Langit gelap disertai angin yang kencang. Hujan turun begitu deras dengan kilatan petir dan guntur yang menggelegar.
Di sebuah pondok kecil terbuat dari bambu di tengah hutan. Seorang wanita cantik sedang berjuang antara hidup dan mati.Wanita itu berhasil melahirkan bayinya seorang diri. Dia sengaja menyembunyikan kelahiran bayinya.Karena bayi itu diramalkan akan menghancurkan seluruh kaumnya ketika dewasa. Wanita itu adalah seorang penyihir jahat yang memiliki kekuatan sihir abadi bernama Freya.Tangisan bayi itu pun pecah sesaat setelah dilahirkan ke dunia. Freya mengalungkan sebuah liontin di lehernya. Dan membungkus bayi itu dengan sehelai kain lalu membawanya pergi."Maafkan Ibu, Nak," ucap Freya sambil meletakkan bayinya di atas rerumputan yang masih basah karena hujan baru saja reda.Tepat di depan gerbang Sekolah Sihir bernama Arnabala, Freya meninggalkan bayinya."Kelak Kau bisa mencariku setelah dewasa," ucap Freya seraya menghilang di balik gelapnya malam.Tak lama kemudian datang dua orang murid dari Sekolah Sihir yang sedang berpatroli melewati tempat dimana penyihir bernama Freya meletakkan bayinya."Tunggu sebentar, apa kau mendengar sesuatu?" tanya seorang murid bernama Linch kepada temannya seraya menghentikan langkahnya."Aku tidak mendengar apa-apa," jawab murid satunya."Seperti suara tangisan," ucap Linch sambil melebarkan daun telinganya.Eaaa eaaa eaaa eaaa."Seperti suara bayi!" tebak Linch.Kemudian mereka pergi ke arah sumber suara. Dan melihat bayi di atas rumput dengan selimut yang sudah sedikit terbuka."Itu, di sana!" seru Linch sambil menunjuk dan berlari ke arah bayi itu."Apakah bayi ini baru saja dilahirkan? Bahkan dia masih sangat merah," tanya Linch sambil berjongkok dan menutupkan kain yang sedikit tersingkap."Kita harus melaporkannya kepada kepala sekolah," usul teman Linch."Baiklah, Kau tetap di sini! Biar aku saja yang akan pergi melapor," putus Linch sambil berlari masuk kembali ke halaman sekolah.Linch berlari melewati beberapa lorong sebelum sampai di ruang kepala sekolah.Tok tok tok tok tok."Master Stock Holmes, apa Anda di dalam?" teriak Linch dari luar sambil mengetok pintu ruangan kepala sekolah.Tok tok tok tok tok."Saya Linch, datang ingin melaporkan sesuatu!".Tok tok tok tok tok."Master Stock Holmes," panggil Linch sambil berteriak."Tidak perlu berteriak lagi," ucap Master Stock Holmes sambil membuka pintu ruangannya."Maaf Master, saat sedang berpatroli Kami menemukan seorang bayi tergeletak di depan gerbang sekolah.""Benarkah?" tanya Master Stock Holmes kaget."Dimana bayi itu, cepat antarkan aku ke sana!" seru Master Stock Holmes."Lewat sebelah sini, Master," sahut Linch sambil mengantarkan Master Stock Holmes ke tempat bayi itu ditemukan.Setelah sampai di depan gerbang, Master Stock Holmes dan Linch tidak menemukan apapun di sana."Di mana Kau melihatnya?" tanya Master Stock Holmes sambil mencari kesana kemari."Tadi bayi itu ada disini, tapi kenapa sekarang sudah tidak ada." ucap Linch sambil melihat ke tempat di mana bayi itu di temukan."Apa kau bermaksud untuk membohongiku?" tuduh Master Stock Holmes."Maaf Master, saya tidak berani," ucap Linch seraya berlutut di depan Master Stock Holmes."Linch, bayi itu!" teriak salah seorang murid sambil berlari dari dalam sekolah."Ada apa dengan bayi itu?" tanya Linch seraya bangkit dan menarik tangan temannya."Miss Zoya telah membawanya pergi".Master Stock Holmes dan Linch hanya saling memandang."Bayi itu sekarang berada di kediaman Miss Zoya"."Antar kami ke sana!" perintah Master Stock Holmes pada murid itu.Lalu mereka bertiga bergegas ke kediaman Miss Zoya yang masih di dalam area Sekolah Sihir.Miss Zoya adalah salah seorang guru yang terkenal bijaksana dan baik hati. Dia tidak akan menghukum muridnya meskipun melakukan kesalahan.Selain baik hati, Miss