Home / Romansa / Perjanjian Hati / 3. Aku Menginginkanmu

Share

3. Aku Menginginkanmu

Author: Yuyun Batalia
last update Last Updated: 2025-07-02 16:51:09

“Apakah kau kurang enak badan, Aurora?” Gianna, bertanya saat melihat Aurora yang tampak memijat kepalanya.

“Aku merasa kepalaku sedikit sakit.” Aurora baik-baik saja beberapa saat lalu, tapi sekarang tidak tahu kenapa kepalanya mulai berdenyut sakit.

“Mungkin karena kau bekerja terlalu keras. Aku seharusnya tidak memintamu untuk menemaniku minum.” Gianna tampak menyesal.

“Tidak perlu meminta maaf.”

“Jadi, bagaimana sekarang? Apakah kau ingin pulang?”

“Ya, maaf karena aku tidak bisa menemanimu.”

“Tidak apa-apa, aku mengerti keadaanmu,” balas Gianna. “Apakah kau menyetir sendiri?”

“Ya.”

“Bagaimana kau akan pulang dalam kondisi seperti ini?”

Aurora merasa kepalanya semakin pusing, ia jelas tidak akan bisa menyetir sendirian karena itu akan membahayakan nyawanya.

“Bagaimana jika kau memesan kamar untuk malam ini?”

“Itu juga tidak apa-apa.” Aurora tidak ingin merepotkan orang lain. Saat ini sudah pukul satu pagi, sekretaris dan pengawalnya pasti sudah tidur.

“Kalau begitu aku akan memesan kamar untukmu.”

“Ya, terima kasih, Gianna.”

“Tidak perlu sungkan, Aurora.”

Gianna keluar dari bar, ia memesan kamar lalu kemudian segera kembali ke sisi Aurora.

Selama Gianna pergi, Aurora merasa tubuhnya semakin tidak nyaman. Awalnya ia merasa kepalanya pusing, tapi sekarang ia merasa sangat panas.

“Aurora, ayo aku antar ke kamarmu.” Gianna membantu Aurora turun dari tempat duduknya.

Saat hendak melangkah, tubuh Aurora seperti melayang. Wanita itu hampir saja jatuh karena kehilangan keseimbangan.

“Aurora, hati-hati.” Gianna memegangi bahu Aurora.

Aurora mencengkram tangannya dengan kuat, kukunya yang terawatt menancap di telapak tangannya. Ia harus tetap sadar. Ia yakin bahwa apa yang ia alami saat ini bukanlah karena kelelahan.

Sebelumnya Aurora juga pernah mengalami hal seperti ini dan itu bukan karena ia kelelahan, melainkan karena minumannya diberi obat perangsang.

Aurora melihat ke Gianna sejenak, tidak ada orang lain lagi yang bisa memasukan obat perangsang ke minumannya. Hanya saja, terlalu sulit baginya untuk menerima kenyataan bahwa salah satu sahabatnya akan melakukan hal seperti ini padanya.

Aurora masih bersikap seolah ia belum menyadari apapun, ia hanya mengikuti ke mana Gianna akan membawanya.

Sampai di kamar hotel, Gianna membaringkan Aurora di atas ranjang. “Apakah kau ingin aku memanggil dokter?”

“Tidak perlu, setelah istirahat aku pasti akan baik-baik saja.”

“Baiklah, kalau begitu istirahatlah. Aku ada di kamar sebelah. Jika kau masih belum merasa membaik segera beritahu aku.” Gianna berkata perhatian.

“Baik.”

“Sekarang tidurlah.”

Aurora segera menutup matanya. Ia tentu saja tidak akan bisa tidur dengan kondisi tubuhnya saat ini.

Gianna menatap Aurora sejenak, ada rasa bersalah di sana, tapi kemudian ia segera berbalik dan pergi. Saat Gianna keluar, Aurora segera turun dari ranjang, wanita itu berdiri di dekat pintu yang tidak sepenuhnya tertutup.

“Aurora sudah berada di kamar yang kau siapkan.”

Kening Aurora berkerut, siapa yang dihubungi oleh Gianna?

Lalu kemudian suara langkah kaki yang semakin menjauh terdengar. Gianna telah meninggalkan lantai itu.

Aurora segera keluar dari kamarnya. Ia tidak boleh masuk ke dalam jebakan Gianna dan orang lain yang tidak ia ketahui siapa.

Obat yang ada di tubuh Aurora telah menyebar, pandangan wanita itu mengabur. Ia kemudian mendengar langkah kaki, meski ia adalah wanita yang selalu tampak tenang, tapi ia mulai merasa cemas sekarang. Dengan kondisinya saat ini akan sangat sulit baginya untuk melarikan diri jika tertangkap.

