“Hah! Astaga! Sudah siang dan apa ini?”
Yasmin yang terbangun dan melihat dirinya masih dalam keadaan telanjang dan tengah berada di pelukan Brian langsung beranjak dan bergegas untuk bangun dari tempat tidurnya. Dia melihat dirinya lekat di hadapan cermin sembari terlihat menyesali perbuatannya. Seharusnya dia langsung ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya malam itu juga.
“Astaga, Yasmin! Kenapa sampai satu malam penuh? Seharusnya aku sudah langsung beranjak dari tempat tidur malam itu dan sesegara mungkin untuk mengenakan pakainku! Bagaimana mungkin aku masih membiarkannya sampai pagi begini! Untung saja aku terbangun lebih dulu dari tuan Brian,” sambung Yasmin sibuk menceramahi dirinya sendiri.
Tok! Tok!
“Cepatlah di dalam kamar mandi! Aku juga ingin ke kamar mandi untuk membersihkan badanku!”
Deg!
Yasmin langsung tersentak ketika mendengar suara dari luar pintu kamar mandi setelah beberapa detik dirinya masuk.
“Tuan Brian? Sudah bangun? Tapi kenapa secepat itu? Bukankah saat aku beranjak dari tempat tidur dia terlihat masih cukup pulas tertidur?” gumam Yasmin merasa aneh.
Tok! Tok!
“Ayolah! Aku bisa terlambat untuk pergi ke kantor! Dalam 5 menit jika kau tidak keluar dari kamar mandi, aku akan paksa masuk juga ke dalam!”
“I-iya, tuan! S-sebentar lagi!” jawab Yasmin seketika ketika mendengar ancaman dari laki-laki di balik pintu kamar mandi.
Sementara itu, justru Brian tersenyum saat mendengar jawaban dari Yasmin.
“Shhiit! Perempuan itu benar-benar mempunyai daya tarik sendiri buat diriku! Tapi hari ini kontrakku dengannya sudah berakir! Huufft, bagaimana caranya biar dia tetap berada dalam penglihatanku. Satu malam yang benar-benar membuatku gila, hingga rasanya aku tidak ingin dia pergi,” ujar Brian di dalam hati sembari menikmati segelas teh hangat yang baru saja dikirimkan pelayan rumah untuknya di dalam kamar sebagai permulaan sarapan pagi.
Ceklek!
Tepat 5 menit Yasmin berada di dalam kamar mandi. Dia berjalan perlahan dengan merundukkan kepalanya untuk memalingkan tatapannya pada laki-laki yang kini hanya mengenakan handuk kimono saja. Yasmin pun memegangi rapat handuk kimononya memastikan tidak ada satu tubuh private nya terlihat kembali oleh Brian.
“Aku sudah menyiapkan pakaian baru untukmu! Ku rasa pakaian yang kau kenakan kemarin sudah kotor dan tidak bisa kau kenakan lagi hari ini. Setelah semua sudah siap, kita sarapan dulu di bawah! Setelah itu baru aku akan antarkan kamu!” ujar Brian sebelum dirinya melangkahkan kaki masuk ke kamar mandi.
“T-trimakassih, Bri-! Eh, maksud saya tuan Brian. Tapi sepertinya aku bisa pergi sendiri. Jadi kau tidak perlu repot-repot untuk mengantarkan aku,” tolak Yasmin masih dalam keadaan tertunduk.
“Tidak masalah! Semakin kau menolaknya, semakin aku menginginkannya!” jawab singkat Brian tepat ditelinga Yasmin saat akan melenggangkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar mandi.
“Ohhh Astaga! Masih saja laki-laki itu membuntutiku! Huufft, oke Yasmin! Tenang saja! Hanya beberapa jam sampai ke kampus, setelah itu semuanya berakhir!” ujar Yasmin menguatkan dirinya sendiri.
Yasmin langsung bergegas mengganti pakaian yang sudah disiapkan entah siapa di atas kasur yang juga sudah tertata rapi. Cukup satu kali dan satu malam itu saja dia merelakan tubuh indahnya. Dia tidak ingin hal itu kembali terjadi kepada dirinya. Dia hanya berharap kelak akan mendapatkan seorang laki-laki yang bisa menerima dirinya setelah kejadian malam kemarin bersama dengan tuan muda CEO kaya raya.
Ceklek!
Yasmin langsung kembali merundukkan kepala ketika mengetahui Brian baru saja keluar dari kamar mandi. Kali ini hanya selembar handuk yang menutupi bagian perut hingga lututnya saja. Tubuh kekarnya ia biarkan terlihat telanjang mata oleh Yasmin. Memang indah, tapi Yasmin memilih untuk memalingkan wajahnya.
