Share

02

Author: Naya Siswanto
last update Last Updated: 2022-09-09 01:23:20

Shanum terkulai lemas kala mengetahui ibunya telah tiada. Operasi tidak jadi dilaksanakan karena sang ibu sudah pergi sebelum operasi berlangsung.

Tangisan Shanum pecah mengingat hal kotor yang baru saja dia lakukan. Apa guna uang itu jika orang yang dia perjuangkan sudah tiada.

"Sabar sayang, semua sudah takdir dari Tuhan." Khansa berusaha menenangkan Shanum yang sedari tadi menangis histeris.

Rasa sakit di bagian intinya tidak dia rasakan, dia tidak peduli banyak mata yang melihat ke arahnya.

"Ibuku, Khansa. Kenapa ibu pergi? Aku sudah mendapatkan uang untuk operasi ibu. Aku sudah punya uang banyak untuk pengobatan ibu. Kenapa ibu pergi, Khansa? Apa ibu tahu jika uang ini uang haram? Sehingga ibu tidak mau mengunakannya." Shanum meraung sejadi-jadinya.

"Sudahlah! Semua sudah terjadi. Jangan sesali! Kamu sudah menunjukkan baktimu, sudah kau tunjukkan perjuanganmu, dan sekarang jika Tuhan memilih untuk memanggil ibumu, itu sudah jalannya." Khansa terus menenangkan Shanum.

Hingga malam, Shanum masih bersedih. Dia berdiam diri di kamar, berdiri di samping jendela yang terbuka. Kepalanya mendongak, mata indahnya menatap bulan yang tertutup awan mendung.

"Inikah jalan hidup yang harus aku jalani, Tuhan? Hidup dalam kotornya tubuhku. Aku ingin mati saja, hiks." Shanum kembali menangis, kini terdengar lebih pilu dan menyayat.

"Mati? Kamu pikir dengan mati semua akan selesai? Tidak Shanum! Hidup lah lebih lama untuk membersihkan tubuh dan menghapus dosa-dosamu. Minta ampunan pada Tuhan!" Khansa sungguh sahabat yang baik, dia menasehati Shanum agar tidak putus asa.

"Aku takut,Sa. Aku takut jika aku hamil. Apa kata orang-orang nanti jika mereka tahu aku hamil di luar nikah? Aku malu Sa!" pungkas Shanum.

"Ikut denganku! Di sana tidak ada yang mengenalimu. Lagi pula di ibukota, tidak ada yang peduli apa masalahmu." Ajak Khansa.

"Ngapain kamu ke kota?" tanya Shanum.

"Aku dipindahkan ke ibukota. Pekerjaanku bagus kata bos. Kebetulan bos besar sedang berada di kota ini dan dari sepuluh kandidat, aku salah satu pegawai yang terpilih." Jawab Khansa.

"Aku tidak mau merepotkanmu! Biarlah aku berjuang sendiri. Aku rasa pria itu tidak akan marah jika aku memakai uangnya," tutur Shanum.

Shanum menutup jendela dan tirainya, lalu naik ke atas kasur. Untuk malam ini dia tinggal bersama Khansa.

Membeli kembali rumah peninggalan orang tuanya sudah tidak mungkin, karena pemiliknya yang baru sudah merobohkan rumah tersebut.

Keesokan harinya di bandara,

"Hubungi aku jika kamu butuh sesuatu! Aku dengan senang hati membantumu," ujar Khansa, dia sudah berada di bandara. Hari ini dia akan terbang ke kota, ke tempat kerjanya yang baru.

"Baiklah! Hati-hati di sana," pesan Shanum.

"Jangan lupa memberitahuku di mana tempat tinggalmu nanti!" seru Khansa dari kejauhan sambil melambaikan tangannya.

Kini tinggalah Shanum, sendiri dengan rasa sepinya. Meskipun sekarang dia berada di tempat yang ramai.

"Sebaiknya aku juga pergi. Aku tidak mungkin tinggal di sini."

Shanum pun memesan tiket, pergi ke kota yang sama dengan Khansa. Namun, nantinya dia akan memilih di tempat yang berbeda.

