Share

Penyihir Hitam Naema
Penyihir Hitam Naema
Penulis: Aninditha Dewi

Bab 01. Lahirnya Puteri Penyihir

Langit gelap disertai angin yang kencang. Hujan turun begitu deras dengan kilatan petir dan guntur yang menggelegar.

Di sebuah pondok kecil terbuat dari bambu di tengah hutan. Seorang wanita cantik sedang berjuang antara hidup dan mati.

Wanita itu berhasil melahirkan bayinya seorang diri. Dia sengaja menyembunyikan kelahiran bayinya.

Karena bayi itu diramalkan akan menghancurkan seluruh kaumnya ketika dewasa. Wanita itu adalah seorang penyihir jahat yang memiliki kekuatan sihir abadi bernama Freya.

Tangisan bayi itu pun pecah sesaat setelah dilahirkan ke dunia. Freya mengalungkan sebuah liontin di lehernya. Dan membungkus bayi itu dengan sehelai kain lalu membawanya pergi.

"Maafkan Ibu, Nak," ucap Freya sambil meletakkan bayinya di atas rerumputan yang masih basah karena hujan baru saja reda.

Tepat di depan gerbang Sekolah Sihir bernama Arnabala, Freya meninggalkan bayinya.

"Kelak Kau bisa mencariku setelah dewasa," ucap Freya seraya menghilang di balik gelapnya malam.

Tak lama kemudian datang dua orang murid dari Sekolah Sihir yang sedang berpatroli melewati tempat dimana penyihir bernama Freya meletakkan bayinya.

"Tunggu sebentar, apa kau mendengar sesuatu?" tanya seorang murid bernama Linch kepada temannya seraya menghentikan langkahnya.

"Aku tidak mendengar apa-apa," jawab murid satunya.

"Seperti suara tangisan," ucap Linch sambil melebarkan daun telinganya.

Eaaa eaaa eaaa eaaa.

"Seperti suara bayi!" tebak Linch.

Kemudian mereka pergi ke arah sumber suara. Dan melihat bayi di atas rumput dengan selimut yang sudah sedikit terbuka.

"Itu, di sana!" seru Linch sambil menunjuk dan berlari ke arah bayi itu.

"Apakah bayi ini baru saja dilahirkan? Bahkan dia masih sangat merah," tanya Linch sambil berjongkok dan menutupkan kain yang sedikit tersingkap.

"Kita harus melaporkannya kepada kepala sekolah," usul teman Linch.

"Baiklah, Kau tetap di sini! Biar aku saja yang akan pergi melapor," putus Linch sambil berlari masuk kembali ke halaman sekolah.

Linch berlari melewati beberapa lorong sebelum sampai di ruang kepala sekolah.

Tok tok tok tok tok.

"Master Stock Holmes, apa Anda di dalam?" teriak Linch dari luar sambil mengetok pintu ruangan kepala sekolah.

Tok tok tok tok tok.

"Saya Linch, datang ingin melaporkan sesuatu!".

Tok tok tok tok tok.

"Master Stock Holmes," panggil Linch sambil berteriak.

"Tidak perlu berteriak lagi," ucap Master Stock Holmes sambil membuka pintu ruangannya.

"Maaf Master, saat sedang berpatroli Kami menemukan seorang bayi tergeletak di depan gerbang sekolah."

"Benarkah?" tanya Master Stock Holmes kaget.

"Dimana bayi itu, cepat antarkan aku ke sana!" seru Master Stock Holmes.

"Lewat sebelah sini, Master," sahut Linch sambil mengantarkan Master Stock Holmes ke tempat bayi itu ditemukan.

Setelah sampai di depan gerbang, Master Stock Holmes dan Linch tidak menemukan apapun di sana.

"Di mana Kau melihatnya?" tanya Master Stock Holmes sambil mencari kesana kemari.

"Tadi bayi itu ada disini, tapi kenapa sekarang sudah tidak ada." ucap Linch sambil melihat ke tempat di mana bayi itu di temukan.

"Apa kau bermaksud untuk membohongiku?" tuduh Master Stock Holmes.

"Maaf Master, saya tidak berani," ucap Linch seraya berlutut di depan Master Stock Holmes.

"Linch, bayi itu!" teriak salah seorang murid sambil berlari dari dalam sekolah.

"Ada apa dengan bayi itu?" tanya Linch seraya bangkit dan menarik tangan temannya.

"Miss Zoya telah membawanya pergi".

Master Stock Holmes dan Linch hanya saling memandang.

"Bayi itu sekarang berada di kediaman Miss Zoya".

"Antar kami ke sana!" perintah Master Stock Holmes pada murid itu.

Lalu mereka bertiga bergegas ke kediaman Miss Zoya yang masih di dalam area Sekolah Sihir.

