Share

Bab 38

Kami baru saja melewati Celah Sunji saat perutku berbunyi. Aku meringis membalas tatapan Ashlyn.

“Sepertinya kita memang harus berhenti. Aku lapar sekali.”

“Kita makan setelah sampai di kaki bukit saja. Anginnya terlalu kencang di sini.” Kata Firroke yang duduk sambil berpegangan erat di pelana Misu.

“Ya.” Ashlyn mengangguk setuju. Wajahnya tampak sedikit kesal karena rambutnya tidak bisa ia kendalikan. Angin terus menerus meniup tudung mantelnya sampai terbuka. “Aku ingin makan makanan apa adanya, tanpa tambahan topping pasir atau tanah.”

Aku tertawa.

“Sepertinya angin hari ini lebih kencang dibandingkan saat kita pertama datang, ya.”

“Um.” Firroke mengangguk sambil menggumam. Wajahnya tampak serius menghadap ke depan.

“Apa kamu perlu ku ikat di pelana agar tidak terbawa angin, Firroke?”

Firroke melontarkan pandangan kesal padaku dengan mata besarnya. Aku terkekeh. Entah kenapa menggoda Firroke selalu membuatku senang.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status