"Trima kasih atas kerja samanya. Saya merasa sangat tersanjung, anda mau menggandeng saya dalam proyek besar anda." Rey menjabat tangan Hengki Wiguna mantan petinggi negri, pemilik beberapa perusahaan yang mengelola pariwisata, dan beberapa perusahaan alat berat yang tersebar di beberapa negara ini, hingga manca negara."Dari dulu impian saya untuk melebarkan sayap ke timur Indonesia, baru terealisasi sekarang.""Ooo ... benarkah? Asal jangan jadikan saya sebagai umpan saja." sindir Rey.Hengky tertawa terbahak-bahak. "Anda sangat terus terang, saya suka," ujar Hengky dengan tawa yang masih berderai. "Saya tidak menyangka anda masih muda, sampai saya menyuruh sekretaris saya untuk mengecek dokumennya kembali, kuatir ada kesalahan data.""Yah, nama sebelumnya itu menggunakan nama parnert saya. Kami berdua memang terlibat kerja sama, namun setelah saya pikir, jika saya bisa menangkap ikannya sendiri kenapa saya harus menggunakan pancing orang lain. Setidaknya saya tidak perlu untuk m
"Menikah?" tanya Rey berusaha menyembunyikan keterkejutannya."Yah, hal itu yang disebut di dalam pesannya. Dia marah-marah tak jelas dan mengatakan ingin menikah dengan lelaki yang membuatnya telah jatuh cinta. Siapa lagi kalau bukan anda," ujar Lelaki itu sambil melebarkan kedua tangannya."Apa anda keberatan?" Hengky menelisik wajah Rey, yang dikenalnya sebagai Devin"Tentu saja tidak, cuma apa anda sudah pastikan jika tujuan putri anda adalah saya. Saya malah takut anda salah menanggapi maksud putri anda. Karna hubungan kami belum sejauh itu."Rey menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. 'kenapa malah aku sendiri yang terjebak.' batin Rey."Jika yang putri anda maksudkan adalah saya, tentu saja saya bersedia. Laki-laki mana yang bisa menolak pesona putri anda. Saya merasa sangat beruntung jika itu adalah saya."Senyum tersungging di bibir Hengky, setidaknya salah satu masalah yang akan dihadapinya sudah ada jalan keluarnya, begitu pikir Hengky. Dia sudah berpikir bagaimana akan rum
"Menyembunyikan apa?"Alex terdiam, sengaja menggantung jawabannya."Ayo katakan, apa yang mas Rey sembunyikan dariku.""Dia seorang Intel, tentu saja ada hal yang harus dia sembunyikan dari kamu, dari aku. Dia tidak mungkin memberitahukan padamu apa tujuan misinya karna itu sangat rahasia. Rey orang yang sangat patuh pada aturan, dia orang yang akan mengutamakan negara ini lebih dari dirinya. Kenapa sekarang kamu sangat posesif, dia bukan orang yang mudah jatuh cinta."Lara terdiam, 'seharusnya aku tidak meragukan Rey,' Lara membatin.Alex menatapnya dalam-dalam."Aku mau pulang," ujar Lara sambil berlalu ke dapur membawa kembali gelas yang tadi dibawanya.Lara mencuci gelas dan piring bekas makannya tadi, dengan peralatan yang digunakan Alex untuk menggoreng nasi.Ketika hendak berbalik Lara terkejut dengan Alex yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya, sehingga mereka bertubrukan. Sesaat mereka saling diam. Aroma yang begitu dirindukan menguar dari tubuh Alex, parfum yang sama.'
