Home / Rumah Tangga / Penjara Dendam Suami Konglomerat / Pertolongan Itu Tidak Gratis

Share

Pertolongan Itu Tidak Gratis

Author: SweetWater
last update Huling Na-update: 2025-01-02 13:10:00

“Lepaskan wanita itu.”

Baik kedua pria yang sedang menyeret Aleeta maupun wanita glamor tadi seketika langsung berhenti melangkah. Mereka menatap Nicholas yang saat ini sudah berdiri di belakang mereka. Tatapannya dingin dan siap untuk membunuh.

“Ada apa, tampan? Kenapa tiba-tiba kamu ingin aku melepaskan anak manis ini? Bukankah tadi kamu bilang tidak ingin menolongnya?” Cibir wanita glamor tersebut.

“Aku bilang lepaskan!” Nicholas menarik lengan Aleeta secara kasar hingga berhasil terlepas dari genggaman salah satu bodyguard tersebut.

“Heh, apa-apaan kamu?! Anak itu milikku. Kembalikan dia padaku!” Teriak wanita glamor itu.

Nicholas bisa melihat Aleeta menggeleng dengan tangan yang gemetar. Dan lagi-lagi perasaan itu kembali mengacaukan pikiran Nicholas. Terlebih saat melihat Aleeta meneteskan air matanya lagi.

Sial.

Selama ini Nicholas memang tidak suka melihat seorang wanita menangis. Nicholas hanya merasa tidak tega melihatnya. Tapi itu hanya berlaku untuk orang-orang yang di cintainya saja. Tidak untuk seorang pembunuh calon istri dan juga anaknya. Seharusnya Nicholas tidak boleh seperti ini. Tapi kenapa justru perasaannya merasakan hal yang sebaliknya?

“Kamu ingin kembali kepada mereka?” Tanya Nicholas dingin.

Aleeta menggeleng. “Jangan. Aku mohon bantu aku.”

“Bagaimana jika aku tidak ingin membantumu?” Nicholas menatap tajam ke arah Aleeta.

“Cepat kembalikan anak itu padaku!” Wanita glamor itu hendak menarik Aleeta, tapi untungnya Julian berhasil menahannya. “Lepaskan tanganku! Anak ini punya hutang padaku. Dia tidak bisa membayarnya jadi dia harus ikut denganku.”

“Nggak! Aku nggak punya hutang apapun padamu. Aku sudah bilang itu perbuatan Ibuku. Aku sanggup untuk mengganti rugi tasmu. Tapi bukan hari ini!” Teriak Aleeta.

“Bisa jelaskan apa maksud kalian?” Tanya Nicholas penasaran.

“Dia berjanji akan mengganti rugi tasku yang telah di rusak oleh Ibunya. Dia berjanji akan membawa uang delapan ratus juta malam ini, tapi ternyata anak ini tidak membawakannya sama sekali.” Wanita glamor itu menjelaskan.

“Aku kan sudah bilang, hari ini aku belum bisa. Besok akan aku usahakan,” sahut Aleeta.

“Ya dan besok kamu akan bilang kalau kamu belum bisa menggantinya, dan akan meminta waktu lagi besoknya, dan besoknya lagi. Begitu?! Aku ini bukan Ibu peri yang bisa dengan mudah mengabulkan permintaanmu, anak manis!” Desis wanita glamor tersebut.

Nicholas tersenyum tipis ketika mendengar perdebatan dua wanita beda usia tersebut. Cukup menarik.

“Aku setuju dengan ucapanmu, Nyonya. Setiap orang yang berhutang memang tidak pantas untuk di beri kesempatan. Mereka hanya akan membuat kita rugi,” ujarnya sembari melirik Aleeta.

“Nich—“ Julian hendak mendekat tapi kembali berhenti saat Nicholas memberi tatapan penuh peringatan ke arahnya.

“Nggak itu nggak benar. Aku nggak berhutang padanya. Aku hanya mencoba membantu Ibuku untuk mengganti rugi tas yang sudah di rusak olehnya. Apa salahnya jika aku meminta waktu kalau hari ini aku memang benar-benar belum bisa mendapatkan uang itu?” Aleeta menatap Nicholas.

“Itu bukan urusanku,” desis Nicholas tajam.

Aleeta menggeleng. Ia pikir Nicholas akan menolongnya tapi ternyata ia salah.