Aurora melihat ke sekitar, tidak ada tempat baginya untuk bersembunyi. Pada saat yang sama, sebuah pintu terbuka. Aurora segera melangkah dengan cepat menuju ke pintu itu dan mendorongnya, ia masuk ke dalam sana dan kemudian menutup pintu.

Seorang pria yang berada di balik pintu menatap Aurora dengan kernyitan di dahinya.

Aurora mengangkat wajahnya, menatap pria di depannya. Kepalan di tangannya semakin kuat. Aroma tubuh pria di depannya membuat kepalanya seperti akan meledak.

“Apa yang kau lakukan di kamarku, Nona?”

Aurora segera mengangkat tangannya, menutup mulut pria itu dan segera mendorongnya masuk jauh lebih dalam.

Kulit yang bersentuhan membuat keinginan di dalam tubuh Aurora semakin menggila.

“Aku menginginkanmu.” Aurora tidak peduli siapa pria di depannya, ia bisa tidur dengan siapa saja kecuali orang yang mencoba menjebaknya.

Pria di depan Aurora menurunkan tangan Aurora yang menutup mulutnya. “Kau yakin, Nona?”

“Aku yakin.” Aurora kemudian mencium bibir pria asing di depannya dengan agresif.

Senyum tampak di wajah pria asing itu, ia memberikan apa yang diinginkan oleh Aurora.

Sementara itu di kamar yang sebelumnya, dua pria yang harusnya bersenang-senang dengan Aurora mendapati kamar itu kosong. Mereka segera menghubungi orang yang memerintahkan mereka untuk datang.

“Tuan, tidak ada siapapun di kamar.”

Bagaimana bisa?”

“Saya tidak tahu, Tuan.”

Segera periksa! Kalian harus menemukan Aurora sialan itu!”

“Baik, Tuan.” Kedua pria itu segera keluar dari ruangan dan memeriksa sekitar, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Aurora.

Gianna yang meninggalkan Aurora sendirian segera naik ke atas. Ia melihat ke kamar dan itu benar-benar kosong.

“Ke mana dia pergi?” Gianna bertanya bingung. Ia jelas-jelas meninggalkan Aurora di sini. Selain itu ia juga meninggalkan Aurora hanya dalam waktu singkat, apakah Aurora benar-benar sudah melarikan diri?

Gianna segera pergi menuju ke resepsionis, ia harus melihat rekaman kamera pengintai. Karena permintaan Gianna, resepsionis memanggil manajer mereka.

“Maafkan kami, Nona. Saya tidak bisa menunjukan rekaman kamera pengintai.”

Permintaan Gianna ditolak oleh manajer hotel tersebut meski Gianna telah menjelaskan situasinya.

“Apakah kau tidak tahu siapa Aurora Keenes? Hotel ini akan mendapat masalah jika terjadi sesuatu padanya.”

“Saya hanya menjalankan sesuai dengan aturan hotel, Nona.” Manajer hotel itu telah menghadapi berbagai orang berkuasa di dunia, tapi tetap saja hotel mereka memiliki aturan.

Gianna merasa sangat kesal. Ia segera meninggalkan meja resepsionis dan kembali ke lantai atas. Wanita itu kemudian menghubungi orang yang tadi ia hubungi.

“Aku tidak bisa menemukan keberadaan Aurora.”

Gianna, kau benar-benar bodoh. Kau bahkan tidak bisa mengurus masalah sekecil ini.

Gianna terkejut dengan kalimat yang diucapkan oleh Ares, selama ia berhubungan dengan Ares pria itu selalu memperlakukannya dengan lembut.

Jika rencana tidak berjalan dengan lancar, maka jangan pernah berharap untuk menikah denganku!”

“Ares, aku sudah melakukan tugasku dengan baik. Mengenai Aurora melarikan diri bagaimana aku bisa memprediksinya.”

Kau seharusnya memastikan Aurora tidak melarikan diri! Kau benar-benar tidak berguna!” Panggilan itu kemudian terputus.

Kedua tangan Gianna mengepal. Ini adalah pria yang ia cintai dengan sepenuh hati sampai ia mengkhianati sahabatnya sendiri. Pria ini tidak segan memakinya ketika yang sesuatu tidak terjadi sesuai dengan yang ia inginkan.

Di tempat lain saat ini Ares sedang bersama dengan ayahnya.

“Rencana kita gagal, Ayah.” Ares memberitahu ayahnya.

“Sial! Aurora ini benar-benar beruntung. Dia selalu lolos dari bencana.” Marco mengumpat geram.

Lusa adalah hari ulang tahun kakek Aurora. Dan sebelum hari itu tiba, Marco -paman Aurora telah memikirkan cara untuk membuat Aurora terkena skandal.

