Share

02. Xiao Chen

"Dimana ini? Apa ini neraka? Atau surga? Aku benar-benar mati?" Tanya Xiao Chen yang kebingungan. Ia tidak dapat melihat apapun di sekitarnya terlebih tubuhnya tidak dapat digerakkan.

"Ah! Tampaknya aku benar-benar mati. Begitukah akhir hidupku? Ugh?" Xiao Chen yang tidak dapat melihat apapun merasakan ada yang menyentuhnya. Ia tidak tahu asal dari tangan yang menyentuhnya itu tapi ada kehangatan yang tidak dapat dijelaskan dari sentuhan tersebut.

"Hangat! Ah, kenapa hatiku terasa damai? Apa ini yang dinamakan kedamaian setelah kematian?" Pikir Xiao Chen masih tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. 

Di sela-sela Xiao Chen masih berpikir apakah ia benar-benar masuk neraka atau surga, di sisi lain pasangan suami istri sedang terlihat tersenyum bahagia. Sang suami tampak menyentuh perut si istri dan menempelkan telinganya ke perut besar sang istri agar dapat mendengar suara yang ada di perut tersebut. Beberapa saat kemudian sang suami tersenyum bahagia, dia dapat mendengar dengan jelas gerakan dari dalam perut sang istri.

"Sayang, sepertinya dia bergerak? Hehehe, apakah anakku tidak sabar untuk melihat dunia kita?" Tanya sang suami kepada istri sambil sedikit bercanda.

"Tentu saja, setelah anak kita lahir nanti berikan kehidupan yang penuh kebahagiaan untuknya!" Balas sang istri dengan senyuman penuh penantian akan kelahiran anaknya.

Entah sudah berapa lama, Xiao Chen berhasil membuka mata dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah sosok pria paruh baya. Wajah pria itu tampan, pakaiannya juga terlihat seperti pakaian kuno di sisi tempat tidur ada sosok wanita cantik yang tampak kelelahan. Xiao Chen sadar kalau ternyata dirinya baru saja bereinkarnasi dan terlahir kembali di dunia yang baru.

"Lihat.. Ce'er, anak kita sungguh tampan! Wajahnya mirip denganmu dan bola matanya berwarna hitam mirip denganku!" Ucap pria paruh baya memperlihatkan Xiao Chen yang baru saja lahir kepada wanita di kasur. 

Wanita itu melihat bayi kecilnya yang imut merasa hatinya sangat hangat. Sudah berapa lama dia menunggu hari ini? Saat ini dalam hidupnya adalah kebahagian yang sebenarnya bagi seorang ibu. Wanita itu mengelus Xiao Chen yang tampak diam lalu menangis dengan sendirinya. Saat itulah si pria paruh baya terpaksa memberikan anaknya kepada si istri untuk disusui. 

"Apa yang terjadi? Kenapa aku malah! Ahhh! Ini sungguh memalukan!" Ucap Xiao Chen dalam hatinya saat melihat kalau ia sedang menyusui di dada seorang wanita. 

"HM? Sayang, kamu ingin memberikan nama siapa anak kita?" Tanya Wanita yang dipanggil Ce'er itu. 

"Yah… Tentu saja seperti janjiku dulu padamu, jika anak kita laki-laki maka akan dipanggil Chen. Xiao Chen, bagus bukan?" Jawab ayah baru Xiao Chen sambil tersenyum bangga melihat wajah anaknya itu.

"Xiao Chen kah? Chen'er, selamat datang di keluarga barumu. Semoga kamu menjadi anak yang paling bahagia di dunia ini!" Sang ibu dengan senyuman mengelus bayi kecilnya itu. 

Semua keluarga Xiao saat itu merasakan kebahagiaan setelah mengetahui Xiao Chen telah lahir. Mereka mengadakan pesta yang meriah bahkan pesta itu diadakan sampai tiga hari penuh, walaupun pesta telah berakhir masih ada beberapa orang di keluarga Xiao yang merayakannya dengan minum-minum. Tentu dalam minum-minum ayah Xiao Chen juga ikut ambil dalam bagiannya, sehingga dia benar-benar lupa kalau istrinya sedang kesusahan dengan Xiao kecil.

