Pertemuan tidak terduga antara Yasmin dengan seorang CEO kaya raya akibat ulah pamannya yang begitu kejam untuk memisahkan dirinya dengan sang nenek yang tengah terkapar di rumah sakit. Lahir dari keluarga yang cukup terhormat dan kaya raya tapi membuat nasib Yasmin justru berubah berbalik arah. Dia adalah seorang cinderella dan calon pewaris tahta dari perusahaan besar milik ayahnya. Namun, semua itu hilang sekejap ketika para pamannya berhasil menyingkirkan kedua orang tuanya secara bersamaan sejak dirinya masih berusia 9 tahun. Yang tersisa dan memilih bertahan bersamanya hingga saat ini adalah sang nenek dan bertekad untuk kembali mengambil haknya. Alih-alih memberikan pertolongan, pria yang ia temui secara tidak sengaja setelah beberapa saat pamannya yang kejam mengusir dirinya bak tikus jalanan. Pria bernama Brian Kartanegara itu langsung menyodorkan sebuah kontrak perjanjian dihadapannya. "Perempuan Panggilang Untuk CEO?" Mendapatkan uang yang hanya sekejap mata memang cukup sulit untuk Yasmin kala itu. Lantas bagaimana pertemuan dan perjanjian kontrak yang terjadi secara tidak terduga itu? Akankah Yasmin menyetujuinya dengan mudah begitu saja hanya untuk mengambil keuntungan dari sang CEO agar bisa menebus neneknya kembali? Lalu, menjadikan Brian sebagai malaikat penyelamat dan pelindung bagi dirinya saat itu? Ikuti terus kisah dari "Perempuan Panggilan Untuk CEO"
Lihat lebih banyak[“Yasmin. Kau dimana? Bibi sedang bersama dengan nenekmu. Kami menemukan nenekmu tergeletak di halaman rumah. Dan kami sudah berada di rumah sakit untuk penanganan nenekmu!”]
Deg!
Yasmin yang baru saja menyalakan ponselnya, langsung terbelalak mendengar sebuah kabar tentang neneknya. 20 tahun Yasmin hanya tinggal seorang diri bersama dengan sang nenek. Sejak kedua orang tuanya meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Tidak seorang pun dari sanak saudara yang suka rela menampung gadis cantik bernama Yasmin Charlotte setelah berhasil merampas semua harta kekayaan milik ayahnya.
“Yasmin! Temenin gue makan sambil hangout, dong! Gue bete, nih! Moody banget! Nanti gue anterin lo langsung ke tempat kerja lo, deh!”
“Duh, sorry! Gue tidak bisa, Tan! Next time, ya! Gue harus cepat-cepat ke rumah sakit! Nenek gue terjatuh dan tidak sadarkan diri. Sekarang dia dirawat disana!” ujar Yasmin dengan sangt panik menolak tawaran sahabatnya. Dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari dengan sangat kencang keluar dari dalam kelas.
Seorang putri yang seharusnya menjadi satu-satunya pewaris tahta kekayaan sang ayah. Namun, harus terbuang secara tiba-tiba akibat sikap licik yang dilakukan oleh saudara-saudara ayahnya. Namun, sang neneklah yang selama ini menjadi garda terdepan untuk Yasmin. Selama dia masih hidup, dia akan membantu dan membersamai Yasmin hingga dia mampu untuk merebut tahtanya kembali.
Yasmin berdiri dengan tubuh yang dipenuhi dengan keringat. Wajahnya sangat pucat menunggu taxi yang datang menghampirinya.
“Rumah sakit Kartika Indah ya, pak! Tolong ngebut saja! ujar Yasmin dengan nada menekan.
“Baik, mbak!”
Supir taxi pun mengikuti instruksi yang diberikan oleh Yasmin. Namun, dia juga tidak melalaikan prosedur dalam berkendara. Dia akan tetap mengutamakan keselamatan selama berada di perjalanan. Tepat 10 menit supir taxi itu mengantarkan Yasmin sampai pada tujuan dengan selamat.
Yasmin kembali berlari untuk bisa masuk ke ruang UGD tempat dimana sang nenek di rawat dengan cepat. Langkahnya terhenti ketika dia melihat salah seorang laki-laki berpakaian rapi dan berjas sudah berdiri di depan pintu tempat dimana neneknya dirawat.
“P-paman?”
Laki-laki itupun melihat kearah Yasmin. Dia melebarkan senyum sinisnya saat melihat Yasmin ada di depan matanya. Dia berjalan perlahan mendekat kearah Yasmin yang sudah berdiri dipenuhi dengan keringat basah.
