Share

Penguasa Dari Tatanan Lain
Penguasa Dari Tatanan Lain
Penulis: ALANA

Bab 1. Dunia Baru

Penulis: ALANA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-20 15:08:46

“Aku… hidup kembali?“

Pemuda itu memandang kedua tangan dan menggerakkan jemarinya, kemudian mengayunkan pinggangnya perlahan.

“Tidak sakit lagi?“ pikirnya sedikit heran.

Kemudian dilanjutkan dengan meraba wajah, merasakannya dengan pelan. “Kerutan sialan itu... mereka juga menghilang?"

Suasana dari ruangan yang tertutup itu seolah menyentuh kulitnya, membuatnya reflek menoleh mengedarkan pandangan.

“Kabin kayu? … sejak kapan aku punya kabin kayu?“

Tanpa berfikir, ia beranjak dari kursi, lalu mundur. Pandangan nya menyapu ruangan berisi meja, kursi, cermin dan lemari, lalu lampu minyak yang tampak sangat asing, seolah berasal dari zaman lain.

Matanya langsung tertuju pada cermin, ia mulai melangkah dalam kabin berluas tidak lebih dari sepuluh meter tersebut, sambil mencerna apa yang sebenarnya terjadi dengan sikap yang anehnya sangat tenang.

“Aku sangat yakin, seharusnya aku sudah mati … ini memang tidak masuk akal, tapi… apa aku Berreinkarnasi?" pikirnya cukup yakin..

Walaupun ruangan itu cukup redup, di dalam cermin ia melihat seorang pemuda tinggi yang terlihat asing baginya.

“Sudah kuduga. Tapi... siapa pemuda tampan ini?"

Setelah mengatakan itu, cahaya yang masuk tiba-tiba menjadi lebih terang, membuat nya sangat jelas sekarang. Itu adalah pemuda dengan tinggi sekitar enam setengah kaki, matanya hitam pekat sedikit sayu. Alisnya tebal sedikit melengkung dengan ujung yang lumayan panjang.

Memiliki rambut hitam mengkilap agak acak-acakan, rambutnya pendek, namun sedikit mengembang dengan beberapa yang terurai panjang di bagian kanan.

Tangannya menyentuh cermin, salah satu alisnya terangkat. "Hmm... sepertinya aku pernah melihat orang ini ... Tunggu dulu! Bukankah ini aku waktu muda?"

Anehnya, ia hanya terkejut sesaat dan justru memutar badannya mencoba mengamati.

"Ini... sunggh aneh, ternyata aku setampan ini saat masih muda?"

“…..”

Belum puas, ia membelakangi cermin lalu membuka baju, memperlihatkan punggungnya yang berhias luka-luka goresan.

Diantara lebar dan banyaknya luka gores, ada satu hal yang paling mencolok. Dari bahu kanan hingga ujung kiri dekat pinggang, tertarik lurus bekas jahitan, ukurannya tidak normal, seolah jahitan itu menahan luka robek yang sangat parah.

"Ini lebih jelas sekarang. Sudah lama aku ingin melihatnya lagi, namun punggung tua sialan itu tidak mengizinkannya." ujarnya apatis.

Kemudian ia kembali ke kursi awal, duduk menyilangkan kaki. Pemuda itu memiliki ekspresi yang sangat datar bahkan tampak malas, sehingga dari tampang nya saja tidak ada yang tahu kalau sebenarnya ia sekarang sedang berpikir keras.

“Sekarang, mengapa aku tiba-tiba berpikir situasi ini mirip seperti dalam komik-komik isekai yang ku baca. Namun aku tidak tertabrak truk, dan jelas ini bukan reinkarnasi, tapi bukan itu intinya. Yang ku permasalahkan adalah, apa aku benar-benar di dunia lain?“

Mata pemuda itu mulai melirik pintu keluar yang tertutup rapat, nyaris tak terlihat karena sangat menyatu dengan papan.

"Mari keluar untuk memastikan." ujarnya sebelum beranjak dari kursi.

Pemuda itu berjalan santai ke arah pintu, hanya dengan sebuah dorongan pelan, derit kayu terdengar memecah kesunyian lalu ia melangkah keluar dengan tenang.