Di sisi lain,

"Semua pegawai pilihan sudah berangkat! Kapan kita akan kembali?" tanya Arfan.

"Aku masih lelah! Besok saja kita pulang" jawab Kemal dengan lesu.

Arfan mengerutkan keningnya, "Kamu kenapa? Kok lesu gitu? Tidak seperti biasanya." Selidik Arfan.

"Pertarunganku dengan gadis itu cukup menguras tenaga. Sekian banyak gadis yang aku tiduri, baru ini aku merasakan yang perawan. Benar-benar membuatku gila," ungkap Kemal.

Hahaha ... Arfan tertawa terbahak-bahak mendengar ungkapan temannya. "Tidak rugi kan membelinya dengan harga satu miliar!" goda Arfan.

"Aku memberinya dua miliar serta melunasi seluruh tagihan rumah sakit," kata Kemal.

"What? Sudah gila kamu! Itu sangat berlebihan, Kemal!" sungut Arfan.

"Itu lebih dari pantas, karena aku menggarapnya sampai pagi." Tutur Kemal.

"Ini lebih gila! Kamu tidak lupa pakai pengaman 'kan?" tanya Arfan dan Kemal pun menggeleng.

"Aku tidak memakainya. Untuk apa pengaman? Dia tidak mungkin hamil! Baru juga jebol gawangnya, gak mungkinlah dia langsung hamil."Cicit Kemal penuh percaya diri.

"Gini ni kalo pinternya cuma urusan bisnis, dan kerjaannya depan laptop doang. Jadi tu otak nyusut, lama-lama kurang seons loe!" Dengus Arfan dengan kesal.

"Kamu main nggak pake pengaman, trus kamu hajar dia berulang kali. Ada kemungkinan salah satu benih yang kamu tembakkan itu berhasil hidup Kemal. Oh Tuhan, kenapa aku bisa punya teman yang pinternya kelewatan. Saking lewatnya pinternya jadi ilang berubah jadi pelon." Arfan menepuk keningnya, tidak habis pikir dengan jalan pikiran Kemal.

"Kalau begitu, cari gadis itu sekarang!" perintah Kemal.

"Bagian enaknya aja, elo yang dapat. Bagian susahnya aja gua." Sungut Arfan lalu ke luar dari ruang kerja Kemal.

Arfan mengerahkan anak buahnya untuk mencari informasi tentang Shanum. Mereka memulai pencarian dari rumah sakit.

Beberapa menit berlalu, ponsel milik Kemal berdering. Arfan yang menelponnya.

"Hallo!"

"Ibu gadis itu meninggal di malam kalian bertempur, setelah kutelusuri dia tidak punya tempat tinggal. Rumahnya sudah dijual beberapa hari yang lalu, dan sekarang kami tidak tahu keberadaannya." Lapor Arfan dari seberang telpon.

"Aku tidak mau tahu! Cari sampai dapat!" perintah Kemal, lalu memutuskan panggilan di ponselnya.

"Sial! Mencari satu gadis saja tidak becus!" umpat Kemal.

Kemal beranjak dari duduknya lalu ke luar dari ruang kerja.

Dia pergi untuk mencari informasi tentang Shanum.

"Percuma punya anak buah banyak kayak tawon, tapi mencari satu gadis saja tidak bisa!" Kemal terus mengumpat di sepanjang jalan.

Kemal mengemudikan mobilnya menuju ke rumah sakit, hal yang pertama dia lakukan adalah menemui dokter yang selama ini menangani ibunya Shanum.

Setelah mendengar penuturan dari dokter dan mendapat alamat tempat tinggal Khansa, Kemal pun langsung pergi.

Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke kediaman Khansa.

Sesampainya di rumah Khansa, Kemal memarkirkan mobilnya di sembarang tempat. Dia turun dari mobilnya lalu berjalan menuju rumah yang terlihat sepi.

"Permisi!"

Kemal mengetuk pintu rumah itu berulang kali.

"Maaf pak, anda mencari siapa?" tanya Pria paruh baya yang ke luar dari rumah Khansa.

"Saya mencari gadis yang ada di sini," jawab Kemal.

