“APA? PEREMPUAN PANGGILAN?”
Yasmin yang sudah ditunggu oleh sahabatnya untuk bercerita hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah dengan tanpa tenaga.
“Elo benar-benar gila! Bagaimana bisa lo lakuin hal itu?”
“Huufft! Gue benar-benar terhimpit, Tan! Gue tidak tahu bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu sekejap. Gue tidak mau jika paman gue yang licik itu mengambil nenek dari gue.”
“Hallo! Kenapa lo tidak memikirkan gue? Gue bisa bantuin lo! Gue bisa kasih uang buat bantuin lo tanpa harus terlibat dengan laki-laki yang bahkan kamu tidak tahu asal-usulnya itu!” sahut Intan.
“Hem! Saat itu aku langssung bertemu dengan dia. Ya, tidak ada kata lain selain nasi sudah menjadi bubur.”
Yasmin semakin tidak bertenaga. Dia memilih untuk menelungkupkan kepalanya sembari membuang nafasnya perlahan.
“Setelah ini gue akan ke rumah sakit untuk melihat kondisi nenek. Gue benar-benar butuh istirahat! Gue lelah!” ujar Yasmin memutuskan untuk memejamkan kedua matanya sejenak ditengah riuhnya para mahasiswi lainnya di kantin kampus. Intan yang melihat sahabatnya menggelengkan kepalanya lemah. tidur di tengah keramaian orang memang cukup biasa dilakukan oleh Yasmin. Hal itu sudah biasa dilakukan dirinya sebelum menjalankan pekerjaan paruh waktunya. Itulah sebabnya Intan membiarkan sahabatnya tertidur beberapa waktu untuk mengistirahatkan dan memulihkan tenaganya.
5 menit waktu yang cukup digunakan untuk Yasmin hanya sekedar menaruh rasa lelahnya. Dia terbagun tanpa peduli beberapa sorotan mata memperhatikan dirinya. “Hooaamm! Sudah waktunya, gue harus pergi!” ujar Yasmin melihat kearah jarum jam yang terpasang pada pergelangan tangan kirinya.
“Gue anterin! Sekalian jenguk nenek lo!” ujar Intan menahan sahabatnya yang baru akan beranjak dari tempat duduknya.
“Tunggu! Gue mau bayar makanan ini dulu!”
“Gue nitip bayarin dong, Tan!”
“Iya, nyonya! Gue akan sekalian bayarin lo. Ya, walaupun lo pasti lupa jika baru saja menjadi seorang milyader dengan mendapatkan uang 1,5M dengan begitu mudanya,” celetuk Intan menggoda sahabatnya.
“Aahh! Sialan, lo!”
*****
“Hai, nek! Bagaimana tiga hari ini? Kenapa nenek tidak bangun-bangun? Yasmin sudah berada disini untuk nenek! Jujur kalau Yasmin benar-benar sangat bosan berada disini. coba kalau kita dirumah, Yasmin akan menghibur nenek sepanjang hari. Yasmin akan bercerita untuk nenek, memasak untuk nenek, dan tidur bersama sambil berpelukan. Kita pulang yuk, nek! Tapi nenek harus bangun!”
Yasmin terus berusaha agar neneknya bisa sadarkan diri. Dia terus mengajak ngobrol seolah-oleh neneknya bisa mendengarkan dirinya berbicara. Sekalipun suasana di dalam ruangan itu sangat sunyi.
“Oh! Yasmin! Lihatlah itu!”
Intan sedikit mengejutkan Yasmin dengan tiba-tiba berteriak sembari menunjukkan kepada dirinya gerakan tangan sang nenek yang sedikit bergerak setelah Yasmin bercerita kepadanya. Dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya sembari membulatkan kedua matanya.
“Panggil dokter, Yas! Sepertinya nenekmu bisa mendengarkan dirimu! Nenekmu akan segera sadar!”. Yasmin menganggukkan kepalanya dengan kuat dan langsung bergegas keluar dari dalam ruangan untuk mencari suster ataupun dokter.