“Bagaimana kabarmu tikus jalanan? Lihatlah! Nenek terlihat semakin menderita ada bersama dengan dirimu! Sebaiknya kau pergi tinggalkan nenek! Aku akan membawanya darimu!” ucap seorang laki-laki yang tidak lain adalah paman Yasmin.
Gleg!
Yasmin menggelengkan kepalanya lemah. Air matanya pun terjatuh bertumpah ruah. Dia bersikeras untuk tetap bisa bertemu sang nenek. Dia ingin melihat kondisi sang nenek. Namun, tubuhnya yang saat ini lemah terhalang cukup kuat oleh dua pengawal yang dibawa oleh pamannya.
“Aku ingin bertemu dengan nenek! Tolong izinkan aku bertemu, paman! Aku tidak ingin nenek kenapa-napa!” teriak Yasmin di tengah isak tangisnya yang semakin tersedu-sedu.
“Cepat singkirkan tikus jalanan itu keluar sekarang juga!” perintah paman Yasmin tidak menghiraukan pemintaan keponakannya.
Dorongan dan tarikan kepada tubuh Yasmin semakin kuat. Sementara itu, tolakan yang dilakukan Yasmin pun tidak kalah kuat. Dia akan melakukan segala cara agar bisa tetap bertemu dan melihat sang nenek yang tengah berada di balik ruang pearwatan.
Bugh!
Yasmin langsung menjatuhkan dirinya dihadapan sang paman. Dia bertekuk lutut memohon dihadapan pamannya sembari menangis dan memeluk lututnya.
“Tolong biarkan aku bertemu dengan nenek. Aku akan merawatnya dengan sangat baik.”
“Cckk! Apakah kau sedang bercanda? Lihatlah dirimu sendiri! Kau bahkan tidak bisa merawat dirimu sendiri. Nenek membutuhkan tempat tinggal dan perawatan yang terbaik. Jadi kau tidak akan mampu untuk itu. kecuali-?”
“Kecuali apa? Katakan saja! Aku akan melakukan apapun itu untuk nenek. Aku masih membutuhkan dirinya!” ujar Yasmin langsung memotong ucapan dari pamannya.
Pamannya turut berlutut dihadapan Yasmin. Dia meraih wajah cantiknya dan menekan cukup keras bagian dagu Yasmin hingga ia merasa kesakitan.
“Kecuali kau mampu menebus semua biaya perawatan ini hingga nenek benar-benar bisa pulih kembali! Maka, aku akan kembali menyerahkan nenek kepadamu! 3 hari waktu yang bisa kuberikan kepadamu untuk membayar itu semua!”
Bugh!
Tubuh Yasmin terlempar oleh sang paman. Kemudian dua pengawal itu kembali datang dan mengangkat kembali tubuh Yasmin untuk memaksa dirinya pergi menjauhi rumah sakit. Tubuh Yasmin benar-benar tidak berdaya. Dia bahkan tidak bisa bertemu dengan neneknya untuk saat ini. Hanya tangis dan penyesalan yang bisa dilakukan dirinya saat ini.
“Tidak! AKu harus mendapatkan uang! Aku harus mengambil nenek! Aku akan bekerja lebih keras lagi saat ini! Dan aku akan melakukan apapun untuk bisa membayar semuanya dan kembali bersama dengan nenek! Neneklah yang ada untukku saat ini!”
Yasmin langsung mengusap air matanya dan bertekad untuk bisa memenuhi syarat yang diajukan oleh sang pamannya. Dia kembali masuk ke dalam rumah sakit tapi tidak untuk kembali ke ruangan itu. Yasmin menghampiri ruang adsministrasi untuk menanyakan berapa uang yang ia butuhkan untuk menebus semua biaya perawatan neneknya.
“Apa, Sus? 1,5 milyar? Bagaimana bisa?” pekik Yasmin cukup terkejut dengan semua biaya perawatan yang sudah disebutkan oleh suster.
“Benar, non! Perawatan yang diambil sekelas V-VIP lengkap dengan suster khusus yang akan bertugas terus memantau perkembangan pasien. Selain itu, dokter khusus juga akan diberikan untuk pasien. Semua atas permintaan putranya yang mendaftarkannya. Jadi, selama di rumah ssakit hingga benar-benar dinyatakan untuk pulih biaya akan terus berjalan.”
“Ada yang perlu dibantu lagi, non?” tanya suster membangunkan Yasmin yang dilihatnya tengah melamun mendengarkan semua penjelasan dari suster di depannya.
