Share

Kontrak Berakhir

Author: Afi Qinai
last update Last Updated: 2025-02-24 21:32:55

“Hah! Astaga! Sudah siang dan apa ini?”

Yasmin yang terbangun dan melihat dirinya masih dalam keadaan telanjang dan tengah berada di pelukan Brian langsung beranjak dan bergegas untuk bangun dari tempat tidurnya. Dia melihat dirinya lekat di hadapan cermin sembari terlihat menyesali perbuatannya. Seharusnya dia langsung ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya malam itu juga.

“Astaga, Yasmin! Kenapa sampai satu malam penuh? Seharusnya aku sudah langsung beranjak dari tempat tidur malam itu dan sesegara mungkin untuk mengenakan pakainku! Bagaimana mungkin aku masih membiarkannya sampai pagi begini! Untung saja aku terbangun lebih dulu dari tuan Brian,” sambung Yasmin sibuk menceramahi dirinya sendiri.

Tok! Tok!

“Cepatlah di dalam kamar mandi! Aku juga ingin ke kamar mandi untuk membersihkan badanku!”

Deg!

Yasmin langsung tersentak ketika mendengar suara dari luar pintu kamar mandi setelah beberapa detik dirinya masuk.

“Tuan Brian? Sudah bangun? Tapi kenapa secepat itu? Bukankah saat aku beranjak dari tempat tidur dia terlihat masih cukup pulas tertidur?” gumam Yasmin merasa aneh.

Tok! Tok!

“Ayolah! Aku bisa terlambat untuk pergi ke kantor! Dalam 5 menit jika kau tidak keluar dari kamar mandi, aku akan paksa masuk juga ke dalam!”

“I-iya, tuan! S-sebentar lagi!” jawab Yasmin seketika ketika mendengar ancaman dari laki-laki di balik pintu kamar mandi.

Sementara itu, justru Brian tersenyum saat mendengar jawaban dari Yasmin.

“Shhiit! Perempuan itu benar-benar mempunyai daya tarik sendiri buat diriku! Tapi hari ini kontrakku dengannya sudah berakir! Huufft, bagaimana caranya biar dia tetap berada dalam penglihatanku. Satu malam yang benar-benar membuatku gila, hingga rasanya aku tidak ingin dia pergi,” ujar Brian di dalam hati sembari menikmati segelas teh hangat yang baru saja dikirimkan pelayan rumah untuknya di dalam kamar sebagai permulaan sarapan pagi.

Ceklek!

Tepat 5 menit Yasmin berada di dalam kamar mandi. Dia berjalan perlahan dengan merundukkan kepalanya untuk memalingkan tatapannya pada laki-laki yang kini hanya mengenakan handuk kimono saja. Yasmin pun memegangi rapat handuk kimononya memastikan tidak ada satu tubuh private nya terlihat kembali oleh Brian.

“Aku sudah menyiapkan pakaian baru untukmu! Ku rasa pakaian yang kau kenakan kemarin sudah kotor dan tidak bisa kau kenakan lagi hari ini. Setelah semua sudah siap, kita sarapan dulu di bawah! Setelah itu baru aku akan antarkan kamu!” ujar Brian sebelum dirinya melangkahkan kaki masuk ke kamar mandi.

“T-trimakassih, Bri-! Eh, maksud saya tuan Brian. Tapi sepertinya aku bisa pergi sendiri. Jadi kau tidak perlu repot-repot untuk mengantarkan aku,” tolak Yasmin masih dalam keadaan tertunduk.

“Tidak masalah! Semakin kau menolaknya, semakin aku menginginkannya!” jawab singkat Brian tepat ditelinga Yasmin saat akan melenggangkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar mandi.

“Ohhh Astaga! Masih saja laki-laki itu membuntutiku! Huufft, oke Yasmin! Tenang saja! Hanya beberapa jam sampai ke kampus, setelah itu semuanya berakhir!” ujar Yasmin menguatkan dirinya sendiri.

Yasmin langsung bergegas mengganti pakaian yang sudah disiapkan entah siapa di atas kasur yang juga sudah tertata rapi. Cukup satu kali dan satu malam itu saja dia merelakan tubuh indahnya. Dia tidak ingin hal itu kembali terjadi kepada dirinya. Dia hanya berharap kelak akan mendapatkan seorang laki-laki yang bisa menerima dirinya setelah kejadian malam kemarin bersama dengan tuan muda CEO kaya raya.   