Fushh…

Terpaan angin lembut melewati dirinya seolah menyambut. Kakinya yang tak beralas kini menginjak rerumputan yang terasa sedikit hangat, suasana suram kini berganti menjadi pemandangan cerah hamparan padang rumput.

Angin berhembus, rumput bergoyang seperti gelombang dan daun-daun pohon beterbangan. Langit biru cerah seperti berlian pecah menghiasi angkasa, sedangkan awan-awan bagaikan kapas yang melayang tampak diam, namun sebenarnya bergerak perlahan mengikuti kemana angin membawa.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dari tanah di bawah hingga langit di atas.

"Padang rumput?" gumamnya setelah menghirup udara segar "Tidak buruk. Ini tempat yang bagus untuk memulai sesuatu."

Selain padang rumput, sejauh mata memandang ia melihat ada hutan dari arah kanan kabin yaitu timur, terlihat jauh dari tempat nya. Sedangkan di arah selatan jelas sekali terlihat satu gunung yang sangat besar dengan puncak berwarna merah darah, dihiasi pegunungan kecil di sekitarnya nampak dekat namun sebenarnya sangat jauh.

Di belakang kabin terdapat sungai kecil yang sangat jernih, bahkan dasarnya yang berisi bebatuan dan tumbuhan air bisa terlihat jelas agak beriak dari luar.

Namun yang paling menarik perhatiannya adalah, dataran mengapung seperti gunung terbalik yang menggantung di udara dari arah utara yang sangat jauh.

Mata pemuda itu menatap kosong tetapi jantungnya berdebar lebih cepat.

“Sekarang semuanya sudah jelas, ini bukan mimpi. Dunia baru, di tubuh lama... Menarik."

Aroma bunga yang terbawa angin, rumput-rumput kecil yang menggelitik kaki, dan langit biru cerah yang membentang tak terbatas. Tidak ada penyesalan, tidak ada kebingungan, tidak ada kesenangan, tidak ada kesedihan. Pemuda itu hanya merasa sangat tenang, seolah tidak ada yang berubah atau mengganggu dalam hati dan pikirannya.

"Di dunia asing ini, sekarang aku harus mulai dari awal lagi. Tapi tak masalah," ia mengayunkan lengannya dan meregangkan tubuhnya. "Kembali muda lagi, ini adalah anugerah, aku tidak boleh menyia-nyiakannya."

Setelah peregangan singkat, tiba-tiba ia memasang kuda-kuda. Bergerak tanpa tempo, ia melompat, meninju, menendang kesana kemari, berputar, terkadang diam lalu mengulanginya lagi dengan gerakan lain.

Berjam-jam telah di habiskan hanya untuk pemanasan, tetapi ia tidak mengeluarkan sedikit pun keringat.

"Ini..." ia melihat tangan dan mengepalkannya.

Pemuda itu merasakn sesuatu dalam dirinya, Ia menyadari otot-otot nya semakin memadat, aliran darahnya semakin cepat, kemudian asap tipis tiba-tiba keluar dari tubuhnya, setelah itu ia merasa semakin ringan.

Entah apa yang di pikirkannya setelah sejenak merasakan ke anehan dalam tubuhnya, pemuda itu mendongak ke atas berniat melakukan sesuatu. Ia berjongkok melakukan ancang-ancang, kemudian melompat dengan kuat, menyebabkan gelombang angin di sekitarnya.

Fushhh...

Ia melesat dari tanah menuju langit dengan cepat, tanpa sadar sekarang berada di ketinggian 19 meter dari permukaan tanah.

"Tunggu! ini berlebihan."

Sekarang, dari arah utara, ia dapat melihat pemukiman yang di kelilingi pagar dengan banyak bangunan-bangunan yang bukan terbuat dari beton atau baja, melainkan dari kayu dan batu-bata yang tersusun dengan rapi. Beberapa berwarna cangkang telur, beberapa berwarna coklat, sama sekali tidak modern, bahkan terlihat cukup kuno.

Wushh...

Dalam keadaan terjatuh, ia masih mengamati area sekitar, mungkin mencoba menganalisa bagian mana yang memungkinkan untuk ia kunjungi terlebih dahulu.