“T-tidak, sus! B-baik saya akan mengurusnya bersama dengan paman. S-saya permisi dulu!” ujar Yasmin dengan nada bicaranya yang lemah.
Gleg!
Yasmin rasanya tidak berdaya saat mendengar nominal yang tidak masuk akal di telinganya. Pasalanya uang sebanyak itu tidak pernah ia dapatkan dalam pekerjaan yang ia jalani saat ini. rasa putus asa kembali menyelimuti diri Yasmin. Rasanya dia akan benar-benar kehilangan sang nenek karena ulah pamannya sendiri.
“Arrggh! Aku benci dengan kehidupanku ini! Papa! Mama! Kenapa kau jahat sekali? Kenapa kau tidak bisa bertahan untuk Yasmin? Lihatlah! Lihatlah anakmu saat ini! benar-benar sangat menderita! Nenek tengah sakit dan paman mengambilnya dariku! Bagaimana bisa untuk aku bisa bertahan lagi?” ujar Yasmin menyesali semua kehidupannya.
“Sekarang, Apa yang harus aku lakukan? Pekerjaan apa yang bisa menghasilkan uang sebanyak itu dalam kurun waktu 3 hari? Siapa yang bisa membantuku untuk saat ini? Tuhan, tolonglah aku!”
Selain merasa kesal dengan kehidupannya, Yasmin memang bukan orang yang mudah putus asa. Dia terus berfikir untuk bisa membayar semua ucapan pamannya dan membawa neneknya kembali bersama dengan dirinya. Dia tidak bisa pergi jauh dari sang nenek sebelum semua misi pembalasan yang telah direncanakan oleh dirinya dengan sang nenek sejak beberapa tahun lamanya bisa terlakasana.
“Saya sudah memeriksanya dan obat yang ada di dalamnya memang berbeda, non! Saya juga sudah mengkonfirmasi rumah sakit bahwa mereka sama sekali tidak pernah mengeluarkan obat tanpa adanya surat rekomendasi dari pihak yang terkait. Jadi ini di luar dari rumah sakit, non!”Deg!Yasmin langsung terdiam mendengar penjelasan dari dokter. Dia langsung pergi ke rumah sakit tanpa mengurus neneknya setelah mengetahui neneknya telah tiada. Dia ingin mengetahui penyebab kematian Martha yang serba mendadak dan kekhawatirannya selama ini pun terjadi.“Paman! Aku yakin semua ini karena ulah paman!” gerutu Yasmin dengan penuh rasa amarah di dalam hatinya.“Baiklah, dok! Untuk mengetahui semuanya dengan lebih jelas, aku ingin melakukan autopsy!” ujar Yasmin mengambil keputusan sepihak. Sementara setelah pengumuman kematian dari Martha, Hans langsung mengambil Martha dari rumah yassmin untuk mengadakan pelepasan terakhir di rumah megahnya dengan menghadirkan semua kolega-kolega bisnisnya. Tentu saja h
Bugh!Setelah tiba di rumah, Yasmin langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Dia membuang nafassnya dengan cukup berat setelah satu hari yang cukup melelahkan bagi tubuh dan juga pikirannya. Pertemuan yang kesekian kali denga Brian membuat Yasmin kembali memikirkannya.“Non, nenek memanggil anda!” ujar suster membangunkan lamunan Yasmin.“Huuft! iya, sus! Aku akan segera ke kamar nenek!”Yasmin kembali menarik nafasnya panjang sambil beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan dengan sisa tenaga menuju ke kamar Martha.Ceklek!Perlahan dia membuka pintu kamar neneknya dan masuk tanpa lebih dulu mengetuk pintu. Seperti biasa suasananya cukup hening. Hanya terdengar suara dari monitor yang terus terpasang pada pergelangan tangannya untuk terus memantau kondisi kesehatannya.“Nenek? Apakah kau memanggilku?” ujar Yasmin saat dirinya sudah berada tepat di samping neneknya yang tengah berbaring untuk beristirahat.Dengan sekuat tenaga Martha membuka kedua matanya dan memaksaka
