Home / Romansa / Perginya istri Rahasia Ceo / Bab 14. Pertemuan Kayla dan Arvino.

Share

Bab 14. Pertemuan Kayla dan Arvino.

Author: V3yach
last update Last Updated: 2025-10-01 14:09:13

Keesokan harinya, acara tender besar Sanjaya Corp berlangsung dengan megah, dihadiri oleh tamu-tamu penting dari berbagai perusahaan. Media berkumpul di depan, lampu kamera berkedip tanpa henti. Kayla berdiri tegak di samping timnya, berusaha menjaga ekspresi profesional meskipun hatinya bergejolak. Ia tahu bahwa pertemuannya dengan Arvino tidak bisa dihindari, cepat atau lambat.

Dan benar saja, beberapa menit kemudian, seorang pria tinggi dengan jas hitam yang elegan memasuki ruangan. Sorot matanya tajam dan langkahnya mantap. Arvino Mahendra. Semua mata tertuju padanya.

Kayla menunduk, berpura-pura sibuk dengan berkas di tangannya.

Arvino berhenti di depannya dan berkata dengan suara pelan namun tegas, “Kayla …”

Kayla mengangkat wajahnya sejenak, lalu kembali menunduk. “Maaf, Tuan Arvino. Saya di sini bukan untuk urusan pribadi. Silakan berbicara dengan panitia tender.”

“Kayla … aku perlu bicara denganmu. Sekarang,” ucap Arvino sekali lagi dengan tegas, suaranya tertekan.

Kayla lang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
~•°Putri Nurril°•~
laaaaa si kocakkkkk... padahal dia mempermalukan diri nya sendiri. kalau dia duduk manis, gak akan malu. lagi pula, status istri sah masih di sandang Kayla
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 27. Kembali bersama.

    “Jika kamu benar-benar setuju dengan semua syaratku dan tidak akan mengulangi kesalahan di masa lalu, maka … ya, Arvino.” “Ya?” tanya Arvino dengan nada tidak percaya. “Ya. Aku akan mencoba lagi bersamamu.” Arvino menatapnya seolah tidak percaya. Tanpa sadar, ia menggenggam tangan Kayla dengan lembut. “Terima kasih, Kayla. Terima kasih telah memberiku kesempatan ini.” Kayla tersenyum, memandang tangan mereka yang saling menggenggam. “Kesempatan ini bukanlah hadiah, Arvino. Ini adalah ujian. Dan aku berharap kamu tidak akan gagal kali ini.” Arvino mengangguk dengan tegas. “Aku tidak akan.” --- Beberapa jam kemudian, mereka berjalan berdua di taman yang sama, tempat Kayla sering duduk sendirian di masa lalu. Suasana sore itu lembut, dengan angin berhembus tenang. Arvino terlihat lebih santai, sementara Kayla masih tampak berhati-hati menjaga jarak, meskipun senyumnya sudah tidak setegang sebelumnya. “Aku sudah menyiapkan sesuatu,” ucap Arvino tiba-tiba. Kayla menoleh d

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 26. Kesempatan kedua.

    "Kamu takut terluka lagi, bukan?" potong Bu Yuliana dengan lembut. "Ibu mengerti, Nak. Tapi jika kamu terus menghindar, luka itu tidak akan pernah sembuh." Arvino mengamati keduanya secara bergantian, jantungnya berdebar. Bu Yuliana mendekat ke putrinya dan menggenggam tangannya dengan lembut. "Kayla ... Ibu sudah berbicara dengan Arvino. Ibu tahu betapa menyesalnya dia. Ibu juga tahu kamu masih menyimpan perasaan itu di dalam hatimu. Kamu boleh menyangkal sekuat apapun, tapi mata seorang ibu tahu, Nak." Air mata Kayla mulai mengalir. "Ibu ... kenapa selalu berpihak padanya? Bukankah dulu Ibu yang paling kecewa padanya?" Bu Yuliana tersenyum kecil. "Ya, dulu Ibu kecewa. Tapi Ibu juga tahu bahwa manusia bisa berubah. Jika Tuhan saja membuka pintu maaf untuk hamba-Nya, mengapa kita tidak bisa, Nak?" Kayla menunduk, suaranya bergetar. "Aku tidak tahu, Bu ... aku hanya takut. Aku takut semua ini akan terulang lagi. Aku tidak sanggup kehilangan dia untuk kedua kalinya." Arvino yang m

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 25. Luka yang belum kering.