Zoya juga sangat cantik. Banyak dari guru di Sekolah Sihir yang menyukainya, termasuk Master Stock Holmes sendiri.Tok tok tok tok tok."Miss Zoya, apa anda ada di dalam?" tanya Master Stock Holmes sambil berteriak.Tak lama kemudian terdengar seperti suara langkah kaki dan pintupun dibuka dengan perlahan.Miss Zoya memperhatikan Master Stock Holmes dan Linch bergantian."Master, untuk apa Anda dan Linch datang ke tempatku selarut ini?" tanya Miss Zoya menyelidik."Bayi itu, apa kau membawa bayi itu ke sini?" tanya Master Stock Holmes."Benar, silahkan masuk dan tolong kecilkan suara kalian"."Syukurlah, ku pikir bayi itu hilang," ucap Linch lirih."Bayi itu sedang tertidur. Dia menangis karena kedinginan dan kelaparan," imbuh Miss Zoya."Terima kasih telah membantu merawat bayi itu," ucap Master Stock Holmes."Kenapa bisa ada bayi di depan gerbang sekolah. Bahkan sekolah Kita berada di tengah hutan dan jauh dari pemukiman penduduk?" tanya Miss Zoya."Tidak tahu Guru, saya menemukannya saat sedang berpatroli," sahut Linch."Saya juga tidak melihat seorang pun di sana. Hanya ada bayi yang tergeletak di atas rerumputan.""Lalu bagaimana dengan bayi ini kedepannya?" tanya Master Stock Holmes pada Miss Zoya."Aku akan merawatnya," putus Miss Zoya."Bagaimana mungkin kau merawat bayi ini seorang diri, bahkan kau juga belum menikah?" tanya Master Stock Holmes."Tidak masalah, aku akan tetap merawatnya. Tidak mungkin aku meninggalkan bayi sekecil ini di hutan sendirian," sahut Miss Zoya."Benar juga, Bayi ini pasti kelaparan dan kedinginan," imbuh Master Stock Holmes."Kasihan sekali, kenapa ibunya bisa tega meninggalkan bayinya sendirian di hutan," ucap Linch sambil mengusap pipi bayi mungil itu."Kau boleh merawatnya jika tidak ada yang mencari bayi ini," terang Master Stock Holmes."Terima kasih atas kemurahan hati anda, Master"."Apa bayi ini sudah punya nama?" tanya Linch memastikan."Karena Kau yang sudah menemukannya, Kau boleh memberinya nama," ucap Miss Zoya."Benarkah, Guru?" tanya Linch Sumringah."Tentu saja, dia bisa menjadi adik mu kelak," imbuh Master Stock Holmes."Kau akan memberinya nama siapa?" tanya Miss Zoya."Hmmm... Bagaimana kalau Naema," ucap Linch sambil melihat ke arah Master Stock Holmes dan Miss Zoya.Krik krik krik krik."Cukup bagus, artinya kebahagiaan," ucap Miss Zoya memecahkan keheningan."Kalau begitu mulai sekarang kita akan memanggilnya Naema," imbuh Master Stock Holmes."Kelak dia akan tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh dengan kebahagiaan," ucap Miss Zoya mendo'akan.Setelahnya Linch pamit keluar dan kembali ke kamarnya. Di sana dia mendapati temannya yang bernama Zlatan sedang berbaring di tempat tidur.Saat Linch menutup pintu, Zlatan terbangun dan duduk di tepi ranjang."Apa kau baru saja selesai berpatroli?""Iya. Kenapa kau bangun?" tanya Linch sambil membuka jasnya."Aku sedang menunggumu?" ucap Zlatan sambil menyingkap selimutnya."Untuk apa menungguku?" tanya Linch sambil menoleh ke arah Zlatan."Apa benar yang mereka katakan, Kau menemukan bayi di depan gerbang sekolah?" tanya Zlatan menyelidik."Aku tidak menyangka berita itu akan cepat sekali menyebar", ucap Linch."Jadi itu benar?"."Iya. Pergilah tidur, aku sudah mengantuk!" seru Linch sambil berbaring di samping Zlatan."Apa kau tidak pernah berfikir bayi itu terkutuk?" tanya Zlatan memastikan."Mana mungkin ada bayi yang terkutuk," timpal Linch seraya menarik selimut."Bagaimana kalau bayi itu... "Setelah kedatangan Naema di Sekolah Sihir, keseharian Linch benar-benar berubah. Dia yang biasanya pergi dengan teman-temannya saat jam istirahat, memilih untuk bermain bersama Naema di kediaman Miss Zoya. Bahkan Linch akan bergantian dengan Miss Zoya untuk menjaga Naema saat Miss Zoya pergi mengajar. "Linch, kau mau kemana buru-buru sekali?" tanya Zlatan yang