Hari minggu yang cukup berbeda dari biasanya bagi Yasmin. Pagi-pagi sekali dia harus berdandan rapi hanya untuk menemui pria yang sudah dijadwalkan oleh Martha untuk dirinya.“Aiih! Cucu nenek cantik sekali. Semoga berhasil, ya! Ingat! Jalani dengan normal. Nenek tidak ingin jika kau tidak menaruh hormat dengannya. Semua adalah kolega nenek, dan nenek akan memantaunya,” ujar Martha saat Yasmin tiba di kamarnya sebelum pergi.Yasmin membuang nafasnya berat.“Baiklah, nek! Yasmin pergi dulu!”“Semoga berhasil!”Yasmin pergi dengan menggunakan taxi seperti biasanya saat sedang ke kampus. Martha menyiapkan pertemuan mereka pada sebuah restaurant yang cukup berkelas. Padahal, justru selama ini dia akan datang pada restaurant-restaurant tersebut untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Namun, saat ini dia yang akan menjadi pengunjung di salah satu restaurant mewah itu.“Permisi, mbak! Reservasi atas nama nyonya Martha?”“Aah, ya! Dengan nona Yasmin?”Yasmin menganggukkan kepalanya lemah sembari
“Yasmin pulang!”Yasmin berteriak saat dirinya sampai di rumah tepat pukul 11 malam. Tempat yang pertama ia tuju adalah kamar Martha. Namun, ketika dia datang menemui neneknya di dalam kamar, hanya keheningan yang terasa.“Nenek! Yasmin pulang! Maaf hari ini Yasmin telat pulang dan tidak memberikan kabar kepada nenek. Ponsel Yasmin lowbet lupa untuk mengisi daya. Sementara Intan tadi lebih dulu mengajak Yasmin untuk pergi makan sebelum pulang, itulah sebabnya dia Yasmin pulang telat,” ujar Yasmin menjelaskan dengan suara pelan karena takut mengganggu istirahat sang nenek. Namun, Yasmin merasa cukup aneh dengan perempuan paruh baya yang tengah terlelap dihadapannya. biasanya Martha akan cepat merespon setiap kali mendengar suaranya. Tapi kali ini tidak. Dia masih dalam posisi yang sama terdiam tanpa bergerak sedikitpun.“Nenek? Kau sudah tertidur pulas, ya?” sambungnya.Martha masih terdiam tanpa berkutik sekalipun Yasmin mulai memegang tangannya dan sedikit menggoyang-goyangkan tubuhn
“Ini gaji kamu hari ini, ya! Aku harap untuk besok kau bisa datang lebih awal lagi jika gajimu ingin bertambah!”Bugh!Yasmin merebahkan tubuhnya sejenak pada tempat duduk di ruang istirahat karyawan pada tempat kerjanya. Dia melihat kearah jarum jam yang sudah menunjukkan hampir tengah malam.“Huuft! Sampai kapan hidupku seperti ini! Kali ini benar-benar terasa sangat melelahkan!” keluh Yasmin sembari memejamkan kedua matanya untuk beberapa menit saja.[“Carilah jodoh secepatnya! Nenek rasa itu akan memudahkanmu untuk menyelesaikan semua yang ingin kau capai. Dia juga akan melindungimu dari pamanmu yang s erakah itu!”]Ucapan Martha kepada dirinya terus terputar di dalam pikiran. Yasmin benar-benar terdesak dengan permintaan sang nenek yang terus-menerus mendesak agar dirinya secepatnya bisa menemukan jodoh. Pasalnya dia sama sekali tidak mempunyai seorang pria untuk saat ini.Yasmin langsung membuka kedua matanya lebar sembari membuang nafasnya berat.“Hufftt! Bagaimana bisa orang s
Yasmin sangat bersyukur bisa kembali pulang bersama dengan neneknya. Dia terlihat mengurus Martha dengan sangat baik sebelum meninggalkan dirinya untuk kembali bekerja.“Sebentar lagi kamu ulang tahun, ya! Memasuki usia 25 tahun. Nenek pikir usia itu sudah matang untuk kamu menikah!”Yasmin langsung menghentikan aktifitasnya terkejut dengan kalimat yang kembali keuar dari ucapan sang nenek. Sudah dua kali dia berbicara tentang jodoh kepada dirinya. Padahal Yasmin pun tidak pernah memikirkan hal itu. Dia benar-benar terus fokus untuk tujuannya.Yasmin menarik nafasnya panjang dan membuangnya perlahan dan melangkahkan kakinya menghampiri sang nenek. Sementara Intan yang masih ada bersama dengan dirinya terus membantu Yasmin untuk membereskan beberaoa barang-barangnya yang baru saja ia bawa dari rumah sakit. Dia pun turut mendengarkan percakapan antara sahabat dengan neneknya.“Nenek! Ayolah! Kenapa nenek bersikeras menginginkan aku agar bisa cepat menikah? Yasmin masih harus menyelesaik
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen