Share

3. Sandiwara Dimainkan

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2023-09-07 22:56:08

“Anda yakin masih akan melanjutkan rencana Anda, Tuan? Masih ada waktu untuk membatalkannya.”

Pertanyaan itu dilontarkan oleh Bastian kala William baru saja memasuki ruang kerjanya. 

“Kamu sudah menanyakan ini berpuluh-puluh kali, Bas. Apa kamu tidak bosan mendapat jawaban yang sama?”

“Saya hanya berusaha meyakinkan, Tuan.”

William tidak menanggapi keberatan pelayan setianya. Dengan cekatan, ia membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas meja. Setelah meja kerjanya rapi, lelaki itu berdiri.

“Istirahatlah, Bas.” William menepuk bahu Bastian sambil melewatinya.

Lelaki berusia hampir kepala lima itu melewati kamar yang ditempati Keyna. Perlahan, ia membukanya. Wanita muda itu tertidur pulas tanpa beban.

Sudah tujuh tahun ia menduda. Istrinya meninggal karena penyakit kanker. Satu tahun kemudian, ketiga anaknya yang telah dewasa pun memilih jalan sendiri-sendiri dan berkarir di luar negeri. Akhirnya, ia hidup sendiri ditemani sepi dan sunyi.

Keinginannya hanya satu. Dapat mengumpulkan kembali keluarganya ke mansion ini. Paling tidak, putra-putrinya dapat mengunjungi dirinya secara rutin. Entah beberapa minggu atau satu bulan sekali.

Itu sebabnya ia merancang sebuah rencana gila. Hanya dengan cara itu, putra-putrinya akan datang. Melalui sakitnya, ia berharap, bisa mendapatkan perhatian anak-anaknya lagi.

Keyna menggeliat. William segera mundur perlahan. Sebelum sampai ke pintu dan keluar, lelaki itu mendengar wanita muda itu menggumamkan sebuah nama.

“Cedric.”

William menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Keyna. Ia mengerutkan kening tak suka. Apa ia tak salah dengar? Istri pura-puranya menggumamkan nama seorang lelaki?

Di dalam kamarnya, William kembali memikirkan Keyna. Usia wanita itu kira-kira seumuran dengan putra sulungnya. Namun kisah hidupnya tidak senyaman putra-putrinya yang sejak lahir bergelimang harta dan jabatan.

Perhatian Keyna selama satu minggu ini pun cukup membuat William terbuai. Mungkin karena selama menduda, ia tidak pernah lagi mendapatkan kasih sayang seorang wanita. Meskipun perhatian yang ia dapatkan dari istri kontraknya itu hanya sebatas sebuah perjanjian.

“Akh … kenapa aku jadi memikirkan wanita kurus itu?”

William masuk ke dalam kamar pribadinya. Kamar yang dulu ia tempati bersama sang istri. Lelaki itu menuju meja kerja di pojok ruangan. Ia kembali membuka sebuah map yang bertuliskan nama Keyna Calanthe Edison.

Kalimat demi kalimat dibaca William dengan seksama. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah nama. Cedric. Nama yang barusan digumamkan Keyna. Lelaki itu kini tau, istri pura-puranya ternyata telah memiliki seorang kekasih.

Berbagai foto kedekatan Keyna dan Cedric pun terlampir dalam berkas berikutnya. Mereka tampak serasi dan bahagia.

“Kenapa Keyna menerima pekerjaan ini jika ia telah memiliki seorang kekasih? Apa kekasihnya belum tau?”

***

Pagi harinya, setelah menemani William sarapan dan mengecek kesehatan tuannya, Keyna pamit untuk kuliah. Suami pura-puranya itu bahkan menyiapkan seorang supir dan pengawal yang akan mengantar Keyna.

“Selesai kuliah, kamu harus langsung kembali ke mansion,” titah William.

“Iya, Tuan,” jawab Keyna singkat.

“Salah satu alasanku membayari sekolahmu adalah agar kamu dapat belajar dengan cepat untuk melaksanakan keinginanku. Jadi, jangan buang-buang waktu di kampus.”

Keyna mengangguk sekali lagi. Akhirnya, wanita itu mengembuskan napas lega setelah berada di dalam mobil. Paling tidak, saat ini, ia telah berada di luar mansion. Tempat mewah di mana ia merasa terpenjara walau segala kebutuhannya terpenuhi.