“Bagus. Kalau begitu berikan anak ini padaku.” Wanita glamor itu kembali bersuara.

“Jangan. Aku mohon tolong aku.” Nicholas sedikit terkejut saat tiba-tiba Aleeta bersujud begitu saja di hadapan kakinya. “Tolong ... Aku berjanji akan melakukan apapun yang kamu minta jika kamu bersedia untuk menolongku.”

“Apapun?” Tanya Nicholas sembari menaikkan sebelah alisnya.

“Ya, apapun itu. Asalkan kamu bersedia menolongku,” jawab Aleeta yang masih bersujud di hadapan Nicholas.

“Baiklah. Aku akan menolongmu,” ujar Nicholas tanpa pikir panjang. “Tapi itu tidak gratis. Ada syarat yang harus kamu penuhi,” sambungnya seraya bersedekap.

“Iya. Aku akan melakukan syarat apapun yang akan kamu berikan. Asal kamu menolongku.”

Nicholas mengangguk. Ia menganggap itu sebagai bentuk kesepakatan dari Aleeta. Nicholas lalu memanggil Julian. “Berapa uang yang harus di bayar wanita ini tadi?” Tanyanya pada wanita glamor itu.

“Delapan ratus juta.”

“Dia yang akan mengurus uangnya. Dengan begini masalah selesai dan wanita ini akan ikut denganku.” Kata Nicholas kemudian.

“Baiklah. Tidak masalah. Yang terpenting cepat kirim uangnya padaku,” desak wanita glamor itu.

“Urus wanita itu, dan satu lagi ... tolong sampaikan maafku ke rekan bisnis kita kalau hari ini aku nggak bisa datang. Ada sesuatu yang perlu aku urus terlebih dahulu,” ujar Nicholas kepada Julian.

Julian hanya bisa mendesah. Ia tidak bisa melalukan apapun selain menuruti permintaan Nicholas. Setidaknya Aleeta kini sudah selamat, meski Julian tidak yakin apakah nantinya dia benar-benar akan selamat setelah berada di tangan Nicholas? Julian bisa melihat kebencian yang di pancarkan dari kedua mata Nicholas saat menatap wanita itu.

Semoga saja Nicholas tidak melakukan hal aneh, meski Aleeta adalah orang yang di bencinya selama ini.

“Ikut aku.” Nicholas langsung menyeret tangan Aleeta keluar dari dalam klub tersebut.

“K-kita mau kemana?” Tanya Aleeta.

Nicholas tidak menjawab. Ia hanya terus menyeret Aleeta secara kasar, tidak peduli meski wanita itu tersandung dan hampir terjatuh beberapa kali.

Aleeta hanya berharap semoga Nicholas tidak akan membunuhnya malam ini.

***

Aleeta hanya bisa menelan ludah susah payah saat menyadari kalau ternyata Nicholas mengajaknya pergi ke sebuah hotel. Nicholas terus menyeretnya secara kasar, memasuki sebuah kamar yang tadi pria itu pesan di meja resepsionist.

“K-kenapa kita ada di sini?” Aleeta bertanya gugup saat Nicholas melepaskan pergelangan tangannya.

Pergelangan tangan itu tampak merah karena Nicholas tadi benar-benar mencengkeramnya dengan begitu kuat.

“Tutup pintunya.”

Suara dingin tersebut membuat Aleeta yang masih berdiri dengan tatapan kosong terperanjat. Tubuhnya mulai gemetar dan keringat dingin mulai mengalir di punggungnya. Apa yang sebenarnya ingin dilakukan Nicholas?

Aleeta tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perintah tersebut. Tangan Aleeta perlahan menutup pintu kamar dan ia berdiri kaku di dekat pintu.

Nicholas bersedekap santai, duduk di sofa sembari menuangkan sebotol Whisky ke dalam gelasnya. Tatapan matanya yang tajam tertuju kepada Aleeta yang masih berdiri dengan tubuh kaku.

“Apa kamu ingin tahu syarat apa yang harus kamu lakukan?” Tanya Nicholas sembari menyesap Whisky-nya secara perlahan.

Aleeta segera mengangguk cepat. “Ya, katakan padaku. Syarat apa yang harus aku lakukan?”

Nicholas tersenyum, meletakkan gelasnya ke atas meja lalu menatap Aleeta. “Temani aku malam ini.”

Temani? Aleeta mengerjap bingung. Apa maksud dari ucapan Nicholas?

“M-maksudnya a-aku harus menemanimu seperti apa?” Aleeta bertanya gugup.

Nicholas kembali tersenyum. “Temani aku tidur malam ini. Dan berikan servis sesuai dengan uang yang sudah aku keluarkan untukmu.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Harus Melayani Nicholas

    “Temani aku tidur malam ini. Dan berikan servis yang sesuai dengan uang yang sudah aku keluarkan untukmu.”Jantung Aleeta nyaris berhenti berdetak ketika mendengar hal itu. Persyaratan macam apa itu? Ini sama halnya Aleeta keluar dari kandang buaya, lalu kembali terjebak ke dalam kandang harimau.“Maksudmu, aku harus tidur denganmu sebagai syarat dari pertolonganmu tadi, begitu?!” Aleeta menatap Nicholas dengan tatapan marah.“Ya. Bukankah kamu sendiri yang bilang, kalau kamu bersedia melakukan apapun jika aku mau menolongmu? Seharusnya kamu berterima kasih padaku sekarang.”Aleeta menggeleng. Ia memang mengatakan hal itu tadi, tapi itu bukan berarti ia harus tidur bersama dengan Nicholas. “Ini nggak benar,” ujar Aleeta pelan. “Aku memang bersedia melakukan apapun jika kamu mau menolongku. Tapi bukan seperti ini. Aku akan keluar dari sini sekarang.”Aleeta membalikkan tubuh. Ia berniat membuka pintu tapi pintu itu ti

    Huling Na-update : 2025-01-03
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Kehilangan Seluruh Harga Diri

    “Buka pakaianmu.” Aleeta memandang Nicholas dengan tatapan kosong. Jujur ia merasa begitu takut. Tatapan Nicholas sangat tidak bersahabat, dan Aleeta cukup sadar diri bahwa ia tak perlu mengharapkan perlakuan baik dari pria itu. Aleeta tahu, Nicholas sangat ingin menyiksanya. Pria itu pasti ingin meluapkan semua kebencian itu pada dirinya malam ini. “Aku bilang buka pakaianmu!” Nicholas mulai membentak marah. Aleeta terkesiap. Dengan tangan gemetar, ia mulai melepaskan satu persatu kancing kemeja navy yang ia kenakan. Rasanya benar-benar sangat menyakitkan saat ia harus merendahkan dirinya sendiri seperti saat ini. Tidak hanya kemejanya saja, setelah Aleeta berhasil melepas kemeja itu dari tubuhnya, ia masih harus membuka celana jeans-nya sendiri. Kini Aleeta hanya berdiri dengan mengenakan bra dan celana dalam di hadapan Nicholas yang menatapnya intens, menilai dan sinis. Sebisa mungkin Aleeta menahan diri untuk tidak

    Huling Na-update : 2025-01-04
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Balas Dendam Baru Akan Di Mulai

    Aleeta melipat kedua tangannya, guna menepis udara dingin yang mengenai kulit tangannya. Ia berjalan menyusuri jalanan. Setiap langkahnya terasa begitu menyakitkan. Sungguh sangat menyakitkan. Penampilannya juga terlihat begitu mengenaskan. Rambut acak-acakannya ia biarkan begitu saja menutupi wajahnya. Setelah Nicholas puas memperkosanya sepanjang malam dengan cara yang tidak mampu Aleeta bayangkan, pria itu melempar uang ke wajahnya, lalu mengusir layaknya ia adalah seekor binatang.Apa Aleeta menangis? Tidak. Ia tidak menangis. Sudah tidak ada lagi air mata yang tersisa untuk ia keluarkan. Semuanya telah habis bersama dengan penyiksaan menyakitkan yang ia rasakan sepanjang malam. Aleeta tidak peduli dengan tatapan orang-orang, ia terus berjalan semakin cepat menuju gang kontrakannya berada. Sudah pukul empat pagi, dengan rasa dingin yang terus menusuk tubuhnya dan harga diri yang telah hancur, Aleeta melangkah menahan sakit di antara pahanya.

