan Ayahnya. Apakah Ayahnya bisa mengalahkan Martis, atau tidak? Reka memang sempat memikirkan hal ini.

"Baiklah, aku akan mencarinya sebentar. Kau tunggu saja di sini dulu, ya?" Tanpa menunggu lama, Martis langsung pergi mencari ayah Reka.

Hanya butuh waktu lima menit bagi Martis untuk menemukan keberadaan Roki. Setelah bertemu dengan Roki, Martis juga tidak mau berbasa-basi dan langsung mengutarakan maksud dan tujuannya mencari Roki. Roki juga tidak menolak saat Martis mengajaknya untuk berlatih tanding.

"Kalau begitu ayo, kita berlatih tanding di tempat biasa aku dengan Reka berlatih saja, Paman." Martis mengajak Roki kembali ke aula di mana tempat ia biasa berlatih bersama Reka.

Kali ini mereka sepakat, Reka lah yang akan menjadi wasit dalam pertarungan latih tanding antara Martis dan Roki hari ini.

"Apakah kalian berdua su
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengendali Sistem Terkuat   965. Diserang

    Dan saat mereka baru saja tiba di Desa Peri Kegelapan, mereka langsung disambut dengan serangan dari warga desa itu. "Pemanah! Tembak...!" Terdengar suara teriakan seorang pria memberi perintah untuk menembakkan panah api ke arah Martis dan yang lainnya. Ratusan anak panah menghujani Martis dan yang lainnya. Karena serangan ini dadakan, beberapa dari mereka ada yang terluka, bahkan ada yang meregang nyawa. "Kalian sangat kejam!" seru Sang Komandan dengan amarah memuncak saat melihat rekannya tewas tertusuk beberapa anak panah di depan matanya. Setelah ratusan anak panah itu selesai ditembakkan, keadaan sempat hening sejenak. Namun Martis memecahkan keheningan itu dengan melesat sangat cepat ke arah para pemanah yang ada di atas benteng tembok. Slash...! "Tusukan Api...!" Martis terus menusukkan tombaknya terus menerus, dan ia berhasil membunuh puluhan orang dalam sekali gerakan. "Kurang ajar?! Siapa orang itu?!" tanya seorang peri yang nampaknya adalah Pemimpin para pema

  • Pengendali Sistem Terkuat   964. Peri Kegelapan

    Komandan itu memberitahu pada Martis tentang kabar yang ia terima. "Ini buruk, Martis," ucapnya. "Sepertinya perjalanan kita menuju Istana Peri akan tertunda." "Memangnya ada apa, Komandan?" tanya Martis penasaran. "Lihatlah isi surat ini." Komandan itu menyerahkannya pada Martis. Lalu ia menjelaskan pada Martis lebih detail. Menurut penjelasan Komandan itu, Martis dapat menyimpulkan bahwa mereka harus membantu pasukan lain yang meminta bantuan. "Komandan, apakah jarak mereka dengan kita masih jauh?" tanya Martis. "Agak jauh, makanya kita harus bergegas. Kalau begitu ayo, kita pergi ke arah Wilayah Selatan." Karena tak mau membuang waktu, Komandan itu langsung mengubah arah perjalanan mereka. Rupanya, mereka menuju sebuah desa di wilayah bagian selatan. Di sana sedang terjadi kekacauan. Kekacauan itu disebabkan dengan ricuhnya saat mengadakan tes ujian Perekrutan. Sambil terus berjalan, Komandan menceritakan pada Martis tentang desa itu. Desa itu bernama desa Peri Kege

  • Pengendali Sistem Terkuat   963. Sebuah pesan

    Martis lalu mengajak Komandan itu untuk agak menjauh. Lalu ia membisikkan pada Komandan itu. "Aku ingin Komandan berjanji tentang suatu hal padaku." Martis berhenti sejenak, lalu ia mengeluarkan sebotol ramuan dari sistemnya, namun ia berpura-pura seakan ramuan itu ia keluarkan dari tas kecil di pinggangnya. "Komandan lihat botol kecil ini. Ini adalah ramuan rahasia yang tak sengaja aku temukan ketika baru saja aku tiba di sini. Dan ramuan ini sangatlah mujarab. Aku ingin memberikan ramuan ini pada Muridku. Nah..., aku ingin, Komandan merahasiakan tentang hal ini." Komandan itu mengambil ramuan yang Martis tunjukkan. "Memangnya, semujarab apa ramuan ini, Martis?" tanya Sang Komandan penasaran. "Komandan lihat saja nanti. Tapi ingat, tolong rahasiakan hal ini. Dan juga, beritahu pada rekan kita yang lainnya." Komandan itu mengembalikan sebotol ramuan tadi pada Martis. "Baiklah, aku berjanji akan merahasiakan hal ini. Kalau begitu, ayo kita lihat apa yang bisa dilakukan oleh ramuan m