Dbugg...

Seperti batu besar yang jatuh ke tanah, ia akhirnya mendarat dengan posisi tegak, lalu melangkah beberapa kali ke depan sambil bergumam tak jelas.

“Dunia fantasi ini jelas sekali bukan timur. Dari geografi dan bangunan-bangunan sejauh ini, medieval mungkin lebih cocok. Tapi mau yang manapun itu aku tidak masalah.“

“…..“

Setelah mengatakan itu, udara membeku membuat keheningan turun sejenak, namun tiba-tiba suara….

*Ding!...

*Hail The King System

*Silakan masukkan nama host untuk mengaktifkan.......

"!?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 12. Petunjuk 2

    Wuushh…Seketika tekanan di sekitar berubah, angin masuk dan berputar-putar di sekitar Guildmaster Cecilia. “Apa katamu?“ Cecilia mendesis, rahangnya mengeras.“Aku berkata… baumu amis!“ Bleum menegaskam suaranya.Tanpa aba-aba, dari atas Cecilia, pusaran angin berbentuk jangkar terlempar ke arah Bleum dengan sangat cepat. Surrfhh…Bleum menginjakkan salah satu kakinya ke lantai, kemudian sebuah tanah keras naik dari dalam lantai dan langsung membentuk dinding tanah menghalau jangkar itu.Bumbb…“Kalian berdua… sebaiknya tidak membuat keributan disini. Kita punya misi, jika memang ingin bertarung carilah tempat yang lebih baik.“ Sato dengan dingin berkata sambil tetap berjalan meninggalkan kedua orang itu.Keduanya terdiam sejenak, sebelum akhirnya Cecilia mendecakkan lidah lalu pergi. “Anggap saja kau beruntung karena ini istana, lain waktu kita bertemu, ku pastikan kau akan jadi makanan ikan.““Dalam mimpimu…” ucap Bleum meremehkan.Setelah kedua Guildmaster pergi dan hanya menyis

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 11. Petunjuk

    Tiga Guild besar. Adalah organisasi yang berisi para petualang, penuh dengan orang-orang kelas bawah maupun menengah yang rata-rata telah membentuk spiral dan ingin bertahan hidup dengan cara memanfaatkan kekuatan dan tenaga mereka. Ketiganya telah di kenal paling besar di antara Guild yang lain, dan yang terbesar adalah Guild Valhalla. Guild Valhalla terletak di pesisir pantai kerajaan Ardeal yaitu kota Marina, karena wilayah mereka sangat dekat dengan perairan, para petualang di sana biasanya mengerjakan misi dengan mengarungi lautan.Guild besar tentu saja memiliki seorang Guildmaster yang juga mempunyai kekuatan serta tanggung jawab besar. Cecilia Marina, wanita anggun berkulit tan dan selalu berpakaian menarik, dengan ciri khas tato ular melingkar di sepanjang lengan kirinya. Ia adalah seorang Arcanis tipe angin dan air, tidak di ketahui secara jelas tingkat spiral nya, namun yang pasti itu cukup tinggi, bahkan dengan pengaruh serta kekuatannya, ia berjaya menjalin kerja sama an

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 10. Putri Yang Hilang 2

    Di dalam aula raja. Raja Bethort duduk di singgahsana, sedang memandangi kristal es berbentuk simbol api di tangannya. Ekspresinya lesu, hatinya merasakan kesedihan sekaligus kemarahan pada saat bersamaan. Namun ketika dingin dari kristal es menyentuh kulitnya, itu juga menyentuh hatinya, amarahnya menghilang menyisakan kesedihan yang mendalam.Gambaran seorang gadis cantik berrambut merah dengan gaun istana muncul dalam pikirannya, gadis itu tersenyum bahagia ke arah Raja Bethort sambil memegang sebuah kristal es seukuran koin berbentuk simbol api.“Ayah! Lihat! Lihat! Aku sekarang dapat menggunakan es ku membentuk sesuatu yang baru!“Raja Bethort tersenyum hangat menanggapi putrinya yang ke girangan seolah telah melakukan pencapaian besar.“Hoho… kerja bagus Luna, ini sangat cantik seperti dirimu. Tapi… kenapa itu berbentuk api?“ tanya sang raja.gadis itu menyodorkan kristal es kepada sang raja. “Tentu saja karena Ini untukmu ayah! Lihatlah, bukankah aku cukup terampil. Akhirnya se