"Menikah? Kita?" Rey menelisik Angela dengan seksama.Angela mengangguk."Hey, kita tidak sedekat itu, bahkan berbicara saja masih anda-anda." "Kita bahkan baru tiga kali ketemu." Lanjut Rey."Ok, untuk memutus jarak di antara kita, aku akan memanggilmu apa? Mas, Abang, sayang ...""Jangan Mas, aku tidak suka mendengar orang lain memanggilku, Mas." Sela Rey cepat. 'aku hanya ingin Lara yang memanggilku begitu, sangat indah kata itu keluar dari bibirnya saat dia terpejam.'"Panggil Devin, atau Dev saja sudah cukup.""Ok, baik Dev, mungkin itu lebih enak didengar. Sejak pertama kali aku melihatmu, langsung jatuh cinta, dan aku tidak bisa menghilangkan bayangan dirimu dari kepalaku. Hal itu tidak pernah aku rasakan dan ketika melihatmu di ruangan Daddy aku yakin kamu adalah jodohku." Jujur Angela, matanya tak lepas mengabsen tiap lekuk di wajah Rey. Kening tebal yang hampir tertaut tertata rapi, hidung mancung, garis wajah yang karismatik, bibir seksi dengan senyum khas yang sangat m
Beruntung, mobil itu dalam kecepatan sedang, dengan sigap Rey menangkapnya sebelum Angela menyentuh badan trotoar. Walaupun sempat menyentuh aspal sebelumnya.Mereka terjatuh di samping trotoar dengan posisi bertindihan, Anggela di atas tubuh Rey. Dengusan napas Rey terdengar merasuki jiwa Angela. Dapat dirasakan tubuh Rey yang liat mendekapnya erat. Sesaat Mereka saling tatap.Rey beringsut bangun."Apa yang kamu lakukan, mau bunuh diri?!" berang Rey."Ma-maaf, Aduh ... sakit ..." Angela mengadu, saat Rey berdiri dan membiarkannya terduduk di atas aspal. Lalu melepas heels-nya. Roknya tersingkap buru-buru ditutupinya."Apa yang sakit, Kamu bisa berdiri?"Angela berusaha berdiri, namun kembali meringis."Kakiku tidak bisa memijak, sakit sekali." Rungis Angela."Mungkin ada yang terkilir," ucap Rey sambil memperhatikan kaki Angela."Tahan, aku akan menariknya.""Aaow." Angela menjerit saat menyangka tulangnya terlepas karena bunyi kretakan tulang."Coba berdiri."Rey memegang kedua tan
Rey mengurai pelukannya, menatap Angela. Gadis itu kembali memeluk erat Rey."Pelukanmu terasa hangat bahkan lebih hangat dari kedua orang tuaku, yang sudah lama tak aku rasakan. Mereka hanya sibuk mengumpulkan harta. Entah untuk siapa mereka melakukan itu semua, aku putri mereka satu-satunya. Harta yang ada bahkan tidak akan habis tujuh turunan." Angela terseguk."Lepaskanlah apa yang kamu rasakan."Rey tentu saja sebelum aktion sudah menyelidiki targetnya. Dia tahu semua seluk beluk tentang mereka, dan sudah mempelajari watak mereka. Dia tahu jika saat ini ibu Angela sedang sibuk memelihara berondong, ayahnya sedang sibuk membantu para pengkhianat bangsa, tinggal menunggu bukti untuk dijebloskan ke penjara. Angela sibuk menenggelamkan diri dalam dunia hiburan hanya untuk pelarian semata. Jika semua terungkap satu-satunya yang akan syok dan terluka adalah Angela. Dan orang yang akan Angela benci pasti dirinya juga.Keberangkatannya kemarin ke Australia karena salah satu targetnya ad
Mereka saling bertatapan sejenak. Angela terkesima dengan gaya kasual Rey, tak seperti biasanya yang selalu menggunakan stelan jas. kaos putih ketat yang mencetak otot kekar di baliknya, dengan celana berwarna coklat moca lengkap dengan sneacker. Angela perlahan menghampiri Rey lalu mencoba untuk mendaratkan ciuman di bibirnya, namun lelaki itu memalingkan wajahnya.Dia tidak rela untuk orang lain menyentuh bibirnya selain kekasihnya. Bibir Angela hanya menempel di pipi Rey."Kamu sangat tampan." Angela tak segan untuk mengatakan kekagumannya. Rey menatap tubuh indah didepannya."Sepertinya kamu mulai terpesona denganku, tapi kamu berusaha mengingkarinya," ujar Angela dengan nada angkuh, menelisik kedua mata elang di depannya."Aku bukan terpesona denganmu. Hanya kaget aja lihat penampilanmu tidak biasanya. Kali ini penampilanmu lebih sopan." Jujur Rey membuat Angela menarik napas jengah, sambil kembali mematut dirinya sendiri. Dress merah maron selutut tertutup sampai lengan denga
"Jadilah gadis yang penurut." Lama Rey menatapnya. Tatapannya berakhir pada bibir gadis itu. Tangan Rey yang kokoh meraih tengkuk gadis itu lalu mendekatkan wajahnya.Angela memejamkan matanya, Jantungnya berpacu dengan cepat saat merasakan kecupan hangat di dahinya. Matanya masih terpejam menginginkan lebih, namun tidak ada tindakan selanjutnya dari lelaki didepannya."Enak.""Hah?" Kening Angela berkerut."Makanannya enak.""Ooh." jawab Angela kikuk. Rey tahu kalau gadis itu menginginkan lebih dari sekedar kecupan di dahi.Dia juga tahu jika Angela saat ini sedang fokus pada dirinya. Tangan kiri Rey terulur mengusap wajah gadis itu sedang tangan kanannya mulai meraih sesuatu dalam saku celananya."Apa kamu menginginkan lebih dari yang tadi?" sambil matanya tetap menggiring Angela agar fokus pada kedua netranya.Angela mengangguk lemah dengan tatapan penuh harap."Kiss me," ucap Angela lirih.Rey memiringkan kepalanya lalu dikecup benda ranum itu. Menghisapnya lebih dalam, Angela me