“Apa yang kau lakukan Mawar?”
“Katakan! jika ini bukan kauuu yang melakukannya...?”
Kabar kematian tragis sang laki-laki misterius bernama Tuan Alexander membuat gempar, beberapa stasiun menyiarkan akan kematian laki-laki itu lengkap dengan dugaan bahwa Mawarlah dalang di balik semua pembunuhan.
Orang-orang dan para keamanan kota, masih mencoba membujuk Mawar untuk keluar dari kamar hotel dimana tempat kejadian peristiwa itu pertama kali terjadi. Berbagai macam cara dilakukan para keamanan, termasuk membujuk Mawar untuk segera ke luar dari sana dengan memanfaatkan seorang sahabatnya yang sudah ada bersama orang-orang itu dan pihak keamanan.
“A-aku, aku bersumpah! Bukan aku yang melakukannya, “
“Percayaaaa, percayalahhhhh...!!Mawar berujar dengan nada begitu gemetar, dia mencoba untuk meyakinkan sang sahabatnya itu yang terus saja untuk membujuknya keluar dari sana, menjelaskan pada orang-orang. Mawar yang sudah syok dan ketakutan tak ingin keluar dari tempat itu.
“Tidaaak!A-aku, aku tak akan keluar!
“Bagaimana mereka akan percaya padaku? Sedangkan mereka sudah menganggap kalau aku yang melakukan ini semua,”
“Ti-tidak!Aku tidak ingin dipenjara.”
Sembari menangis Mawar mencoba menjelaskan pada sahabatnya tentang semua yang terjadi. Nasi telah menjadi bubur, Mawar tak dapat menolak semua takdir buruk yang kini melanda dirinya.
Beberapa tempat sudah terlihat dipasang garis polisi, begitu juga dimana tempat Mawar bertahan. Ya, para keamanan kota dan orang-orang ramai berada di depan sana. Kini, para keamanan, mereka sudah mendapatkan kunci serep dari pihak hotel dan akan menyergap Mawar.
Mawar yang bagai berjuang seorang diri, serasa bagai seorang penjahat besar yang divonis sudah melakukan semua kejadian tragis itu, dia yang begitu mudah panik dan syok dengan peristiwa tragis masih tetap bertahan.
“Dia tak mau menyerah!
“Dia Masih di atas sana dan benar-benar syok serta ketakutan,”
“A-ku, aku sudah mencoba untuk membujuknya.”
Ucap seorang sahabat yang kini begitu iba dengan apa yaang sudah Mawar alami, namun tak dapat melakukan banyak hal, selain mencoba memberikan saran pada sang sahabat baiknya itu, di antara percaya dan tak percaya jika Mawar yang melakukan semua ini.
“Kalian bersiap?”
“Kita akan menyergapnya sesuai aba-aba, tetap hati-hati! Aku takut perempuan itu memegang senjata dan akan menyerang balik!”
Peringatan sang ketua keamanan yang sudah siap dengan senjata di tangannya kini. Ya, semua persiapan sudah mereka lakukan hanya untuk menyergap seorang perempuan yang sebenarnya tak bisa melakukan apapun. Mawar sebenarnya hanya seorang perempuan lemah, argumen orang-orang dan penglihatan mereka terhadap kasus ini dengan sebelah mata, menganggap Mawar adalah seorang yang begitu berbahaya.
Di tengah obrolan dan negosiasi Mawar, sahabatnya yang memang sudah bekerja sama untuk melengahkan Mawar agar dapat menyerahkan diri masih berdiskusi, namun Mawar tidak tahu mereka akan menyergapnya.
Tiba-tiba pintu kamar hotel itu terbuka,. Betapa terkejutnya Mawar dengan hal ini yang membuatnya kian bertambah panik saja.
“Jangan bergeraaak....!!”
Pandangan mata sang keamanan menatap ke arah sudut jendela, seorang perempuan muda dengan wajah babak belur meringkuk, darah mengering di beberapa bagian tubuhnya benar-benar menambah keyakinan orang-orang. Sialnya, ada sebuah pisau tak jauh tergeletak dari tubuh Mawar.
Mawar menggapai pisau itu dia spontan mengarahkan pada para keamanan untuk mundur dan segera pergi karena benar-benar takut dan syok.