“Sus! Tolong nenek saya! Sepertinya dia sudah sadarkan diri. Aku melihat tangannya bergerak.”
“Baik, nona! Sebentar! Saya hubungi dokter khususnya agar bisa segera keruangan anda dan memeriksa keadaan nenek anda.”
“Baik, sus! Terimakasih!”
Yasmin benar-benar bisa bernafas dengan lega melihat keajaiban yang saat ini terjadi kepada dirinya. Dia bahkan tidak berhenti-hentinya untuk bersyukur.
“Permisi, non!”
Yasmin dan Intan langsung beranjak dari tempatnya saat melihat dokter dan suster yang sudah tiba di dalam ruangan sang neneknya. Mereka saling berpelukan dan saling berharap mendapatkan kabar yang terbaik.
“Bagaimana, dok? Apakah nenek saya akan segera sadarkan diri?” tanya Yasmin setelah melihat dokter telah menyelesaikan tugasnya.
“Benar! Saya sudah memberikan obat tambahan juga kepada nenekmu. Semoga dengan itu bisa membantu menyadarkan nenekmu dengan cepat!”
Yasmin langsung tersenyum mendapatkan kabar itu. Dia memeluk sahabatnya dengan sangat erat untuk meluapkan rasa bahagia di dalam dirinya. Bahkan dia tidak memperdulikan lagi suster dan doketr yang hendak akan meninggalkan dirinya.
Tuut! Tutt! Tuutt! Tuut!
Yasmin terus menunggu neneknya sadar setelah apa yang sudah terjadi beberapa menit yang lalu. Namun, mata nenek Yassmin masih belum kunjung terbuka. Beberapa menit dia sangat senang, tapi untuk saat ini dia merasa kembali cemas.
“Huuh! Aduh, Yasmin! Bisa tidak lo diam mondar-mandir seperti itu? Gue benar-benar pusing lihat lo!”
Yasmin membuang nafas beratnya. “Dokter bilang jika nenek akan sadarkan diri. Tapi sampai sekarang belum bangun juga, Tan?”
“Aduh, Yas! Lo harus sabar! Mending lo sekarang duduk yang tenang dan gue akan keluar buat beli makanan. elo belum makan sejak dari kampus tadi. kebetulan gue juga lapar.”
Yasmin membuang nafasnya dan berjalan untuk memilih duduk di tempat Intan dan merebahkan tubuhnya.
“Baiklah! Aku akan tetap disini!”
Beberapa waktu berlalu. Sembari menunggu neneknya sadar, Yasmin membuka laptop bututnya untuk mengerjakan beberapa tugas yang baru saja ia dapatkan dari dalam kelas di kampus. Mengerjakan tugas dimanapun tempatnya sudah menjadi hal yang biasa untuk Yasmin. Bahkan dia biasa mengerjakan tugas-tugasnya ditengah banyaknya pekerjaan sebagai pekerja paruh waktu.
“Y-yasmin! Y-yasmin, A-apakah kau disana?”
Yasmin terperangah saat mendengar suara rintihan yang terdengar tidak begitu jelas memanggil namanya.
“Nenek!” dia segera berdiri saat mengetahui neneknya bersuara dan bergegas menghampiri dirinya. Dia juga membantu neneknya untuk melepaskan selang alat bantu pernafasan agar bisa dengan muda dan jelas saat berbicara.
“Nenek! Akhirnya nenek sadar juga! Yasmin benar-benar khawatir dengan keadaan nenek lagi. Tolong jangan seperti ini lagi ya, Nek! Yasmin masih membutuhkan nenek untuk Yasmin hidup!”
Nenek Yasmin terkekeh mendengar keluhan cucunya. Dia seperti kembali ke masa kanak-kanaknya saat setiap kali berada dalam pelukan neneknya.
“Bersama dengan siapa kau disini? Apakah dengan pamanmu?”. Dengan cepat Yasmin menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari sang nenek yang biasa dipanggil nyonya Martha.
“Sekarang, Yasmin hanya berdua bersama dengan Intan untuk menjaga nenek. Tapi dia sedang keluar membeli beberapa makanan untuk Yasmin.”