Dengan rasa penasaran, Keyna merogoh saku dan mengeluarkan ponselnya. Wanita itu mengetikkan nama William di internet. Ia ingin mencari tau tentang identitas tuannya.

Tak lama kemudian, foto William bermunculan. Berita-berita mulai dari prestasi, kekayaan hingga keluarganya terpampang di layar ponsel. Keyna membaca satu buah berita bisnis yang terpercaya.

William Summer Dalton, empat puluh delapan tahun adalah seorang duda dengan tiga orang anak. Istri William telah meninggal tujuh tahun yang lalu, dan hingga kini lelaki itu masih sendiri. Putra sulung dan putri kedua, telah diserahi perusahaan di luar negeri. Sementara putra bungsu yang merupakan pebalap mobil professional juga sering bepergian untuk berlomba di berbagai negara.

Keyna membulatkan mata saat membaca aset-aset yang dimiliki tuannya. Walaupun ia telah menduga, lelaki itu kaya raya, tetap saja ia terkejut dengan perkiraan jumlah kekayaan William. Ternyata, suami pura-puranya adalah seorang billionair.

Di kampus, Keyna mendapat pelayanan istimewa. Ia ditempatkan bersama anak-anak pejabat atau orang terkenal lainnya. Namun begitu, sesuai perjanjian, wanita itu dilarang berinteraksi dengan siapa pun di institusi pendidikan tersebut.

Otomatis, Keyna hanya benar-benar belajar. Saat jam kuliah selesai dan ada waktu rehat, ia masuk ke ruang salah satu dosen. Dengan menunjukkan kartu pemberian William, wanita itu belajar dan mencari banyak informasi tentang susunan syaraf manusia.

Selesai kuliah, seorang lelaki bertubuh tegap sudah berdiri di depan kelasnya. Lelaki yang ia kenali sebagai salah satu pengawal William itu lalu langsung mengarahkan Keyna menuju mobil di parkiran. Mobil itu langsung mengarah kembali ke mansion.

“Bagaimana kuliahmu?” tanya William saat Keyna telah kembali ke mansion.

“Belum ada kendala, Tuan.”

“Siapa dosen yang kamu temui hari ini?”

“Prof. Jaslan, Tuan. Beliau titip salam untuk Tuan.”

“Aku akan meneleponnya.”

Keyna mengangguk lalu merogoh tasnya dan memberikan sebuah amplop. “Prof. Jaslan memberikan ini untuk Tuan.”

“Bagus. Oh ya, kamu bisa belajar atau membaca buku di perpustakaan di lantai dua. Aku memiliki beberapa buku referensi kedokteran dan kesehatan di sana.”

“Baik, Tuan. Terima kasih.”

Hari-hari berikutnya, kegiatan Keyna berulang hampir sama. Di mansion ia mengurus William. Di kampus, ia belajar lalu mencari banyak informasi melalui dokter-dokter handal. Hingga tak terasa telah dua minggu Keyna berkuliah.

“Kamu sudah memutuskan, kelumpuhan seperti apa yang akan terjadi pada diriku?” tanya William di suatu pagi saat mereka sedang sarapan.

"Anda akan didiagnosis paraplegia. Kelumpuhan sementara karena cidera saat kecelakaan. Kelumpuhan ini menyebabkan anggota tubuh bagian bawah terutama kaki tidak dapat digerakkan," jelas Keyna.

"Bagus. Aku suka sandiwara itu. Intinya, aku ingin putra-putriku melihat aku lumpuh. Aku ingin tau reaksi mereka," balas William.

“Mereka pasti akan shock, Tuan.”

“Artinya mereka masih memiliki hati nurani. Bayangkan, lima tahun mereka tidak pernah pulang. Ada saja alasan mereka untuk tidak datang,” keluh William.

“Pasti mereka memiliki alasan kuat.”

William mendengus kasar. “Apapun alasan mereka, aku tidak perduli. Yang jelas mereka telah mengabaikan ayah sendiri.”

“Kenapa tidak Tuan saja sih yang mengunjungi mereka?”

Lelaki kaya raya itu terdiam. Ia terkenal sebagai sosok terhormat dan keras kepala. Gengsinya terlalu tinggi untuk datang menemui ketiga anak-anaknya dengan dalih rindu.

Semua surat kesehatan rekayasa disiapkan. Bahkan satu buah mobil mewah William sengaja dibuat ringsek sebagai alat bukti kecelakaan. Sandiwara telah siap dimainkan.