    Siang itu, di atas gedung tinggi tempat Kayla Ardana bekerja, suasana kantor sudah ramai sejak pagi. Karyawan berlalu-lalang membawa map, beberapa sedang berdiskusi di ruang rapat, sementara Kayla sendiri tengah memeriksa presentasi di ruangannya. Ia mengenakan kemeja putih dan rok hitam selutut, rambutnya diikat rapi, wajahnya tenang namun matanya tajam. Sejak berita pernikahannya dengan Arvino Mahendra tersebar, namanya semakin dikenal di dunia bisnis. Semua orang penasaran dengan wanita yang mampu membuat CEO besar itu membatalkan pertunangan publiknya. Namun di balik ketenangan itu, hatinya masih menyimpan luka. Ia berusaha tersenyum di depan orang lain, tetapi begitu pintu ruangannya tertutup, yang tersisa hanyalah kesunyian yang menyakitkan. Saat jarum jam menunjukkan pukul dua siang, terdengar ketukan pelan di pintu ruangannya. Tok ... tok ... tok. “Masuk,” kata Kayla tanpa mengalihkan pandangan dari laptop. Pintu terbuka perlahan. Langkah sepatu yang sangat ia kenal mend

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 24. permohonan Arvino.

    Di tempat lain, sore itu terasa begitu damai di halaman rumah sederhana milik Bu Yuliana. Angin berhembus lembut dalam keheningan. Namun, ketenangan itu tiba-tiba terganggu oleh suara mobil mewah yang berhenti di depan pagar rumah. Dari balik kaca, seorang pria berjas hitam turun dengan langkah yang ragu, meskipun tekadnya kuat. Dialah Arvino Mahendra.Wajahnya tampak lelah, tetapi di matanya terpancar kesungguhan yang belum pernah dilihat Bu Yuliana sebelumnya. Setelah mengatur napas, Arvino melangkah menuju teras, menggenggam setangkai bunga mawar putih dan sekotak kecil yang disimpan di sakunya.Tok … tok … tok.“Permisi, Ibu …” suaranya terdengar pelan. “Bu ... Saya Arvino.”Bu Yuliana yang sedang menyapu halaman menoleh cepat. Tatapannya langsung berubah kaku saat melihat pria itu. Sapu di tangannya berhenti bergerak. “Arvino …?” ujarnya dengan nada dingin. “Apa yang kau lakukan di sini?”Arvino menunduk, lalu membungkuk sedikit dengan sikap sopan. “Saya tahu … saya tidak pantas

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 23. Perhatian dalam diam 2

    "Target aman. Subjek dilindungi dari jarak 50 meter," ujar seseorang melalui alat komunikasi kecil di telinganya. "Teruskan pengawasan secara diam-diam," suara Dion terdengar dari sambungan telepon. "Jika ada ancaman langsung, jangan ragu untuk bertindak. Tuan Arvino tidak ingin ada celah." Hari-hari berikutnya berlalu dengan cara yang tidak pernah disadari Kayla. Setiap kali ia menyeberang jalan, selalu ada seseorang di kerumunan yang mengawasinya dari jauh. Setiap kali ia pulang larut malam, mobil SUV hitam tanpa plat selalu berhenti dalam radius dua blok untuk memastikan ia sampai dengan selamat. Kayla mulai merasa aman tanpa mengetahui alasannya. Beberapa hari kemudian, di kantor pusat Mahendra Group, Arvino berdiri di balkon lantai atas. Ia berbicara dengan Dion sambil melihat foto-foto yang dikirim melalui ponsel. "Tuan,Laporan pengawasan minggu ini," kata Dion. "Ada percobaan intimidasi kecil dari orang Cassandra di hari pertama, tetapi kami berhasil mencegahnya. Se

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 22. Perhatian dalam diam.

    Reyhan menatap punggung Kayla sejenak, kemudian berkata pelan, “Aku tahu ini bukan saat yang tepat. Tapi suatu hari nanti, aku ingin kau ingat bahwa ada seseorang yang mencintaimu dengan tulus, tanpa syarat, dan tanpa pamrih.” Tanpa menunggu jawaban, Reyhan berbalik dan berjalan menuju pintu. Sebelum keluar, ia berhenti sejenak dan menoleh sekali lagi. Kayla masih berdiri membelakangi, terdiam dalam air mata yang tak bisa ia sembunyikan. Saat pintu tertutup, Kayla akhirnya terjatuh di kursinya. Tangannya menutupi wajahnya, bahunya bergetar menahan tangis. “Maaf, Reyhan … hatiku belum siap. Dan mungkin, tidak akan pernah siap lagi.” Malam itu, setelah Reyhan pulang, Kayla berdiri sendirian di balkon. Angin malam menyapu rambutnya, membawa aroma hujan yang menggantung di udara. Ia menatap langit kota yang berkilauan. Dalam keheningan itu, pikirannya melayang pada dua nama yang kini mengisi hidupnya dengan cara yang berbeda,Arvino, masa lalu yang belum selesai, dan Reyhan, harapan y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status