“Lalu? Dengan apa kau membayar semua ini? Bukankah perawatan di ruangan ini cukup mahal untuk pekerja paruh waktu sepertimu ini?”
Deg!
Yasmin langsung terdiam mendengar celetukannya. Mustahil jika Yasmin mengatakan apa yang sudah terjadi sebenarnya dihadapan sang nenek.
Ceklek!
Yasmin tersentak ketika Intan membuka pintu ruangan neneknya begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Tapi, itu cukup menyelamatkan dirinya dari rasa tertegun karena memikirkan jawaban dari pertanyaan neneknya.
“Intan? Apa kau kembali merepotkan Intan untuk nenekmu ini?”
Intan yang sama sekali tidak tahu menahu kabar dalam ruangan yang baru beberapa menit ia tinggalkan terkejut begitu namanya disebutkan oleh Martha.
“Nenek? Kau sudah sadar? Syukurlah!” ujar Intan juga langsung mendekat kearah Martha dan juga Yassmin.
“Nenek benar-benar berterimakasih kepadamu karena sudah menjadi teman dan sahabat untuk cucuku ini. Maaf jika dia harus banyak merepotkan dirimu. Tapi berjanjilah untuk Intan. Suatu saat nanti kau akan mengembalikan semua uang perawatan untuk nenek kepada Intan,” sambung Martha membuat Intan semakin bingung. Namun, Intang sudah sangat hafal dengan sebuah kode yang tiba-tiba saja diberikan oleh Yasmin. Dia pun langsung berpura-pura dan terpaksa masuk ke dalam alur cerita sahabatnya.
“I-itu tidak perlu dipikirkan, nek! Yang terpenting nenek bisa segera sembuh lalu bisa kembali pulang. Yasmin akan sangat senang jika melihat nenek kembali pulih dengan cepat!” ujar Intan benar-benar membuat Yasmin bisa bernafas dengan lega.
“Semuanya sudah saya keluarkan, tuan! Mereka ini yang terbaik dari kriteria yang biasanya tuan inginkan.”“Bagaimana bisa semua ini kriteriaku? Lihatlah! Mereka semua benar-benae jauh dari standartku! Cepat carikan lagi perempuan-perempuan lainnya! Jangan sampai kalian merusak malamku!”Brian berteriak dihadapan kedua pengawal sekaligus asisten pribadinya saat mereka menyodorkan kembali beberapa foto perempuan untuk kebiasaannya. Tidak seperti biasanya yang selalu medapatkan satu wanita dari beberapa foto yang dibawa. Mereka pun terlihat cukup kebingungan dengan sikap tuannya yang tiba-tiba saja menjadi sangat selektif dalam pemilihannya.“Sialan! Gadis itu benar-benar tidak bisa hilang dalam ingatanku! Bahkan dia sudah membungkam nafsuku untuk bisa bersama dengan wanita-wanita lainnya itu,” gumam Brian di dalam hati. Nampaknya dia telah terpikat dengan Yasmin yang telah datang kepada dirinya beberapa waktu yang lalu. Pesona dan kecantikan Yasmin sudah memenuhi hati dan pikiran Brian.