Ceklek!

Yasmin langsung kembali merundukkan kepala ketika mengetahui Brian baru saja keluar dari kamar mandi. Kali ini hanya selembar handuk yang menutupi bagian perut hingga lututnya saja. Tubuh kekarnya ia biarkan terlihat telanjang mata oleh Yasmin. Memang indah, tapi Yasmin memilih untuk memalingkan wajahnya.

“Cckk! Kenapa kau seperti ketakutan. Bahkan kau sudah melihat semuanya semalaman bukan?” celetuk Brian sedikit menggoda Yasmin. Benar saja Yasmin langsung membulatkan kedua matanya mendengar kalimat tersebut.

Brian masih cukup santai dengan apa yang ia lakukan. Dia bahkan mengganti pakaiannya di kamar itu juga tidak peduli Yasmin yang mencoba menghindarinya.

“Kalau kamu sudah siap dengan seperti itu, kita keluar dan turun sekarang! Waktuku rasanya tidak banyak lagi. itu semua gara-gara kamu, Yasmin!”

Yasmin mengernyitkan dahinya heran mendengar pernyataan yang baru saja ia dengar.

“Hah? Bagaimana karena aku?” tanya Yasmin heran.

Mereka berdua keluar dari kamar bersama-sama. Satu persatu tangga yang mewah mereka lewati. Sudah banyak pelayan yang menyambut kedatangan mereka. sudah seperti menyambut seorang istri dan suami yang baru saja keluar dari kamar mereka.

“Kenapa bengong? Kau ingin memperlambat waktuku? Cepat santap sarapan ini!” perintah Brian melihat Yasmin kebingungan melihat banyaknya hidangan dihadapannya.

“B-baik, tuan!”

Setelah mereka menyantap sarapan yang sudah disiapkan, sebuah mobil BMW mewah sudah terparkir di depan teras rumah. Dan seperti yang sudah beberapa kali dilihat oleh Yasmin, beberapa pengawal sudah menanti kedatangan Brian dan siap untuk memberi pengawalan untuknya.

“Mau kemana pagi ini?” tanya Brian singkat.

“S-saya mau langsung ke kampus saja, tuan! Setelah itu baru saya akan menyelesaikan urusan saya,” jawab Yasmin dengan tutur kata yang sangat sopan.

“Baiklah! Aku akan mengantarkanmu sampai ke kampus! Sekarang masuklah!”

Yasmin menganggukkan kepalanya lemah dan langsung mengikuti perintah dari tuannya. Di sepanjang perjalanan hanya keheningan yang tercipta. Yasmin yang sudah memikirkan tentang bagaimana kondisi sang nenek. Sementara Brian? Tentu saja dia memikirkan gadis yang saat ini bersama dengan dirinya.

“Biasanya aku membiarkan para gadis-gadis itu pergi begitu saja. Tapi kenapa dia seolah menahanku untuk tetap ingin mengawasinya? Entahlah! Ini benar-benar sangat konyol! Bisa-bisa aku menjadi gila setelah ini,” gumam Brian di dalam hati sembari memalingkan wajahnya untuk memilih melihat kearah luar jendela. Hingga dia tidak menyadari jika perjalanan mereka cukup singkat. Mobil yang mereka tumpangi kini sudah tiba tepat di halaman lobi kampus.

“T-terimakasih untuk semuanya, tuan! K-kontrak kita berakhir sampai disini dan saya berterimakasih banyak karena anda sudah menerima semua permintaan saya tanpa ada kurang,” ujar Yasmin sebelum dirinya turun dari mobil.

Namun, Brian tidak menjawab ucapan terimakasih dari Yasmin. Dia memilih untuk mempertahankan karakter congkak dan dinginnya.

“S-saya permisi dulu!”

Banyak sorotan mata yang tertuju pada saat Yasmin turun dari mobil BMW mewah itu. Tentu saja hal itu karena selama ini Yasmin selalu berkeringat setiap kali tiba di kampus akibat berlarian dan berdesakan di dalam angkutan umum. Namun, saat melihat Yasmin turun dari mobil mewah itu dengan pakaian barunya justru terlihat seperti seorang tuan putri dari keluarga kaya raya.