Ia bukan hanya akan membuat Aurora tampak seperti wanita murahan, ia juga ingin hubungan Aurora dan Savero Dominic -tunangan Aurora, berakhir sehingga Aurora tidak memiliki dukungan dari keluarga Dominic lagi. Bukan hanya itu, dengan skandal itu, Aurora juga pasti akan membuat Savero marah karena dipermalukan. Savero mungkin akan membalas dendam pada Aurora.

Dengan semua hal yang terjadi itu, Aurora pasti akan hancur. Kepemimpinan perusahaan akan jatuh ke tangannya.

Namun, sekali lagi rencana yang sudah disusun matang-matang gagal. Untuk hari ini, Ares -sepupu Aurora bahkan telah merayu Gianna selama beberapa bulan. Mereka benar-benar berharap bahwa Aurora akan jatuh ke dalam jebakan mereka.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang, Ayah?” Ares merasa kepalanya akan meledak. Ia sangat membenci kenyataan di mana ia tidak bisa menyingkirkan Aurora.

Ia adalah anak laki-laki di keluarganya, ia seharusnya lebih berhak menjadi penerus daripada Aurora yang hanya seorang perempuan.

Marco juga sakit kepala. “Jika tidak ada jalan lain maka aku hanya bisa menggunakan jalan terakhir.”

Sebelumnya Marco hanya ingin membuat masalah sehingga para petinggi perusahaan menilai bahwa Aurora tidak cukup cakap untuk memimpin perusahaan, tapi Aurora bisa membuktikan bahwa ia mampu dan bisa membuat keuntungan perusahaan naik tiga kali lipat dalam masa kepemimpinannya.

Setelahnya Marco mencoba untuk merusak reputasi Aurora, membuatnya citranya menjadi buruk dan tidak pantas memimpin perusahaan, tapi hal ini juga tidak berjalan dengan baik.

Sekarang hanya satu yang tersisa. Jangan menyalahkannya karena sangat kejam. Salahkan saja Aurora yang ingin berebut kekuasaan dengannya.

tbc

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjanjian Hati   Extra Part – Ayo Kita Punya Anak Lagi

    Lima tahun kemudian…“Suamiku, ayo kita punya anak lagi.” Aurora menatap suaminya dengan lembut. Ia telah memikirkan ini dalam beberapa waktu terakhir ini.Meskipun ia mengalami kehamilan yang sulit, tapi itu tidak membuatnya trauma hamil. Ia melihat Alastair sudah tumbuh besar sekarang, ia pikir akan sangat baik jika ia memiliki bayi lagi.Sebelumnya Alastair juga pernah meminta adik padanya. Memiliki saudara juga sangat bagus, jadi anak-anaknya bisa mengandalkan satu sama lain.Ace diam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya. “Sayang, mari jangan mengambil resiko.”“Aku akan baik-baik saja. Mari kita miliki satu lagi.” Aurora masih tetap pada keinginannya.“Aku tidak ingin kehilanganmu, Istriku.”“Suamiku, aku akan menjaga diriku dengan baik. Aku tidak ingin Alastair kesepian sepertiku, tidak memiliki saudara yang bisa mendukungnya.” Aurora menatap Ace memelas.Ace tidak tahu harus bagaimana. Satu-satunya keinginan Aurora yang sulit untuk ia ikuti adalah memiliki anak la

  • Perjanjian Hati   37. Terima Kasih Karena Telah Menepati Janjimu (Tamat)

    Satu tahun kemudian…Aurora sedang bermain sore dengan putranya yang saat ini sudah berusia satu tahun. Putranya yang menggemaskan telah tumbuh dengan sangat baik dan sehat.“Ibu menangkapmu.” Aurora meraih tubuh kecil putranya lalu kemudian mengangkatnya dan memeluknya, menciumnya dengan gemas.Setelahnya Aurora menurunkan putranya lagi, membiarkan putranya berjalan di atas rumput tanpa alas kaki.Ace baru kembali dari pekerjaannya. Ia langsung pergi ke taman seteah mendengar dari kepala pelayan bahwa saat ini istri dan anaknya sedang berada di sana.Saat Ace sampai, ia melihat Aurora yang sedang mencumbu putra mereka, suara gelak tawa putra kecilnya terdengar begitu manis.Dari jaraknya, Ace bisa melihat betapa bahagia wajah istrinya. Aurora benar-benar menikmati perannya sebagai seorang ibu.Bahkan setelah ia melahirkan, Aurora tidak memikirkan tentang kembali bekerja. Wanita itu tidak tega meninggalkan putra mereka, jadi ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga.Satu tahun tel