Dan saat keluarga Xiao dalam kebahagiaan, ada beberapa kelompok di luar yang sedang resah dengan kelahiran anak dari keluarga Xiao. Bahkan istana besar yang megah saat itu sedang dalam keresahan karena kelahiran Xiao Chen itu. Mereka tampak kebingungan mencari jalan untuk menyelesaikan masalah tapi mereka benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

"Apa yang harus kita lakukan yang mulia?" Pria yang dipanggil yang mulia itu tidak menjawab, dia juga sedang berpikir bagaimana menanggapi kelahiran anak keluarga Xiao ini.

"Mari kita lihat dan perhatikan dulu, kita tidak dapat langsung mengambil keputusan yang cepat. Bagaimanapun itu adalah keluarga Xiao yang sedang kita hadapi!" Jawab yang mulia itu dengan raut wajah tenang. 

…….

"Ah! Sudah satu tahun sejak aku lahir ke dunia ini. Aku tidak menyangka kalau dunia yang hanya dapat aku baca di novel dan komik ternyata ada!" Xiao Chen yang sudah berumur satu tahun mulai dapat duduk dan merangkak. Saat ini ia sedang berusaha berdiri dan berjalan, meskipun ia memiliki ingatan masa lalu tapi dengan tubuh kecil seperti ini tentu membuatnya sangat kesusahan. Xiao Chen tidak menyangka kalau dirinya akan terlahir dalam sebuah keluarga yang telah lama dinantinya, yang juga selama masa hidup ia dulu hanya dapat memandangi anak-anak lain memiliki orangtua dan merasakan kasih sayang orangtua. Sedangkan ia sendiri hanya hidup dengan kerja keras agar dapat bertahan hidup dari dunia kejam itu.

“Ba! Anak ibu apa lapar?” Xiao Chen melihat ibunya yang cantik membawa bubur langsung mengambil sikap layaknya seorang anak kecil seusianya. Semua berjalan sampai umur Xiao Chen tiga tahun, dimana ia sudah bisa berjalan dan berbicara terlebih Xiao Chen sudah mulai belajar membaca saat umur tiga tahun sehingga dalam keluarga Xiao sangat menghargai sifat Xiao Chen itu. 

“Hm? Tampaknya ini disebut benua dewa. Hei, tempat ini benar-benar tempat dimana dewa berada? kultivator? Sepertinya kultivator adalah orang yang berkultivasi untuk meningkatkan ranahnya, memang sesuai dengan novel di bumi. Jadi, manusia juga bisa menjadi kuat yah? Hehehehe, apa aku harus meminta sesuatu seperti teknik kultivasi kepada ayah?” Pikiran Xiao Chen sudah benar-benar dewasa dari yang lain, tentu itu karena reinkarnasi yang terjadi padanya. Semua ingatan masa lalunya masih ada sehingga sifat Xiao Chen tidak seperti sifat anak pada umurnya. Xiao Chen dengan penuh semangat menutup bukunya, lalu keluar dan berjalan-jalan di halaman tempat dia tinggal. Beberapa pelayan melihat Xiao Chen yang imut sangat menghormati dan menyayanginya, karena itu setiap Xiao Chen lewat mereka akan menyapanya dengan sopan.

“Haa… Bagaimana caraku untuk mendapatkan teknik kultivasi dari ayah? Ayah sialan itu pasti tidak akan mau memberikannya padaku, meskipun aku sudah menunjukan kemampuanku apa adanya!” Ia berbicara sendiri memikirkan jalan mendapatkan teknik kultivasi dari keluarganya. Meskipun ayah Xiao Chen adalah kepala keluarga, ada beberapa syarat untuk dapat memulai kultivasi di benua dewa.

“Eh? Tuan muda, apa yang kamu lakukan disini?” sekelompok pelayan mendekati Long Chen dan salah satunya pelayan yang biasa membantu Xiao Chen, dia terkejut melihat Xiao Chen berbaring di rerumputan yang menurutnya kotor.

“Ah! Saudari Hua, apa kabar?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status