Share

34. Ki Gendeng Sejagat (II)

"Kita sudah sampai, anak muda," kata Ki Gendeng sejagat ketika mereka tiba di dekat pohon cemara kecil.

Jaka heran melihat pohon cemara itu tumbuh terpencil di padang rumput. Di sekitar tidak ada pohon lain. Padang rumput itu berada di pinggir jurang yang sangat dalam dan berkabut.

Mereka turun dari kuda.

"Kau tahu berapa usia pohon cemara ini?" tanya Ki Gendeng sejagat dengan air muka berawan, seakan ada kisah yang terpendam.

"Lima sampai sepuluh tahun," jawab Jaka. Pohon cemara itu cuma setinggi mereka.

"Empat ratus tahun."

Jaka kaget. Ia memandang kakek berselempang putih dengan tak percaya. "Kok tidak tumbuh besar?"

"Pohon cemara ini saat pertama kali tumbuh sudah sebesar ini, bersamaan dengan munculnya roh Laraswati di Hutan Gerimis."

Jaka tertegun. Nama itu tidak asing di telinganya. Abah sering bercerita tentang perjanjian leluhur dari masa ke masa dan nama itu pernah disebutnya.

"Aku pernah dengar nama itu dalam babad perjanjian leluhur. Laraswati adalah calon istri Wiraswara,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status