“Perrrrgi...!!
“Pergiiii kaliaaaaan...!
Mawar berujar keras sembari kemudian mengancam akan menghabisi orang-orang itu, beberapa pihak keamanan tetap mengarahkan senjata mereka ke arah Mawar, keadaan benar-benar bertambah tegang.
“Turunkan senjatamu Nona, “
“Kami tak ingin menyakiti kau,”
“Per-percayalah, semua akan baik-baik saja...”
Sang ketua keamanan kota begitu terkejut, dia benar-benar terkejut mellihat Mawar yang mulai mengancam. Kini, di mata mereka perempuan cantik nan seksi itu benar-benar mencoba melindungi dirinya untuk melakukan perlawanan begitu saja.
“Menjauhhhhh!!!
“Segera menjauh darikuuuuu..!!
“Kalau tidaaaaak? A-ku, aku tak segan-segan loncat dari sini!”
Ancam Mawar yang mencoba untuk mendekatkan tubuhnya pada tingkap jendela yang terbuka.
Di bawah sana, orang-orang sudah menyiapkan segalanya, agar Mawar yang ketika mencoba untuk melakukan hal yang sama bisa selamat. Mawar begitu panik dia tak mungkin dapat melawan orang-orang itu, dengan berbalik mengarahkan senjata tajam itu tepat ke arah jantungnya.
“Mundurrrrrr...!!
Dia mengancam,agar orang-orang itu pergi.
Mawar melihat ke arah bawah, betapa tingginya keadaan di bawah sana yang memang sejenak membuat kepalanya pusing, jika tak memikirkan bayi yang dikandungnya Mawar sudah loncat dari atas sana.
“Mundurrrrr.....!!”
“Mundur kaliaaan..!!”
Mawar berujar dan mulai balik mengancam dirinya sendiri, tentu saja di hadapan orang-orang yang masih terus memperingatkan dirinya. Namun perlahan muncul pikiran Mawar, bahwa keselamatan nyawa bayinya lebih penting dari egonya sendiri. Mawar yang terdesak tetap mencoba untuk mengancam, ketakutan dirinya ternyata lebih besar ketimbang harus menyerahkan diri dan kemudian menjalani hari-harinya di penjara.
“Tolong, jangan lakukannnn!
“Kita bisa bicara baik-baik dan menyelesaikan semuanya secara baik pula bukannn...?”
Bujuk sang ketua keamanan bersama beberapa orang anak buahnya yang tetap menjaga jarak di hadapan Mawar, negosiasi terus berlanjut sampai mereka yakin Mawar benar-benar tenang. Menunggu saat dimana Mawar lengah dan mereka akan merebut senjata itu dari tangan seorang Mawar.
Beberapa waktu menunggu setelah diadakan beberapa negosiasi yang tak kunjung mendapatkan jalan keluarnya, para keamanan kota melihat Mawar mulai lengah. Tanpa banyak membuang waktu lagi, dengan cepat para keamanan kota yang memang profesional itu dengan cepat merebut senjata tajam yang dipegang oleh Mawar dan melumpuhkannya.
“Aaaaaaa, lepas!
“Lepaskaan aku, ku mohonnnn...”
Mawar dengan tanpa bisa melakukan perlawanan lagi, seketika tangannya diborgol untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.
“Kau benar-benar nekad Nonaaaaa!
“Cepat!
“Bawa diaaaaa...!!
Perintah sang ketua keamanan kota yang merasa lega, setelah sekian lama mereka harus berjuang dirasa telah selesai saat itu. Mereka berhasil meringkus Mawar yang masih saja tetap memberontak.
“Bukaaaan, bukaaan akuuu,”
“Hik, hik, hikkk....”
Tangisan Mawar benar-benar terdengar begitu pilu, Mawar segera dibawa turun oleh para keamanan dengan dikawal, sesampainya di bawah sana orang-orang sudah ramai menunggunya, termasuk para media langsung menyorot dan memotret Mawar. Kejadian itu benar-benar begitu menggemparkan.
“Minggir, belum saatnya kalian melakukan wawancara!
“Tolong, jangan ada yang mendekat!”
