Share

Bab 10. Dongeng di Kehidupan Nyata

Author: Dera Tresna
last update Last Updated: 2025-05-14 05:43:47

Dave duduk di depan sebuah perapian, matanya fokus pada layar laptop ditemani secangkir kopi panas yang masih mengepul. Pria itu terlihat serius dengan pekerjaan.

Awalnya Laura segan untuk menyapa, tetapi tidak mungkin dia berlalu begitu saja seperti orang yang tidak tahu sopan santun.

“Selamat pagi,” kata Laura menyapa suaminya.

Dave masih terdiam tanpa menjawab sapaan istrinya.

Laura menghela napas berat bersikap sabar merespon sikap suaminya, dia berniat meninggalkan Dave yang mungkin sedang tidak mau diganggu.

“Duduklah, ada kopi dan coklat panas yang bisa kamu minum untuk menghangatkan tubuhmu.” Tiba-tiba terdengar suara Dave yang cukup mengejutkan.

Mata Laura melirik ke tempat duduk yang suaminya tawarkan, rasa ragu mengusik karena di situ hanya terdapat satu sofa panjang dengan meja di depannya, tidak ada tempat duduk lain di dekat Dave. Sedangkan beberapa meter di depan meja tersebut terdapat perapian yang hangat.

Sedikit ragu, dia mendekati suaminya dan duduk di sampingnya. Dia mengamati Dave yang masih sibuk dengan pekerjaan, merasa segan untuk memulai pembicaraan, takut kena bentakan Dave lagi.

“Bukalah selimutmu, jika kamu tidak ingin kepanasan. Di sini sudah cukup hangat,” perintah Dave tanpa menatapnya dan masih tetap fokus dengan laptopnya.

Laura kemudian membuka sedikit selimutnya. “Bolehkah aku bertanya?”

“Tentang apa? Kamu sudah tahu batasan apa yang tidak boleh kamu tanyakan,” kata Dave sambil mengetik sesuatu di keyboard laptopnya.

“Apakah kamu tidak lelah terus memakai penutup wajah itu?”

“Tidak,” jawab Dave singkat.

Laura diam sejenak kemudian melanjutkan pertanyaannya. “Apakah rumah ini berada di langit? karena tadi saat aku melihat keluar jendela, aku tidak melihat apa pun kecuali kabut putih dan menutup jarak pandangku.”

Pertanyaan Laura berhasil membuat Dave menghentikan pekerjaannya dan menatapnya dengan tajam. Laura yang mendapat tatapan tersebut menjadi gugup dan merona.

Dalam hati, Laura berkata, ‘Shit! Harusnya aku merasa takut dengan tatapan pria ini, tetapi kenapa wajahku malah memanas dan merona?’

Dia segera menunduk dan menutup pipinya dengan kedua tangan untuk menyembunyikan rona panas tersebut.

Dave kembali menatap layar laptop tanpa berkomentar, membuatnya bisa bernapas dengan lega.

“Dongeng apa lagi yang ada di kepalamu? Kemarin Putri Cinderella, sekarang rumah di atas langit. Apakah otakmu hanya berisi dengan cerita dongeng yang tidak jelas?” sindir Dave kemudian.

“Tidak juga, tetapi dari kecil aku ingin sekali mempunyai rumah kayu seperti ini. Mamaku sering tertawa jika aku menceritakannya. Pagi ini, aku bangun dan berada di rumah impianku,” kata Laura yang bercerita penuh dengan semangat.

“Apakah kamu menyukai rumah ini?” tanya Dave.

“Tentu saja, bahkan aku hampir menangis saat menjelajahi rumah ini,” Laura berkata jujur.

Perkataan Laura membuat Dave menutup laptopnya dan menaruhnya di meja. Dia mengubah posisi duduknya dan menghadap ke arah istrinya.

Menyadari posisi Dave, Laura cukup terintimidasi sehingga menggeser duduknya sampai ke ujung sofa. Ketika bibir pria itu menyunggingkan senyum ramah, dia bisa bernapas lega dan duduk dengan tenang.

“Ceritakan pendapatmu tentang rumah ini?” tanya Dave.