berjalan di belakang Linch. "Pergi ke kediaman Miss Zoya," sahut Linch seraya berhenti dan menoleh ke belakang. "Untuk apa kau pergi ke sana?" tanya Zlatan sambil berbisik. "Miss Zoya ada jadwal mengajar, aku harus menggantikannya menjaga Naema," ucap Linch panjang lebar. "Bukankah sudah kukatakan jangan terlalu dekat dengan bayi itu!" bentak Zlatan. "Memang kenapa dengan bayi itu?" protes Linch. "Kau bahkan tidak tahu asal-usul bayi itu. Lihatlah matanya yang dapat berubah saat dia menangis," imbuh Zlatan. "Mungkin itu kelebihan yang dimilikinya," jawab Linch asal. "Tidak ada bayi manusia yang matanya bisa berubah-uba
"Apparationoh," gumam Miss Zoya gadungan yang seketika menghilang karena berteleportasi. Kemudian Miss Zoya mengayunkan tongkat sihirnya ke arah Linch seraya mengucapkan mantra hingga Linch dapat menggerakkan tubuhnya kembali. "Terima kasih, Guru," ucap Linch sambil berjalan mendekat k e arah Miss Zoya. "Aku tidak mengerti, bagaimana dia bisa menyusup ke dalam Sekolah Sihir," ucap Miss Zoya. "Mungkin saja ada orang dalam yang berkomplot dengannya," ucap Linch berspekulasi. "Atau mungkin ada celah pada portal pertahanan Sekolah Sihir," tambah Miss Zoya. "Tapi bagaimana Anda bisa kembali lagi, Guru?""Tadi ada sesuatu yang ketinggalan," sahut Miss Zoya. "Kalau begitu lebih baik Anda segera kembali ke kelas, biar Saya yang menjaga Naema sekarang," putus Linch. "Apa Kau yakin, Linch?" tanya Miss Zoya memastikan. "Sepertinya Dia juga tidak mungkin kembali lagi ke sini untuk saat ini," ucap Linch sambil menyibakkan jubahnya. "Benar juga, Aku akan segera kembali setelah selesai," u
Seketika semua orang yang berada di sana melihat ke belakang. Mereka ingin mengetahui siapa yang datang. Ternyata Dia adalah Zlatan, teman sekamar Linch. "Kapan Kau kembali, kenapa tidak langsung pulang?" ucap Zlatan sambil mendorong bahu Linch. "Saat pulang, yang kuingat Hanya Naema. Jadi Aku pergi mencarinya," sahut Linch sambil menepuk punggung Zlatan. Zlatan yang mengetahui alasan Linch tidak langsung kembali ke kamarnya langsung melihat ke arah Naema yang juga sedang melihat ke arahnya. "Kenapa menatapku seperti itu. Apa Kau pikir, Aku ini hantu?" tanya Naema dengan ketus. "Ti- tidak ada," jawab Zlatan terbata. Kenyataannya Zlatan masih takut melihat Naema. Selain karena kekuatan yang dimiliki Naema, Zlatan juga tidak berani bertatapan langsung dengannya. "Duduklah! Apa Kau sudah makan?" tanya Linch seraya menarik kursi untuk Zlatan agar duduk di sampingnya. "Aku sudah makan," tolak Zlatan. "Kalau begitu, duduk saja di sini!" paksa Linch karena Zlatan masih menolak untuk
"Rebeca! Dia kembali," pekik Naema seraya memeluk pinggang Linch. "Syukurlah, karena Dia menepati janjinya," gumam Linch. "Maafkan Aku Naema. Karena tidak bisa datang ke pertandingan tepat waktu," ucap Rebeca sedih. "Tidak masalah, yang terpenting sekarang Kau sudah kembali," ucap Naena sambil memeluk Rebeca. Kemudian mereka berdua turun ke arena pertandingan. Lawan mereka adalah senior yang sudah biasa mengikuti kompetisi. Linch melihat pertandingan itu di bangku paling depan. Dia tidak begitu banyak menaruh harapan pada Naema. Meskipun Naema kalah, Dia tetap akan mendukungnya. Pada saat Naema dan Rebeca turun ke arena, tiba-tiba saja langit menjadi gelap. Awan hitam mengelilingi sebagian langit di atasnya. "Protegoh diabolicah," ucap Naema sambil mengarahkan tongkat sihirnya ke sekitar arena pertandingan. Seketika api muncul mengelilingi arena pertandingan. Rebeca tidak percaya dengan apa yang dilakukan Naema. Karena jika ada salah satu diantara mereka ada yang terlempar kel
