Share

Chapter 6

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-06-12 18:20:07

Tapi tak mungkin, Aluna meninggalkannya begitu saja, kan?

Jadi dengan panik, wanita itu berlari ke arah Ethan.

“Sir maafkan saya, saya tidak sengaja,” teriak Aluna.

Namun, wanita itu terkejut kala aroma alkohol yang kuat menguar dari bosnya itu.

“Sir–” Aluna mendongak. “Anda terluka? Kaki anda sakit karena lemparan saya?”

Aluna menatap kedua kaki Ethan yang sepertinya terlihat baik-baik saja.

Namun, Ethan masih diam. Kali ini, sorot matanya seakan benar-benar menelanjangi Aluna.

“Ehem! Sir!” panggil Aluna.

“Anda sedang mabuk kan?” Aluna menatap mobil Ethan yang tidak ada siapapun. Artinya pria itu menyetir mobil sendiri dengan keadaan mabuk.

“Sir—” panggil Aluna lagi. Bosnya itu benar-benar tinggi hingga membuatnya harus mendongak untuk bertatapan mata.

“Kenapa kau ada di sini?” tanya Ethan dengan suara rendah. Memandang Aluna tanpa ekspresi.

Aluna sontak mengernyit.

“Saya dari tadi di sini—”

Bugh!

Perkataan Aluna terpotong saat tubuh Ethan ambruk di tubuhnya yang kecil.

“Sir!” Aluna menepuk punggung Ethan yang begitu lebar menelingkupi tubuhnya yang kecil.

“Bagun, Sir! Anda berat!” keluh Aluna.

Tubuh Ethan benar-benar berat, Aluna tidak berbohong. Sebentar lagi jika Ethan tidak bangun—ia akan mendorong Ethan sampai jatuh ke lantai.

“Aluna..” gumam Ethan. Hembusan nafasnya mengenai leher Aluna. Suaranya yang lembut membuat Aluna terdiam sesaat.

Sekarang, apa yang harus Aluna lakukan? Ia tidak tega meninggalkan Ethan.

****

Pukul 06.00 pagi.

Aluna baru saja membersihkan wajah setelah bangun tidur.

Setelah keluar dari kamar mandi, langkah Aluna terhenti menatap seorang pria yang tengah tertidur di lantai.

Ya, Ethan Winston. Bosnya yang terhormat itu kini sedang terbaring di lantai hanya beralaskan tikar tipis.

Aluna tidak punya pilihan lain selain membawa Ethan ke rumahnya.

Bagaimana ia membawa pria itu ke hotel?

Ia sendiri tidak punya uang.

Lagipula rumahnya bukanlah pilihan yang buruk. Meski nanti ketika bangun, mungkin tubuh Ethan akan terasa remuk.

Aluna menggelengkan kepala. 'Berhenti memandang Ethan, Aluna!'

Untungnya, di saat yang sama, ponsel Aluna berbunyi.

Telepon dari sang ibu.

Aluna pun segera mengangkatnya dan pergi ke belakang.

“Halo, Aluna.” 

“Halo, Bu. Bagaimana keadaan Gio?” tanya Aluna langsung melalui sambungan telepon.

“Sudah membaik Aluna. Tapi segera kirimkan uangnya, ya. Pihak rumah sakit tidak memperbolehkan pulang jika belum membayar.”

Aluna terdiam. Memejamkan mata dan menghela nafas dalam. Ia bahkan tidak bisa memberitahu siapapun tentang yang ia alami. Semuanya, Aluna menanggungnya sendiri. Apapun itu, ia akan menghadapinya sendiri tanpa melibatkan orang tuanya.

Memberitahu ibunya tentang kesulitannya adalah hal yang paling salah. Maka dari itu Aluna akan tetap berdiri dengan tegar dan mencari solusi untuk permasalahan ini.

“Tenang ya, Bu. Aluna akan mengirimkan uangnya—” Aluna mencoba menyusun kata.

Hanya saja, dia merasakan sesuatu dari arah belakang.

Deg!

Ethan tengah mengamatinya dari belakang sambil mendengarkan ucapan Aluna.

Buru-buru, Aluna menutup panggilan dari ibunya.

Kemudian menjaga jarak dari pria tersebut.

Jangan sampai, Ethan mengetahui keberadaan Gio.

Mengingat betapa kejamnya pria itu, bukan tak mungkin Aluna akan dipisahkan dari anaknya!

“Sir? Apa ada yang--”

“Berani-beraninya kau membawaku ke tempat kecil seperti ini?” ucap Ethan tampak kesal.

Aluna terdiam. Dia memang membiarkan Ethan tidur dengan keadaan yang mungkin tak layak bagi pria itu.

Tapi, dia tak punya pilihan.

Tak mungkin mereka tidur sekasur, kan?

“Saya membawa Anda ke rumah saya agar anda tidak membahayakan orang lain di jalan. Anda sedang mabuk dan saya tidak bisa membiarkan anda menyetir dalam keadaan seperti itu.”

“Rumah?” gumam Ethan.

Matanya mengedar ke sekeliling.

Ragu dengan tempat tinggal kecil yang bahkan tak setengah kamar mandinya.

“Ah sudahlah!” Ethan mengambil jasnya yang tergeletak di lantai. "Aku pulang saja."

Pria itu memilih berjalan menuju pintu keluar--tampak malas berdebat dengan Aluna.

Hanya saja, langkahnya terhenti ketika mendengar ucapan Aluna yang tak pernah dia duga.

“SIR BAGAIMANA JIKA SAYA MENERIMA TAWARAN ANDA?!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status