Share

Bab 13

Hendra tentu saja tidak percaya, dia pun bertanya, "Ingatanmu begitu bagus?"

"Ya, ibuku bilang kecerdasanku turun dari ayahku. Ayahku adalah orang yang genius, loh!"

Hendra sedikit tercengang, dia pun bertanya, "Ayahmu punya ingatan yang bagus?"

"Ya. Ada apa, Paman?"

Hendra tidak terlalu memedulikan omongan anak kecil, mungkin saja Angel hanya membual, karena di dunia ini tidak banyak orang yang bisa disebut genius.

Namun, Hendra tiba-tiba ingin mengujinya, dia pun memberi tahu nomor ponselnya dengan cepat dan bertanya, "Apa kamu sudah ingat?"

Angel malah menganggukkan kepala dengan serius, "Sudah! Paman, tunggu aku kenalkan wanita cantik untukmu, ya."

Tentu saja Hendra tidak percaya.

Hendra mengangkat pergelangan tangannya dan melihat jam tangan. Dia tidak menyangka dirinya menghabiskan waktu 20 menit dengan anak yang tak dikenalnya.

Hendra langsung berdiri sambil mengelus kepala Angel berkata, "Aku sudah mau pergi. Kamu kembali ke kamarmu, ya."

Angel pun melambaikan tangannya dengan patuh dan berkata, "Sampai jumpa, Paman."

Pengawal Hendra mengikutinya masuk ke dalam lift.

Ketika pintu lift sudah mau tutup, Hendra melihat ke arah Angel yang sedang melambaikan tangan padanya.

Sebuah perasaan yang paling lembut di hatinya tiba-tiba terpancing lagi.

Kalau dulu Sisca tidak mengkhianatinya ... mungkin anak mereka sudah sebesar ini.

Dulu, Hendra memutuskan untuk menikah dengan Sisca setelah lulus kuliah, kemudian dia akan bekerja keras untuk memberikan semua yang terbaik kepada Sisca.

Sayangnya sudah menjadi masa lalu.

Lagi pula, dia dan Sisca juga tidak mungkin punya anak selucu ini.

Dulu tidak ada, ke depannya juga tidak akan ada.

Hendra pun mengalihkan pandangannya dari Angel dengan kejam.

Pintu lift tertutup.

Di saat ini, Sisca akhirnya menemukan Angel. Dia langsung memeluk Angel dengan terengah-engah.

"Angel! Kenapa kamu berkeliaran? Kamu menakuti Ibu saja!"

"Ugh .... Ibu, pelukanmu terlalu erat. Aku nggak bisa napas."

Sisca akhirnya menenangkan dirinya dan bertanya, "Kenapa kamu duduk di sini? Kamu nggak dingin?"

Angel malah menjawab, "Ibu, kenapa kamu baru kembali? Aku tadi sangat bosan, untung saja aku bertemu dengan Paman Tampan, dia menemaniku mengobrol lama sekali!"

"Paman Tampan?"

Sisca langsung mengernyit dan berpikir, 'Jangan-jangan pedagang manusia?'

"Ya, dia baru saja pergi. Ibu, kalau kamu datang lebih awal, Ibu pasti akan bertemu dengannya. Paman itu benar-benar sangat tampan!"

Sisca tidak memedulikannya, dia langsung menggendong Angel ke dalam kamar sambil berkata, "Ke depannya jangan sembarangan berbicara dengan orang asing. Bagaimana kalau kamu diculik?"

Melihat Sisca sangat mengkhawatirkannya, Angel hanya mengangkat bahunya berkata, "Oke."

Setelah kembali ke kamar, saat Sisca ke kamar mandi, Angel langsung menulis nomor ponsel Paman Tampan di buku gambar kecilnya.

'Hmph! Paman Tampan meremehkanku? Meragukanku nggak bisa mengingat nomornya? Besok aku akan kirim pesan untuk membuktikan kemampuan ingatanku yang bagus!'

Setelah Sisca keluar dari kamar mandi, Angel mengernyit dan bertanya, "Ibu, berapa lama lagi aku harus tinggal di rumah sakit?"

"Nggak lama, kok. Setelah Angel selesai operasi, Angel akan sembuh, lalu Ibu akan bawa Angel ke taman hiburan naik komidi putar, oke?"

Malam ini, Sisca memohon manajer banci Kelab Basti untuk memberikannya pekerjaan lagi.

Manajer banci itu memang punya mulut yang kasar, tapi dia adalah orang yang baik hati. Saat dia tahu kalau Sisca adalah orang tua tunggal, dia pun memberikannya pekerjaan dengan bayaran tinggi, katanya tip saja bisa mencapai 120-140 juta.

Pekerjaan itu berlokasi di hotel yang paling mewah di Kota Aroha, Hotel Borlando. Orang yang berbisnis di Hotel Borlando biasanya adalah orang kelas atas dan sangat murah hati dalam memberi tip.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status