"Siapa yang tuan maksud? Apa itu Khansa putri saya?" tanya pria itu.

"Bukan, tapi temannya." Jawab Kemal.

"Shanum? Dia sudah pergi sejak pagi bersama Khansa," tutur Ayah Khansa.

"Ke mana?" tanya Kemal.

"Kalo Khansa pergi bekerja, dia pindah tugas ke Sinar corp. Kalo Shanum, saya tidak tahu." papar Ayah Khansa.

"Sinar? Bukankah itu perusahaan milikku? Gumam Kemal.

Setelah memperoleh sedikit informasi, Kemal pun pamit untuk pulang.

Niat awal hendak berlama-lama di kota ini pun batal, tanpa pemberitahuan awal, Kemal mendadak mengajak Arfan untuk kembali ke kotanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perawan 1M Pencuri Hati   25

    "Beri apa yang sudah aku janjikan padanya!" Titah Kemal pada anak buahnya."Siap, Bos!" Sahut anak buah Kemal.Kemal beranjak dari duduknya lalu menepuk bahu kurir gadungan dan pergi.Kemal langsung pulang ke rumah, dia takut Shanum terbangun dan mencari dirinya.Sesampainya di rumah, Kemal bergegas menuju kamar. Senyumnya mengembang saat melihat Shanum masih tertidur pulas di kasurnya, padahal hari sudah menjelang pagi."Semoga setelah semua ini selesai tidak ada lagi masalah yang datang menghampiri rumah tangga kita," ucap Kemal sambil merangkak naik ke atas kasurnya dengan perlahan, dia takut pergerakannya mengganggu tidur istrinya.Di tempat lain,Tok TokTokBeberapa orang laki-laki bertubuh tegap berdiri di depan apartemen Fira dan menggedor pintunya dengan kasar."Buka!" Teriak salah satu dari mereka.Fira yang tengah tertidur pulas pun terbangun karena mendengar suara gaduh yang berasal dari luar apartemennya."Siapa sih yang datang bertamu di pagi-pagi buta begini? Ganggu or

  • Perawan 1M Pencuri Hati   24

    Bugh!!Anak buah Kemal memukul seorang pria bertato mawar berduri yang mereka temui di sebuah tempat karaoke."Angkat dia! Bawa ke mobil!" Perintah ketua."Bos yakin ini adalah orang yang kita cari?" Tanya anak buah si ketua."Seperti informasi yang bos Kemal beri, pria bertato mawar berduri di belakang leher," jawab ketua.Setelah target berhasil dibawa masuk ke dalam mobil, supir pun langsung melajukan mobilnya."Kita bawa dia ke tempat kita saja! Nanti bos Kemal akan menemuinya di markas!" Titah ketua."Baik, Bos!" Sahut supir.Meski mereka melakukan kekerasan di tempat umum, tapi tidak seorang pun yang berani menghalau atau pun melaporkan kejadian itu pada petugas, karena semua sudah tahu siapa mereka. Kelompok ternama di kota ini yang disegani sekaligus ditakuti.Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di markas, ketua pun menghubungi Kemal melalui panggilan telepon."Bos! Kurir yang kita cari sudah ditemukan. Sekarang dia ada di markas kami!" Lapor ketua.Di tempat lain, Ke

  • Perawan 1M Pencuri Hati   23

    "Cari kurir yang bertugas antar makanan ke rumahku!" perintah Kemal pada anak buahnya melalui panggilan telepon.Emosi Kemal sudah memuncak. Bagaimana tidak marah? Shanum pendarahan setelah memakan makanan yang dia kirim ke rumahnya. Padahal Kemal sendiri yang membeli makanan itu dan dia yakin itu aman.Shanum masih belum sadarkan diri, untung saja janin yang ada dalam kandungannya masih bisa diselamatkan, kalau tidak ... mungkin Kemal sudah mengobrak-abrik seluruh isi kota dan menghabisi semua yang ada di dekatnya.Drrtt ... ponsel Kemal berdering."Halo!" Kemal menjawab panggilan di ponselnya."Kurir yang bapak suruh berada di rumah sakit dalam keadaan babak belur. Sepertinya ada seseorang yang dengan sengaja melakukan ini." Lapor anak buah Kemal."Cek cctv di rumahku!" Titah Kemal."Sudah pak! Kurir gadungan menggunakan topi dan masker. Ibu dan istri anda tahu itu," sahut anak buah Kemal."Di mana kurir yang asli dirawat?" Tanya Kemal."Orang-orang yang menolongnya mengantarkannya