Pagi itu, Bastian mengabarkan putra-putri William sedang dalam perjalanan menuju mansion. Lelaki itu segera naik ke ranjang hidrolik. Keyna menyiapkan sebuah suntikan untuk bosnya.

"Suntikan ini seperti anestesi, Tuan. Saya suntikkan dibeberapa bagian sehingga Tuan akan merasa mati rasa pada bagian bawah tubuh Anda."

"Oke. Aku siap."

Sambil menunggu reaksi suntikan itu bekerja, William kembali mengingatkan tentang sandiwara mereka. Identitas Keyna dirahasiakan. Wanita itu hanya akan dikenal sebagai perawat William. Lalu, setelah ia lumpuh, tidak ada yang boleh menyentuhnya selain Keyna sendiri.

Keyna memeriksa organ-organ vital bosnya yang telah memejamkan mata. Tubuh kekar William yang semula terlihat kokoh, kini terbujur lemah. Jantung Keyna berdebar tak beraturan. Ketakutan mulai menjalar di kepala.

‘Apakah ini akan berhasil? Atau aku justru membuatnya celaka?’

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siswoyo Raharjo
sandiwara dimulai... makin terbawa alur cerita nya.. lanjut bab selanjutnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.331. Indah pada Waktunya

    Malam harinya, tanpa membuang waktu, William dan keluarganya bertolak ke bandara untuk pulang. Tidak ada alasan lagi bagi William untuk menetap di Pulau Chantal setelah mengetahui sang putra baik-baik saja. Mereka pun pergi tanpa berpamitan pada sang pemilik pulau. William sudah bertekad menutup semua akses komunikasi dengan Chantal maupun semua wanita. Mengingat pernyataan keras Keyna, William merinding. Sejak itu, matanya tak pernah lepas dari sang istri. Hatinya sangat tidak tenang jika mereka berjauhan. "Cha, Keyna kenapa akhir-akhir pendiam, ya?" tanya William. "Apa Keyna masih marah, ya sama Daddy?" Sacha sedang duduk di depan meja kerja sang Daddy. Menatap berkas perusahaannya yang akan bergabung dengan perusahaan Will Universe. Kini matanya mengamati wajah William yang termenung. "Daddy masih berurusan dengan ibu-ibu komite sekolah Princess? Atau masih berhubungan dengan Chantal?" "Tidak sama sekali, Cha." Akhirnya mereka berkesimpulan, Keyna memang sedang lelah saja. M

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.330. Lelaki Setia

    Untuk mengalihkan rasa kesal, Keyna berjalan-jalan sendirian di tepi laut. Pulau ini memang cantik dan eksotik. Gabungan antara penduduk pribumi dan modern masih sangat kentara. Namun begitu, pelayan di sekitar resort terlihat telah lebih mengenal peradaban. “Cantik, ya?” Kepala Keyna menoleh ke samping. Chantal berdiri dengan wajah menatap laut. Wanita itu menarik napas dalam-dalam menghirup udara laut dan mengembuskannya perlahan. “Mau menemaniku berkeliling?” Itu bukan sebuah ajakan, nada suara Chantal jelas menuntut Keyna untuk ikut. Tangan kanan wanita pulau itu terentang ke sisi kanan untuk memberi kode agar berjalan. Keduanya berjalan menyisiri pinggir laut. Angin hampir saja menerbangkan topi lebar yang dikenakan Keyna jika ia tidak memeganginya. Sementara Chantal dengan santai berjalan tanpa alas kaki menembus angin yang mengibarkan pakaian tipis hingga lekuk tubuhnya tampak jelas terlihat. “Aku sudah berhasil membawa peradaban modern ke pulau ini. Namun begitu, sebagai

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.329. Ada Apa Lagi?