“Aku datang untuk kembali ingin membuat kesepakatan bersamamu! Aku akan memberikanmu lebih dari apa yang sudah kamu minta kemarin. Jadi kau akan menerimanya kembali bukan?”Mereka masih berdiri dan saling beradu tatap. Yasmin belum memberikan jawaban dari apa yang sudah ditawarkan oleh Brian dengan begitu mudahnya. Bahkan dia mengatakannya tepat dihadapan Intan sahabatnya.“Kenapa kau masih terdiam. Bukankah sekarang aku yang lebih dulu memberikan tawaran itu kepadamu? Dan aku yakin jika uang 1,5M yang sudah kuberikan kepadamu kemarin sudah habis bukan?” sambung Brian membangunkan lamunan Yasmin.Yasmin kemudian membuang nafasnya panjang dan membuangnya perlahan.“Maafkan saya, tuan!! Anda salah besar! Uang 1,5M itu memang sudah habis saat itu juga. Tapi untuk saat ini aku tidak memerlukan kembali uang itu atau bahkan lebih dari itu. Aku akan kembali bekerja untuk mendapatkan uang-uang yang lebih banyak dengan caraku! Jadi sebaiknya anda pergi saja dan mencari perempuan lain untuk men
[“Yasmin. Kau dimana? Bibi sedang bersama dengan nenekmu. Kami menemukan nenekmu tergeletak di halaman rumah. Dan kami sudah berada di rumah sakit untuk penanganan nenekmu!”]Deg!Yasmin yang baru saja menyalakan ponselnya, langsung terbelalak mendengar sebuah kabar tentang neneknya. 20 tahun Yasmin hanya tinggal seorang diri bersama dengan sang nenek. Sejak kedua orang tuanya meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Tidak seorang pun dari sanak saudara yang suka rela menampung gadis cantik bernama Yasmin Charlotte setelah berhasil merampas semua harta kekayaan milik ayahnya.“Yasmin! Temenin gue makan sambil hangout, dong! Gue bete, nih! Moody banget! Nanti gue anterin lo langsung ke tempat kerja lo, deh!”“Duh, sorry! Gue tidak bisa, Tan! Next time, ya! Gue harus cepat-cepat ke rumah sakit! Nenek gue terjatuh dan tidak sadarkan diri. Sekarang dia dirawat disana!” ujar Yasmin dengan sangt panik menolak tawaran sahabatnya. Dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari
Tiinnn!Brak!Bugh!“Arrgghhh!” pekik Yasmin saat tubuhnya sudah terhempas di pinggir jalan.Hari semakin gelap dan Yasmin terus berfikir agar bisa mendapatkan uang yang sudah dijanjikan oleh pamannya. Sebab itulah dia tidak cukup fokus dengan keadaan sekitar.Plak!Plak!Plak!Yasmin yang masih merintih tengah kesakitan perlahan mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah kaki yang mendekat kearahnya. Dia melihat kearah Yassmin yang tengah merintih kesakitan akibat mobil yang ia kendarai telah sedikit menyentuhnya.“Apa semuanya baik-baik saja? Jika semuanya baik-baik saja segeralah bangun dan menyingkirlah! Karena mobil tuanku terhenti karena kau masih tersungkur disini!”Kedua mata Yasmin terbelalak mendengar ucapan dari salah seorang yang datang kepada dirinya. Bukannya permintaan maaf yang ia dapatkan. Namun, justru meminta untuk segera berdiri dan bangun seperti tidak terjadi apa-apa.Yasmin pun berusaha untuk bangun tanpa bantuan laki-laki yang mendatanginya. Dia segera mema
Juan menyodorkan kertas kosong untuk kemudian bisa diisi oleh Yassmin apa sasja yang harus dipenuhi dengan tuannya. Peluh keringat Yasmin bahkan bercucuran saat dia mulai menulisnya.“I-ini kontrak perjanjiannya!”“Kau bisa menandatanganinya disini!”“T-tapi, bisakah aku meminta gaji dimuka sebesar 1,5 milyar itu?” ujar Yassmin sambil menggigit jari mengatakan keinginannya dihadapan Juan.“Seperti yang sudah dikatakan oleh tuan Brian tadi. apapun yang kau minta dank au tuliskan di dalam kontrak akan dipenuhi.”Yasmin berusaha mengusir rasa takutnya. Karena memang ini untuk kali pertama dia bekerja untuk melayani seorang CEO muda kaya raya. Walaupun CEO itu sangat tampan dan mustahil jika seorang perempuan bisa menolaknya. Tapi tetap saja ada perasaan takut karena untuk pertama kalinya. “Baiklah, nona! Semua persyaratanmu sudah disetuji oleh tuan Brian. Kau bisa bersiap untuk segera ikut dengan kami.”Deg!Sementara itu, Juan memberikan perintah kepada supir yang sudah mengantarkan Ya
