Share

Chapter 16

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-29 13:22:56

Mulut Arsen itu kotor. Sekotor genangan air got.

Tidak ada filter sama sekali. Bisa-bisanya meminta hal seperti itu pada Yerin.

Namun untungnya, Yerin bisa mengatasi hal itu. Jawaban yang Yerin berikan cukup memuaskan Arsen.

‘Aku akan melakukannya saat aku siap’ itulah jawabannya.

Dan sekarang….

Inilah mereka bertiga yang duduk di ruang makan. Dengan sedikit canggung—tanpa suara sedikitpun.

Hanya ada keheningan kosong yang seolah sedang mencekik. Hawa yang dingin kalah dingin dengan suasana mereka bertiga.

“Bastian mau makan apa?” tanya Yerin.

Ia mengambil piring dan mengambilkan Bastian nasi. “Kata bibi kamu suka ayam. Tadi ibu masak ayamnya sendiri.” Mengambil lauk untuk Bastian.

“Ini makanlah.” Menaruh piring yang sudah penuh dengan nasi dan lauk di depan Bastian.

“Ehem!”

Suara deheman itu membuat Yerin menoleh. Lupa kalau suaminya itu belum mengambil makanan.

“Sa..yang.” Yerin tersenyum. “Mau makan apa?”

Arsen menunjuk lauk ayam dengan angkuh. Yerin mengam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 179

    “Hm…” seorang wanita terbangun. “Jam berapa ini?” tanyanya. Lalu ia merasakan pelukan dari seseorang di belakangnya. Baru teringat apa yang terjadi pada mereka beberapa jam lalu. Jema menatap jam dinding. Pukul 8 malam dan mereka berada di sebuah hotel. Jema menggigit bibirnya menutup wajahnya dengan selimut. Wajahnya terasa begitu panas. Beberapa jam lalu… Akhirnya ia melepaskan apa yang ia jaga selama ini untuk kekasih barunya. Tidak memikirkan apapun, Jema memang sangat menyukai Edward. Sehingga mereka tadi… Setelah makan malam di restoran hotel, terjadilah penyatuan di kamar hotel ini. Jema memutuskan akan pulang. Ia sangat malu. dengan hati-hati menyingkirkan tangan Edward. Lalu menurunkan selimut. Tubuhnya tidak terbalut apapun—ia menahan suaranya. Baru saja kedua kakinya menapak lantai, justru pinggangnya di tarik dan tubuhnya terhempas kembali ke atas ranjang. “Mau ke mana?” tanya Edward yang sudah terbangun. “Ka-kamu…” lirih Jema. “Kamu sudah b

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 178

    Arsen marah-marah. Ia berusaha menelepon sekretarisnya untuk menjemput. Tapi, Edward tidak menjawab panggilannya sama sekali. Arsen menghela nafas kasar. “Aku akan mencacinya besok!” dengan menggebu-gebu. Yerin bersandar pada kursi. Ia memejamkan mata—matanya masih mengantuk. Bahkan suara suaminya saja tidak terlalu ia dengar. Arsen berkacak pinggang, katanya ada perbaikan jalan di sekitar Bandara dan membuat taksi yang seharusnya bisa mereka naiki tidak bisa ke sini. Tapi ada jalan lain yang bisa dilewati oleh mobil pribadi. Untuk itu, Arsen segera memanggil adiknya. Untungnya, adiknya langsung mengangkat panggilannya dan mengiyakan permintaannya. Arsen berjongkok. “Tunggu. Kita akan segera pulang.” mengusap pipi Yerin. “Santai saja. Aku tidak sakit, aku hanya mengantuk.” Yerin menguap. Kemudian membuka mata. “Biasanya Edward selalu bisa dihubungi. Tapi kok mendadak tidak bisa.” “Jangan-jangan terjadi sesuatu pada Edward?” “Apakah iya…” Arsen mengeluarka

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 177

    Berjalan di saat sekolah sudah sepi. Langit sudah gelap. Satpam sekolah juga berusaha mengusir anak-anak yang masih berkeliaran tidak jelas di sekolah. Lorong yang tadinya penuh hilir mudik siswa, kini sudah tidak ada. Eve memeluk bukunya berjalan di temani Bastian di sampingnya. “Bu Yerin kapan pulangnya ya… Aku ingin curhat.” Eve mengerucutkan bibirnya. “Kamu masih bingung?” tanya Bastian. Eve mengangguk. “Masalah ini hanya bisa aku selesaikan bersama Bu Yerin.” “Mereka bilang, mereka tidak akan lama. Tapi akan sering ke sana.” Bastian mengeluarkan ponselnya. Bastian memeriksa pesan yang tadi pagi ia terima dari kakaknya. “Mereka sudah pulang. Kemungkinan mereka akan sampai rumah saat malam….” Eve menatap Bastian. “Benarkah?” “Hm.” Mengangguk kecil. Eve tersenyum lebar. “Saat bu Yerin masuk, aku akan menjadi orang pertama yang curhat.” Sampai saat ini, Bastian masih ragu memberitahu Eve tentang rencananya yang akan ke luar negeri. “Tapi meskipun aku sedan

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 176

    Arsen dengan cepat menepis tangan Woojin. “Wife?” ulang Woojin begitu kaget. “Yeah!” Arsen menggandeng tangan Yerin. Woojin semakin terkejut. “Yaa! Kau keterlaluan. Kau tidak mengundangku!” Arsen menunduk—berbisik di samping telinga Yerin. “Siapa pria jelek ini? Dia berani sekali menyentuhmu?” Meski tidak berbisik, Woojin juga tidak akan tahu apa yang mereka bicarakan. Yerin berbisik juga. “Dia temanku SMP dan SMA. Dia memang berbelihan, suka sekali berbicara tidak penting. Mangkanya dia jadi pengacara.” “Sudah tidak usah dihiraukan. Ayo kita pergi.” Akhirnya karena kesal melihat mereka berdua berbicara berbisik dengan bahasa yang tidak ia mengerti, Woojin setengah berteriak menggunakan bahasa inggris. Memaki mereka berdua. Meski berlebihan, Woojin itu pintar. Woojin juga sempat iri pada Yerin yang mengusai 3 bahasa dengan mudah. Bahasa korea, bahasa indonesia dan bahasa inggris. Berbeda dengannya yang hanya mengusai bahasa korea. Dirinya harus bersusah payah be

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 175

    “Yerin—aa.” Panggilan yang sudah lama ia tidak dengar. Yerinaaa.. Di mana hanya di korea yang bisa memanggilnya sepert itu. Seorang pria tersenyum menatap Yerin. nampaknya girang. “Benar. kau yerin.” Pria itu semakin tersenyum lebar. Pertemuan yang Yerin tidak duga ini membuatnya tidak senang. Meski sebenarnya ia dan Cha Woojin tidak ada masalah apa-apa. Tapi, bertemu dengan orang dari masa lalunya membuat Yerin sedikit aneh. “Ah…. Sudah lama tidak bertemu denganmu, Woojin.” Yerin mendongak—kemudian berdiri. Mengulurkan tangannya. Namun Woojin sempat tertegun dengan Yerin. Tapi setelah itu menjabat tangan Yerin. “Sudah lama sekali. Kau benar-benar seperti orang Amerika.” Yerin tersenyum canggung. “Aku orang Indonesia.” “Ah benar! orang tuamu dari Indonesia.” Woojin mengangguk. “Selama ini kau menghilang kau pergi ke sana? kau pergi setelah adikmu bunuh diri? kau bahkan memblokir semua kontak temanmu.” Yerin mengepalkan tangan. Senyum Woojin tidak tulus.

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 174

    Dikit scene Edward dan Bu Jema. “Apa kamu sibuk? Aku mengganggu? Aku membawa makanan.” Jema datang ke kantor Edward bekerja. Wanita itu juga membawa makanan untuk Edward. Edward baru saja keluar kantor. Ia sangat senang melihat Jema ada di depan matanya. “Sedikit. Tapi tidak sesibuk itu.” Edward tersenyum dengan lebar. “Apa yang kamu bawa?” tanyanya. “Aku bawa sushi.” Jema mengangkat paper bag yang dibawanya. Beberapa pegawai wanita keluar. Mereka nampak menatap Edward dan Jema. Dari mereka terang-terangan menatap Jema remeh. Jema menatap dirinya sendiri. Tidak ada yang salah kok. Mungkin aneh karena dirinya masih menggunakan seragam dan juga… Apa dirinya tidak pantas di sini? Edward segera menarik lengan Jema. Mereka sampai ke parkiran. “Aku tidak akan datang lagi ke kantor kamu.” Jema menunduk. menaikkan kacamatanya. “Mungkin…” lirihnya. “Kita bisa bertemu di tempat lain.” Edward menunduk—menatap Jema yang murung. “Kenapa? Aku senang kamu ke sini.”

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status