  • Perawan 1M Pencuri Hati   22

    Brak!!Fira membuka pintu ruang kerja Kemal dengan paksa. Mata merah menyala menyorotkan emosi yang siap membludak."Manusia atau bukan kamu, Kemal? Tidak punya hati! Kenapa kau tumbangkan perusahaan ayahku?" Suara Fira terdengar melengking dan memekakan telinga."Seharusnya pertanyaan itu kamu layangkan pada dirimu sendiri, Fira. Bukan padaku!" Tegas Kemal dengan santai.Fira berdiri tegak di hadapan Kemal yang sedikit pun tidak melihat ke arahnya. Dia tetap fokus pada layar laptopnya."Tidakkah kau mengerti? Aku mencintaimu lebih dari apapun, Kemal. Kenapa kau membutakan matamu? Kenapa Kemal?" Terdengar suara isak tangis dari arah Fira. Suaranya bergetar dan terdengar sangat lirih.Kemal mengalihkan pangangannya, menatap tajam ke arah mantan kekasihnya tersebut."Seharusnya kamu sadar, Fira ... Kisah kita sudah berakhir sejak dulu. Sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi di antara kita. Kau sudah memilih dia menjadi teman hidupmu, begitu pun juga dengan aku." Tutur Kemal.Air mata mul

  • Perawan 1M Pencuri Hati   21

    Sebulan berlalu, Fira terus mengganggu Kemal, dia sengaja melakukan itu agar Shanum cemburu dan meminta cerai.Wilson sendiri tidak pernah pulang ke rumahnya sejak malam itu, bahkan gugatan cerai sudah dilayangkan untuknya.Setiap hari Fira datang ke kantor, bahkan dia kerap berkunjung ke rumah Kemal."Kamu sudah tidak punya malu ya? Setiap hari datang hanya untuk merayu suamiku," kata Shanum."Kenapa harus malu? Kemal itu kekasihku, tentu saja aku harus sering-sering bertemu dengannya." Balas Fira. Siang ini dia sengaja datang ke rumah Kemal, karena dia tahu Kemal sedang pergi ke luar kota. Jadi, dia pikir dia akan bebas mengganggu Shanum."Lebih baik kamu tinggalkan Kemal, karena dia miliku!" tegas Fira."Dasar tidak tahu malu! Orang sepertimu harusnya tidak pernah ada di dunia ini," suara mama terdengar sangat emosi.Fira terkejut saat melihat mama Kemal sedang berjalan menuruni anak tangga."Sejak kapan tante ada di sini?" tanya Fira."Sejak wanita sepertimu sering datang ke ruma

  • Perawan 1M Pencuri Hati   20

    Kemal terus membujuk Shanum agar tidak marah lagi. Dia terus memberi penjelasan bahwa hubungan cintanya dengan Fira sudah lama berakhir."Ceritakan padaku kenapa kalian bisa putus! Ceritakan dengan jujur, kalau tidak, aku tidak akan memaafkanmu." Ancam Shanum.Kemal duduk di antara istri dan mamanya, dia menerawang jauh menatap langit-langit ruang kerjanya. Sesekali terdengar suara nafas yang panjang dan berat.Sepuluh menit berlalu, tidak ada sepatah kata pun yang ke luar dari mulut Kemal. Mata Shanum terbelalak saat melihat Kemal memejamkan matanya, dia pikir Kemal akan bercerita. Eh, ternyata dia malah tertidur.Shanum memberi kode pada mama untuk pergi dari sana secara diam-diam."Ke mana kita sekarang? Sudah sore! Kita langsung pulang atau pergi jalan-jalan dulu?" tanya mama setelah sampai di parkiran."Shanum langsung pulang saja, Ma. Sebentar lagi mas Kemal pasti pulang, aku takut nanti dia kebingungan mencariku. Lagi pula, kita harus berhati-hati bukan? Takut jika Fira membun