“Aku memang terlihat tampak lebih menarik saat mengenakan gaun ini. Semua lekuk tubuhku terlihat begitu menggoda bahkan saat kupandangi sendiri. bertahun-tahun lamanya aku menjaga kesucian tubuh ini. namun, beberapa saat nanti, aku akan menyerahkan dan merelakannya hanya untuk uang. Tapi semuanya aku lakukan hanya untuk nenek!”Yasmin terus-menerus memandangi dirinya di depan ceriman saat gaun indah selembut sutra sudah membalut tubuhnya. Rambutnya berwarna kecoklatan tergerai dengan indah dengan riasan wajah sederhana tapi terlihat begitu menawan. Itulah kelebihan yang dimiliki oleh Yasmin yang membuat siapapun yang melihatnya sudah pasti tergoda.Tik! Tok! Tik! Tok! Jam diniding terus berjalan. Kini Yasmin tengah menunggu kedatangan seseorang dengan hati dan perasaan yang sedikit cemas sembari memegang liontin pemberian mendiang orang tuanya.“Aku akan menunggu satu jam lagi. Saat itu juga aku merelakan kesucianku ini,” sambung Yasmin terus mena
“Hah! Astaga! Sudah siang dan apa ini?”Yasmin yang terbangun dan melihat dirinya masih dalam keadaan telanjang dan tengah berada di pelukan Brian langsung beranjak dan bergegas untuk bangun dari tempat tidurnya. Dia melihat dirinya lekat di hadapan cermin sembari terlihat menyesali perbuatannya. Seharusnya dia langsung ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya malam itu juga.“Astaga, Yasmin! Kenapa sampai satu malam penuh? Seharusnya aku sudah langsung beranjak dari tempat tidur malam itu dan sesegara mungkin untuk mengenakan pakainku! Bagaimana mungkin aku masih membiarkannya sampai pagi begini! Untung saja aku terbangun lebih dulu dari tuan Brian,” sambung Yasmin sibuk menceramahi dirinya sendiri.Tok! Tok!“Cepatlah di dalam kamar mandi! Aku juga ingin ke kamar mandi untuk membersihkan badanku!”Deg!Yasmin langsung tersentak ketika mendengar suara dari luar pintu kamar mandi setelah beberapa detik dirinya masuk.“Tuan Brian? Sudah bangun? Tapi kenapa secepat itu? Bukankah saat a
“Aku datang untuk kembali ingin membuat kesepakatan bersamamu! Aku akan memberikanmu lebih dari apa yang sudah kamu minta kemarin. Jadi kau akan menerimanya kembali bukan?”Mereka masih berdiri dan saling beradu tatap. Yasmin belum memberikan jawaban dari apa yang sudah ditawarkan oleh Brian dengan begitu mudahnya. Bahkan dia mengatakannya tepat dihadapan Intan sahabatnya.“Kenapa kau masih terdiam. Bukankah sekarang aku yang lebih dulu memberikan tawaran itu kepadamu? Dan aku yakin jika uang 1,5M yang sudah kuberikan kepadamu kemarin sudah habis bukan?” sambung Brian membangunkan lamunan Yasmin.Yasmin kemudian membuang nafasnya panjang dan membuangnya perlahan.“Maafkan saya, tuan!! Anda salah besar! Uang 1,5M itu memang sudah habis saat itu juga. Tapi untuk saat ini aku tidak memerlukan kembali uang itu atau bahkan lebih dari itu. Aku akan kembali bekerja untuk mendapatkan uang-uang yang lebih banyak dengan caraku! Jadi sebaiknya anda pergi saja dan mencari perempuan lain untuk men
“Semuanya sudah saya keluarkan, tuan! Mereka ini yang terbaik dari kriteria yang biasanya tuan inginkan.”“Bagaimana bisa semua ini kriteriaku? Lihatlah! Mereka semua benar-benae jauh dari standartku! Cepat carikan lagi perempuan-perempuan lainnya! Jangan sampai kalian merusak malamku!”Brian berteriak dihadapan kedua pengawal sekaligus asisten pribadinya saat mereka menyodorkan kembali beberapa foto perempuan untuk kebiasaannya. Tidak seperti biasanya yang selalu medapatkan satu wanita dari beberapa foto yang dibawa. Mereka pun terlihat cukup kebingungan dengan sikap tuannya yang tiba-tiba saja menjadi sangat selektif dalam pemilihannya.“Sialan! Gadis itu benar-benar tidak bisa hilang dalam ingatanku! Bahkan dia sudah membungkam nafsuku untuk bisa bersama dengan wanita-wanita lainnya itu,” gumam Brian di dalam hati. Nampaknya dia telah terpikat dengan Yasmin yang telah datang kepada dirinya beberapa waktu yang lalu. Pesona dan kecantikan Yasmin sudah memenuhi hati dan pikiran Brian.
“APA? PEREMPUAN PANGGILAN?”Yasmin yang sudah ditunggu oleh sahabatnya untuk bercerita hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah dengan tanpa tenaga.“Elo benar-benar gila! Bagaimana bisa lo lakuin hal itu?”“Huufft! Gue benar-benar terhimpit, Tan! Gue tidak tahu bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu sekejap. Gue tidak mau jika paman gue yang licik itu mengambil nenek dari gue.”“Hallo! Kenapa lo tidak memikirkan gue? Gue bisa bantuin lo! Gue bisa kasih uang buat bantuin lo tanpa harus terlibat dengan laki-laki yang bahkan kamu tidak tahu asal-usulnya itu!” sahut Intan.“Hem! Saat itu aku langssung bertemu dengan dia. Ya, tidak ada kata lain selain nasi sudah menjadi bubur.”Yasmin semakin tidak bertenaga. Dia memilih untuk menelungkupkan kepalanya sembari membuang nafasnya perlahan.“Setelah ini gue akan ke rumah sakit untuk melihat kondisi nenek. Gue benar-benar butuh istirahat! Gue lelah!” ujar Yasmin memutuskan untuk memejamkan kedua matanya sejenak
“Hah! Astaga! Sudah siang dan apa ini?”Yasmin yang terbangun dan melihat dirinya masih dalam keadaan telanjang dan tengah berada di pelukan Brian langsung beranjak dan bergegas untuk bangun dari tempat tidurnya. Dia melihat dirinya lekat di hadapan cermin sembari terlihat menyesali perbuatannya. Seharusnya dia langsung ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya malam itu juga.“Astaga, Yasmin! Kenapa sampai satu malam penuh? Seharusnya aku sudah langsung beranjak dari tempat tidur malam itu dan sesegara mungkin untuk mengenakan pakainku! Bagaimana mungkin aku masih membiarkannya sampai pagi begini! Untung saja aku terbangun lebih dulu dari tuan Brian,” sambung Yasmin sibuk menceramahi dirinya sendiri.Tok! Tok!“Cepatlah di dalam kamar mandi! Aku juga ingin ke kamar mandi untuk membersihkan badanku!”Deg!Yasmin langsung tersentak ketika mendengar suara dari luar pintu kamar mandi setelah beberapa detik dirinya masuk.“Tuan Brian? Sudah bangun? Tapi kenapa secepat itu? Bukankah saat a
“Aku memang terlihat tampak lebih menarik saat mengenakan gaun ini. Semua lekuk tubuhku terlihat begitu menggoda bahkan saat kupandangi sendiri. bertahun-tahun lamanya aku menjaga kesucian tubuh ini. namun, beberapa saat nanti, aku akan menyerahkan dan merelakannya hanya untuk uang. Tapi semuanya aku lakukan hanya untuk nenek!”Yasmin terus-menerus memandangi dirinya di depan ceriman saat gaun indah selembut sutra sudah membalut tubuhnya. Rambutnya berwarna kecoklatan tergerai dengan indah dengan riasan wajah sederhana tapi terlihat begitu menawan. Itulah kelebihan yang dimiliki oleh Yasmin yang membuat siapapun yang melihatnya sudah pasti tergoda.Tik! Tok! Tik! Tok! Jam diniding terus berjalan. Kini Yasmin tengah menunggu kedatangan seseorang dengan hati dan perasaan yang sedikit cemas sembari memegang liontin pemberian mendiang orang tuanya.“Aku akan menunggu satu jam lagi. Saat itu juga aku merelakan kesucianku ini,” sambung Yasmin terus mena