Masih tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Brian hingga dia benar-benar pergi meninggalkan Yasmin. Hanya tatapan tajamnya di balik kacamta hitam yang seolah berbicara kepada perempuan yang tengah tertunduk hormat kepada dirinya. Untungnya, kaca mobil milik Brian bermodel gelap. Sehingga tidak akan ada satupun dari teman-teman kampus Yasmin yang tahu bersama dengan siapa ia datang ke kampus pagi itu.

“Yasmin! Siapa dia? Tiba-tiba banget naik mobil mewah dan turun bak seorang putri!”

“Astaga, Intan! Mengagetkan saja!” ujar Yasmin tersentak ketika temannya tiba-tiba saja menepuk punggungnya dan membangunkan lamunannya.

“Yeaay! Tidak di jawab! Tapi kalau dilihat-lihat bukan dan sangat tidak mungkin jika itu paman lo! Lalu siapa?”

“Huufft! Ceritanya panjang, Tan! Nanti gue ceritain, deh! Kita masuk kelas saja dulu!” ujar Yasmin membuat rasa penasaran tumbuh pada Intan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo   Rumah Duka

    “Saya sudah memeriksanya dan obat yang ada di dalamnya memang berbeda, non! Saya juga sudah mengkonfirmasi rumah sakit bahwa mereka sama sekali tidak pernah mengeluarkan obat tanpa adanya surat rekomendasi dari pihak yang terkait. Jadi ini di luar dari rumah sakit, non!”Deg!Yasmin langsung terdiam mendengar penjelasan dari dokter. Dia langsung pergi ke rumah sakit tanpa mengurus neneknya setelah mengetahui neneknya telah tiada. Dia ingin mengetahui penyebab kematian Martha yang serba mendadak dan kekhawatirannya selama ini pun terjadi.“Paman! Aku yakin semua ini karena ulah paman!” gerutu Yasmin dengan penuh rasa amarah di dalam hatinya.“Baiklah, dok! Untuk mengetahui semuanya dengan lebih jelas, aku ingin melakukan autopsy!” ujar Yasmin mengambil keputusan sepihak. Sementara setelah pengumuman kematian dari Martha, Hans langsung mengambil Martha dari rumah yassmin untuk mengadakan pelepasan terakhir di rumah megahnya dengan menghadirkan semua kolega-kolega bisnisnya. Tentu saja h

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo    Kehilangan

    Bugh!Setelah tiba di rumah, Yasmin langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Dia membuang nafassnya dengan cukup berat setelah satu hari yang cukup melelahkan bagi tubuh dan juga pikirannya. Pertemuan yang kesekian kali denga Brian membuat Yasmin kembali memikirkannya.“Non, nenek memanggil anda!” ujar suster membangunkan lamunan Yasmin.“Huuft! iya, sus! Aku akan segera ke kamar nenek!”Yasmin kembali menarik nafasnya panjang sambil beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan dengan sisa tenaga menuju ke kamar Martha.Ceklek!Perlahan dia membuka pintu kamar neneknya dan masuk tanpa lebih dulu mengetuk pintu. Seperti biasa suasananya cukup hening. Hanya terdengar suara dari monitor yang terus terpasang pada pergelangan tangannya untuk terus memantau kondisi kesehatannya.“Nenek? Apakah kau memanggilku?” ujar Yasmin saat dirinya sudah berada tepat di samping neneknya yang tengah berbaring untuk beristirahat.Dengan sekuat tenaga Martha membuka kedua matanya dan memaksaka

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo   Nge-Date

    Hari minggu yang cukup berbeda dari biasanya bagi Yasmin. Pagi-pagi sekali dia harus berdandan rapi hanya untuk menemui pria yang sudah dijadwalkan oleh Martha untuk dirinya.“Aiih! Cucu nenek cantik sekali. Semoga berhasil, ya! Ingat! Jalani dengan normal. Nenek tidak ingin jika kau tidak menaruh hormat dengannya. Semua adalah kolega nenek, dan nenek akan memantaunya,” ujar Martha saat Yasmin tiba di kamarnya sebelum pergi.Yasmin membuang nafasnya berat.“Baiklah, nek! Yasmin pergi dulu!”“Semoga berhasil!”Yasmin pergi dengan menggunakan taxi seperti biasanya saat sedang ke kampus. Martha menyiapkan pertemuan mereka pada sebuah restaurant yang cukup berkelas. Padahal, justru selama ini dia akan datang pada restaurant-restaurant tersebut untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Namun, saat ini dia yang akan menjadi pengunjung di salah satu restaurant mewah itu.“Permisi, mbak! Reservasi atas nama nyonya Martha?”“Aah, ya! Dengan nona Yasmin?”Yasmin menganggukkan kepalanya lemah sembari

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo   Kandidat Jodoh

    “Yasmin pulang!”Yasmin berteriak saat dirinya sampai di rumah tepat pukul 11 malam. Tempat yang pertama ia tuju adalah kamar Martha. Namun, ketika dia datang menemui neneknya di dalam kamar, hanya keheningan yang terasa.“Nenek! Yasmin pulang! Maaf hari ini Yasmin telat pulang dan tidak memberikan kabar kepada nenek. Ponsel Yasmin lowbet lupa untuk mengisi daya. Sementara Intan tadi lebih dulu mengajak Yasmin untuk pergi makan sebelum pulang, itulah sebabnya dia Yasmin pulang telat,” ujar Yasmin menjelaskan dengan suara pelan karena takut mengganggu istirahat sang nenek. Namun, Yasmin merasa cukup aneh dengan perempuan paruh baya yang tengah terlelap dihadapannya. biasanya Martha akan cepat merespon setiap kali mendengar suaranya. Tapi kali ini tidak. Dia masih dalam posisi yang sama terdiam tanpa bergerak sedikitpun.“Nenek? Kau sudah tertidur pulas, ya?” sambungnya.Martha masih terdiam tanpa berkutik sekalipun Yasmin mulai memegang tangannya dan sedikit menggoyang-goyangkan tubuhn

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo   Galau

    “Ini gaji kamu hari ini, ya! Aku harap untuk besok kau bisa datang lebih awal lagi jika gajimu ingin bertambah!”Bugh!Yasmin merebahkan tubuhnya sejenak pada tempat duduk di ruang istirahat karyawan pada tempat kerjanya. Dia melihat kearah jarum jam yang sudah menunjukkan hampir tengah malam.“Huuft! Sampai kapan hidupku seperti ini! Kali ini benar-benar terasa sangat melelahkan!” keluh Yasmin sembari memejamkan kedua matanya untuk beberapa menit saja.[“Carilah jodoh secepatnya! Nenek rasa itu akan memudahkanmu untuk menyelesaikan semua yang ingin kau capai. Dia juga akan melindungimu dari pamanmu yang s erakah itu!”]Ucapan Martha kepada dirinya terus terputar di dalam pikiran. Yasmin benar-benar terdesak dengan permintaan sang nenek yang terus-menerus mendesak agar dirinya secepatnya bisa menemukan jodoh. Pasalnya dia sama sekali tidak mempunyai seorang pria untuk saat ini.Yasmin langsung membuka kedua matanya lebar sembari membuang nafasnya berat.“Hufftt! Bagaimana bisa orang s

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo   Datang Meminta Warisan

    Yasmin sangat bersyukur bisa kembali pulang bersama dengan neneknya. Dia terlihat mengurus Martha dengan sangat baik sebelum meninggalkan dirinya untuk kembali bekerja.“Sebentar lagi kamu ulang tahun, ya! Memasuki usia 25 tahun. Nenek pikir usia itu sudah matang untuk kamu menikah!”Yasmin langsung menghentikan aktifitasnya terkejut dengan kalimat yang kembali keuar dari ucapan sang nenek. Sudah dua kali dia berbicara tentang jodoh kepada dirinya. Padahal Yasmin pun tidak pernah memikirkan hal itu. Dia benar-benar terus fokus untuk tujuannya.Yasmin menarik nafasnya panjang dan membuangnya perlahan dan melangkahkan kakinya menghampiri sang nenek. Sementara Intan yang masih ada bersama dengan dirinya terus membantu Yasmin untuk membereskan beberaoa barang-barangnya yang baru saja ia bawa dari rumah sakit. Dia pun turut mendengarkan percakapan antara sahabat dengan neneknya.“Nenek! Ayolah! Kenapa nenek bersikeras menginginkan aku agar bisa cepat menikah? Yasmin masih harus menyelesaik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status