LOGINBradford sebenarnya tidak pernah belajar trik klasik Negara Serica, tapi bagi seseorang yang telah menguasai 36 Hukum Langit sepertinya, melakukan sedikit keajaiban di depan umum hanyalah perkara kecil.Pembawa acara yang memang profesional dan cukup memahami seni tradisional Negara Serica, segera mengambil mikrofon dan berkata dengan setengah menjelaskan, "Trik klasik Negara Serica memang luar biasa.""Saya pernah membawakan sebuah acara di mana saya bertemu dengan seorang seniman tua yang menampilkan trik-trik ajaib. Semua pertunjukannya sangat memukau."Bradford tersenyum ringan. "Saya tidak akan menampilkan trik sederhana seperti itu. Saya akan menunjukkan sesuatu yang lebih besar, pertunjukan menghilangkan manusia hidup-hidup."Setelah berkata demikian, dia tersenyum santai memandang ke arah penonton. "Entah siapa di antara teman-teman di sini yang bersedia naik ke atas panggung untuk bekerja sama dengan saya?"Kimmy, Dahlia, dan Sherine langsung mengangkat tangan sambil berseru,
Matthew menoleh ke arah Bradford sambil menyeringai dingin, lalu mengangkat tangannya dan berteriak, "Enam belas miliar!"Dahlia menggertakkan gigi dan terus menaikkan tawaran beberapa kali. Namun, berapa pun harga yang dia sebutkan, Matthew akan langsung menyainginya tanpa ragu sedikit pun.Dalam sekejap, seluruh aula hanya dipenuhi dengan suara mereka berdua yang saling bersaing menawar. Tak ada satu pun peserta lain yang berani ikut."Hmph, berani melawanku? Apa kamu pikir bisa menang dariku?" kata Matthew dengan nada congkak dan penuh percaya diri. Benda yang dimilikinya paling banyak adalah uang, jadi dia bersikeras harus mendapatkan relik suci ini. Bahkan kalau barang itu tidak dia inginkan, dia tetap akan menyaingi Dahlia yang duduk di samping Bradford sampai akhir hanya karena Bradford telah memukulnya.Tak lama kemudian, harga relik suci itu melonjak hingga 40 miliar.Bradford menoleh kepada Dahlia dan berkata, "Sudahlah, jangan lawan dia lagi. Sepertinya dia menawar Cuma kare
Bradford memang suka membuat masalah. Sebelumnya dia sudah memukul William di luar, lalu memukul Velovita, dan sekarang demi membela Sherine, dia kembali menghajar Matthew. Padahal Matthew bukan orang biasa, mana bisa seenaknya memukul orang seperti itu? Sekalipun Elaine sendiri yang turun tangan, dia tetap takkan bisa meredam amarah Matthew.Di barisan pertama, wakil presdir Dragon Group, Johan, juga menyaksikan semuanya dengan mata kepala sendiri. Dia menatap serius sambil berkata kepada Franklin di sampingnya, "Mantan kakak iparmu itu benar-benar nekat. Bahkan berani memukul Matthew. Kamu sebaiknya menjauh dari orang seperti itu. Dia hanya akan membawa petaka."Franklin buru-buru mengangguk penuh hormat. "Terima kasih atas peringatannya, Pak Johan. Tenang saja, aku dan Bradford sudah nggak ada hubungan apa pun. Dulu nggak ada dan ke depannya pun nggak akan ada."Sementara itu, seorang pria paruh baya yang duduk di samping Johan juga mengerutkan kening. "Apa yang dipikirkan anak muda
Karena Sherine adalah bintang besar yang selalu menarik perhatian ke mana pun dia pergi, pertikaiannya dengan Matthew segera menarik sorotan seluruh ruangan. Banyak orang yang menoleh dan menatap mereka berdua dengan penasaran sambil berbisik-bisik."Pak Matthew, lelangnya sebentar lagi akan dimulai. Kalau Bu Sherine bilang dia sedang kurang sehat dan nggak bisa minum, mungkin sebaiknya jangan dipaksa, ya?" ujar pembawa acara dengan senyum canggung dari panggung.Matthew langsung melotot ke arahnya dan membentak, "Kamu urus saja lelangmu! Jangan ikut campur urusan orang lain!"Sang pembawa acara langsung menutup mulut dan tertawa hambar, tidak berani bicara lagi. Semua orang tahu, Matthew adalah salah satu tokoh besar di Kota Herburt yang tak bisa diganggu gugat. Sedangkan Sherine hanyalah artis tamu dari luar kota. Siapa yang berani berpihak padanya?Tak seorang pun berani bicara membela Sherine. Di mata mereka, ini hanya urusan kecil dan tidak ada alasan untuk menyinggung perasaan or
"Terima kasih." Sherine mengangguk sopan.Asisten itu segera melanjutkan, "Bos kami, Pak Matthew, sangat mengagumi Anda, Bu Sherine. Dia ingin mengundang Bu Sherine untuk minum segelas bersama."Sherine mengikuti arah tangan asisten itu dan melihat Matthew dari kejauhan. Pria itu sedang tersenyum lebar sambil melambai ke arahnya dengan gaya yang sangat percaya diri.Melihat kepala botaknya yang berkilat, tubuh pendek gemuknya, dan wajah berminyak yang penuh senyum menjijikkan, Sherine refleks mengerutkan alis. Dia menolak dengan sopan, "Maaf sekali, saya sedang kurang sehat, jadi nggak bisa minum alkohol. Tolong sampaikan permintaan maaf saya kepada Pak Matthew."Ekspresi asisten itu langsung berubah. "Bu Sherine, Pak Matthew itu ketua dari Grup Merly, salah satu dari sepuluh konglomerat terbesar di Kota Herburt. Menolak undangan seperti ini ... bukankah terlalu nggak sopan terhadap beliau?""Grup Merly?"Ekspresi Sherine sedikit berubah. Tentu saja dia tahu grup itu ... salah satu per
Sherine, Kimmy, dan Dahlia sama-sama menyadari bahwa pandangan Bradford tiba-tiba terhenti pada satu arah. Mereka pun ikut menoleh ke sana.Sherine dan Kimmy saling bertukar senyum ringan ke arah Elaine.Dahlia yang tidak mengenal Elaine tampak penasaran. "Kalian kenal sama wanita itu?" tanyanya pelan.Sherine tersenyum manis, tapi nada suaranya terdengar sedikit menggoda. "Wanita itu namanya Elaine, Presdir dari Alliance Group. Tapi yang paling penting bukan itu, dia adalah mantan istri Bradford."Sherine kemudian menambahkan dengan ekspresi santai, "Ya, Elaine juga tahu tentang aku yang tinggal serumah dengan Bradford."Bradford menghela napas, tidak tahu harus tertawa atau kesal. "Kamu ini sengaja banget ya bikin orang salah paham?"Sherine menatapnya sambil tersenyum licik. "Apa salahnya? Daripada orang lain salah sangka, lebih baik aku jujur terang-terangan saja."Setelah berkata demikian, dia melirik jam tangannya dan berkata cepat, "Ah, acara sebentar lagi mulai. Aku harus ke be