“Cckk! Kenapa kau seperti ketakutan. Bahkan kau sudah melihat semuanya semalaman bukan?” celetuk Brian sedikit menggoda Yasmin. Benar saja Yasmin langsung membulatkan kedua matanya mendengar kalimat tersebut.
Brian masih cukup santai dengan apa yang ia lakukan. Dia bahkan mengganti pakaiannya di kamar itu juga tidak peduli Yasmin yang mencoba menghindarinya.
“Kalau kamu sudah siap dengan seperti itu, kita keluar dan turun sekarang! Waktuku rasanya tidak banyak lagi. itu semua gara-gara kamu, Yasmin!”
Yasmin mengernyitkan dahinya heran mendengar pernyataan yang baru saja ia dengar.
“Hah? Bagaimana karena aku?” tanya Yasmin heran.
Mereka berdua keluar dari kamar bersama-sama. Satu persatu tangga yang mewah mereka lewati. Sudah banyak pelayan yang menyambut kedatangan mereka. sudah seperti menyambut seorang istri dan suami yang baru saja keluar dari kamar mereka.
“Kenapa bengong? Kau ingin memperlambat waktuku? Cepat santap sarapan ini!” perintah Brian melihat Yasmin kebingungan melihat banyaknya hidangan dihadapannya.
“B-baik, tuan!”
Setelah mereka menyantap sarapan yang sudah disiapkan, sebuah mobil BMW mewah sudah terparkir di depan teras rumah. Dan seperti yang sudah beberapa kali dilihat oleh Yasmin, beberapa pengawal sudah menanti kedatangan Brian dan siap untuk memberi pengawalan untuknya.
“Mau kemana pagi ini?” tanya Brian singkat.
“S-saya mau langsung ke kampus saja, tuan! Setelah itu baru saya akan menyelesaikan urusan saya,” jawab Yasmin dengan tutur kata yang sangat sopan.
“Baiklah! Aku akan mengantarkanmu sampai ke kampus! Sekarang masuklah!”
Yasmin menganggukkan kepalanya lemah dan langsung mengikuti perintah dari tuannya. Di sepanjang perjalanan hanya keheningan yang tercipta. Yasmin yang sudah memikirkan tentang bagaimana kondisi sang nenek. Sementara Brian? Tentu saja dia memikirkan gadis yang saat ini bersama dengan dirinya.
“Biasanya aku membiarkan para gadis-gadis itu pergi begitu saja. Tapi kenapa dia seolah menahanku untuk tetap ingin mengawasinya? Entahlah! Ini benar-benar sangat konyol! Bisa-bisa aku menjadi gila setelah ini,” gumam Brian di dalam hati sembari memalingkan wajahnya untuk memilih melihat kearah luar jendela. Hingga dia tidak menyadari jika perjalanan mereka cukup singkat. Mobil yang mereka tumpangi kini sudah tiba tepat di halaman lobi kampus.
“T-terimakasih untuk semuanya, tuan! K-kontrak kita berakhir sampai disini dan saya berterimakasih banyak karena anda sudah menerima semua permintaan saya tanpa ada kurang,” ujar Yasmin sebelum dirinya turun dari mobil.
Namun, Brian tidak menjawab ucapan terimakasih dari Yasmin. Dia memilih untuk mempertahankan karakter congkak dan dinginnya.
“S-saya permisi dulu!”
Banyak sorotan mata yang tertuju pada saat Yasmin turun dari mobil BMW mewah itu. Tentu saja hal itu karena selama ini Yasmin selalu berkeringat setiap kali tiba di kampus akibat berlarian dan berdesakan di dalam angkutan umum. Namun, saat melihat Yasmin turun dari mobil mewah itu dengan pakaian barunya justru terlihat seperti seorang tuan putri dari keluarga kaya raya.
Masih tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Brian hingga dia benar-benar pergi meninggalkan Yasmin. Hanya tatapan tajamnya di balik kacamta hitam yang seolah berbicara kepada perempuan yang tengah tertunduk hormat kepada dirinya. Untungnya, kaca mobil milik Brian bermodel gelap. Sehingga tidak akan ada satupun dari teman-teman kampus Yasmin yang tahu bersama dengan siapa ia datang ke kampus pagi itu.
“Yasmin! Siapa dia? Tiba-tiba banget naik mobil mewah dan turun bak seorang putri!”
