Share

Sebuah Masa yang Ingin Dilupakan (17)

Seorang gadis kecil berlari di sekitar halaman rumah, lalu masuk ke dalam gudang kosong, meringkuk di sana dengan wajah ketakutan. Bunyi berderit terdengar dari daun pintu gudang yang dibuka dari luar. Gadis kecil itu mulai membekap mulutnya sendiri, berusaha keras untuk tidak mengeluarkan suara sekecil apa pun.

“Airin… di mana kamu?”

Bocah yang dipanggil Airin itu nampak gemetar. Itu adalah suara pamannya.

“Ayolah, berhenti main petak umpet. Bibimu sebentar lagi datang. Kenapa kamu harus membuang waktu paman.”

Laki-laki itu bergerak mendekat dan semakin mendekat.

“Ayolah, Bi…” bisik Airin dalam hati. “Segeralah pulang…”

“Airin…Airin… ayolah!”

Ketakutan Airin semakin membuncah. Namun, gadis cilik itu terus mencoba menahan tangisnya sendiri. Tubuh mungilnya pun gemetar sedemikan rupa. Ia seperti terayun-ayun.

“Airin… Airin…. Kak Rin…” Tiba-tiba, sebuah suara yang berbeda memanggilnya dari tempat yang sangat jauh.

“Ah!”

Airin bangun dari tidurnya dengan air mata dan keringat ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status