"Jadi sebelumnya Saya sering mengalami mimpi yang sangat aneh, Guru," terang Naema memulai ceritanya. "Mimpi aneh yang seperti apa?" tanya Miss Zoya penasaran sambil membantu Naema untuk duduk.Naema mulai mengatur nafasnya sebelum mulai kembali bercerita. Linch dan Rebeca juga langsung menoleh ke Arah Naema untuk mendengarkan ceritanya."Saya sering bermimpi didatangi oleh seseorang yang mengenakan jubah hitam. Kemudian orang itu mengatakan akan memberikan semua miliknya pada Saya. Dan anehnya mimpi itu selalu saja berulang," lanjut Naema."Apa Kau mengenal orang itu? Atau mungkin pernah melihat orang itu sebelumnya?" tanya Miss Zoya."Belum, Guru! Bahkan Saya tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena orang itu menggunakan penutup kepala," sahut Naema."Lalu apa yang terjadi selanjutnya?" tanya Miss Zoya yang masih menunggu kelanjutan cerita dari Naema."Setiap malam orang itu selalu datang dan menyentuh kening Saya seperti ini," terang Naema sambil memperagakan ceritanya.Mis
"Maaf Master! Kalau boleh Saya tahu, ini tentang masalah apa?" tanya Miss Zoya penasaran karena tidak biasanya Master Gilbert mengajaknya berbincang terlebih dahulu."Duduklah! Biar Kita juga membicarakannya bersama dengan Master Stock Holmes," terang Master Gilbert yang masih berdiri di samping tempat duduk karena menunggu Tuan rumah untuk mempersilahkannya."Kenapa Anda masih berdiri di sana, Master? Silahkan duduk! Dan Anda juga Miss Zoya!" ucap Master Stock Holmes seraya mempersilahkan Master Gilbert untuk duduk begitu juga Miss Zoya."Apa yang ingin Anda sampaikan, Master? Sampai harus jauh-jauh datang ke tempat ini?" tanya Master Stock Holmes penasaran.Pasalnya tidak biasanya Master Gilbert ke kediamannya kalau tidak ada masalah yang serius."Sebenarnya ada sesuatu yang ingin Saya tanyakan mengenai Naema," ucap Master Gilbert seraya melirik ke arah Miss Zoya.Ekspresi Miss Zoya tetap datar seakan tidak terjadi sesuatu dengan Naema."Kalau begitu, silahkan!" ucap Master Stock Ho
Naema dan Rebeca serempak menoleh ke arah belakang."Ada apa, Kak? Kenapa Kau datang kesini?" tanya Naema sambil memperhatikan Linch dan Zlatan yang tiba-tiba saja mencarinya."Apa Kau sudah selesai?" tanya Linch lagi sambil mengambil buku-buku dari tangan Naema dan memberikan sebagiannya pada Zlatan.Dia juga ikut membawakan beberapa buku itu karena Naema membawa banyak sekali buku sampai hampir setinggi kepalanya."Sudah! Aku akan kembali ke asrama dan membaca buku-buku ini di sana," sahut Naema sambil berjalan diikuti oleh Rebeca di belakangnya.Linch sudah tidak heran dengan Naema yang bisa membaca semua buku ini hanya dalam tempo semalam. Karena Dia sudah sering melihat Naema melakukannya sejak masih kecil."Nanti malam, Aku dan para senior lainnya akan pergi ke Perbatasan lagi. Ada tugas dari Master Stock Holmes," terang Linch.Seketika Naema menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Linch dan Zlatan bergantian hingga Rebeca tidak sengaja menabrak punggung Naema."Aduh.. Ma- m
"Ma- master Gilbert! pekik Zlatan yang tidak menyangka kalau orang yang tadinya berada di depan podium bersama Master Stock Holmes tiba-tiba saja sekarang sudah berdiri di sampingnya."Dengarkan arahan Kepala sekolah kalau Kau tidak ingin berbicara di depan!" bisik Master Gilbert di dekat telinga Zlatan."Ba- baik, Master!" sahut Zlatan terbata.Seluruh tubuh Zlatan gemetar setelah melihat sorot mata Master Gilbert yang begitu gelap dan tajam."Dan Kau juga Lich," ucap Mater Gilbert sebelum akhirnya kembali ke depan podium dengan berteleportasi. Setelah Master Stock Holmes selesai memberikan arahan, murid-murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka juga dibagi untuk beberapa wilayah yang akan diamankan. Termasuk Linch yang masih satu kelompok dengan sahabatnya Zlatan.Kemudian mereka pergi ke perbatasan dengan kelompoknya masing-masing. Linch dan kelompoknya mendapatkan bagian wilayah perbatasan bagian timur. Yang artinya wilayah yang paling jauh jika dijangkau dari Sekolah Sihir.