“Astaga, Intan! Mengagetkan saja!” ujar Yasmin tersentak ketika temannya tiba-tiba saja menepuk punggungnya dan membangunkan lamunannya.
“Yeaay! Tidak di jawab! Tapi kalau dilihat-lihat bukan dan sangat tidak mungkin jika itu paman lo! Lalu siapa?”
“Huufft! Ceritanya panjang, Tan! Nanti gue ceritain, deh! Kita masuk kelas saja dulu!” ujar Yasmin membuat rasa penasaran tumbuh pada Intan.
“APA? PEREMPUAN PANGGILAN?”Yasmin yang sudah ditunggu oleh sahabatnya untuk bercerita hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah dengan tanpa tenaga.“Elo benar-benar gila! Bagaimana bisa lo lakuin hal itu?”“Huufft! Gue benar-benar terhimpit, Tan! Gue tidak tahu bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu sekejap. Gue tidak mau jika paman gue yang licik itu mengambil nenek dari gue.”“Hallo! Kenapa lo tidak memikirkan gue? Gue bisa bantuin lo! Gue bisa kasih uang buat bantuin lo tanpa harus terlibat dengan laki-laki yang bahkan kamu tidak tahu asal-usulnya itu!” sahut Intan.“Hem! Saat itu aku langssung bertemu dengan dia. Ya, tidak ada kata lain selain nasi sudah menjadi bubur.”Yasmin semakin tidak bertenaga. Dia memilih untuk menelungkupkan kepalanya sembari membuang nafasnya perlahan.“Setelah ini gue akan ke rumah sakit untuk melihat kondisi nenek. Gue benar-benar butuh istirahat! Gue lelah!” ujar Yasmin memutuskan untuk memejamkan kedua matanya sejenak
[“Yasmin. Kau dimana? Bibi sedang bersama dengan nenekmu. Kami menemukan nenekmu tergeletak di halaman rumah. Dan kami sudah berada di rumah sakit untuk penanganan nenekmu!”]Deg!Yasmin yang baru saja menyalakan ponselnya, langsung terbelalak mendengar sebuah kabar tentang neneknya. 20 tahun Yasmin hanya tinggal seorang diri bersama dengan sang nenek. Sejak kedua orang tuanya meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Tidak seorang pun dari sanak saudara yang suka rela menampung gadis cantik bernama Yasmin Charlotte setelah berhasil merampas semua harta kekayaan milik ayahnya.“Yasmin! Temenin gue makan sambil hangout, dong! Gue bete, nih! Moody banget! Nanti gue anterin lo langsung ke tempat kerja lo, deh!”“Duh, sorry! Gue tidak bisa, Tan! Next time, ya! Gue harus cepat-cepat ke rumah sakit! Nenek gue terjatuh dan tidak sadarkan diri. Sekarang dia dirawat disana!” ujar Yasmin dengan sangt panik menolak tawaran sahabatnya. Dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari
Tiinnn!Brak!Bugh!“Arrgghhh!” pekik Yasmin saat tubuhnya sudah terhempas di pinggir jalan.Hari semakin gelap dan Yasmin terus berfikir agar bisa mendapatkan uang yang sudah dijanjikan oleh pamannya. Sebab itulah dia tidak cukup fokus dengan keadaan sekitar.Plak!Plak!Plak!Yasmin yang masih merintih tengah kesakitan perlahan mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah kaki yang mendekat kearahnya. Dia melihat kearah Yassmin yang tengah merintih kesakitan akibat mobil yang ia kendarai telah sedikit menyentuhnya.“Apa semuanya baik-baik saja? Jika semuanya baik-baik saja segeralah bangun dan menyingkirlah! Karena mobil tuanku terhenti karena kau masih tersungkur disini!”Kedua mata Yasmin terbelalak mendengar ucapan dari salah seorang yang datang kepada dirinya. Bukannya permintaan maaf yang ia dapatkan. Namun, justru meminta untuk segera berdiri dan bangun seperti tidak terjadi apa-apa.Yasmin pun berusaha untuk bangun tanpa bantuan laki-laki yang mendatanginya. Dia segera mema