    Huling Na-update : 2025-01-06
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Berusaha Terlihat Baik-baik Saja

    Aleeta mengerang ketika merasakan sakit yang menyerang kepalanya. Selesai membersihkan diri tadi Aleeta langsung berbaring di tempat tidur. Ia berharap bisa memejamkan mata barang sebentar saja. Ia merasa begitu lelah. Tapi kenyataannya Aleeta tidak bisa memejamkan kedua matanya. Ia tetap terjaga di keheningan dalam kamarnya.Aleeta memutuskan untuk bangun ketika melihat jam menunjuk di angka tujuh pagi. Setiap langkah yang ia lakukan, rasa nyeri kembali menghujam di antara kedua pahanya. Ketika ia hendak melangkah keluar kamar tiba-tiba saja sakit kepala itu kembali menghantamnya. Aleeta berpegangan di ganggang pintu kamarnya. Seluruh tubuhnya terasa begitu panas, seperti orang yang sedang mengalami demam.Jika boleh memilih, tentu saja dengan senang hati Aleeta akan lebih memilih untuk kembali berbaring di atas ranjang agar sakit yang ia rasakan bisa segera mereda. Tapi kenyataan hidup kembali membuatnya tersadar. Ia tidak boleh manja. Ia harus pergi bekerja,

    Huling Na-update : 2025-01-07
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Obat Perangsang

    “Aleeta, hari ini kamu bertugas melayani tamu di ruang VIP.”Eric bersedekap menatap Aleeta yang baru saja keluar dari ruang ganti.“Apakah itu perintah dari Miko? Kenapa Miko nggak menyuruhku secara langsung saja?” Aleeta menatap Eric dengan kening berkerut.“Miko sedang tidak ada di tempat ini. Di sedang keluar. Sudahlah, lakukan saja. Hari ini kita sedang kekurangan pelayan di ruang VIP,” ujar Eric selaku orang kepercayaan Miko. Jujur saja selama bekerja di Orion, Aleeta tidak begitu akrab dengan yang namanya Eric. Selama ini Aleeta hanya melakukan tugas yang di perintahkan Miko saja, dan baru kali ini Aleeta mendapat tugas dari Eric.“Baiklah,” jawab Aleeta. Demi menghormati posisi Eric yang jelas lebih tinggi dari pada posisi Aleeta di tempat kerjanya tersebut, ia pun melakukannya.Ia lalu berjalan menaiki rangkaian anak tangga dan menuju meja bar yang ada di lantai VIP. “Aleeta, antar ini ke meja ya

    Huling Na-update : 2025-01-08
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Membutuhkan Sentuhan

    “Aku nggak pernah merasa, kalau aku pernah berubah menjadi malaikat.” Lukas memicing ke arah Nicholas. Tidak percaya dengan apa yang di ucapkan saudaranya tersebut. Lukas menatapnya tajam, sedangkan Nicholas langsung membalas tatapannya dengan tak kalah tajam. Lagipula, untuk apa Nicholas peduli kepada Aleeta? Meski ke empat pria yang ada di sana memperkosa wanita itu, Nicholas tidak akan peduli. Mungkin hal itu akan membuat Aleeta menderita dan Nicholas menyukainya. Apapun yang bisa membuat Aleeta menderita, Nicholas akan menyukainya. “Kamu punya saudara perempuan. Adikmu, Nich. Apa kamu hanya akan diam saja saat melihat adikmu di perlakukan seperti itu?!” Berengsek! Ucapan Lukas berhasil mengingatkannya pada adik perempuannya. Nicholas beranjak dari tempat duduk dan berjalan dengan langkah marah. Memangnya kenapa ia harus peduli? Bahkan, kalau Aleeta di bunuh di hadapannya pun, Nicholas

    Huling Na-update : 2025-01-09
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Terbuai Dalam Hasrat Kenikmatan

    “Aku membutuhkanmu sekarang. Aku mohon.” Nicholas segera menindih tubuh Aleeta lalu mengecup bibirnya. Aleeta yang sudah berada di bawah pengaruh obat pun membalasnya. Bahkan lebih menuntut di banding Nicholas yang hanya memancing saja. Lenguhan Aleeta terdengar saat Nicholas meremas dadanya yang begitu padat. Nicholas segera menyentak kemeja putih Aleeta hingga semua kancingnya terbuka. Pria itu menurunkan bra Aleeta ke bawah, lalu segera melahap puncak yang telah mengeras tersebut. Aleeta memejamkan mata, merintih. Kedua tangannya terkulai lemah di atas kepalanya dan Nicholas menyadari itu. Ia lalu melepas cengkeraman tangannya pada pergelangan tangan Aleeta. Kemudian melepaskan seluruh pakaian Aleeta. Dan juga pakaiannya. Nicholas tidak menyangka kalau dirinya akan sebuas ini. Tetapi hasratnya terasa menggebu melihat Aleeta yang kini terbaring dengan tubuh merona tanpa penghalang apapun. Nicholas terus merutuk dan me

    Huling Na-update : 2025-01-10
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Sampai Kapan Rasa Sakit Ini?

    Aleeta menatap Sonya yang hanya membalasnya dengan tatapan datar. Aleeta tahu, seharusnya ia tak perlu menceritakan soal dirinya yang di pecat kepada Ibunya. Memangnya apa yang Aleeta harapkan? Ibunya akan memedulikannya? Atau menyemangatinya? Itu adalah suatu hal yang mustahil. “Bagus kalau begitu.” Komentar Sonya dengan nada datar. Sudah Aleeta duga kalau Ibunya akan berkata seperti itu. Tapi tetap saja, ada rasa sakit yang menusuk ulu hatinya. “Dari dulu aku memang tidak suka melihatmu bekerja sebagai pelayan. Lebih baik kamu jual saja dirimu. Sudah terbukti, kan? Dengan cara itu kamu bisa menghasilkan uang yang lebih banyak,” sambung Sonya santai. Menyimpan seluruh uang Aleeta ke dalam tasnya. “Ma ... Apa Mama nggak bisa hidup dengan sedikit berhemat?” Tanya Aleeta dengan nada pelan. Sonya mendengus sembari menatap sengit pada putrinya. “Apa kamu tidak tahu kalau biaya kebutuhan sekarang itu sangat m

    Huling Na-update : 2025-01-13

Pinakabagong kabanata

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Berkata Jujur Ke Lukas

    “Lukas? Sedang apa kamu di sini?”Aleeta menatap Lukas yang langsung saja tersenyum ke arahnya. Rasanya sudah lumayan lama Aleeta tidak bertemu dengan Lukas. Sedikit terkejut dan senang juga sebenarnya, karena akhirnya Aleeta bisa kembali bertemu dengan pria yang dulu hampir setiap hari bersedia datang menjenguknya di saat sakit.“Seharusnya kamu nggak bertanya seperti itu,” sahut Lukas datar.Aleeta hanya mendengus. Sudah lama tidak bertemu ternyata sifat Lukas masih saja belum berubah. “Lalu aku harus bagaimana?” Tanya Aleeta seraya duduk di kursinya sendiri.“Ya seharusnya kamu mengatakan perasaan senangmu karena akhirnya bisa bertemu lagi denganku. Bukankah begitu?”Aleeta mengernyit. Sial. Bagaimana Lukas bisa tahu kalau ia tadi sempat merasa senang saat bertemu dengan pria itu?“Ck! Jangan berharap,” cetus Aleeta yang langsung membuat Lukas terkekeh.“Ah, rupanya kamu belum berubah ya, Ale

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hari Tanpa Nicholas

    Hal terburuk yang tidak ingin Aleeta rasakan di pagi ini adalah, ia harus menerima kenyataan bahwa Nicholas benar-benar tidak pulang semalaman. Ia harus terbangun seorang diri tanpa ada Nicholas di sampingnya. Aleeta menatap layar ponselnya dengan matanya yang masih terasa perih. Bahkan puluhan panggilannya yang sejak kemarin pun juga masih tak kunjung juga di balas oleh Nicholas. Tanpa berpikir panjang, Aleeta segera menekan nomor Nicholas. Berharap pagi ini Nicholas mau mengangkat panggilannya. Tapi lagi-lagi Aleeta harus menerima kenyataan pahit saat Nicholas tak kunjung menjawab panggilannya juga. Mendesah putus asa. Aleeta segera beranjak turun dari atas tempat tidur. Berjalan dengan langkah gontai menuju kamar mandinya. Jika biasanya di pagi hari seperti ini Aleeta akan bersemangat pergi ke dapur untuk membantu Mary memasak. Tapi kali ini ia sama sekali tidak bersemangat untuk melakukannya. Salah satu alasan Aleeta bersemangat menginjakkan kaki

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Merindukanmu

    “Aku ingin pulang.” Victor berujar sembari menyambar gelas minuman yang ada di depan Lukas “Kenapa terburu-buru sekali? Apa burungmu sudah nggak sabar ingin di lepaskan dari sangkarnya, hm?” Victor segera menggeleng. “Bukan, Luke. Yang benar, burungku sudah nggak sabar ingin bermain-main di dalam guanya,” ujarnya sambil terkekeh.“Kamu yakin gua kali ini bisa membuat burungmu senang?” Tanya Lukas.“Bukan hanya senang, melainkan puas.” Victor lalu mendekati Lukas. “Dia bilang, dia masih perawan,” ujarnya sambil terbahak.“Berengsek!” Nicholas yang mendengar percakapan bodoh dari kedua saudaranya itu hanya mampu mengumpat. Seperti tidak ada percakapan lain saja yang bisa mereka bicarakan. Kenapa juga harus membicarakan burung dan juga gua? Sial. Benar-benar hanya membuat Nicholas jengkel saja.“Dan apa kamu akan percaya begitu saja dengan apa yang wanita itu katakan?” Lukas kembali bertanya.Victor menggeleng. “Nggak juga. Makanya, aku ingin membuktikannya.” Mereka berdua lalu kembal

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Melarikan Diri Dari Masalah

    Nicholas menoleh saat mendengar suara pintu ruangannya di ketuk. Dan saat pintu itu terbuka ternyata ada Ella yang sedang berdiri di sana.“Ada apa?” Nicholas segera bertanya datar.“Begini, Tuan ...,” Ella terlihat canggung di tempatnya. “Apa pekerjaan Tuan Nicholas masih banyak? Jika iya, saya bersedia membantu supaya pekerjaan Tuan bisa segera selesai. Saya—““Kamu pulang saja.”“Ha?”“Aku bilang, kamu pulang saja,” ulang Nicholas datar.Pria itu lalu melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Hampir tengah malam. Ia tahu kalau Ella sudah tidak memiliki pekerjaan sejak beberapa jam yang lalu. Tapi sekretarisnya itu tetap saja bersikeras untuk menemaninya lembur. “Tuan yakin menyuruh saya pulang? Saya benar-benar bersedia membantu kalau Tuan masih memiliki banyak—““Sudah aku bilang, kamu pulang saja. Kamu ingin aku mengulang kalimat itu sampai berapa kali, ha?” Nicholas menatap tajam pada Ella yang langsung menciut.“M-maaf, Tuan. Saya hanya benar-benar berniat untuk

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Nicholas Tidak Pulang Ke Rumah

    “Kamu baik-baik saja, Kak?”Emily bertanya cemas pada Aleeta. Ia akui, sejak tadi ia memang terus memerhatikan gerak-gerik kakar iparnya tersebut yang terlihat sedikit berbeda. Aleeta terlihat tidak fokus, sering melamun, dan memasang raut wajah sedih seharian ini.“Ya.” Aleeta berusaha memberikan sebuah senyuman dari wajahnya yang terlihat pucat.“Kalau kamu sakit, lebih baik istirahat di rumah saja tadi, kak. Nggak usah memaksakan diri untuk berangkat.” “Nggak, Emily. Ini hanya efek datang bulanku saja. Percayalah, aku nggak apa-apa.” Aleeta berujar seraya mengecek gambar yang di berikan oleh Emily. “Lagipula pekerjaan kita sangat banyak hari ini. Jadi, kamu pasti akan membutuhkan bantuanku.”Emily diam sejenak. Ia sudah menduga hal ini sejak pagi tadi. Tapi ia masih ragu untuk menanyakannya. “Kak Aleeta ...,” kakak iparnya itu langsung menoleh ke arahnya. “Apa kamu bertengkar dengan kak Nicholas?”Aleeta langsung

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Menyembunyikan Masalah

    Taksi yang di tumpangi Aleeta berhenti di depan butik Emily tepat saat jam sudah menunjuk di angka sembilan pagi. Aleeta tahu ini memang sudah terlambat dari jam datangnya pada hari-hari biasanya. Tapi tadi Aleeta sudah meminta Mary untuk menghubungi adik iparnya itu untuk mengatakan kalau dirinya memang akan datang terlambat hari ini. Dan Aleeta yakin, Emily pasti tidak akan keberatan.“Pagi.” Aleeta menyapa para karyawan adik iparnya yang sudah mulai bekerja.“Pagi, Nona Aleeta.” Mereka tampak menjawab kompak.“Kak Aleeta!”Aleeta segera menoleh saat mendengar suara Emily memanggilnya. Aleeta berusaha memasang senyumnya saat adik iparnya itu mulai mendekat.“Kak, kenapa kamu lama sekali? Padahal kan aku ...,” tiba-tiba Emily menghentikan kalimatnya. Kedua matanya mengamati wajah Aleeta dengan lekat. “Kamu baik-baik saja kan, Kak?”“Ya. Tentu saja.” Aleeta berusaha menjawab setenang mungkin. Tak lupa ia juga kembali

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Butuh Waktu

    Aleeta hanya bisa diam membeku di tempatnya. Rasanya ia seperti di tampar oleh kata-kata yang di ucapkan Nicholas barusan. Kenapa Nicholas bisa berkata seperti itu? Kenapa Nicholas bisa kecewa padanya? Meski masih membingungkan, tapi entah kenapa hati Aleeta ikut terasa sakit ketika mendengarnya. “Nicho ...,”“Jangan sentuh aku,” peringat Nicholas ketika Aleeta hendak menyentuh tangannya.Sementara Aleeta hanya bisa menarik kembali tangannya, kemudian meremasnya pelan.“Kenapa kamu bisa mengatakan kalau kamu kecewa padaku, Nicho?” Aleeta bertanya pelan.Nicholas memicing. “Kamu masih bertanya kenapa? Dengar, Aleeta. Aku sudah bilang kalau aku nggak suka orang yang membohongiku. Dan kamu pikir setelah apa yang kamu lakukan aku nggak kecewa padamu, begitu?!”Aleeta menunduk. “Tapi, bukankah aku sudah menjelaskannya. Semua ini untuk kita, Nicho. Supaya nggak ada lagi rasa sakit yang bertambah di antara kita berdua.”

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Penjelasan Aleeta

    “Kenapa? Kamu merasa kesakitan, hah?”Nicholas menatap Aleeta yang hanya diam saja di hadapannya. Sedangkan tangannya terus meremas lengan Aleeta, tanpa peduli pada Aleeta yang meringis sakit sekalipun.“Jawab, Aleeta!” Bentak Nicholas kasar. “Kalau kamu nggak menjawab, maka aku nggak akan segan-segan untuk membuatmu semakin merasa kesakitan!”Aleeta menelan ludah. Setelah sekian lama tidak melihat kemarahan Nicholas, ia jadi takut saat kembali melihatnya lagi. Terlebih pria itu pasti akan selalu menyakitinya jika sedang dalam keadaan marah. Tapi Aleeta bisa apa? Semua kemarahan Nicholas itu memang karena salahnya.“Jawab!” Nicholas kembali membentak. Dan kali ini Aleeta mengangguk.“Y-ya ... Sa ... S-sakit, Nicho,” rintih Aleeta pelan.Nicholas tersenyum miring. “Tapi sepertinya kamu memang suka aku sakiti, ya?”Aleeta kembali menggeleng. “Nggak, Nicho. Aku mohon lepaskan tanganku.”“Kamu pasti

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Perasaan Marah Sekaligus Kecewa

    Nicholas menghentikan mobil tepat di pelataran parkir salah satu Apotek ternama yang ada di kotanya. Sebenarnya Nicholas bisa saja datang ke Apotek tadi malam, karena kebetulan Apotek yang ia datangi tersebut buka selama dua puluh empat jam. Tapi, semalam Nicholas masih terlalu bingung. Ia masih membutuhkan waktu untuk berpikir dan memahami apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Aleeta bisa mengonsumsi pil itu tanpa sepengetahuannya? Seraya meremas bungkus pil tersebut, Nicholas melangkah keluar mobil. Lalu berjalan ke arah pintu masuk Apotek. “Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?” Seorang petugas di Apotek tersebut langsung menyapa ramah saat Nicholas masuk. “Saya ingin menanyakan soal pil ini,” ujar Nicholas seraya menunjukkan bungkus pil yang ia bawa. Petugas Apotek itu tampak melihat sejenak bungkus obat yang di berikan Nicholas. “Baik, Tuan. Mari ikut saya.” Tanpa banyak berpikir N

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status