Share

Bab 2

Di ujung perjalanan Amber menaiki anak tangga, beberapa bangunan besar dengan pilar-pilar tinggi tengah menunggu kedatangannya.

Karena menyadari hari mulai gelap, sebelum rasa dingin menyentuh dirinya, Amber segera menuju ke tempat yang di maksud dalam alamat.

"Di sini kah? Permisi!" ucap Amber di depan gerbang setinggi tiga meter dengan lebar yang sama.

"Permisi! Apa benar ini kediamannya Master Jack!" teriak Amber yang ke enam kalinya.

Perlahan gerbang besar itu terbuka,

"Akhirnya di buka! Hei aku berteriak dari tadi mengapa tidak ada yang menjawab?"

Ketika gerbang telah membentangkan raganya, siluet pemuda berpakaiaan serba putih muncul sembari melompat dengan maksud menyerang Amber.

"Siapa kau?" dengusnya.

"Kakek menyuruhku ke sini untuk bertemu Master Jack!" jawab Amber seraya meladeni orang yang menyerangnya.

Amber bisa saja menghindar ke arah yang jauh. Tetapi tidak di lakukannya karena ingin melampiaskan ke kesalannya yang telah menunggu lama.

"Berhenti!"

Rupanya, perkelahian itu ditonton oleh pria tua yang berada di balik gerbang besar. Dilihat dari tangannya yang berotot serta banyaknya bekas luka, Amber menduga kalau orang itu adalah petarung andal dengan ribuan pengalaman.

"Ukhh..! Pengganggu!" cibir si penyerang seusai tahu siapa yang menghentikannya. Lalu matanya menyorot tajam kepada Amber. Di tatap seperti itu, tentu dia balas menatap tajam pula.

Saat itu lah orang yang berpakaiaan serba putih memalingkan mukanya ke arah yang lain.

"Maafkan sikap Anakku barusan?" kata pria tua, menghampiri Amber.

"Tidak masalah! tetapi maaf lancang, sebaiknya Tuan menjaga Anaknya agar tidak seperti itu!"

"Hahaha, Untuk itulah aku meminta maaf. Jadi mengapa kemari? Ku yakin bukan semata-mata datang tanpa ada sebab!"

"Bertemu dengan Master Jack!"

"Aku orangnya, mengapa mencariku?" seketika ucapan Amber menjadi kaku.

"Ma-maaf! Saya kira bukan anda orangnya. Perkenalkan, saya Amber. Kakek menyuruh saya memberikan ini?"

Amber mengeluarkan kotak berwarna cokelat tua dari tasnya, yang mana di dalamnya membuat mata Jack membelalak ketika di buka.

"Ini..! Siapa nama Kakekmu?"

Amber menjawab "Allan! Allan Verbegens!"

"Allan Verbegens katamu?" imbuh Jack kaget.

Jack yang mendengar nama Allan Verbegens, tanpa basa basi langsung menggiring Amber ke dalam rumahnya.

Memaku di tempatnya berdiri, si penyerang memfokuskan pandangannya pada punggung Amber bersamaan dengan mulutnya mencibir,

"Hmmm Amber! Kekuatan tersembunyimu membuatku secara naluri bertindak tanpa sadar!"

Ruang tamu... Amber menyapu pandangannya ke semua penjuru di sana, dia duduk bersebrangan dengan Jack.

"Bagaimana kabar Kakekmu?" tanya Jack, tangannya menuangkan teh.

"Baik-baik saja! Tapi terkadang, kakek batuk dengan mulutnya mengeluarkan darah! Rasanya, sudah setahun ini mengalami hal tersebut!"

Jack sedikit menaikan alisnya, "kenapa?"

"Tidak tahu. Kakek tidak suka menceritakan soal dirinya pada orang lain. Juga termasuk nenek sendiri!"

"Oh begitu! Lalu siapa nama nenekmu?"

"Namanya Keyna, bel..."

Tiba-tiba terdengar seruan dari arah dapur memotong ucapan Amber.

"Keyna! Apa dia memiliki bekas luka bakar di tangan kanannya?"

Perempuan separuh baya, setengah berlari keluar dari sana. Dari sikap kagetnya, dia seperti mengenali orang yang bernama Keyna itu.

Amber meliriknya dengan bola mata yang tidak berusaha menyembunyikan pandangan heran.

"Oh, ya! Tangan nenek memang ada bekas luka bakar! Apa nyonya kenal dengannya?"

"Untuk memastikan saja, apa nama lengkapnya Keyna Justice?" Tanya perempuan itu, matanya penuh harap akan jawaban pemuda satu ini.

Amber menjawab dengan anggukan kepala.

Seketika dentuman lutut mengenai lantai yang menyeruak ke telinga. Tetesan demi tetesan keluar dari mata perempuan separuh baya, dari mulutnya terdengar suara rintihan yang membuat Jack dan Amber kaget.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status