Juan menyodorkan kertas kosong untuk kemudian bisa diisi oleh Yassmin apa sasja yang harus dipenuhi dengan tuannya. Peluh keringat Yasmin bahkan bercucuran saat dia mulai menulisnya.“I-ini kontrak perjanjiannya!”“Kau bisa menandatanganinya disini!”“T-tapi, bisakah aku meminta gaji dimuka sebesar 1,5 milyar itu?” ujar Yassmin sambil menggigit jari mengatakan keinginannya dihadapan Juan.“Seperti yang sudah dikatakan oleh tuan Brian tadi. apapun yang kau minta dank au tuliskan di dalam kontrak akan dipenuhi.”Yasmin berusaha mengusir rasa takutnya. Karena memang ini untuk kali pertama dia bekerja untuk melayani seorang CEO muda kaya raya. Walaupun CEO itu sangat tampan dan mustahil jika seorang perempuan bisa menolaknya. Tapi tetap saja ada perasaan takut karena untuk pertama kalinya. “Baiklah, nona! Semua persyaratanmu sudah disetuji oleh tuan Brian. Kau bisa bersiap untuk segera ikut dengan kami.”Deg!Sementara itu, Juan memberikan perintah kepada supir yang sudah mengantarkan Ya
“Aku memang terlihat tampak lebih menarik saat mengenakan gaun ini. Semua lekuk tubuhku terlihat begitu menggoda bahkan saat kupandangi sendiri. bertahun-tahun lamanya aku menjaga kesucian tubuh ini. namun, beberapa saat nanti, aku akan menyerahkan dan merelakannya hanya untuk uang. Tapi semuanya aku lakukan hanya untuk nenek!”Yasmin terus-menerus memandangi dirinya di depan ceriman saat gaun indah selembut sutra sudah membalut tubuhnya. Rambutnya berwarna kecoklatan tergerai dengan indah dengan riasan wajah sederhana tapi terlihat begitu menawan. Itulah kelebihan yang dimiliki oleh Yasmin yang membuat siapapun yang melihatnya sudah pasti tergoda.Tik! Tok! Tik! Tok! Jam diniding terus berjalan. Kini Yasmin tengah menunggu kedatangan seseorang dengan hati dan perasaan yang sedikit cemas sembari memegang liontin pemberian mendiang orang tuanya.“Aku akan menunggu satu jam lagi. Saat itu juga aku merelakan kesucianku ini,” sambung Yasmin terus mena
“APA? PEREMPUAN PANGGILAN?”Yasmin yang sudah ditunggu oleh sahabatnya untuk bercerita hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah dengan tanpa tenaga.“Elo benar-benar gila! Bagaimana bisa lo lakuin hal itu?”“Huufft! Gue benar-benar terhimpit, Tan! Gue tidak tahu bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu sekejap. Gue tidak mau jika paman gue yang licik itu mengambil nenek dari gue.”“Hallo! Kenapa lo tidak memikirkan gue? Gue bisa bantuin lo! Gue bisa kasih uang buat bantuin lo tanpa harus terlibat dengan laki-laki yang bahkan kamu tidak tahu asal-usulnya itu!” sahut Intan.“Hem! Saat itu aku langssung bertemu dengan dia. Ya, tidak ada kata lain selain nasi sudah menjadi bubur.”Yasmin semakin tidak bertenaga. Dia memilih untuk menelungkupkan kepalanya sembari membuang nafasnya perlahan.“Setelah ini gue akan ke rumah sakit untuk melihat kondisi nenek. Gue benar-benar butuh istirahat! Gue lelah!” ujar Yasmin memutuskan untuk memejamkan kedua matanya sejenak
“Hah! Astaga! Sudah siang dan apa ini?”Yasmin yang terbangun dan melihat dirinya masih dalam keadaan telanjang dan tengah berada di pelukan Brian langsung beranjak dan bergegas untuk bangun dari tempat tidurnya. Dia melihat dirinya lekat di hadapan cermin sembari terlihat menyesali perbuatannya. Seharusnya dia langsung ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya malam itu juga.“Astaga, Yasmin! Kenapa sampai satu malam penuh? Seharusnya aku sudah langsung beranjak dari tempat tidur malam itu dan sesegara mungkin untuk mengenakan pakainku! Bagaimana mungkin aku masih membiarkannya sampai pagi begini! Untung saja aku terbangun lebih dulu dari tuan Brian,” sambung Yasmin sibuk menceramahi dirinya sendiri.Tok! Tok!“Cepatlah di dalam kamar mandi! Aku juga ingin ke kamar mandi untuk membersihkan badanku!”Deg!Yasmin langsung tersentak ketika mendengar suara dari luar pintu kamar mandi setelah beberapa detik dirinya masuk.“Tuan Brian? Sudah bangun? Tapi kenapa secepat itu? Bukankah saat a