Miss Zoya adalah salah seorang guru yang terkenal bijaksana dan baik hati. Dia tidak akan menghukum muridnya meskipun melakukan kesalahan.

Selain baik hati, Miss Zoya juga sangat cantik. Banyak dari guru di Sekolah Sihir yang menyukainya, termasuk Master Stock Holmes sendiri.

Tok tok tok tok tok.

"Miss Zoya, apa anda ada di dalam?" tanya Master Stock Holmes sambil berteriak.

Tak lama kemudian terdengar seperti suara langkah kaki dan pintupun dibuka dengan perlahan.

Miss Zoya memperhatikan Master Stock Holmes dan Linch bergantian.

"Master, untuk apa Anda dan Linch datang ke tempatku selarut ini?" tanya Miss Zoya menyelidik.

"Bayi itu, apa kau membawa bayi itu ke sini?" tanya Master Stock Holmes.

"Benar, silahkan masuk dan tolong kecilkan suara kalian".

"Syukurlah, ku pikir bayi itu hilang," ucap Linch lirih.

"Bayi itu sedang tertidur. Dia menangis karena kedinginan dan kelaparan," imbuh Miss Zoya.

"Terima kasih telah membantu merawat bayi itu," ucap Master Stock Holmes.

"Kenapa bisa ada bayi di depan gerbang sekolah. Bahkan sekolah Kita berada di tengah hutan dan jauh dari pemukiman penduduk?" tanya Miss Zoya.

"Tidak tahu Guru, saya menemukannya saat sedang berpatroli," sahut Linch.

"Saya juga tidak melihat seorang pun di sana. Hanya ada bayi yang tergeletak di atas rerumputan."

"Lalu bagaimana dengan bayi ini kedepannya?" tanya Master Stock Holmes pada Miss Zoya.

"Aku akan merawatnya," putus Miss Zoya.

"Bagaimana mungkin kau merawat bayi ini seorang diri, bahkan kau juga belum menikah?" tanya Master Stock Holmes.

"Tidak masalah, aku akan tetap merawatnya. Tidak mungkin aku meninggalkan bayi sekecil ini di hutan sendirian," sahut Miss Zoya.

"Benar juga, Bayi ini pasti kelaparan dan kedinginan," imbuh Master Stock Holmes.

"Kasihan sekali, kenapa ibunya bisa tega meninggalkan bayinya sendirian di hutan," ucap Linch sambil mengusap pipi bayi mungil itu.

"Kau boleh merawatnya jika tidak ada yang mencari bayi ini," terang Master Stock Holmes.

"Terima kasih atas kemurahan hati anda, Master".

"Apa bayi ini sudah punya nama?" tanya Linch memastikan.

"Karena Kau yang sudah menemukannya, Kau boleh memberinya nama," ucap Miss Zoya.

"Benarkah, Guru?" tanya Linch Sumringah.

"Tentu saja, dia bisa menjadi adik mu kelak," imbuh Master Stock Holmes.

"Kau akan memberinya nama siapa?" tanya Miss Zoya.

"Hmmm... Bagaimana kalau Naema," ucap Linch sambil melihat ke arah Master Stock Holmes dan Miss Zoya.

Krik krik krik krik.

"Cukup bagus, artinya kebahagiaan," ucap Miss Zoya memecahkan keheningan.

"Kalau begitu mulai sekarang kita akan memanggilnya Naema," imbuh Master Stock Holmes.

"Kelak dia akan tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh dengan kebahagiaan," ucap Miss Zoya mendo'akan.

Setelahnya Linch pamit keluar dan kembali ke kamarnya. Di sana dia mendapati temannya yang bernama Zlatan sedang berbaring di tempat tidur.

Saat Linch menutup pintu, Zlatan terbangun dan duduk di tepi ranjang.

"Apa kau baru saja selesai berpatroli?"

"Iya. Kenapa kau bangun?" tanya Linch sambil membuka jasnya.

"Aku sedang menunggumu?" ucap Zlatan sambil menyingkap selimutnya.

"Untuk apa menungguku?" tanya Linch sambil menoleh ke arah Zlatan.

"Apa benar yang mereka katakan, Kau menemukan bayi di depan gerbang sekolah?" tanya Zlatan menyelidik.

"Aku tidak menyangka berita itu akan cepat sekali menyebar", ucap Linch.

"Jadi itu benar?".

"Iya. Pergilah tidur, aku sudah mengantuk!" seru Linch sambil berbaring di samping Zlatan.

"Apa kau tidak pernah berfikir bayi itu terkutuk?" tanya Zlatan memastikan.

"Mana mungkin ada bayi yang terkutuk," timpal Linch seraya menarik selimut.

"Bagaimana kalau bayi itu... "

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status