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 9. Putri Yang Hilang

    Sementara itu… di kastil megah kerajaan Ardeal, seorang pria tua dengan rambut merah menyala dan badan tegap duduk di singgahsana emas, memancarkan aura penguasa. “Yang mulia. Kami sudah melakukan pencarian selama empat hari tiga malam, tetapi…” salah satu dari tiga jendral yang berlutut, terhenti sebelum bisa menyelesaikan kata-katanya.“K-kami, tidak bisa menemukan putri Luna, dimanapun…”Krakk…Tidak sampai satu tarikan napas, tiba-tiba salah satu pilar di samping singgahsana retak, setelah kata-kata terakhir keluar dari mulut jendral. Seketika keringat dingin membasahi punggung ketiga jendral itu, mereka hanya mematung dengan nafas tertahan.“…Beraninya kalian menghadap kepada ku! Dengan tidak membawa kabar baik tentang putri ku Luna!“ suara berat terdengar mengandung kemarahan, menggema memasuki telinga para jendral.Jendral di sebelah kanan mendongak dan berkata dengan nada rendah.“Yang mulia. Kami sudah mencari nya hingga ke perbatasan utara, bahkan dengan kemampuan pelacak p

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 8. Spiral Core

    Dengan tangan di belakang punggung, ia berjalan keluar meninggalkan kabin, langkah nya santai. Tidak cepat, namun juga tidak lambat.“Bukankah sudah jelas.“Vivian terdiam sejenak.“6 spiral? Aku harap aku salah tentang pria bernama Dion ini, tapi kekuatannya mengatakan semuanya. Aku juga berharap Griffin itu bisa memberi sedikit perlawanan, mungkin aku bisa belajar beberapa hal dari pertarungan mereka.“ batinnya. Tanpa ia sadari, Dion telah jauh dari pandangannya.“Heyy! Tunggu aku!“Di depan hutan. Griffin sang penjaga harta Karun terbang melesat, mengeluarkan bola angin dari mulutnya, mengamuk menghancurkan area sekitar.Fushhh…Dumpp…mata elangnya menangkap satu sosok. Makhluk itu seketika berhenti di udara, kedua sayapnya menutup, kemudian makhluk itu terjun menuju sosok tersebut dengan cepat.“Cepat lari, itu berbahaya!“Dion tak menanggapi. Aura di sekitar seketika berubah menjadi menekan.“Sudah lama aku tidak menggunakan bela diri ini.“ Dion memasang kuda-kuda.Ia menarik n

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 7. Griffin Sang Penjaga Harta

    Tangan Vivian mengepal erat, wajahnya yang basah sedikit memerah. Ia mendongak menatap Dion dengan rasa takut yang tersisa. “M-maaf!“ Dion mengangkat alisnya sedikit terkejut dengan sikap sang elf. “Hmm?“ Tersentak, Vivian menunduk memejamkan mata dan melanjutkan niatnya dengan lebih serius. “Aku. Vivian Van Millian ingin meminta maaf! Aku seharusnya tidak bersikap begitu bodoh kepada orang yang sudah menyelamatkan bukan hanya nyawa tapi juga harga diriku. Tidak bisa kubayangkan, apa yang terjadi padaku jika kau tidak datang menolong saat itu,” “Aku mohon… terimalah permintaan maaf atas sikap lancangku sebelumnya, dan terimakasih telah menyelamatkanku wahai manusia, karena ka-” “Sial, apa dia akan berpidato disini.“ batin Dion. “Berhenti.“ ucapnya pelan. Saat sedang di tengah-tengah pernyataan, Vivin tentu saja berhenti dan terkejut. “Masuklah terlebih dahulu.“ ucap Dion sambil masuk ke dalam kabin yang sudah tak layak huni. Vivian yang mendengar itu bergidik ngeri

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status