  • Pengendali Sistem Terkuat   962. Martis Vs Anaconda

    Hujan semakin deras, membasahi tubuh Martis yang tegap berdiri di hadapan anaconda yang terluka namun masih mengancam. Air hujan bercampur dengan darah Aidit yang telah dibawa menjauh oleh Elnara dan Komandan. Kegelapan malam dan kilatan petir sesekali menerangi pemandangan mengerikan itu. Anaconda itu kembali mendesis, matanya kini berubah menjadi hitam menyala dengan tatapan penuh amarah. Ia mencoba untuk bangkit, namun tubuhnya masih terasa sakit akibat ledakan tadi. Martis menarik napas dalam-dalam, tangannya mengepal. "Ini saatnya." Martis rupanya masih penasaran, ia menggunakan tombaknya lagi untuk menyerang tubuh anaconda itu. "Tusukan Api...!" teriaknya dengan mata melotot. Namun anaconda itu menggunakan ekornya untuk menyerang Martis. Martis dengan cepat mengeluarkan sebuah perisai dari sistemnya. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan itu?" suara Martis terdengar lantang, meskipun terhalang oleh suara hujan. Sebuah cahaya biru samar mulai mengelilingi tubuh

  • Pengendali Sistem Terkuat   961. Aidit terluka

    Jeritan minta tolong itu menggema di tengah derasnya hujan dan gemuruh petir. Martis berlari sekencang mungkin ke arah sumber suara dengan jantungnya yang berdebar-debar. Saat Martis tiba, ia melihat tenda Aidit sudah porak-poranda, kainnya terkoyak dan tercabik-cabik oleh tubuh raksasa anaconda itu. Aidit tergeletak di tanah, tubuhnya terhimpit di bawah gulungan tubuh ular yang besarnya melebihi mobil kecil. "Aidit!" teriak Martis, suaranya nyaris tak terdengar di tengah badai. Ternyata Elnara dan Komandan sudah tiba di tempat kejadian, wajah mereka pucat pasi. Elnara memegangi mulutnya, menahan isak tangis. "Kita harus bertindak cepat untuk menyelamatkan Aidit!" seru Komandan, matanya menatap tajam anaconda raksasa itu. "Martis, kau punya senjata apa?" Martis menggeleng. Karena tergesa-gesa, ia lupa mengeluarkan senjata miliknya. "Hanya pisau lipat kecil. Tidak akan cukup melawan ini." Anaconda itu menggerakkan kepalanya, lidahnya menjulur-julur, mencium aroma darah Aidit.

  • Pengendali Sistem Terkuat   960. Elnara dijitak

    Mendengar ucapan Pemimpin perampok itu, amarah Elnara langsung tersulut. Bukan hanya Elnara, begitu juga dengan Aidit. Karena Aidit mencintai Elnara, ia tidak akan membiarkan wanita idamannya disentuh oleh pria lain. Apa lagi para pria jahat seperti mereka ini. "Apa-apaan kau ini?! Dasar Perampok jelek! Kau pikir, aku Wanita apaan?! Seenaknya saja menyuruhku tinggal di sini!" Elnara rupanya langsung maju, ia menyerang Pemimpin perampok itu. "Jurus Tapak Ketiga...!" seru Elnara. Bam, bam, bam...! Elnara menghantamkan tiga pukulan sekaligus di titik yang sama, yaitu pada bagian perut Pemimpin perampok itu. Dan hasilnya, tubuh pria itu langsung terpental sangat jauh. Jauh sekali..., entah seberapa jauh itu, mungkin sekitar satu atau dua kilometer. "Cih! Dasar orang lemah! Sudah lemah, sombong lagi! Cuih...!" seru Elnara yang merasa kesal. Karena melihat Pemimpin mereka yang bisa Elnara kalahkan dengan mudah, otomatis membuat perampok yang lainnya ketakutan. "Lari...!" "I

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status