Share

Kepergian Moza (77)

Airin berjalan cepat menuju Instalasi Gawat Darurat. Dengan resah perempuan itu menunggu ambulan yang membawa Moza datang. Beberapa jam berlalu, sebuah ambuan berhenti di depan lobi IGD, ketika pintu pasien terbuka, Nadia menghambur lebih dulu ke arah Airin. Bocah cilik itu menangis dalam pelukan bibinya.

Petugas IGD membawa Moza yang terbaring lemah di atas brakar. Mereka bergerak cepat menangani Moza yang sesekali masih terus muntah darah.

“Bi, apa mama akan baik-baik saja?” tanya Nadia pada Airin.

Airin mengusap kepala Moza. “Kita do’akan saja, Sayang.”

Nadia hanya menatap ke arah ibundanya dengan tatapan hampa. Airin menatap ke arah bibinya kemudian membawa Nadia untuk mendekat.

“Airin…bagaimana kalau Moza tidak tertolong,” ujarnya terbata di antara isak tangis.

“Kenapa Nenek bicara seperti itu?” protes Nadia. “Mama akan baik-baik saja.”

Perempuan itu kembali menangis. “Apa Alfian tahu?”

Airin menggeleng lemah. “Airin tidak tahu bagaimana caranya memberitahu Alfian, Bi.”

“Keluarg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status