Barisan dirapatkan saat itu juga, agar orang-orang dan pihak media yang memburu berita segera pergi dan menjauh. Mata Mawar menangkap beberapa cahaya yang berasal dari lensa kamera yang mencoba untuk memotret untuk mempublikasikan berita ini.
“perempuan tak tahu diri!
“Pembunuhhhhhh..!!!
“Kauuu seorang pembunuhhh....!!
Teriak orang-orang di luar sana yang seketika melihat Mawar perempuan cantik itu yang digiring oleh para keamanan kota, begitu juga para tamu hotel yang tadinya benar-benar menganggap Mawar adalah perempuan cantik nan menggoda, kini melihat waspada dan berpikir dia begitu sangat berbahaya.
Mawar menyadari memang dirinya tidak akan bisa berbuat apa-apa, orang-orang benar-benar memvonis buruk tentang dirinya kini yang telah melakukan pembunuhan itu, isak tangis seseorang tumpah saat melihat dan menghampiri Mawar.
“Mawar.....???”
Dia memeluk Mawar sejenak yang sudah begitu lemas dengan keadaan yang kini sama sekali tidak pernah berpihak pada dirinya.
“Aku takuttt, aku takut jika orang-orang itu akan mengambil calon bayi ini nantinyaaa....”“Aku benar-benar takuttttt....” Mawar yang saat itu kembali kedalam sel tahanan, tempat dimana dia memang menjalani masa-masa hukuman akibat perbuatannnya di masa lalu, berpikir sebuah hal yang sangat mengkhawatirkan untuknya dan juga calon bayi yang ada dalam perutnya itu. “Di, diaaaa, merekaaaa...??“Yaaa, mereka mungkin saja akan mengambil dan membawa bayimu Mawarrrr, mereka akan mengambilnyaaaaa.“Kau, kau harus waspadaaaaa.....!!Teriak perempuan paruh baya itu yang terkadang memiliki pikiran yang sedikit mengalami depresi dengan masalah hidupnya sendiri. Ya, sang sahabat yang satu-satunya Mawar miliki, berbeda dengan kebanyakan para tahanan lain, tapi anehnya setiap kata-kata dan kalimatnya terkadang terbukti akan kebenarannya.“Tidaaak, tidaaaaakkkkk..!“A-aku, aku tak akan membiarkannnyaaaa....!”Mawar, dia benar-benar tak habis pikir tentang semua yang kini terjadi, dimana dia yang m
“Benarkahhhh, dia sedang berbadan dua....?”Saat itu, sang penjaga para tahanan bernama Axel itu setengah tak percaya dengan apa yang dia dengar dari sang Dokter, yang telah memeriksa keadaan Mawar. Ya, dari pendengarannya yang masih begitu baik, dia mendengar sendiri apa yang Dokter itu katakan padanya baru saja.“Yaaa, perempuan bernama Mawar itu sedang berbadan dua,”“Dia, benar-benar harus berjuang untuk menyelamatkan janin dalam kandungannya yang baru saja berumur beberapa bulan itu Axel. Aku sudah memeriksanya, dan yuppp... seperti apa yang aku katakan sebelumnyaaa..”Dokter itu sekali lagi menjelaskan denganm ketidak percayaan sang Axel, yang memang sangat tidak menduga hal ini akan dialami oleh tahanan mereka bernama Mawar itu.“Ahhh aku benar-benar tidak menduga sebelumnya.....!!“Aku pikir ini tidak akan terjadi padanya.”Axel menjelaskan hal yang saat sebelumnya sudah dia pikirkan bahwa tidak ada keanehan yang sama sekali terjadi pada Mawar, namun Axel sudah salah besar den
“Apaaaaa????“Dia haaaaamil????”“Perempuan itu haaamil...???”Teriak Axel yang sama sekali memang tidak mengetahui keadaan sebenarnya, ya perempuan yang bernama Mawar itu benar-benar dalam keadaan berbadan dua. Setelah sang Dokter yang memang memiliki kewajiban untuk memeriksa perempuan itu dan mengatakannya pada Axel, barulah dia tahu keadaan Mawar .’Dokter perempuan yang tentu saja tahu akan hal itu, terpaksa harus memberi tahu tentang keadaan Mawar, sang tahanan yang memang benar-benar dalam kondisi mengkhawatirkan dan rawan akan janin yang dia kandung, jika benar-benar tak bisa membuat keadaan perempuan itu aman dan tidak terintimidasi oleh keadaan yang tidak memungkinkan.“Iyaaa, umur kandungannya sudah berjalan beberapa bulan,”‘Apa dia tidak pernah bercerita tentang keadaan yang sebenarnya pada kalian?Penjelasan sang Dokter memang benar-benar memperlihatkan rasa cemas dan hal yang dianggap Axel selama ini biasa saja. Selama ini, Mawar benar-benar menyembunyikan sesuatu ya
“Tolongggg, tolonggggg, tolongggg......”Ya, saat itu suara benar-benar panik keluar dari seorang paruh baya rekan Mawar yang tiba-tiba saja tak mampu mengangkat tubuh ramping itu yang tiba-tiba terjatuh di sampingnya dan tak sadarkan diri, dia begitu panik, yang lain pun terkejut termasuk para tahanan yang tadinya sedang beraktivitas melakukan pekerjaan mereka tepat di luar, dimana mereka melakukan kerja bakti di sebuah penjara keras itu.Begitu pula para keamanan yang sedang memantau mereka, semuanya adalaha petugas perempuan yang lengkap dengan senjata pentungan di tangan, memberi hukuman pada tahanan-tahanan yang berbeda karakter dan keras itu jika berani menentang peraturan yang telah dibuat.“Tolongggg, tolongggggg akuuuu....???“Di-dia, dia tiba-tiba saja terjatuh pingsan dan tak sadarkan diri!”Teman akrab Mawar satu-satunya itu memasang wajah panik, semua orang mengerumuni mereka berdua, ingin tahu apa yang sedang terjadi, beberapa tahanan lain mencoba yang masih memiliki ra
“Kau tidak boleh terus berlarut-larut dalam membiarkan hal ini?Kenapa kau tidak serius dengan hal itu, membuat aku naik darah dan selalu menahan amarahku jika bicara denganmuuuu..!!!Saat itu, kembali perempuan itu benar-benar marah dan mendatangi Axel dengan ketidak jelasan yang dia anggap Axel membiarkan Mawar masih dalam keadaan baik-baik saja.“Aku ingin kau mengurus perempuan sial itu dengan serius kali ini!“Dengarrrr Axel....????”Tanya Nyonya Alexandro yang memang hari itu kembali datang ke sana, melihat permintaannya yang memang tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan, melihat Mawar itu dan orang-orang di sana mulai membicarakan kedatangan dan kedekatan seorang pengacara yang begitu rutin datang untuk membantu perempuan malang itu.“Awas saja kauuuu!!“Keadaan akan berbalik padamu,”“Jika kau tak mengusahakan hal ituuuu....” “Kau tahu apa yang aku inginkan bukaaaa???”Tanya Nyonya Alexandro saat itu pada Axel yang hanya terdiam melihat kelakuan sang perempuan sombong it
“Kau datang disaat yang tidak tepat,”“Lebih baik kau urungkan saja niatmu untuk menolongku,”“Percuma, kau hanya akan membuang waktumu, tidak ada untungnya kau membela perempuan kotor sepertikuuu...”Ya, Mawar sedang duduk di sana, di dalam kegelapan cahaya yang tersudut diantara tembok pengapnya kurungan yang kini membatasi semua kebebasan dirinya. Dari luar, terlihat perempuan pengacara itu, ya hanya dia sendiri, tanpa ditemani Axel yang memang tak bisa melarang dirinya untuk bertemu dengan tahanan yang kini ada di penjara itu.“Kenapa kau ingin membelaku???“Aku hanya sampah dan dianggap orang-orang bahkan diriku sendiri tak berguna! Untuk apa kau susah payah untuk kembali datang ke tempat iniYa, saat itu Mawar yang masih duduk di remangnya cahaya hanya bisa bicara demikian, membelakngi sang pengacara itu yang memang benar-benar seperti dirinya pesimis dengan harapannya yangterlalu tipis untuk bisa bebas dari segala hukuman yang menjeratnya, bahkan setipis itu. Anjel, dia mem