“Aku sangat menyukai rumah ini, rasanya hangat, ada kesan misterius, elegan dan unik. Apakah kamu bisa mencium baunya?” tanya Laura.

“Ya, aroma woody, wangi, manis dan segar,” jawab Dave.

“Ya, betul sekali. Saat menghirupnya, kamu akan merasa tenang dan nyaman,” sambung Laura.

“Hampir semua perabotan di sini menggunakan kayu cendana,” jawab Dave.

“Benarkah? Berapa banyak uang yang kamu keluarkan untuk membuat rumah ini. Aku dengar, kayu cendana termasuk salah satu kayu termahal di dunia,” kata Laura penuh kekaguman.

“Benarkah?” tanya Dave meskipun dia sudah tahu kenyataan tersebut.

“Tentu saja. Yang membuat aku penasaran, di mana kita berada sekarang?”

“Bukannya kamu sudah mengetahuinya tadi?”

“Apakah benar kita sedang berada di atas langit?” tanya Laura dengan penuh semangat. Dave yang mendengar perkataan istrinya, seketika menjitak kepala wanita itu.

“Sakit!” teriak Laura sambil mengusap bekas jitakan Dave.

“Rumah ini aku bangun di lereng gunung. Jika kabutnya telah hilang, kamu akan melihat pemandangan yang indah dari rumah ini. Di sebelah kanan terdapat gunung yang menjulang tinggi sedangkan di belakang rumah terdapat sebuah danau, kamu bisa menjelajahinya kalau mau,” kata Dave menjelaskan.

“Benarkah? Aku tidak sabar untuk segera menjelajahinya!” kata Luara penuh semangat.

“Sayangnya, tempat ini lumayan terpencil dan jauh dari kota.”

“Tidak masalah, aku menyukainya. Aku tidak butuh tinggal di kota karena tidak ada yang bisa aku lakukan di sana.”

Perkataan Laura, mengejutkan Dave. Banyak wanita tidak ingin hidup di tempat terpencil seperti ini. Mereka lebih suka hidup di perkotaan yang penuh dengan hingar bingar dan berbagai macam tempat hiburan. Klub malam, diskotik, mall dan tempat-tempat hiburan lainnya yang bisa mereka kunjungi, tempat yang penuh dengan kesibukan dan kesenangan.

Cukup aneh baginya ketika wanita di depannya bersikap sebaliknya. Dia malah lebih suka hidup di sini, di tempat terpencil, di tempat yang membuat Dave merasa begitu hangat dan tenang.

“Di sini akan sangat membosankan, Laura,” pancing Dave.

“Dengan pemandangan yang kamu ceritakan tadi? Tentu saja tidak. Aku akan mempunyai banyak inspirasi dan menjadi lebih imajinatif saat menelusuri tempat-tempat di sini.”

“Apa yang kamu sukai?” tanya Dave.

“Hidup di negeri dongeng,” jawab Laura bercanda, yang membuat Dave tersenyum. “Aku suka menulis,” lanjut Laura.

“Good, ini tempat yang cocok untuk mengembangkan hobimu itu,” jawab Dave singkat.

Tiba-tiba Laura merasa udara semakin dingin sehingga dia menaikkan selimutnya kembali. “Dave, apa kamu merasa udara semakin dingin?” tanya Laura.

Dave menoleh ke arah perapian dan melihat kayunya sudah hampir habis sehingga apinya mengecil. “Apinya sudah mulai padam, sepertinya kayunya sudah hampir habis,” kata Dave.

“Apakah perlu aku bantu menambah kayunya?” Laura menawarkan pertolongan.

“Nanti saja, aku belum sempat menyiapkan kayunya. Itu sisa kayu semalam. Sebentar lagi, matahari juga akan menghangat,” jawab Dave.

Dengan sedikit ragu, Laura berkata, “Maukah bergabung denganku? disini lebih hangat.” Laura menawarkan selimutnya agar Dave tidak merasa kedinginan.

“Kenapa tidak? Aku bisa menunggu matahari menghangat bersamamu di dalam selimut itu,” ucap Dave cepat sambil menelusup masuk ke dalam selimut yang Laura pakai. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang istrinya tawarkan.

Jantung Laura berdetak sangat cepat, sepertinya dia melakukan kesalahan dengan menawarkan selimutnya kepada Dave.

Laura seketika menjadi salah tingkah saat suaminya masuk ke dalam selimut. Dia berusaha sedikit menjauh agar tubuh Dave agar tidak terlalu menempel pada tubuhnya. Dave yang tahu gelagat Laura, menarik tubuh istrinya dan memeluknya erat.

“Dave!” teriak Laura karena terkejut dengan apa yang suaminya dilakukan.

“Diamlah, ini akan membuat kita sama-sama hangat,” kata Dave sambil menaikkan selimut mereka. Benar saja, posisi mereka sekarang membuat selimut tersebut menutup sempurna tubuh mereka dan rasanya sangat hangat.

Laura yang berada dalam pelukan Dave menjadi kikuk. Apalagi aroma tubuh pria itu memenuhi indra penciumannya, menghilangkan aroma manis rumah kayu yang ditinggalinya. Dia bisa mendengar detak jantung suaminya yang membuat dirinya ikut berdetak seirama dengan detak jantung tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 379. Akhir yang Bahagia (The End)

    “Sabarlah Sayang, ini tidak akan sakit,” Spencer menyakinkan istrinya.Queen mengangguk percaya pada suaminya. “Ya, aku bisa merasakanmu sekarang.”Dia kemudian membuka kakinya lebih lebar untuk menerima penyatuan suaminya. Hatinya berdesir saat akhirnya milik Spencer tenggelam sempurna di dalamnya.“Sakitkah ...?” tanya Spencer khawatir.Queen menggeleng menjawab pertanyaan suaminya, wajahnya bersemu merah karena malu. “Bergeraklah, aku bisa menerimamu,” ujarnya.Yakin jika Queen bisa beradaptasi dengan miliknya, Spencer menggerakkan pinggulnya, mendorong miliknya agak bisa masuk lebih dalam lalu menariknya kembali, dia melakukannya dengan berulang dengan tempo lambat.Mata mereka saling mengunci, menciptakan sensasi dan getar di hati. Keduanya bergerak alami, saling menerima dan memberi. Spencer masih sangat berhati-hati pada istrinya, memperlakukannya seperti porselin yang gampang pecah, hal itu membuat Queen gemas.Kaki Queen melingkar ke pinggang suaminya, membuat penyatuan mere

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 378. Yang Ditunggu Akhirnya Tiba

    Olivia juga hidup bahagia dengan Aaron. Aaron menjadi sosok pria yang sangat bertanggung jawab dan selalu melindungi Olivia. Meski mereka hanya memiliki Leonard sebagai buah hati mereka, tapi kehidupan ranjang mereka selalu panas.Bersama Aaron, Olivia yang dulu adalah gadis lugu, ternyata mempunyai banyak hal yang selalu membuat pria itu mengaguminya, khususnya saat mereka sedang berdua di dalam kamar. Tidak heran jika Leonard sering protes dengan sikap Papa Mamanya yang terkadang tidak tahu tempat.Leonard dan Clara adalah pengantin muda yang sedang menunggu kelahiran anak mereka yang umur kehamilannya hampir sama dengan umur kehamilan Letichia. Sebagai pengantin muda, Leonard selalu mempunyai cara untuk memanjakan Clara.Apalagi dengan kejadian di mana dia hampir saja mati, membuat dia ingin selalu membahagiakan Clara. Clara sangat bahagia dan merasa beruntung mendapatkan Leonard. Tidak sia-sia dia mencintai Leonard semenjak dari kecil karena saat mendapatkannya, dia selalu dibawa

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 377. Arti Sebuah Keluarga

    “Baiklah karena Queen sudah setuju, Senin besok aku akan mengurus semuanya,” kata Spencer.“Kenapa buru-buru, kita bisa menyiapkannya sambil jalan saja, tidak harus di hari Senin besok,” balas Queen.“Waktunya akan sangat mepet jika kita tidak segera menyiapkan semuanya.”Saat mendengar jawaban tersebut, seketika Queen menghentikan kegiatan makannya. Sepertinya ada yang dia lewatkan saat menyetujui rencana pernikahan ini, ditambah lagi respon cepat semua keluarga Pierre.Queen kemudian mendekat bibirnya ke telinga Spencer dan berbisik. “Memangnya kapan kita akan menikah?”“5 hari lagi di hitung dari hari ini,” jawab Spencer santai.“APAAA?” teriak Queen yang hampir tersedak dengan makanannya sendiri, beruntung Spencer dengan cepat mengambilkan dia minum sehingga dia tidak sampai mempermalukan dirinya sendiri.Teriakan Queen membuat semua yang di meja makan terdiam dan menghentikan acara makan mereka. Rasanya seperti waktu yang berhenti mendadak, tapi beberapa detik kemudian semua oran