  • Perjanjian Hati   36. Ibu Atau Anak

    Ace berlari dengan panik menyusuri koridor rumah sakit. Beberapa waktu lalu Ace menerima kabar dari kepala pelayan di kediaman kakek aurora bahwa Aurora terjatuh dari tangga dan mengalami pendarahan.Dunia Ace seperti runtuh seketika, rasa takut segera menyelimutinya. Tubuh pria itu berkeringat dingin.Setelah berlarian, Ace akhirnya sampai di depan ruang operasi.“Kakek, bagaimana kondisi Aurora?” Ace bertanya pada Richie yang mengantar Aurora ke rumah sakit.Raut wajah Richie tidak terlalu baik, pria tua itu telah terlalu sering dibayang-bayangi oleh kematian Aurora. Setelah tidak ada lagi percobaan pembunuhan, sekarang Aurora mengalami masalah serius pada kehamilannya karena terjatuh.“Saat ini dokter sedang menangani Aurora.”Sekarang dua pria itu menunggu dengan khawatir, lalu kemudian dokter keluar.“Dokter bagaimana kondisi istriku?” tanya Ace pada dokter wanita itu.Dokter wanita itu meyerahkan berkas pada Ace. “Nyonya Aurora harus melahirkan segera, Tuan tolong baca dan tanda

  • Perjanjian Hati   35. Lebih Indah Dari Musim Semi

    Waktu berlalu, saat ini usia kandungan Aurora sudah melewati trisemester pertama. Mual dan muntah sudah jarang dirasakan oleh Aurora.Namun, selama periode itu, Aurora telah dilarikan ke rumah sakit dua kali karena mengalami pendarahan. Hal ini membuat Ace semakin membatasi gerakan Aurora. Ia benar-benar takut terjadi hal buruk pada Aurora dan anak mereka.Aurora yang merasa bahwa dirinya kuat harus menerima kenyataan bahwa hal-hal tidak terduga terjadi di masa kehamilannya. Ia yang biasanya tangguh menjadi tidak berdaya dan harus terbaring di rumah sakit selama beberapa hari untuk pemulihan.Baru-baru ini ia merasa jauh lebih baik, ia tidak akan merasa pusing setelah berdiri beberapa saat. Tidak, bukan hanya saat berdiri, tapi ketika duduk juga. Itulah sebabnya selama beberapa minggu ini ia lebih banyak berbaring di atar ranjangnya.Ia merasa sangat bosan, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan tentang hal itu. Ia harus menjaga kandungannya dengan baik. Anak ini adalah anak yang ia dan

  • Perjanjian Hati   34. Sangat Cantik

    Satu hari Aurora dan Ace beristirahat total, besok adalah hari pesta pernikahan mereka yang telah mereka rencanakan selama beberapa waktu lalu.“Baiklah, ayo kita tidur. Besok akan menjadi hari yang panjang.” Ace membelai kepala Aurora dengan lembut.“Ya, Suamiku.” Aurora kemudian memejamkan matanya, ia tidur dengan nyenyak dalam dekapan hangat suaminya.Ace mengecup puncak kepala Aurora, pria itu kemudian juga menutup matanya dan terlelap.Keesokan harinya, Ace dan Aurora bangun beberapa jam lebih cepat dari biasanya. Mereka berdua harus bersiap untuk pesta pernikahan mereka yang akan dilangsungkan dalam beberapa jam lagi.Setelah beberapa jam persiapan, Aurora kini telah mengenakan gaun pengantinnya, wajahnya juga telah dirias.Untuk menghindari Aurora mengalami insiden, Ace sengaja meminta agar sepatu hak tinggi diganti dengan sepatu beralas datar.Savana dan Clarette telah menemani Aurora sejak beberapa waktu lalu. Mereka kini melihat Aurora dengan pandangan berbinar.“Aurora, kau

  • Perjanjian Hati   33. Suamiku Adalah Yang Terbaik

    Pagi harinya Aurora dan Ace pergi ke ruang sarapan bersama. Di sana sudah ada kakek Ace yang sedang menunggu mereka.“Selamat pagi, Kakek.” Aurora mengecup pipi Richie dengan lembut.“Selamat pagi, Kakek.” Ace juga menyapa Richie.“Selamat pagi, ayo sarapan.”“Ya, Kakek.” Aurora dan Ace duduk bersama.Ketiga orang itu mulai menyantap sarapan mereka, tapi kemudian Aurora berhenti karena ia merasa perutnya sangat mual.“Ada apa?” Ace bertanya dengan perhatian pada istrinya.Aurora tidak bisa menjawab, ia segera berdiri dari tempat duduknya lalu kemudian melangkah menuju ke toilet.Ace khawatir pada Aurora, ia segera menyusul Aurora. Ia melihat istrinya sedang muntah. Ace segera berdiri di sebelah Aurora. Ia memegangi rambut istrinya lalu kemudian mengelus pelan punggung istrinya.“Istriku, apakah kau baik-baik saja?” Ace bertanya khawatir.Aurora mengusap bibirnya. Ia berdiri dan menatap Ace. “Aku baik-baik saja.”Keduanya kembali ke ruang makan dan melanjutkan makan mereka. Namun, sete

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status