Juan menyodorkan kertas kosong untuk kemudian bisa diisi oleh Yassmin apa sasja yang harus dipenuhi dengan tuannya. Peluh keringat Yasmin bahkan bercucuran saat dia mulai menulisnya.“I-ini kontrak perjanjiannya!”“Kau bisa menandatanganinya disini!”“T-tapi, bisakah aku meminta gaji dimuka sebesar 1,5 milyar itu?” ujar Yassmin sambil menggigit jari mengatakan keinginannya dihadapan Juan.“Seperti yang sudah dikatakan oleh tuan Brian tadi. apapun yang kau minta dank au tuliskan di dalam kontrak akan dipenuhi.”Yasmin berusaha mengusir rasa takutnya. Karena memang ini untuk kali pertama dia bekerja untuk melayani seorang CEO muda kaya raya. Walaupun CEO itu sangat tampan dan mustahil jika seorang perempuan bisa menolaknya. Tapi tetap saja ada perasaan takut karena untuk pertama kalinya. “Baiklah, nona! Semua persyaratanmu sudah disetuji oleh tuan Brian. Kau bisa bersiap untuk segera ikut dengan kami.”Deg!Sementara itu, Juan memberikan perintah kepada supir yang sudah mengantarkan Ya
Tiinnn!Brak!Bugh!“Arrgghhh!” pekik Yasmin saat tubuhnya sudah terhempas di pinggir jalan.Hari semakin gelap dan Yasmin terus berfikir agar bisa mendapatkan uang yang sudah dijanjikan oleh pamannya. Sebab itulah dia tidak cukup fokus dengan keadaan sekitar.Plak!Plak!Plak!Yasmin yang masih merintih tengah kesakitan perlahan mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah kaki yang mendekat kearahnya. Dia melihat kearah Yassmin yang tengah merintih kesakitan akibat mobil yang ia kendarai telah sedikit menyentuhnya.“Apa semuanya baik-baik saja? Jika semuanya baik-baik saja segeralah bangun dan menyingkirlah! Karena mobil tuanku terhenti karena kau masih tersungkur disini!”Kedua mata Yasmin terbelalak mendengar ucapan dari salah seorang yang datang kepada dirinya. Bukannya permintaan maaf yang ia dapatkan. Namun, justru meminta untuk segera berdiri dan bangun seperti tidak terjadi apa-apa.Yasmin pun berusaha untuk bangun tanpa bantuan laki-laki yang mendatanginya. Dia segera mema
[“Yasmin. Kau dimana? Bibi sedang bersama dengan nenekmu. Kami menemukan nenekmu tergeletak di halaman rumah. Dan kami sudah berada di rumah sakit untuk penanganan nenekmu!”]Deg!Yasmin yang baru saja menyalakan ponselnya, langsung terbelalak mendengar sebuah kabar tentang neneknya. 20 tahun Yasmin hanya tinggal seorang diri bersama dengan sang nenek. Sejak kedua orang tuanya meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Tidak seorang pun dari sanak saudara yang suka rela menampung gadis cantik bernama Yasmin Charlotte setelah berhasil merampas semua harta kekayaan milik ayahnya.“Yasmin! Temenin gue makan sambil hangout, dong! Gue bete, nih! Moody banget! Nanti gue anterin lo langsung ke tempat kerja lo, deh!”“Duh, sorry! Gue tidak bisa, Tan! Next time, ya! Gue harus cepat-cepat ke rumah sakit! Nenek gue terjatuh dan tidak sadarkan diri. Sekarang dia dirawat disana!” ujar Yasmin dengan sangt panik menolak tawaran sahabatnya. Dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari