Share

Bab 16. Hotel Phoenix

Kepala Qiana rasanya mau pecah saat keluar dari ruangan dokter. Dia tidak langsung kembali ke tempat ibunya di rawat melainkan terduduk bingung di dekat taman samping rumah sakit. Rasanya beban yang ditumpuk dibahunya ditambah dan terus ditambah. Belum sempat dia berdiri benar dengan kedua kaki kecilnya, sebuah beban seberat gunung kembali ditimpakan padanya.

Ibunya harus segera menjalani operasi untuk mengurangi resiko serangan jantungnya.

Sebuah operasi? Bahkan untuk makan hari ini pun dia sudah tak sanggup lagi membeli.

Perasaan Qiana sangat kacau. Dia menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah. Tak ada gunanya lagi berpikir karena semua cara sudah dia pikirkan.

Haruskah dia menjual dirinya pada seorang lelaki tua kaya seperti kerap dilakukan gadis-gadis miskin yang putus asa?

Qiana menggeleng sedih. Harga diri terkadang memang susah dipertahankan saat keadaan sedang tidak berpihak pada kita. Benarkah dia begitu putus asa hingga te
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status