    “Baby, jangan cemberut terus. Tolong, maafkan aku,” mohon William saat mereka telah dalam pesawat.Keyna tidak menjawab. Ia sibuk menatap laptopnya dan memberikan layanan kesehatan melalui online. Bahkan saat William kembali berkata, Keyna langsung mengenakan headset hingga suara suaminya sama sekali tidak terdengar lagi.William mengembuskan napas berat. Ia tau dirinya salah. Tetapi, bukankah alasannya cukup masuk akal? Apa ini karena Keyna cemburu?Pusing memikirkan sikap istrinya, William bangkit dari duduknya. Lelaki itu mengecup puncak kepala Keyna sebelum berjalan menjauh. Ia mendatangi Princess yang sedang bermain dengan Sacha.“Kenapa Daddy meninggalkan Keyna?” tanya Sacha.“Keyna sedang konsultasi online.”“Pasti Keyna marah pada Daddy.”“Iya, sepertinya begitu.”“Kenapa Mommy marah pada Daddy?” tanya Princess.Keduanya lalu tersadar bahwa P

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.328. Sangat Menarik

    “Akh … kalian sudah saling kenal?” Chantal menatap Louis dan Lily bergantian.“Mmm … kami teman masa kecil, Nyonya Chantal,” balas Lily menyeringai.“Oh ya? Menarik, sangat menarik.” Mata Chantal berbinar mendengar jawaban Lily.Sementara itu, Louis masih terpana dengan pemandangan di depannya. Chantal sampai menggeleng kemudian terkekeh. Wanita itu kemudian pamit.“Baiklah. Aku tinggalkan kalian berdua untuk bernostalgia.”“Terima kasih, Nyonya Chantal," balas Lily dengan santun.Sebelum Chantal berlalu, ia menyempatkan diri mengedipkan sebelah matanya pada Louis. Wanita itu juga mengusap dada Louis dan berbisik pelan di telinga lelaki muda itu.“Mungkin ini jawaban dari rasa penasaranmu.”Louis tersentak sedikit. Kepalanya menoleh menatap kepergian Chantal. Lalu, tersadar saat Lily kembali menyapanya.“Kamu baik-baik saja?”“Entahlah. Bertemu lagi denganmu … cukup mengejutkan,” aku Louis.Kepala wanita cantik bergaun putih itu meneleng ke kanan. Bibirnya rapat namun menyunggingkan s

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.327. Wanita Berbaju Putih

    Pertemuan dengan Chantal, sama sekali tidak mencerahkan Louis. Wanita itu malah melenggang santai meninggalkan Louis yang masih tidak mengerti. Chantal hanya berpesan untuk menghubunginya kapan saja ia butuh.Louis menatap bayangan Chantal. Ia bisa bebas memandangi tubuh Chantal dari tampak belakang. Setelah wanita pulau itu menghilang, Louis segera keluar dari restoran.“Permisi, hari ini aku ada jadwal menyelam. Apa perlengkapan untukku sudah siap?” tanya Louis pada pegawai resort.Lelaki pribumi yang diajak bicara itu bertelanjang dada, mengenakan sarung yang panjangnya hanya sampai lutut serta pengikat kepala khas pulau. Ia tersenyum ramah dan mengangguk pada Louis.“Silahkan, Tuan Louis,” jawab si lelaki sambil mengarahkan jalan.“Apa perjalanan kita jauh?”“Tidak, Tuan. Kita akan naik kapal ke tengah laut, setelah itu Anda baru bisa turun dan menyelam.”“Ada pengawas atau pelatih yang akan menemaniku?”“Saya sendiri yang akan menemani Tuan.”Louis mengangguk. Mereka berkenalan.

  • Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh   S2.326. Wanita Magis

    “Tersesat?”Louis berhenti berjalan. Tidak ada siapa-siapa di dekatnya. Suara seksi dari arah belakang itu pasti memang menyapanya.Pemuda tampan itu membalik tubuh. Menahan napas sejenak begitu melihat sosok yang berdiri dengan senyum menggoda. Mata hitamnya mengerjap pelan.“Ehm.” Louis menjernihkan tenggorokannya. “Tersesat? Tidak. Aku memang mau berkeliling.”“Oh. Ini saatnya makan siang. Kamu tidak ke restoran?”“Setelah ini aku ke restoran.”“Dari arah sini kamu tidak akan menemukan apa pun selain lorong yang ujungnya buntu. Bagaimana kalau kita ke restoran saja. Aku tau jalan tercepat ke sana.”Louis terpana. Bukan karena suara seksi itu. Wanita ini terlihat manis dengan kulit kecoklatan yang mengkilat. Sekilas ia mengamati. tubuhnya berisi dengan tonjolan dan lekukan yang proporsional.Masalahnya, wanita di depannya ini memakai gaun panjang tembus pandang. Ia hanya mengenakan celana dalam. Bagian dada wanita itu tercetak jelas melalui bahan tipis bermotif bunga dan tertutup s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status