  • Perawan 1M Pencuri Hati   19

    Kemal, Fira, dan Rayden masih di tempatnya semula. Mereka, Kemal dan Fira masih berdebat, sedangkan Rayden menjadi penonton adegan siaran langsung di depannya. Dia duduk di bangku salah satu asisten Kemal sambil menikmati minuman dingin.Saat situasi sedang tegang, datanglah Khansa dengan emosinya.Dia menarik Kemal lalu melayangkan tamparan ke pipi suami sahabatnya itu. Dia masih belum tahu jika Kemal adalah pemilik perusahaan tempatnya bekerja.Perilaku Khansa tentu saja membuat Rayden terkejut, hingga minuman yang sedang ditenggaknya menyembur ke luar."Kenapa kamu menamparku?" tanya Kemal sambil memegangi pipinya."Itu hadiah dariku karena kamu sudah menelantarkan sahabatku," jawab Khansa dengan kesal."Kamu salah paham!" tegas Kemal."Masa bodoh dengan salah paham, yang penting aku puas." Kata Khansa.Fira masih berusaha mendekati dan merayu Kemal, tentu saja hal itu membuat Khansa semakin memanas."Heh perempuan gatal! Apa kamu tuli? Bukankah tadi kamu sudah mendengar sendiri ji

  • Perawan 1M Pencuri Hati   18

    Fira melenggang masuk ke dalam ruangan itu. Dia duduk dengan santainya di samping Kemal. Bergelayut manja di lengan pria yang dulu pernah menjalin hubungan kasih dengannya."Jaga batasanmu, Fira!" tegas Kemal."Sayang? Kamu kenapa? Aku baru kembali dan ingin bertemu dengamu. Aku merindukanmu, sayang. Apa kau tidak merindukanku?" cicit Fira tanpa melepas rangkulannya.Dengan kasar Kemal melepaskan diri dari gadis di sampingnya, "Untuk apa aku merindukan gadis sepertimu? Tidak ada gunanya sama sekali." Cetus Kemal, ada nada kebencian dari caranya berkata dan itu bisa dilihat dari suaranya.Kemal berdiri tepat di hadapan Fira, matanya menyalang tajam, seolah ingin mencabik-cabik kulit gadis yang ada di depannya."Katakan padaku, alasan apa yang tepat agar aku merindukanmu? Merindukan gadis pengkhianat sepertimu?" cecar Kemal.Fira terdiam, dia mati kutu. Dia hanya menunduk dan tidak lama terdengar isak tangis dari arahnya."Aku terpaksa melakukan itu, aku diancam oleh kedua orang tuaku."

  • Perawan 1M Pencuri Hati   17

    Kemal tersentak saat Shanum menanyakan tentang masa lalunya. Bagaimana dia bisa tahu sedangkan Kemal tidak pernah menceritakannya."Kamu kok nanyanya gitu sih? Itu kan hanya masa lalu," ujar Kemal."Masa lalu ya? Tapi, kenapa saat tidur mas selalu menyebut Hanyku sayang? Siapa Hany?" tanya Shanum.Mendengar pertanyaan Shanum, Kemal pun tersenyum."Hany itu kamu, sayang." Jawab Kemal.Shanum sudah menyelesaikan ngemilnya, dia mengulurkan tangan pada Kemal dan mereka pun kembali ke kamar sambil bergandengan tangan.Kemal menyusun bantal di sekeliling tubuh Shanum, "Sudah nyaman?" tanyanya."Hemmm," dehem Shanum, matanya sudah kembali terpejam.Seperti biasa, Kemal mengusapi bagian tubuh Shanum. Jika tidak punggung, Kemal akan mengusapi perut istrinya. Usapan Kemal membuat Shanum merasa nyaman.Setelah Shanum benar-benar tertidur, Kemal turun dari kasurnya secara perlahan. Dia takut pergerakannya membangunkan istrinya.Kemal menuju sofa, duduk di sana sambil mengerjakan tugas yang dikiri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status