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 376. Pengumuman Pernikahan

    Mata Queen langsung berkabut mendengar lamaran Spencer. Dia tidak mengira jika pria itu akan mengulang kembali melamarnya setelah semua yang mereka lewati. Dia mengira Spencer masih butuh waktu untuk melakukannya karena keadaannya yang belum stabil.Tidak langsung menjawab, Queen mendekati Spencer lalu mengecup singkat bibir pria itu, membuat Spencer membeku untuk sesaat.Spencer sadar jika Queen yang sekarang berbeda dengan yang dulu, saat ini Queen bukanlah gadis lugu dengan ego yang tinggi. Queen yang sekarang adalah wanita dewasa yang bijaksana dan pemberani, hal ini adalah cobaan berat baginya untuk tidak menyentuh wanita itu sebelum mereka menikah.Namun dia menyukai kenyataan dan perubahan itu, dia yakin hari-hari yang akan dia lewati bersama Queen akan sangat berwarna.“Lalu apa jawabanmu?” desak Spencer atas lamarannya.“Aku tidak akan menolak lamaran seorang pria tampan dan kaya raya sepertimu Spencer. Dan YA … tentu saja aku bersedia menikah denganmu,” jawab Queen membuat d

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 375. Lamaran Kedua

    Spencer memakan masakkan wanita yang dicintainya tersebut dengan lahap. Entah karena perutnya lapar atau memang masakan Queen benar-benar lezat.“Apakah masakanku rasanya enak?” tanya Queen.“Ya, sangat enak. Seandainya aku bisa memakannya setiap hari, itu adalah sebuah kebahagiaan yang tidak ternilai harganya,” pancing Spencer.Queen hanya tersenyum mendengar perkataan Spencer kemudian mengusapkan ibu jarinya ke bibir pria itu membersihkan makanan yang belepotan.“Cara makanmu seperti anak kecil, belepotan ke mana-mana. Cepat habiskan makananmu, aku ingin bicara tentang sesuatu setelah kamu makan.”“Tentang apa Queen?” Tiba-tiba ada rasa khawatir yang merayap di hati Spencer, takut jika semua kebaikan Queen pagi ini hanyalah kamuflase yang kemudian berakhir dengan sangat menyakitkan.“Nanti akan aku ceritakan padamu, makanlah dulu!”Setelah mendengar perkataan Queen yang tampak serius, Spencer menghentikan kegiatan makannya karena apa yang dia makan seketika berubah menjadi gumpalan

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 374. Memberanikan Diri Meraih Kebahagiaan

    Perkataan Queen terpotong saat Spencer dengan cepat melumat bibirnya. Dia yang biasanya memberontak, hanya terdiam karena memang sudah lelah menghindar dari pria itu. Dia hanya menangis terisak menerima perlakuan Spencer.Tangan Queen meremas baju depan Spencer, saat bibir pria itu menyapu dan menjelajahinya. Matanya terpejam merasakan rasa manis bibir Spencer yang dirindukan selama ini. Air matanya tidak berhenti mengalir. Dia sadar, sejauh apa pun dia menghindar, hanya pria inilah yang mampu meluluhkan hatinya.Spencer merasa senang merasa Queen tidak menolaknya. Meski kepalanya terasa pening dan matanya berat, dia mencoba untuk terus tersadar. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan kali ini.Spencer menarik Queen ke dalam pelukannya dan melingkarkan tangannya ke pinggang wanita itu. Dengan sisa kesadarannya, dia membawa Queen ke sofa ruang depan apartemen, kemudian menindih tubuh wanita itu di sana.Jantung Queen berdetak kencang saat tahu apa yang akan Spencer lakukan. Kali ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status