“Aku memang terlihat tampak lebih menarik saat mengenakan gaun ini. Semua lekuk tubuhku terlihat begitu menggoda bahkan saat kupandangi sendiri. bertahun-tahun lamanya aku menjaga kesucian tubuh ini. namun, beberapa saat nanti, aku akan menyerahkan dan merelakannya hanya untuk uang. Tapi semuanya aku lakukan hanya untuk nenek!”Yasmin terus-menerus memandangi dirinya di depan ceriman saat gaun indah selembut sutra sudah membalut tubuhnya. Rambutnya berwarna kecoklatan tergerai dengan indah dengan riasan wajah sederhana tapi terlihat begitu menawan. Itulah kelebihan yang dimiliki oleh Yasmin yang membuat siapapun yang melihatnya sudah pasti tergoda.Tik! Tok! Tik! Tok! Jam diniding terus berjalan. Kini Yasmin tengah menunggu kedatangan seseorang dengan hati dan perasaan yang sedikit cemas sembari memegang liontin pemberian mendiang orang tuanya.“Aku akan menunggu satu jam lagi. Saat itu juga aku merelakan kesucianku ini,” sambung Yasmin terus mena
Juan menyodorkan kertas kosong untuk kemudian bisa diisi oleh Yassmin apa sasja yang harus dipenuhi dengan tuannya. Peluh keringat Yasmin bahkan bercucuran saat dia mulai menulisnya.“I-ini kontrak perjanjiannya!”“Kau bisa menandatanganinya disini!”“T-tapi, bisakah aku meminta gaji dimuka sebesar 1,5 milyar itu?” ujar Yassmin sambil menggigit jari mengatakan keinginannya dihadapan Juan.“Seperti yang sudah dikatakan oleh tuan Brian tadi. apapun yang kau minta dank au tuliskan di dalam kontrak akan dipenuhi.”Yasmin berusaha mengusir rasa takutnya. Karena memang ini untuk kali pertama dia bekerja untuk melayani seorang CEO muda kaya raya. Walaupun CEO itu sangat tampan dan mustahil jika seorang perempuan bisa menolaknya. Tapi tetap saja ada perasaan takut karena untuk pertama kalinya. “Baiklah, nona! Semua persyaratanmu sudah disetuji oleh tuan Brian. Kau bisa bersiap untuk segera ikut dengan kami.”Deg!Sementara itu, Juan memberikan perintah kepada supir yang sudah mengantarkan Ya
Tiinnn!Brak!Bugh!“Arrgghhh!” pekik Yasmin saat tubuhnya sudah terhempas di pinggir jalan.Hari semakin gelap dan Yasmin terus berfikir agar bisa mendapatkan uang yang sudah dijanjikan oleh pamannya. Sebab itulah dia tidak cukup fokus dengan keadaan sekitar.Plak!Plak!Plak!Yasmin yang masih merintih tengah kesakitan perlahan mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah kaki yang mendekat kearahnya. Dia melihat kearah Yassmin yang tengah merintih kesakitan akibat mobil yang ia kendarai telah sedikit menyentuhnya.“Apa semuanya baik-baik saja? Jika semuanya baik-baik saja segeralah bangun dan menyingkirlah! Karena mobil tuanku terhenti karena kau masih tersungkur disini!”Kedua mata Yasmin terbelalak mendengar ucapan dari salah seorang yang datang kepada dirinya. Bukannya permintaan maaf yang ia dapatkan. Namun, justru meminta untuk segera berdiri dan bangun seperti tidak terjadi apa-apa.Yasmin pun berusaha untuk bangun tanpa bantuan laki-laki yang mendatanginya. Dia segera mema
[“Yasmin. Kau dimana? Bibi sedang bersama dengan nenekmu. Kami menemukan nenekmu tergeletak di halaman rumah. Dan kami sudah berada di rumah sakit untuk penanganan nenekmu!”]Deg!Yasmin yang baru saja menyalakan ponselnya, langsung terbelalak mendengar sebuah kabar tentang neneknya. 20 tahun Yasmin hanya tinggal seorang diri bersama dengan sang nenek. Sejak kedua orang tuanya meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Tidak seorang pun dari sanak saudara yang suka rela menampung gadis cantik bernama Yasmin Charlotte setelah berhasil merampas semua harta kekayaan milik ayahnya.“Yasmin! Temenin gue makan sambil hangout, dong! Gue bete, nih! Moody banget! Nanti gue anterin lo langsung ke tempat kerja lo, deh!”“Duh, sorry! Gue tidak bisa, Tan! Next time, ya! Gue harus cepat-cepat ke rumah sakit! Nenek gue terjatuh dan tidak sadarkan diri. Sekarang dia dirawat disana!” ujar Yasmin dengan sangt panik menolak tawaran sahabatnya. Dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari